Anda di halaman 1dari 103

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN

PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA

Oleh :
YAYAN MUHAMAD AHYANI
A 14104631

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
RINGKASAN

YAYAN MUHAMAD AHYANI. Strategi Pemasaran Ekspor Buah-buahan Pada


PT. Agroindo Usaha Jaya. Dibawah bimbingan DWI RACHMINA.

Buah-buahan merupakan komoditi ekspor non migas Indonesia.


Permintaan pasar buah-buahan internasional dari tahun ke tahun yang terus
meningkat menunjukkan bahwa komoditas buah-buahan dari Indonesia sudah
mendapat tempat di pasar internasional. Pusdatin dan BPS Tahun 2008
melaporkan bahwa volume ekspor buah-buahan yang mengalami peningkatan
sejak tahun 2003 sampai tahun 2006 dengan laju pertumbuhan 15,30 persen per
tahun, laju pertumbuhan luas panen sebesar 16,92 persen per tahun, dan laju
pertumbuhan produksi sebesar 3,64 persen per tahun.
Di Indonesia terdapat beberapa perusahaan pengekspor buah-buahan.
Salah satu perusahaan eksportir buah-buahan adalah PT. Agroindo Usaha Jaya,
perusahaan ini mempunyai kapasitas ekspor 250-300 ton per tahun dengan Negara
tujuan ekspor wilayah Timur Tengah dan Eropa. Dalam upaya memenuhi
permintaan dan perluasan pasar luar negeri akan buah-buahan, PT. Agroindo
Usaha Jaya bersaing dengan perusahaan-perusahaan eksportir buah-buahan
lainnya. Dengan demikian PT. Agroindo Usaha Jaya harus mempunyai strategi
pemasaran yang tepat untuk bisa bersaing dan meningkatkan pangsa pasar.
Adanya penurunan volume ekspor yang terjadi pada beberapa buah-
buahan di PT. Agroindo Usaha Jaya dari tahun 2005-2007 disebabkan beberapa
kendala yang di hadapi PT. Agroindo Usaha Jaya, diantaranya dari daya saing
buah Indonesia di pasar internasional. Kendala lain yang dihadapi perusahaan
adalah adanya persaingan dengan perusahaan domestik maupun internasional.
Selain kendala-kendala eksternal yang dihadapi perusahaan, PT Agroindo Usaha
Jaya juga menghadapi kendala internal, yaitu terutama pada sisi kelemahan
perusahaan diantaranya tidak memiliki kebun sendiri, kondisi gudang kurang
memadai, kurangnya promosi, dan kapasitas pengadaan buah yang kurang
memadai. Berdasarkan data nilai dan volume ekspor PT Agroindo Usaha Jaya,
menunjukan adanya penurunan dari tahun 2005 sampai 2007. Dengan demikian,
perusahaan harus mempunyai strategi yang tepat sesuai dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki agar perusahaan dapat bertahan dalam persaingan.
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi faktor lingkungan
eksternal yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan, (2) Mengidentifikasi
faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan, dan
(3) Merumuskan strategi yang dapat dijalankan perusahaan sesuai dengan kondisi
lingkungan perusahaan. Penelitian ini dilakukan di PT Agroindo Usaha Jaya Jl. H.
Buang No.24 RT.07/07, Ulujami, Pangsanggrahan, Jakarta Selatan. Pemilihan
lokasi dilakukan secara sengaja (purposive). Masalah yang dianalisis mencakup
kondisi internal dan eksternal yang dihadapi oleh PT Agroindo Usaha Jaya.
Pengambilan data dilakukan pada bulan November 2008 sampai bulan Desember
2008. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh langsung dari pihak manajemen melalui
wawancara, pengamatan langsung di lapangan (observasi), dan pengisian
kuisioner dengan pihak yang dianggap paling berkompeten di PT Agroindo Usaha
Jaya yaitu Direktur, Manajer Accounting dan Manajer Ekspor. Analisis dilakukan
dengan menggunakan IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM.
Hasil penelitian menunjukkan faktor internal yang menjadi kekuatan PT
Agroindo Usaha Jaya adalah kualitas produk yang bermutu, ketepatan waktu
dalam pendistribusian, buah yang ditawarkan beragam, modal sendiri,
pengalaman di bidang ekspor cukup lama, harga yang kompetitif, dan kemitraan
dengan pemasok baik. Sedangkan yang menjadi kelemahan adalah tidak memiliki
kebun sendiri, buah dalam bentuk segar tidak tahan lama, kondisi gudang kurang
memadai, kurangnya promosi, dan kapasitas pengadaan buah kurang optimal.
Berdasarkan faktor eksternal yang menjadi peluang adalah pasar global,
peningkatan jumlah penduduk dunia, meningkatnya kesadaran masyarakat dunia
akan gizi dan kesehatan, peningkatan jumlah produksi, dan memiliki negara
tujuan ekspor yang jelas. Sedangkan ancaman dari faktor eksternal adalah adanya
persaingan dalam usaha, kenaikan harga BBM, inflasi, keadaan politik dan
keamanan yang kurang stabil, dan adanya kebijakan tarif ekspor.
Analisis matriks SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi yaitu
mempertahan kualitas produk dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada,
memperluas jaringan pemasok, memperluas pasar, meningkatkan kerjasama dan
menjaga hubungan baik dengan pemasok, mempererat hubungan baik dengan
pelanggan, memperluas gudang dan melengkapi fasilitas gudang dengan cold
storage, dan meningkatkan kegiatan promosi. Berdasarkan matriks QSPM
diperoleh prioritas strategi secara berturut-turut dari nilai terbesar sampai terkecil
yaitu : (a) Mempertahankan kualitas produk dan mempertahankan pelanggan yang
sudah ada, (b) Memperluas pangsa pasar, (c) Memperluas jaringan pemasok
dengan mencari sentra-sentra produksi yang baru, (d) Meningkatkan kegiatan
promosi dan (e) Meningkatkan kerjasama dan menjaga hubungan baik dengan
pemasok, (f) Mempererat hubungan baik dengan pelanggan, (g) Memperluas
gudang dan melengkapi dengan cold storage.
STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN
PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA

Oleh :
Yayan Muhamad Ahyani
A14104631

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
Judul : STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN
PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA
Nama : Yayan Muhamad Ahyani
Nrp : A 14104631

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Ir. Dwi Rachmina, MS


NIP. 19631227199003 2 001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr


NIP. 19571222198203 1 002

Tanggal Lulus Ujian:


PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL


STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHA PADA PT
AGROINDO USAHA JAYA BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI
KARYA TULIS ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA
MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK
TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK
MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU
DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG
DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Oktober 2009

YAYAN MUHAMAD AHYANI


NRP A14104631
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis adalah anak kesembilan dari sembilan bersaudara yang lahir dari

keluarga H. Achmad Amir (Alm.) dan Hj. Aminah. Penulis dilahirkan di

Tangerang pada tanggal 14 Januari 1981. Masa pendidikan penulis dimulai dari

jenjang Sekolah Dasar di SD Negeri IV Cimone Tangerang. Penulis memasuki

jenjang Sekolah Menengah Pertama di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren

Al-Mizan Rangkas Bitung Lebak. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke

jenjang Sekolah Menengah Atas di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Islam

Al-Mukmin Ngruki Solo.

Penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi di Program

Diploma III Teknologi Industri Kayu, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian

Bogor dan lulus pada tahun 2004. Kemudian pada tahun 2004 penulis

melanjutkan pendidikan ke jenjang Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis,

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Penelitian ini berjudul Strategi Pemasaran Ekspor Buah-buahan pada

PT. Agroindo Usaha Jaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-

faktor lingkungan internal dan eksternal PT Agroindo Usaha Jaya serta

merumuskan strategi yang dijalankan perusahaan sesuai dengan kondisi

lingkungan perusahaan.

Penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi

penulis khususnya dan umumnya bagi para pembaca.

Bogor, Oktober 2009

Yayan Muhamad Ahyani


NRP 14104631
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat,

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan

skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang

telah memberikan masukan dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini, antara lain:

1. Ir. Dwi Rachmina, MS selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah

memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi.

2. Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS selaku dosen evaluator kolokium yang telah

memberikan saran dan koreksi dalam skripsi ini.

3. Ibuku tercinta atas doa, dukungan, motivasi dan kasih sayangnya yang

telah diberikan kepada penulis.

4. Bapak Suroto Eliyanto Pringgowirejo dan seluruh keluarganya atas

dukungan dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis.

5. Kakak-kakakku tercinta dan seluruh keluarga terima kasih atas doa,

dukungan dan motivasinya.

6. Manajemen PT Agroindo Usaha Jaya atas informasi yang sangat berguna

dalam penelitian ini.

