Terlepas dari sesuai tidaknya definisi-definisi diatas, perspektif yang lebih luas
ditawarkan oleh American Accounting Association (AAA) mendefinisikan akuntansi
sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengukuran dan pengomunikasian informasi
ekonomi yang memungkinkan pertimbangan dan pengambilan keputusan yang
didasarkan pada informasi terkini oleh pemakai informasi.
Pemakai internal dari informasi akuntansi adalah organisasi yang memiliki
garis dan staf personil yang memandang laporan akuntansi sebagai landasan yang
melibatkan pendanaan, penginvestasian, dan pengambilan keputusan operasional.
Pemakai eksternal meliputi sejumlah kelompok pemegang saham, kreditor, serikat
buruh, analis keuangan, dan pemerintah. Dengan demikan laporan keuangan sebagai
hasil dari sitem informasi keuangan memiliki tujuan yang beberapa diantaranya
adalah :
1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan
bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan
keputusan dan pemberian kredit.
2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan
menunjukan sumber-sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal
dari kekayaan tersebut.
1
3. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan yang dapat
menunjukan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukan kemampuan
perusahaan dalam melunasi utang-utangnya.
5. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukan sumber-sumber
pendanaan perusahaan.
6. Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam
memperkirakan arus kas masuk kedalam perusahaan.
2
5. Keterlibatan manajemen puncak akan memberikan kegunaan dan pembuatan
keputusan yang lebih baik dalam pengembangan sistem.
3
1. Perencanaan dan analisis sistem yang meliputi formulasi dan evaluasi solusi-
solusi masalah sistem dan penekanannya pada tujuan keseluruhan sistem.
2. Perencanaan sistem, yaitu proses menspesifikasikan rincian solusi yang dipilih
oleh proses analisis sistem.
3. Implementasi sistem, yaitu proses menempatkan rancangan prosedur-prosedur dan
metode baru atau revisi ke dalam operasi.
Sebagai sistem informasi, akuntansi juga sering disebut "bahasa bisnis" yang
dapat menyediakan atau memberikan informasi penting mengenai kegiatan ekonomi.
Dikatakan seperti itu sebab akuntansi dapat berperan sebagai media komunikasi yang
mengkomunikasikan berbagai fenomena, gejala, dan peristiwa ekonomi yang terjadi
di suatu organisasi bisnis.
4
mengubah perilaku manusia. Para psikolog memperhatikan studi dan upaya
memahami perilaku individual. Mereka yang telah menyumbangkan dan terus
menambah pengetahuan tentang perilaku organisasional teoritikus pembelajaran,
teoritikus keperibadian, psikologi konseling dan psikologi industri dan organisasi.
Psikologi sosial, adalah suatu bidang dalam psikologi, tetapi memadukan
konsep-konsep baik dari psikologi maupun sosiologi yang memusatkan perhatian
pada perilaku kelompok sosial. Penekanan keduanya adalah pada interaksi antara
orang-orang dan bukan pada rangsangan fisik. Perilaku diterangkan dalam
hubungannya dengan ilmu sosial, pengaruh sosial dan ilmu dinamika kelompok.
Disamping itu para psikologi sosial memberikan sumbangan yang berarti
dalam bidang-bidang pengukuran, pemahaman, dan perubahan sikap, pola
komunikasi, cara-cara dalam kegiatan dapat memuaskan kebutuhan individu dan
proses pengambilan keputusan kelompok.
5
Ilmu akuntansi merupakan ilmu yang selalu berkembang. Pada
perkembangannya, akuntansi berperan dalam menghasilkan informasi keuangan
maupun non-keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses
pengambilan keputusan bisnis. Pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga
melibatkan aspek aspek keperilakuan. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat
dilepas dari aspek keperilakuan manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi
yang dapat dihasilkan oleh akuntansi.
Oleh karena itu dapat disimpulkan akuntansi keperilakuan adalah subdisiplin
ilmu akuntansi yang melibatkan aspek-aspek keperilakuan manusia terkait dengan
proses pengambilan keputusan ekonomi.
Penjelasan diatas menunjukkan adanya aspek keperilakuan pada akuntansi,
baik dari pihak pelaksana/penyusun informasi maupun pihak pemakai informasi
akuntansi. Pihak pelaksana/penyusun informasi akuntansi memainkan peran penting
dalam menopang kegiatan organisasi karena dapat memberikan manfaat bagi
kemajuan organisasi dalam bentuk peningkatan kinerja melalui peningkatan motivasi
kerja yang diwujudkan dengan penetapan ukuran kerja.
Di sisi lain, pihak pemakai laporan keuangan oleh pihak internal dimaksudkan
untuk melakukan serangkaian evaluasi kinerja. Sedangkan pihak eksternal,
menggunakan laporan keuangan dengan cara yang sama seperti pihak internal, tetapi
mereka lebih fokus pada jumlah investasi yang mereka tanamkan dalam organisasi
tersebut. Pencatatan akuntansi dapat dijalankan hanya secara minimal atau bahkan
tidak sama sekali ketika pihak eksternal tidak memeroleh manfaat yang berarti dari
akuntansi. Disinilah letak perilaku pihak eksternal yang dapat memaksa para akuntan
untuk memperhatikan dan memperbaiki akuntansi agar dapat digunakan secara
maksimal oleh pihak eksternal.