7. Faisal Onasis Siregar yang telah berkenan menjadi Pembahas Seminar.

8. Veteran-veteran, Stevanus, Afif Wijaya, Yoso, Abah, Dori, Bejo, Aswan,

Tatep, Boy dan Zulfa yang telah memberikan semangat maupun bantuan

yang tidak pernah terlupakan.


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................. xi


DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xviii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah .................................................................. 6
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... 9
1.4. Kegunaan Penelitian ................................................................. 9
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Komoditi Buah-buahan ........................................ 10
2.2. Hasil Penelitian Terdahulu ....................................................... 11
2.3. Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian Terdahulu ............... 13
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................... 14
3.1.1. Teori dan Strategi Pemasaran ........................................ 14
3.1.2. Lingkungan Perusahaan ................................................ 16
3.1.2.1 Analisis Lingkungan Internal ............................. 17
3.1.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal .......................... 19
3.1.3. Konsep Perumusan Strategi ........................................... 22
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ............................................... 26
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 29
4.2. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 29
4.3. Pengolahan dan Analisis Data ................................................... 30
4.3.1. Tahap Pengolahan Data ................................................. 30
4.3.2. Tahap Analisis Matrik IFE dan EFE .............................. 33
4.3.3. Analisis Matriks IE ...................................................... 34
4.3.4. Tahap Analisis SWOT ................................................... 35
4.3.5 Tahap Pengambilan Keputusan ...................................... 36
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. Sejarah Singkat Perusahaan ....................................................... 38
5.2. Struktur dan Fungsi Organisasi .................................................. 40
5.3. Tenaga Kerja ............................................................................. 43
5.4. Kegiatan Perusahaan ................................................................. 44
5.4.1. Pengadaan Buah ............................................................ 44
5.4.2. Penjualan Buah ............................................................. 45
5.5. Prosedur Pelaksanaan Ekspor .................................................... 47
VI. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL
6.1. Analisis Lingkungan Perusahaan .............................................. 48
6.1.1. Analisis Lingkungan Internal ........................................ 48
6.1.2. Analisis Lingkungan Eksternal ....................................... 59
6.2. Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal .......................... 67
6.2.1. Identifikasi Lingkungan Internal Perusahaan ................... 67
6.2.2. Identifikasi Lingkungan Eksternal Perusahaa .................. 69
VII. PERUMUSAN ALTERNATIF STRATEGI
7.1. Analisis Matrik IFE .................................................................. 72
7.2. Analisis Matrik EFE ................................................................. 73
7.3 Matriks IE ................................................................................. 74
7.4. Matrik SWOT ........................................................................... 76
7.5 Tahap Keputusan ...................................................................... 79
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan .............................................................................. 83
8.2. Saran ........................................................................................ 84

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 85


LAMPIRAN ............................................................................................... 87
DAFTAR TABEL

Nomor halaman

1. Perkembangan luas panen komoditas hortikultura tahun 2005-2006 ..... 1

2. Produksi tanaman buah-buahan di Indonesia tahun 2003-2007............. 2

3. Volume ekspor komoditi buah-buahan di Indonesia tahun


2003-2006 ........................................................................................... 4

4. Negara Pengekspor buah-buahan tahun 2005-2006 .............................. 5

5. Volume dan nilai ekspor buah PT. Agroindo Usaha Jaya


tahun 2005 - 2007 .............................................................................. 7

6. Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal Perusahaan ............................ 30

7. Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal Perusahaan.......................... 30

8. Matriks Evaluasi Faktor Internal .......................................................... 33

9. Matriks Evaluasi Faktor Internal .......................................................... 34

10. Matrik QSPM ..................................................................................... 37

11. Pendidikan, Usia, dan Jenis Kelamin Tenaga Kerja PT Agroindo


Usaha Jaya ........................................................................................... 52

12. Daerah Asal Buah-buahan PT. Agroindo Usaha Jaya ........................... 54

13. Daftar Harga Jual Beberapa Jenis Buah PT Agroindo Usaha Jaya
Periode Juli-Agustus 2007 ................................................................... 55

14. Potensi lahan untuk pengembangan hortikultura .................................. 60

15. Identifikasi lingkungan internal PT Agroindo Usaha Jaya .................... 69

16. Identifikasi lingkungan eksternal PT Agroindo Usaha Jaya .................. 71

17. Hasil analisis Matriks IFE PT Agroindo Usaha Jaya ............................ 72

18. Hasil analisis Matriks EFE PT Agroindo Usaha Jaya .......................... 74


DAFTAR GAMBAR

Nomor halaman

1. Kerangka pemikiran konseptual ..................................................... 28

2. Matriks InternalEksternal ............................................................. 35

3. Matrik Analisis SWOT .................................................................. 35

4. Struktur Organisasi PT. Agroindo Usaha Jaya ............................... 42

5. Alur Operasional PT. Agroindo Usaha Jaya ................................... 50

6. Skema prosedur ekspor buah-buahan di PT. Agroindo Usaha Jaya . 56

7. Matriks IE PT Agroindo Usaha Jaya............................................... 75

8. Matriks SWOT PT. Agroindo Usaha Jaya ..................................... 76


DAFTAR LAMPIRAN

Nomor halaman

1. Hasil Analisis IFE ............................................................................. 87

2. Hasil Analisis EFE ............................................................................ 89

3. Hasil Matriks QSPM ........................................................................ 91


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang mempunyai potensi

cukup besar dalam pengembangan ekspor komoditas pertanian, terutama

subsektor hortikultura. Kontribusi hortikultura pada pembentukan PDB

memperlihatkan kecenderungan yang meningkat dan kontribusi PDB terbesar

masih dari buah-buahan dan sayuran. PDB hortikultura menempati urutan kedua

kepada PDB sektor pertanian, setelah sub sektor tanaman pangan. Pada tahun

2005, kontribusi PDB hortikultura sebesar 21,17 persen terhadap PDB pertanian

diatas peternakan dan perkebunan. Sementara pada tahun 2006 subsektor tanaman

pangan memberikan kontribusi sebesar 40,75 persen. Peningkatan ini terjadi

disebabkan adanya peningkatan produksi di berbagai sentra produksi serta

peningkatan luas areal panen, disamping itu nilai ekonomi produk hortikultura

yang cukup tinggi dibandingkan komoditas lainnya1. Perkembangan luas panen

komoditas hortikultura disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen Komoditas Hortikultura Tahun 2005-2006


Laju
Luas Panen (ha) (%/tahun)
Kelompok Komoditi
2003 2004 2005 2006 10,12%
Buah-Buahan 487.486 684.828 573.277 725.628 6,16%
Sayuran 812.715 991.357 895.821 1.007.839 18,60%
Biofarmaka 12.626 14.368 18.911 23.533 -31,23%
Tanaman Hias 2.527 2.584 2.430 1.282 10,12%
Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura, Deptan (2007), diolah

1
Direktorat Jenderal Holtikultura Departemen Pertanian. 2007. Keberhasilan dan Kinerja Agribisnis
Hortikultura Tahun 2006
Perkembangan luas panen komoditas buah-buahan di Indonesia berdampak

terhadap peningkatan produksi buah nasional. Data Badan Pusat Statistika (2008)

mencatat bahwa produksi buah-buahan Indonesia cenderung mengalami

peningkatan sejak tahun 2003 sampai tahun 2007. Komoditas buah unggulan

Indonesia yang dapat bersaing di pasar internasional diantaranya adalah pisang,

mangga, manggis, jeruk, salak, pepaya, nenas, rambutan, durian, semangka,

nangka dan duku2 (Tabel 2).

Tabel 2. Produksi Tanaman Buah-buahan di Indonesia Tahun 2003-2007

Produksi (Ton) Laju


No. Komoditas
2003 2004 2005 2006 2007 (%/tahun)

1 Alpukat 255.957 221.774 227.577 239.463 201.635 -5,33%


2 Belimbing 67.261 78.117 65.966 70.298 59.984 -1,88%
3 Duku 232.814 146.067 163.389 157.655 178.026 -4,00%
4 Durian 741.831 675.902 566.205 747.848 594.842 -3,37%
5 Jambu Biji 239.1 210.320 178.509 196.180 179.474 -6,45%
6 Jambu Air 115.210 117.576 110.704 128.648 94.015 -3,63%
7 Jeruk siam 1.441.680 1.994.760 2.150.219 2.479.852 2.551.635 16,10%
8 Jeruk Besar 88.144 76.324 63.801 85.691 74.249 -2,22%
9 Mangga 1.526.474 1.437.665 1.412.884 1.621.997 1.818.619 4,85%
10 Manggis 79.073 62.117 64.711 72.634 112.722 12,54%
11 Nangka/Cempedak 694.654 710.795 712.693 683.904 601.929 -3,36%
12 Nenas 677.089 709.918 925.082 1.427.781 2.237.858 36,56%
13 Pepaya 626.745 732.611 548.657 643.451 621.524 1,41%
14 Pisang 4.177.155 4.874.439 5.177.608 5.037.472 5.454.226 7,12%
15 Rambutan 815.438 709.857 675.578 801.077 705.823 -2,77%
16 Salak 928.613 800.975 937.931 861.950 805.879 -2,81%
17 Sawo 83.877 88.031 83.787 107.169 101.263 5,63%
18 Markisa 71.898 59.435 82.892 119.683 106.788 13,94%
19 Sirsak 68.426 82.338 75.767 84.373 55.798 -2,54%
20 Sukun 62.432 66.994 73.637 88.339 92.014 10,34%
21 Melon 70.560 47.664 58.440 55.370 59.814 -1,77%
22 Semangka 455.464 410.195 366.702 392.587 350.780 -6,03%
23 Blewah 31.532 34.582 63.860 67.708 57.725 21,40%
Buah-buahan 3.551.435 14.348.456 14.786.599 16.171.130 17.116.622 3,64%
Sumber : BPS (2008), diolah

2
Http//:www.google.co.id. Memanen Devisa dari Buah. Tanggal 17 April 2007
Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian (2007) mencatat

bahwa peningkatan produksi terjadi disebabkan oleh adanya penerapan teknologi

yang baik, semakin intensifnya bimbingan dan fasilitas yang diberikan kepada

petani dan pelaku usaha, semakin baiknya sistem manajemen yang diterapkan

pelaku usaha, serta adanya penguatan kelembagaan agribisnis petani dan adanya

pertambahan luas areal tanam.

Komoditas hortikultura terutama buah-buahan merupakan salah satu

komoditas yang memiliki pasar yang cukup luas. Selain untuk memenuhi

kebutuhan dalam negeri, buah-buahan merupakan komoditas ekspor non migas

Indonesia. Permintaan pasar buah-buahan internasional dari tahun ke tahun yang

terus meningkat menunjukkan bahwa komoditas buah-buahan dari Indonesia

sudah mendapat tempat di pasar internasional dan dapat dijadikan sebagai peluang

serta tantangan untuk memacu perkembangannya, khususnya yang berorientasi

ekspor3 .

Pusdatin dan BPS (2008) melaporkan bahwa volume ekspor buah-buahan

yang mengalami peningkatan sejak tahun 2003 sampai tahun 2006 terjadi pada

komoditas pisang, nenas, alpukat, jambu biji, mangga, manggis, dan jeruk.

Namun, pada beberapa komoditas lain seperti pepaya, rambutan, duku, durian,

semangka dan melon telah terjadi penurunan volume ekspor (Tabel 3). Kenyataan

ini diakibatkan oleh tingkat persaingan ekspor buah-buahan di pasar internasional

yang semakin kompetitif. Di kawasan ASEAN saja ekspor buah-buahan Indonesia

masih tertinggal jauh di bawah Thailand. Pada tahun 2006, misalnya total ekspor

buah-buahan dan sayuran Thailand ke seluruh dunia mencapai nilai 1,5 milliar

3
Prospek dan tantangan ekspor buah dan sayuran di tiga Negara ASEAN: posisi Indonesia, Economic
Newsletter, CSIS, Juli, 2007
dollar sedangkan Indonesia hanya mencapai 249,16 juta dollar, namun masih di

atas Malaysia yang mencapai 52,38 juta dollar 4.

Tabel 3. Volume Ekspor Komoditi Buah-buahan di Indonesia Tahun 2003-2006

Volume Ekspr (Kg)


No. Komoditas
2003 2004 2005 2006
1. Pisang 244,652 1,197,495 3,647,027 4,443,188
2. Nenas 148,053,124 134,953,912 198,618,964 219,653,476
3. Alpukat 169,049 5,416 5,121 4,104
4. Jambu Biji 76,488 106,274 15,277 139,842
5. Mangga 584,5 1,879,664 964,294 1,181,881
6. Manggis 9,304,511 3,045,379 8,472,770 5,697,879
7. Jeruk 1,403,781 2,046,221 1,248,559 1,140,737
8. Pepaya 187,972 524,686 60,485 140,083
9. Rambutan 603,612 134,772 n n
10. Langsat/Duku 21,044 1,643 n n
11. Durian 13,707 n 2,911 2,635
12. Semangka 16,679 n n 4,392
13. Melon 263,832 n 321,445 140,931
Buah-buahan
14. 28,311,484 27,927,156 58,939,819 29,809,346
Lainnya
Sumber : Pusdatin dan BPS 2008 (diolah)
Ket : n = data tidak tersedia

Penyebab kalah saingnya buah Indonesia dengan produksi negara lain di

pasar internasional disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya jumlahnya yang

masih kurang, kualitas yang rendah dan lemahnya aspek kelembagaan

perdagangan nasional5. Pesaing terbesar di pasar internasional masih di kuasai

oleh buah-buhan dari China. Pada tahun 2005 ekspor buah China mencapai 99,0

juta dollar dan pada tahun 2006 meningkat menjadi 161,4 juta dollar yang berarti

telah terjadi peningkatan sebesar 63 persen (Tabel 4).

4
Prospek dan tantangan ekspor buah dan sayuran di tiga Negara ASEAN: posisi Indonesia, Economic
Newsletter, CSIS, Juli, 2007
5
www.ristek.go.id. Berita Kegiatan Ristek-IPTEK voice:Peran Hortikultura. Tanggal 25 Oktober Pukul
18:00
Tabel 4. Negara Pengekspor Buah-buahan Tahun 2005-2006

Tahun 2005 Tahun 2006


No. Negara Asal Volume Nilai Volume Nilai
(Jt Kg) (Jt US$) (Jt Kg) (Jt US$)
1 China 220,3 99 221,8 161,4
2 Thailand 55,2 33,7 67,4 52,8
3 Amerika Serikat 43,1 40,3 44,8 43,5
4 Australia 16,6 13,1 14,9 18,4
5 Pakistan 9,8 4,4 14,9 8,4
6 Chili 2,5 1,9 5,5 7,7
7 Afrika Selatan 4,9 3,1 7,1 6,6
8 Mesir 5,1 2,2 5,9 3,5
9 Argentina 3,8 2,1 4,2 3,5
10 Singapura 8,3 6,4 4,1 3,1
Lainnya 20,8 11,3 25,8 18,9
Total 390,4 217,5 416,4 327,8
Sumber : Dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB) 2007

Persaingan ekspor buah internasional telah menyebabkan pasar buah

nasional mendapatkan tekanan buah impor. Longgarnya kebijakan impor buah

yang diterapkan pemerintah telah membuat posisi perusahaan buah lokal semakin

terpuruk karena tidak mampu bersaing dengan buah impor6. Buah impor

mempunyai karakteristik mutu yang seragam dan shelf-life lebih lama, yang

menjadikan daya saingnya di pasar lebih besar. Para importir buah mendapatkan

pasokan buah dari luar negeri dengan memanfaatkan beberapa kelemahan atribut

buah tropik misalnya warna kurang menarik, ukuran tidak seragam, dan citarasa

yang tidak konsisten

Besarnya nilai impor buah-buahan Indonesia perlu mendapat perhatian

secara serius dari semua pihak yang terkait. Masyarakat Indonesia yang lebih

6
www.media Indonesia.com. Kebijakan Impor Buah Dinilai Longgar. 24 September 2005.
menyukai buah impor dibandingkan buah lokal disebabkan faktor kualitas.7

Rendahnya mutu, ketidakseragaman jenis buah, dan kesulitan transportasi

menjadikan Indonesia sulit meningkatkan ekspor buah-buahan ke pasar

internasional, sehingga kondisi demikian menuntut perusahaan untuk mampu

beradaptasi agar dapat bertahan dan mampu bersaing di pasar internasional. Oleh

karena itu, perusahaan harus dapat merumuskan proritas strategi yang tepat dalam

menghadapi lingkungan yang selalu berubah.

1.2. Perumusan Masalah

Prospek komoditas buah-buahan di pasar dunia semakin cerah yang ditandai

dengan meningkatnya jumlah penduduk, diikuti dengan peningkatan kesadaran

akan gizi. Perkembangan agroindustri juga mempengaruhi peningkatan peluang

pasar buah-buahan karena akan meningkatkan permintaan terhadap bahan baku.

Selain memberikan peluang, perusahaan dihadapkan pada kenyataan bahwa buah-

buahan telah menjadi komoditas internasional, dimana persaingan produksi buah-

buahan tidak hanya di ASEAN, melainkan masuk ke pasar internasional.

Pasar global telah menyatukan pasar buah dalam arena persaingan bebas.

Hal ini membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan eksportir di luar negeri

maupun dalam negeri untuk masuk ke pasar internasional. PT. Agroindo Usaha

Jaya merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang buah-

buahan. Produk yang dihasilkan adalah buah-buahan yang pemasarannya

berorientasi ekspor.