6
informasi dimanfaatkan untuk membantu dalam proses perencanaan,
pengkoordinasian dan penegendalian yang kompleks, serta aktivitas yang saling
berhubungan untuk memotivasi semua tingkatan di dalam perusahaan, peningkatan
ekonomi yang berkelanjutan dari suatu organisasi digunakan sebagai dasar untuk
memilih informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan.
Pada awal perkembangannya, riset akuntansi keperilakuan menekankan pada
aspek akuntansi manajemen, khususnya budgeting. Namun, cakupannya terus
berkembang dan bergeser kearah akuntansi keuangan , sistem informasi akuntansi,
dan audit. Riset akuntansi keperilakuan telah berkembang sedemikian rupa sehingga
tinjauan literatur telah menjadi terspesialisasi dengan lebih memfokuskan diri pada
atribut keperilakuan yang spesifik seperti proses kognitif atau riset keperilakuan pada
satu topik khusus seperti audit sebagai tinjauan analitis (analytical review).
Perkembangan yang pesat dalam akuntansi keperilakuan lebih disebabkan
akuntansi secara simultan dihadapkan dengan ilmu-ilmu sosial yang lain secara
menyeluruh. Pada gilirannya akuntansi keperilakuan diyakini dapat menjadi suatu
terobosan yang baik dalam pengukuran bisnis dan informasi yang memungkinkan
para direktur (Chief Executive Officer-CEO), direktur keuangan (Chief Financisl
Officer-CFO) dan penyusun rencana strategis lainnya untuk mengoptimalkan
keputusan yang diambil. Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang
disusun berdasarkan teknik berikut :
1) Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan
kinerja perusahaan
2) Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta prndapat yang relevan terhadap
perencanaan strategis
3) Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan
implementasi kebijakan perusahaan.
7
perilaku akuntan atau perilaku dari non akuntan telah banyak dipengaruhi oleh fungsi
akuntan dan laporan keuangan (Hofstede dan Kinerd, 1970).
Riset akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang berhubungan dengan:
1) Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.
2) Pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran,
karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku baik karyawan,
manajer, investor, maupun Wajib Pajak.
3) Pengaruh dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan pengunaan
pertimbangan dalam pembuatan keputusan
Pada bulan Juni 1951, Controllership Foundation of America mensponsori
suatu riset untuk menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia. Sejumlah
penjelasan dan kesimpulan dari hasil riset mengenai perangkap keperilakuan pada
anggaran dan pembuatan anggaran dalam banyak pemikiran masih bersifat sementara,
dan oleh karena itu masih perlu disempurnakan.
Paradigma riset perilaku yang dilakukan oleh Steadry (1960) dalam
disertasinya telah menggali pengaruh anggaran motivasional dengan menggunakan
suatu eksperimen analog. Selanjutnya disusul oleh karya Benston (1963) serta Churcil
dan Cooper (1965) yang memfokuskan pada akuntansi manajerial dan pengaruh
fungsi akuntansi pada perilaku. Riset-riset ini berlanjut pada tahun 1970-an dengan
satu rangkaian studi oleh Mock (1969-1973), Barefield (1972), Magee dan Dickhout
(1978), Benbasat dan Dexter (1979). Fokus dari studi-studi tersebut adalah pada
akuntansi manajerial, namun penekanannya mengalami pergeseran dari pengaruh
fungsi akuntansi ke perilaku terhadap pemrosesan informasi oleh pembuat keputusan.
Studi yang mempengaruhi bidang ini dilakukan oleh Ashton (1974) dan Libby (1975),
yang membantu membentuk suatu standar dalam desain eksperimental dan validitas
internal untuk pertimbangan riset yang diikuti.
Mulai dari tahun 1960 sampai 1980-an, jumlah artikel mengenai akuntansi
keperilakuan semakin meningkat. Artikel pertama menggambarkan mengenai
akuntansi keperilakuan, sementara artikel selanjutnya membahas mengenai teori dan
konsep ilmu pengetahuan keperilakuan dalam kaitannya dengan akuntansi serta
implikasinya bagi prinsip-prinsip akuntansi dan praktisnya. Pertumbuhan studi
akuntansi keperilakuan mulai muncul dan berkembang, terutama diprakarsai oleh
akademisi profesi akuntan. Penggabungan aspek-aspek perilaku pada akuntansi
menunjukkan adanya pertumbuhan minat akan bidang riset ini.
8
3. Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan
Hidayati (2002) menjelaskan bahwa sebagai bagian dari ilmu keperilakuan
(behavior science), teori-teori akuntansi keperilakuan dikembangkan dari riset empiris
atas perilaku manusia dalam organisasi. Dengan demikian, peranan riset dalam
pengembangan ilmu itu sendiri tidak diragukan lagi.
9
b) Teknologi dan saling ketergantungan (technology and interdependence)
seperti proses produksi, produk masal, dan lainnya.
c) Industri, perusahaan, dan unit variabel seperti kendala masuk ke dalam
industri, rasio konsentrasi, dan ukuran perusahaan.
d) Strategi kompetitif (competitive strategy) seperti penggunaan biaya rendah
atau keunikan.
e) Faktor-faktor yang dapat diamati (observability factor) seperti desentralisasi,
sentralisasi, budaya organisasi dan lainnya
Daftar Rujukan
Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan. Edisi 2. Salemba Empat: Jakarta.
10