Sejalan dengan perkembangannya, kegiatan pemasaran perusahaan

cenderung mengalami penurunan volume ekspor pada beberapa komoditas buah-

7
Dodo Sarwanto, Statistik Impor 2002
buahan. Penurunan volume penjualan di PT. Agroindo Usaha Jaya yang cukup

besar terjadi pada tahun 2007, sehingga sangat mempengaruhi penerimaan

perusahaan. Penurunan ini terjadi sebagai akibat adanya persaingan dengan

perusahaan domestik maupun internasional. Perusahaan pesaing PT. Agroindo

Usaha Jaya adalah PT. Alindojaya Pratama dan PT. Kem Farm.

Volume ekspor yang mengalami penurunan cukup signifikan terjadi pada

buah manggis, dimana pada tahun 2005 sebesar 75.312 kilogram menurun

menjadi 61.916 kilogram pada tahun 2006 dan 51.838 kilogram pada tahun 2007.

Begitu pula dengan volume ekspor buah rambutan yang cenderung berfluktuatif,

misalnya pada tahun 2005 sebesar 63.011 kilogram mengalami kenaikan menjadi

68.314 kilogram pada tahun 2006, namun mengalami penurunan lagi pada tahun

2007 menjadi 64.218 kilogram (Tabel 5).

Tabel 5. Volume dan nilai ekspor buah pada PT. Agroindo Usaha Jaya tahun
2005 - 2007
No. Komoditi Volume Ekspor (Kilogram) Laju
Tahun Tahun Tahun Pertumbuhan
2005 2006 2007 (%) per tahun
1 Manggis 75.312 61.916 51.838 -17,03
2 Rambutan 63.011 68.314 64.218 1,21
3 Mangga 54.221 54.912 56.120 1,74
4 Salak 27.112 27.532 28.060 1,73
5 Buah lainnya (Pisang, 27.580 27.332 27.554 -0,04
Duku, Cempedak)
Total 247.236 240.006 227.790 -4,01
Sumber: PT. Agroindo Usaha Jaya, 2008

Bila hal ini dibiarkan, dikhawatirkan akan terjadi penurunan pada komoditas

buah-buahan yang lain seperti salak, pisang, duku cempedak dan lain-lain yang

telah mengalami kenaikan cukup konstan setiap tahunnya. Oleh sebab itu,

diperlukan strategi pemasaran yang tepat yang perlu dilakukan oleh PT. Agroindo

Usaha Jaya dalam menghadapi persaingan serta perubahan lingkungan global.


Untuk menghasilkan strategi yang tepat, maka perlu mempertimbangkan kondisi

internal dan eksternal perusahaan. Pemahaman mengenai kondisi internal dan

eksternal perusahaan diperlukan suatu analisis faktor-faktor lingkungan internal

yang merupakan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, serta analisis

faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh

perusahaan.

Analisis ini digunakan untuk menggambarkan prioritas strategi yang tepat

yang perlu diterapkan PT. Agroindo Usaha Jaya dalam meningkatkan volume

penjualan dan daya saing perusahaan di pasar internasional, dengan cara

memanfaatkan setiap peluang dan mengantisipasi ancaman sesuai dengan kondisi

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang dibahas dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Apa saja faktor-faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan

ancaman perusahaan?

2. Apa saja faktor-faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan

kelemahan perusahaan?

3. Prioritas strategi apa yang dapat dijalankan perusahaan untuk bertahan dalam

persaingan dan memperluas pasar?


1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan

ancaman perusahaan.

2. Mengidentifikasi faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan

kelemahan perusahaan.

3. Merumuskan strategi yang dapat dijalankan perusahaan sesuai dengan kondisi

lingkungan perusahaan.

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi

PT. Agroindo Usaha Jaya yaitu sebagai referensi dalam menentukan prioritas

strategi pemasaran ekspor buah-buahan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai bahan perbandingan dan acuan untuk penelitian selanjutnya.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Komoditi Buah-buahan

Buah-buahan adalah salah satu produk hortikultura disamping sayuran dan

tanaman hias, yang termasuk bahan pangan vital. Harjadi dalam Zulaeha (2000),

menyebutkan bahwa buah-buahan dan sayuran merupakan sumber vitamin dan

mineral yang berperan sebagai zat pembangun tubuh serta pengatur proses dalam

tubuh berupa air, vitamin dan mineral.

Seperti komoditi hortikultura lainnya, buah-buahan terutama dikonsumsi

dalam bentuk segar. Buah-buahan dikonsumsi manusia untuk memenuhi

kebutuhan vitamin, serat, dan mineral untuk mengatur dan melindungi jaringan

tubuh. Harjadi (1989) dalam Zulaeha (2000) menyatakan bahwa ciri produk

hortikultura adalah :

1. Dipanen dan dimanfaatkan dalam keadaan segar dan bersifat mudah rusak

(perishable).

2. Mutu ditentukan oleh kandungan air, bukan oleh kandungan bahan kering (dry

matter).

3. Bersifat meruah (voluminous dan bulky), sehingga susah dan mahal dalam

pengangkutannya.

4. Harga ditentukan oleh mutunya (kualitasnya), bukan oleh kuantitasnya saja.

5. Bukan merupakan bahan kebutuhan pangan yang diperlukan dalam jumlah

besar, namun diperlukan sedikit setiap harinya. Bila tidak mengkonsumsinya,

tidak segera dirasakan akibatnya.

6. Dari segi gizi, produk hortikultura sebagai sumber vitamin dan mineral.
Menurut Rismunandar (1986), tanaman buah-buahan merupakan tanaman

yang dapat bertahan lebih dari dua tahun yang oleh orang diyakini sebagai sumber

kesegaran dari rasa dan aromanya, serta sebagai makanan yang bergizi. Buah

adalah bahan makanan yang kaya akan vitamin, mineral, lemak, protein, dan serat.

Selain itu setiap jenis buah memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri dalam hal

rasa, aroma atau bentuk yang mengandung nilai keindahan.

Tanaman buah-buahan dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu temperate

fruit (buah yang tumbuh pada daerah iklim sedang), subtropical fruit (buah yang

tumbuh pada daerah sub tropis), dan tropical fruit (buah yang tumbuh pada iklim

tropis). Tanaman buah-buahan yang tumbuh di Indonesia merupakan tanaman

tropis, hal ini berkaitan dengan iklim di Indonesia.

2.2. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai buah-buahan tropis yang telah dilakukan di antaranya

penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2004) mengenai analisis persepsi dan

prioritas konsumen dalam keputusan pembelian manggis dengan menggunakan

Analisis Hierarki Proses (AHP). Pada hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

buah manggis masih kurang diminati dibandingkan dengan buah lainnya, baik

nasional maupun impor, bahkan buah manggis menempati peringkat ketujuh yang

diprioritaskan konsumen diantara empat jenis buah nasional lainnya dan lima

jenis buah impor.

Hasil pengolahan data dengan menggunakan AHP diperoleh faktor-faktor

yang secara signifikan mempengaruhi konsumen rumah tangga membeli manggis

diantaranya harga manggis (koefisien + 0,1888), frekuensi pembelian (koefisien -

0,1141) dan rata-rata jumlah pembelian manggis (koefisien + 0,050) dari standar
error (a) 5 persen. Ketersediaan buah merupakan faktor pertama yang

mempengaruhi keputusan untuk menyediakan manggis dengan permintaan (bobot

0,186), harga (bobot 0,152), atribut buah fisik (bobot 0,139) dan faktor anggaran

(0,126)

Penelitian Asrar (2001) tentang pemasaran buah yaitu pemarasan buah

manggis Indonesia mengemukakan bahwa terdapat dua pola pemasaran manggis

pada lokasi I (Kecamatan 2x11 Enam Lingkung) dan tiga pola pemasaran

manggis pada lokasi II (Kecamatan Lubuk Alung). Lembaga pemasaran yang

terlibat adalah pedagang pengumpul tingkat desa (pengepul), pedagang antar kota

(PAK), pedagang besar (PB) dan pedagang pengecer (PP). Pola 1 relatif lebih

dominan dibandingkan pola dua dan tiga karena pertimbangan harga yang

diterima lebih tinggi dan proses pembayaran yang tunai. Hasil analisis marjin

pemasaran menunjukkan pola 1 lokasi I adalah total marjin pemasaran paling

kecil sebesar 48,132 persen (dari total harga akhir) dan farmer's share paling besar

mencapai 51,868 persen (dari total harga akhir). Berdasarkan hasil analisis marjin

pemasaran dan keterpaduan pasar serta indikator-indikator efisiensi pemasaran

(farmer's share), maka sistem pemasaran buah manggis dari kedua lokasi belum

efisien.

Penelitian Novansi (2006) mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Volume Ekspor Beberapa Buah-Buahan Penting Indonesia. Menganalisis

perkembangan ekspor beberapa buah-buahan penting Indonesia menurut negara

tujuan ekspor dan menganalisis pengaruh faktor-faktor (harga domestik, harga

ekspor, nilai tukar rupiah, volume ekspor ke negara lain dan volume ekspor

periode sebelumnya) terhadap volume ekspor beberapa buah-buahan penting


Indonesia. Perkembangan ekspor beberapa buah-buahan penting Indonesia seperti

pisang, manggis, mangga dan rambutan selama tahun 2002-2003 cenderung

menurun. Penurunan yang terjadi masing-masing untuk pisang adalah sebesar

99,23 persen, manggis 83,55 persen, mangga 32,78 persen dan rambutan 184

persen. Tetapi pada tahun 2004 ekspor beberapa buah-buahan tersebut kecuali

manggis kembali menunjukkan peningkatan sebesar 182 persen (pisang), 287

persen (mangga), dan 51,13 persen (rambutan). Pada tahun yang sama (2002-

2004) ekspor nenas menunjukkan perilaku yang cenderung menurun dengan rata-

rata penurunan sebesar 75,97 persen atau rata-rata sebesar 455.830 kg.

2.3. Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang buah-buahan sudah banyak dilakukan

diantaranya penelitian mengenai analisis persepsi dan prioritas konsumen dalam

pembelian manggis dengan menggunakan Analisi Hierarki Proses (AHP),

sedangkan mengenai ekspor buah-buahan yaitu mengenai faktor-Faktor yang

mempengaruhi volume ekspor beberapa buah-buahan penting indonesia dengan

menganalisis pengaruh faktor-faktor (harga domestik, harga ekspor, nilai tukar

rupiah, volume ekspor ke negara lain dan volume ekspor periode sebelumnya)

terhadap volume ekspor. Sementara pada penelitian ini yaitu tentang Strategi

Pemasaran Ekspor Buah-buahan di PT. Agroindo Usaha Jaya dengan

memfokuskan kepada perumusan strategi pemasaran ekspor buah-buahan dengan

menggunakan Analisis Evaluasi Faktor Internal (IFE), Analisis Evaluasi Faktor

Eksternal (EFE), Analisis SWOT (Strengths, Weakneses, Opportunities, Threats),

serta Analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrixs).


III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Teori dan Strategi Pemasaran

Strategi adalah usaha untuk mencapai tujuan dengan melihat dan

memadukan lingkungan eksternal serta internal sehingga menghasilkan rencana,

keputusan dan tindakan yang tepat8. Strategi juga merupakan tindakan potensial

yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya

perusahaan dalam jumlah yang besar. Selain itu strategi mempengaruhi

kemakmuran perusahaan dalam jangka panjang, khususnya untuk lima tahun, dan

berorientasi ke masa depan. Strategi memiliki konsekuensi yang multifungsi dan

multidimensi serta perlu mempertimbangkan factor-faktor eksternal dan internal

yang dihadapi perusahaan (David, 2004).

Pemasaran dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan yang dipengaruhi

oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Akibat dari

pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun

kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan,

menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas. Terdapat

dua unsur taktik pemasaran, yaitu : diferensiasi yang berkaitan dengan cara

membangun strategi pemasaran dalam berbagai aspek di perusahaan, bauran

pemasaran yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan mengenai produk, harga,

promosi dan tempat (Rangkuti, 2004).

Strategi pemasaran sebagai pendekatan produk yang digunakan oleh unit

bisnis dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Di dalamnya

8
http://allohomoraku.blogspot.com/2006/01/konsep-strategi-dalam-pemasaran
terdapat keputusan-keputusan pokok mengenai pemasaran produk yaitu target

pasar, penempatan produk di pasar, bauran pemasaran, dan tingkat biaya

pemasaran yang diperlukan. Perusahaan perlu memilih strategi pemasaran yang

tepat agar tujuan perusahaan dapat tercapai (Kotler, 2004).

Dalam mencapai tujuannya suatu perusahaan tidak hanya merancang

strategi bisnis secara umum, tetapi juga merencanakan strategi bagi produknya.

Strategi pemasaran adalah logika pemasaran, dan berdasarkan itu unit bisnis

diharapkan untuk mencapai sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran terdiri dari

pengambilan keputusan tentang pengeluaran pemasaran, bauran pemasaran, dan

alokasi pemasaran (Kotler, 2004).

Berdasarkan definisi tersebut, bauran pemasaran merupakan salah satu

konsep penting dalam teori pemsaran. Bauran pemsaran adalah seperangkat alat

pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan dalam pasar

sasaran (Kotler, 2004). Mc Carty dalam Kotler (2004) mendefinisikan keputusan

dalam bauran pemasaran dikelompokkan menjadi empat yaitu produk, harga,

distribusi dan promosi.

1. Produk

Produk merupakan alat bauran pemasaran yang paling pokok, yang

merupakan penawaran nyata perusahaan kepada pasarnya, termasuk di

dalamnya kualitas produk, desain produk, karakteristik/ciri-ciri produk, merek,

dan kemasan produk.

2. Harga

Harga merupakan sejumlah uang yang dibayarkan oleh konsumen untuk

mendapatkan produk tertentu. Harga merupakan satu-satunya unsur yang


penting dalam bauran pemasaran karena sangat mempengaruhi dalam

pertumbuhan perusahaan. Sasaran penetapan harga harus dikaitkan dengan

sasaran strategi perusahaan secara keseluruhan. Hal ini penting karena

pertumbuhan penjualan merupakan tujuan yang wajar bagi penetapan harga.

Unsur-unsur dari bauran harga adalah daftar harga, potongan harga, jangka

waktu dan syarat pembayaran.

3. Distribusi

Distribusi merupakan usaha melalui saluran pemasaran yang dilakukan untuk

menyerahkan produk dari perusahaan atau pemasar kepada konsumen. Saluran

pemasaran yang dipilih dapat berupa distribusi langsung, distribusi tidak

langsung, atau kombinasi keduanya (Kotler, 2004).

4. Promosi

Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

mengkomunikasikan keunggulan produknya, sehingga akan mendapat

perhatian dari konsumen terhadap produk yang dihasilan (Kotler, 2004).

3.1.2 Lingkungan Perusahaan

Perusahaan merupakan suatu organisasi produksi yang menggunakan dan

mengkordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara

yang menguntungkan (Sinaga, 2008). Dalam merumuskan pilihan strategi yang

akan diterapkan oleh suatu perusahaan, terlebih dahulu mengetahui faktor-faktor

internal dan eksternal perusahaan. Kedua faktor ini dapat mempengaruhi baik

secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja perusahaan.


3.1.2.1 Lingkungan Internal Perusahaan

Setiap perusahaan mempunyai kekuatan dan kelemahan. Menurut David

(2004), tidak ada perusahaan yang sama kuat dalam semua fungsinya, sehinga

perusahaan harus menentukan kemampuan utamanya dan mengidentifikasikan

kelemahan yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Kekuatan/kelemahan

internal digabung dengan peluang/ancaman eksternal dan pernyataan misi yang

jelas memberikan dasar untuk menetapkan sasaran dan strategi. Sasaran dan

strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan

mengatasi kelemahan.

Salah satu cara yang paling sederhana untuk mengamati dan menganalisis

lingkungan internal organisasi adalah melalui analisis fungsional. Analisis

fungsional ini dilakukan dengan memperhatikan misi dan tujuan perusahaan,

struktur organisasi dan sumberdaya perusahaan. Sumberdaya perusahaan ini

meliputi aspek operasional, sumberdaya manusia, pemasaran, dan keuangan

perusahaan.

1. Misi dan Tujuan Perusahaan

Suatu misi bisnis merupakan dasar untuk menetapkan prioritas, strategi dan

penugasan kerja. Pernyataan misi mengungkapkan visi jangka panjang suatu

organisasi dalam arti organisasi ingin menjadi apa dan siapa yang dilayaninya.

Sedangkan pernyataan visi lebih pada alas an untuk apa perusahaan melakukan

atau sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam jangka panjang.

2. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian

serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan

dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan

bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang

baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa9.

3. Operasional

Fungsi produksi atau operasi dari suatu usaha terdiri dari semua aktivitas

yang mengubah masukan menjadi barang dan jasa, yang berkaitan dengan input,

transformasi, dan output yang berbeda antar industri dan pasar. Operasi

manufactur mentransformasi atau mengubah masukan seperti bahan baku, tenaga

kerja, modal, mesin, dan fasilitas menjadi barang jadi dan jasa. Lima fungsi

manajemen atau operasi dalam keputusan, yaitu proses, kapasitas, sediaan, tenaga

kerja dan mutu. Kekuatan dan kelemahan dalam lima fungsi produksi dapat

menjadi suatu penentu keberhasilan suatu usaha dalam merumuskan suatu strategi

(Sinaga, 2008).

4. Sumberdaya Manusia

Sumberdaya Manusia merupakan aspek penting dalam perusahaan, yaitu

dalam menunjang kegiatan bisnis di perusahaan terutama yang menyangkut dalam

penyelenggaraan industrial di perusahaan.

5. Pemasaran

Pemasaran merupakan proses penyusunan komunikasi terpadu yang

bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam

kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

9
http://organisasi.org/pengertian-struktur-organisasi-serta-empat-elemen-di-dalamnya-ilmu-
pengetahuan-ekonomi-manajemen 2007
6. Keuangan

Robinson (1997) dalam Sinaga (2008), membagi faktor internal kunci ini

menjadi beberapa bagian, yaitu: (1) Kemampuan mendapatkan modal jangka

pendek, (2) Kemampuan mendapatkan modal jangka panjang dengan adanya rasio

utang modal, (3) Pertimbangan pajak, (4) Hubungan dengan pemilik, investor dan

pemegang saham, (4) Biaya masuk industri dan hambatan masuk, (5) Modal kerja,

(6) Pengendalian biaya yang efektif atas kemampuan menekan biaya, (7) Efisiensi

dan efektivitas sistem akunting biaya, anggaran dan perencanaan laba.

3.1.2.2 Lingkungan Eksternal Perusahaan

A. Lingkungan Makro

Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada diluar

perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja

perusahaan. Perusahaan dan pemasok, perantara pemasaran, pelanggan, pesaing

dan masyarakat semuanya beroperasi di lingkungan kekuatan dan kecenderaungan

makro yang membentuk peluang dan menimbulkan ancaman.kekuatan-kekuatan

itu bersifat tidak dapat dikendalikan dan harus dipantau serta ditanggapi oleh

perusahaan. Dalam situasi global yang cepat berubah, perusahaan harus memantau

enam kekuatan utama yaitu demografi, ekonomi, alam/fisik, teknologi, politik dan

sosial.

1. Demografi
Kekuatan ekonomi makro pertama yang dipantau oleh pasar adalah populasi,

karena oranglah yang membentuk pasar. Pemasar sangat tertarik pada ukuran dan

tingkat pertumbuhan penduduk dalam kota, wilayah, dan negara yang berbeda;

distribusi umur dan bauran etnis (suku); tingkat pendidikan; pola rumah tangga;

serta karakteristik dan pergerakan regional (Kotler, 2004).


2. Ekonomi
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat

suatu perusahaan beroperasi karena pola konsumsi dipengaruhi oleh kesejahteraan

relatif berbagai segmen pasar, dalam perencanaan strateginya setiap perusahaan

harus mempertimbangkan kecenderungan ekonomi di segmen-segmen yang

mempengaruhi industrinya.

3. Alam (Fisik)
Lingkungan alam merupakan sumberdaya perusahaan yang dibutuhkan

dalam melakukan kegiatan produksi. Kelancaran dalam kegiatan produksi akan

mempengaruhi terhadap kelancaran kegiatan pemasaran. Pemasar harus

mewaspadai ancaman dan peluang yang berhubungan dengan keempat trend

dalam lingkungan alam yaitu : kekurangan bahan baku, biaya energi yang

meningkat, tingkat populasi yang meningkat, dan peran pemerintah yang berubah

(Kotler, 2004).

4. Teknologi
Untuk menghindari keusangan dan mendorong inovasi, perusahaan harus

mewaspadai perubahan teknologi yang mungkin mempengaruhi industrinya.

Adaptasi teknologi yang kreatif dapat membuka kemungkinan terciptanya produk

baru, penyempurnaan produk yang sudah ada, atau penyempurnaan dalam teknik

produksi dan pemasaran.

5. Politik
Arah dan stabilitas faktor-faktor politik merupakan pertimbangan penting

bagi para manajer dalam merumuskan strategi perusahaan. Variabel yang

mempengaruhi faktor politik dan hukum antara lain : undang-undang antitrust,


perpajakan, ketentuan upah minimum, penetapanharga, batasan administratif dan

untuk melindungi pekerja, masyarakat serta lingkungan (David, 2004).

6. Sosial Budaya
Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah kepercayaan,

nilai, sikap, opini, dan gaya hidup orang-orang di lingkungan ekstern perusahaan.

Kekuatan sosial bersifat dinamik dan selalu berubah sebagai akibat upaya orang

untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui pengendalian dan

penyesuaian diri terhadap faktor-faktor lingkungan.

B. Lingkungan Mikro

Lingkungan mikro adalah lingkungan perusahaan yang mempengaruhi

kemampuannya memperoleh laba. Lingkungan mikro terdiri dari: pelanggan,

pesaing, perantara pemasaran dan pemasok (Kotler, 2004).

1. Pelanggan

Pelanggan adalah individu dan rumah tangga yang membeli produk dan jasa

untuk dikonsumsi pribadi. Perusahaan perlu memahami profil pelanggan dari

produknya sehingga dapat memenuhi kebutuhan mereka. Perusahaan harus

mampu merencanakan strategi untuk mengantisipasi perubahan besar pasar dan

merelokasi sumberdaya guna mendukung perubahan permintaan.

2. Pesaing

Pesaing suatu perusahaan bila dilihat dari sudut pandang industri dan sudut

pandang pasar adalah sekelompok perusahaan yang menawarkan suatu produk

atau kelas produk yang merupakan produk substitusinya. Perusahaan harus

memantau strategi pesaingnya secara terus menerus agar dapat terus bertahan di

pasar
3. Perantara Pemasaran

Perantara adalah perusahaan-perusahaan yang membantu perusahaan

tersebut dalam promosi, penjualan, dan distribusi produknya pada pembeli akhir.

Peran pasar perantara ini sangat besar bagi perusahaan untuk dapat menyediakan

produk dan jasanya secara efisien kepada pasar sasarannya.

4. Pemasok

Pemasok adalah perusahaan dan individu yang menyediakan sumberdaya

yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaingnya untuk memproduksi barang

dan jasa tertentu. Perkembangan dalam lingkungan pemasok akan mempengaruhi

strategi yang diterapkan oleh perusahaan untuk tetap berjalan dalam kualitas dan

kuantitas yang diinginkan.

3.1.3. Konsep Perumusan Strategi

Teknik perumusan strategi dapat dipadukan menjadi kerangka kerja

keputusan yang dapat dipakai untuk semua ukuran dan tipe organisasi dan dapat

membantu ahli strategi mengenali, mengevaluasi dan memilih strategi (David,

2004). Tahap pertama disebut tahap input (matrik IFE dan EFE) dan IE, tahap

kedua disebut tahap pencocokan (matriks SWOT) dan tahap ketiga disebut tahap

keputusan (matriks QSPM).

3.1.3.1 Tahap Input

Tahap input merupakan tahap pertama dalam merumuskan strategi. Tahap

input meringkas informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan

strategi

Penilaian intuitif yang baik sangat diperlukan dalam menetapkan

pembobotan dan penilaian yang tepat. Salah satu teknik dalam perumusan strategi
pada tahap input adalah dengan analisis Evaluasi Faktor Internal (IFE) dan

Evaluasi Faktor Eksternal (EFE).

A. Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)

Menurut David (2004), bahwa pembuatan matrik evaluasi faktor internal

(IFE) merupakan tahap akhir dari analisis lingkungan internal perusahaan yang

berupa kekuatan dan kelemahan dengan beberapa variabel, diantaranya

manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produk atau operasi, penelitian

dan pengembangan dan sistem infomasi manajemen.

B. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE).

Pembuatan matriks evaluasi faktor eksternal (EFE) merupakan tahap akhir

dari analisis lingkungan eksternal perusahaan yang berupa peluang dan ancaman

dengan beberapa variabel, diantaranya demografi, ekonomi, alam/fisik, teknologi,

politik dan sosial.

C. Matriks IE (Internal Eksternal)

Matriks internal-eksternal digunakan sebagai parameter dari kekuatan

internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi (Rangkuti, 2004).

Penggunaan matriks internal-eksternal ini lebih ditekankan pada penetapan

strategi perusahaan jika dilihat dari posisi persaingan. Matriks internal-eksternal

diperoleh dari perpaduan antara posisi strategi faktor internal dan posisi strategi

faktor eksternal. Strategi faktor internal untuk melihat posisi perusahaan dari

lingkungan internal sedangkan strategi faktor eksternal untuk melihat posisi

perusahaan dari lingkungan eksternal.

Penjelasan secara spesifik mengenai strategi yang terdapat pada sembilan

sel matrik IE adalah :


1. Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy)

Direncanakan untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, asset,

profit, maupun kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan

menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk

atau jasa, atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat

dilakukan adalah dengan meminimalkan biaya (minize cost) sehingga

meningkatkan profit.

2. Penetrasi Pasar

Strategi ini berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang

sudah ada di pasar yang sudah ada lewat usaha pemasaran yang lebih gencar.

3. Pengembangan Pasar

Strategi pengembabangan pasar merupakan strategi memperkenalkan produk

atau jasa yang sudah ke wilayah geografi baru.

4. Pengembangan produk

Merupakan strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki

atau memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada.

5. Integrasi ke Belakang

Strategi ini mencari kepemilikan atau kendali lebih besar pada perusahaan

pemasok.

6. Integrasi ke Depan

Integrasi ke Depan merupakan strategi yang memperoleh kepemilikan atau

meningkatkan kendali distributor atau pengecer.


7. Integrasi Horizontal

Integrasi Horizontal merujuk kepada strategi mencari kepemilikan dari atau

kendali yang lebih besar atas perusahaan pesaing.

3.1.3.2 Tahap Pencocokan

Tahap pencocokan merupakan tahap kedua yang berfungsi untuk

mencocokkan antara kekuatan dan kelemahan dari faktor internal dan peluang dan

ancaman dari faktor eksternal. Alat analisis yang digunakan adalah matriks

SWOT, SWOT adalah singkatan dari kekuatan (strengths) dan kelemahan

(weakness) intern perushaan serta peluang (opportunities) dan ancaman (threats)

dalam lingkungan yang dihadapi perusahaan. Analisis SWOT merupakan cara

sistematis untuk mengidentifikasi faktor-faktor ini dan strategi yang

menggambarkan kecocokan paling baik diantara mereka. Analisis ini didasarkan

pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan

peluang dan meminimalkan kelemahan dan ancaman.

3.1.3.3 Tahap Keputusan

Tahap terakhir dalam perumusan strategi adalah tahap keputusan. Informasi

yang diperoleh pada tahap input dan tahap pencocokan, digunakan dalam tahap

keputusan. Dalam tahap ini menggunakan analisis matriks Matriks Perencanaan

Strategik Kuantitatif atau Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM).

QSPM adalah alat yang memungkinkan ahli strategi mengevaluasi strategi

alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor kritis strategi untuk sukses

eksternal. Analisis matriks QSPM dirancang untuk mendapatkan daya tarik relatif

dari tindakan alternatif yang layak. Teknik ini secara sasaran menunjukkan

strategi alternatif mana yang terbaik. Sifat positif yang lain dari QSPM adalah
bahwa strategi yang dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan dan tidak

ada batasan untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi atau diperiksa sekaligus.

(David, 2004).

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Dalam upaya mempertahankan dan memperluas pasar maka PT. Agroindo

Usaha Jaya memerlukan strategi pemasaran yang tepat. Pemasaran merupakan

salah satu kegiatan penting dari sebuah aktifitas perusahaan. Keberhasilan suatu

perusahaan dalam menjalankan aktifitas usahanya dapat diukur dari sejauh mana

perusahaan tersebut dapat memasarkan produknya sampai ke tangan konsumen.

Pelaksanaan strategi pemasaran dilakukan oleh perusahaan agar mampu

meningkatkan nilai jual produknya dan memperoleh laba. Produsen ingin

memberikan kepuasan kepada konsumen dalam harga yang menguntungkan,

sedangkan konsumen menginginkan mutu yang baik dengan harga yang murah,

untuk itu diperlukan strategi pemasaran yang tepat. Dalam melakukan strategi

pemasaran maka perusahaan harus dapat melihat kondisi lingkungan eksternal dan

internal. Penentuan awal adalah melakukan analisis lingkungan perusahaan

dengan mengidentifikasi kondisi lingkungan internal yang berupa kekuatan dan

kelemahan, terdiri dari : pemasaran, keuangan, produksi atau operasi, teknologi,

penelitian dan pengembangan dan sistem informasi manajemen. Sedangkan

kondisi lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman yang terdiri dari

lingkungan makro dan lingkungan mikro.

Analisis diatas dilakukan untuk mempertimbangkan faktor internal dan

eksternal dalam lingkungan pemasaran yang akan mempengaruhi keberadaan dan

pemasaran produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Tahap berikutnya


adalah memasukkan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan internal kedalam

matriks EFI dan faktor-faktor lingkungan eksternal kedalam matriks EFE.

Berdasarkan hasil matriks EFI dan EFE selanjutnya dianalisis dengan matriks

SWOT tujuan analisis ini adalah untuk memperoleh alternatif strategi yang akan

dilakukan perusahaan. Hasil matriks EFI dan EFE juga digunakan untuk analisis

IE. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendapatkan strategi bisnis yang lebih

spesifik pada tingkat korporat.

Tahap terakhir adalah tahap pengambilan keputusan dengan menggunakan

matriks QSPM, analisis ini ditujukan untuk mendapatkan prioritas strategi yang

akan digunakan oleh perusahaan, hal ini diperoleh melalui perpaduan antara

matrik IE dan matrik SWOT. Nilai TAS yang paling tinggi adalah alternatif

strategi terbaik yang sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut.


PT. Agroindo Usaha Jaya berusaha untuk
Mempertahankan pasar yang sudah ada dan
berkeinginan untuk Memperluas Pasar

Lingkungan Perusahaan

Aspek Lingkungan Aspek Lingkungan


Internal Eksternal

1. Faktor Manajemen 1. Lingkungan Makro


2. Faktor Pemasaran a. Demografi
Bauran Pemasaran : b. Ekonomi
a. Produk c. Alam
b. Harga d. Teknologi
c. Tempat e. Politik
d. Promosi f. Sosial/Budaya
3. Faktor Keuangan 2. Lingkungan Mikro
4. Faktor Produksi/ Operasi a. Pelanggan
5. Litbang b. Pesaing
6. SIM c. Perantara Pemasaran
d. Pemasok

Perumusan Alternatif Strategi

Penentuan Prioritas Strategi

Strategi Pemasaran PT. Agroindo Usaha Jaya

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional


IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Agroindo Usaha Jaya Pemilihan lokasi

dilakukan secara sengaja (purposive). Aspek masalah yang dianalisis mencakup

kondisi internal dan eksternal yang dihadapi oleh PT. Agroindo Usaha Jaya

Pengambilan data akan dilakukan pada bulan Oktober 2008 sampai bulan

Desember 2008.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap kegiatan

operasional perusahaan dan wawancara serta pemberian kuesioner terhadap pihak

perusahaan yang dianggpa mengetahui kondisi internal dan eksternal perusahaan

yang terdiri dari Direktur, Manajer Accounting dan Manajer Eskpor.

Pengisian kuesioner ini dilakukan secara langsung yaitu penulis langsung

mewawancari responden. Pengisian kuesioner tersebut dilakukan secara bertahap,

yaitu tahap pertama untuk identifikasi terhadap faktor-faktor internal dan eksternal

perusahaan, tahap kedua pengisian kuesioner untuk melakukan pembobotan dan

pemberian rating terhadap faktor internal dan faktor eksternal hasil dari

identifikasi dan ketiga adalah pemberian kuesioner untuk tahap keputusan yaitu

tahap pemilihan strategi. Pada tahap ini responden yang mengisi kuesioner adalah

manajer pemasaran dan manajer operasional. Pemilihan responden tersebut

dikarenakan bahwa mereka adalah orang yang membuat keputusan mengenai

pemasaran di perusahaan. Data sekunder diperoleh dari pustaka dan literatur-


literatur yang berhubungan dengan penelitian biak yang berasal dari perusahaan

maupun dari instansi-instansi terkait.

4.3 Pengolahan dan Analisis Data

4.3.1 Tahap Pengolahan Data

Analisis data dengan mengidentifikasi faktor internal berupa kekuatan dan

kelemahan perusahaan, sedangkan faktor eksternal berupa peluang dan ancaman

yang dianalisis secara kualitatif. Setelah mengetahui faktor yang menjadi

kekuatan dan kelemahan perusahaan, maka dilakukan pembobotan. Pembobotan

dilakukan untuk mengetahui prioritas dari identifikasi faktor-faktor internal,

sedangkan pengolahan dan analisis kualitatif digunakan dengan alat bantu

komputer melalui program Microsoft Excel. Bentuk penilaian pembobotan untuk

matriks IFE terdapat pada Tabel 6.

Tabel 6. Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal Perusahaan


Faktor Strategi Internal A B C D ... Total
A
B
C
D
...
Total
Sumber: Rangkuti, 2004

Matriks EFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang

berupa peluang dan ancaman perusahaan. Sedangkan untuk menentukan prioritas

dari identifikasi faktor-faktor eksternal dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal Perusahaan


Faktor Strategi Eksternal A B C D ... Total
A
B
C
D
...
Total
Sumber: Rangkuti, 2004
Penentuan bobot dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi faktor-

faktor strategis internal dan eksternal yang telah dirumuskan bersama pihak

perusahaan. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2 dan 3.

Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah:

1= Jika indikator vertikal lebih penting daripada indikator horizontal

2= Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal

3= Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

penentuan bobot untuk setiap variabel menggunakan rumus (Rangkuti, 2004) :

Xi
ai = n

X
i =1
i

Keterangan :
ai = Bobot variabel ke-i
Xi = Nilai variabel ke-i
i = 1, 2, 3, ....., n
n = Jumlah variabel
Sumber: Rangkuti, 2004

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membentuk matrik IFE dan EFE

(Rangkuti, 2004) adalah:

1. Menentukan beberapa faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan

serta faktor-faktor strategi yang menjadi peluang dan ancaman, di tempatkan

pada kolom pertama.

2. Memberikan bobot terhadap faktor-faktor tersebut pada kolom ke dua dengan

skala mulai dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting). Pembobotan

didasarkan atas tingkat kepentingan relatif faktor tersebut bagi kesuksesan

perusahaan. Total bobot yang yang diberikan harus sama dengan satu.

3. Memberikan rating 1 sampai 4 pada kolom tiga untuk menunjukkan efektivitas

perusahaan dalam merespon faktor-faktor tersebut. Untuk matriks IFE faktor


yang bersifat positif yaitu dengan skala 1= kekuatan yang kecil, 2= kekuatan

yang sedang, 3= kekuatan yang besar, 4= kekuatan yang sangat besar. Untuk

faktor kelemahan merupakan kebalikan dari faktor kekuatan yaitu: 1=

kelemahan yang sangat berarti, 2= kelemahan yang cukup berarti, 3=

kelemahan yang kurang berarti, 4= kelemahan yang tidak berarti.

Sedangkan untuk matriks EFE untuk faktor peluang yang bersifat positif yaitu

dengan skala 1= peluang kecil, 2= peluang sedang, 3= peluang tinggi, 4=

peluang sangat tinggi. Untuk faktor ancaman yang bersifat negatif merupakan

kebalikan dari faktor peluang yaitu: 1= ancaman sangat besar, 2= ancaman

besar, 3= ancaman sedang, 4= ancaman kecil.

4. Mengalikan bobot dengan rating untuk mendapatkan skor pembobotan dan

memperoleh total skor pembobotan.

5. Jumlahkan skor pembobotan pada kolom empat, untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan

bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi

internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan

lainnya dalam kelompok perusahaan yang sama.


4.3.2 Tahap Analisis Matrik IFE (Internal Faktor Evaluation) dan EFE
(External Faktor Evaluation).

Matriks IFE (Internal Faktor Evaluation) digunakan untuk menganalisis

faktor-faktor internal perusahaan. David (2004) menyatakan bahwa alat

perumusan strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan

utama dalam berbagai bidang fungsional dalam suatu usaha. Matriks ini juga

menjadi landasan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan diantara

bidang-bidang.

Tabel 8. Matrik Evaluasi Faktor Internal


Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor Pembobotan
(Xi) (Yi) (Xi.Yi)
Kekuatan
-
-
-
Kelemahan
-
-
-
Total Xi = 1.0 (Xi.Yi)

Sumber: Rangkuti, 2004.

Matriks EFE ( External Faktor Evaluation) digunakan untuk menganalisis

faktor-faktor ekternal perusahaan. Matriks ini membuat perencanaan strategi dapat

meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi,

lingkungan, politik, pemerintah, hukum teknologi dan persaingan. Faktor-faktor

eksternal yang telah diperoleh tersebut kemudian diklasifikasikan menjadi

peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan.


Tabel 9. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
Faktor-faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor Pembobotan
(Xi) (Yi) (Xi.Yi)
Peluang
-
-
-
Ancaman
-
-
-
Total X i = 1.0 (Xi.Yi)

Sumber: Rangkuti, 2004.

4.3.3 Analisis Matriks IE (Internal-Eksternal)

Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci, yaitu total nilai IFE yang

diberi bobot pada sumbu X dan total nilai EFE yang diberi bobot pada sumbu Y.

Dari total nilai yang dibobot dari setiap divisi dapat disusun matriks IE pada

tingkat korporasi.

Pada sumbu X matriks IE, total nilai IFE yang dibobot dari 1,0 sampai 1,99

menunjukkan posisi internal yang lemah; nilai 2,0 Sampai 2,99 dianggap sedang;

sedangkan nilai 3,0 sampai 4,0 dianggap kuat. Demikian pula pada sumbu Y,

total nilai EFE yang diberi bobot dari 1,0 sampai 1,99 dianggap rendah; nilai 2,0

sampai 2,99 dianggap sedang, sedangkan nilai 3,0 sampai 4,0 dianggap tinggi.

Matriks IE dibagi menjadi sembilan sel, yaitu sel I, II, dan IV adalah tumbuh

bina. Strategi yang tepat diterapkan adalah strategi intensif (penetrasi pasar,

pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke

belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horisontal). Sel III, V dan VII adalah

pertahankan dan pelihara, penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan

dua strategi yang terbanyak dilakukan untuk tipe-tipe divisi ini. Sel VI, VIII, dan
IX adalah panen atau divestasi. Total nilai IFE dan EFE dikombinasikan dalam

sembilan sel, sehingga dapat diketahui strategi bisnis perusahaan. Organisasi yang

sukses dapat mencapai portopolio bisnis yang diposisikan di sekitar sel I dalam

matriks IE.

Skor IFE
Kuat 3.0 Rata-rata 2.0 Lemah 1.0

I II III

IV V VI

VII VIII IX

Gambar 2. Matriks Internal Eksternal (IE)


Sumber: Rangkuti, 2004.

4.3.4 Tahap Analisis SWOT

Matriks SWOT diperoleh dari hasil identifikasi Matriks IFE dan Matriks

EFE. Dalam matriks SWOT, diperlihatkan kesesuaian antara kelemahan,

kekuatan, peluang dan ancaman seperti terdapat pada Gambar 3.

Strength (S) Weakness (W)


Internal Faktor Kekuatan Faktor Kelemahan
Eksternal
Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO
Faktor Peluang Strategi yang menggunakan Strategi yang
kekuatan untuk memanfaatkan meminimumkan kelemahan
peluang eksternal perusahaan.untuk memanfaatkan
peluang eksternal
Threaths (T) Strategi ST perusahaan.
Strategi WT
Faktor Ancaman Strategi yang Menggunakan Strategi yang
kekuatan internal untuk Meminimumkan
mengatasi ancaman eksternal kelemahan dan
perusahaan. menghindari ancaman
eksternal
Gambar 3. Matriks Analisis SWOT. perusahaan.
Sumber: Rangkuti, 2004.
Langkah-langkah dalam menyusun matriks SWOT adalah:

1. Tuliskan peluang eksternal perusahaan yang menentukan.

2. Tuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan.

3. Tuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan.

4. Tuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan.

5. Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat

resultan strategi WO.

6. Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat

resultan strategi ST.

7. Mencocokkan kelemahan internal dan ancaman eksternal dan mencatat

resultan strategi WT.

4.3.5 Tahap Pengambilan Keputusan

Tahap akhir dalam perumusan strategi adalah tahap keputusan. QSPM

adalah alat yang dapat menyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi.

Mengevaluasi alternatif strategi secara objektif dan dengan penilaian intuitif yang

baik berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan ekternal yang telah

diidentifikasi sebelumnya. Langkah dalam pembuatan tahap keputusan ini dengan

membuat daftar peluang dan ancaman dari faktor eksternal serta kekuatan dan

kelemahan dari faktor internal.

Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1. Memberikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal. Bobot

ini identik dengan bobot yang ada pada matriks IFE dan matrik EFE.

2. Menuliskan alternatif strategi yang akan dievaluasi.


3. Menentukan nilai daya tarik (AS) Attractiveness Score, jika faktor yang

bersangkutan ada pengaruhnya terhadap alternatif strategi yang sedang

dipertimbangkan. Kisaran nilai 1 sampai 4, dengan nilai 1= tidak menarik, 2=

agak menarik, 3= cukup menarik dan 4= sangat menarik. Jika faktor yang

bersangkutan tidak berpengaruh terhadap alternatif strategi yang

dipertimbangkan, maka tidak diberikan nilai AS.

4. Hitung total nilai daya tarik, dengan mengalikan bobot dengan nilai AS.

5. Menghitung penjumlahan total nilai daya tarik (TAS) Total Attractiveness

Score, nilai total tertinggi merupakan strategi yang lebih menarik dan paling

baik.

Tabel 10. Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)


Faktor Kunci Bobot Alternatif Strategi
Strategi I Strategi II Strategi III
AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
-
-
Kelemahan
-
-
Peluang
-
-
Ancaman
-
-
Sumber: Rangkuti, 2004.
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Agroindo Usaha Jaya resmi didirikan pada tanggal 17 Oktober 1991,

perusahaan ini didirikan oleh 3 (tiga) orang pemegang saham yang salah satunya

adalah Saleh Husein Baagil. Sampai sekarang masih menjadi karyawan dan juga

sebagai salah satu pemegang saham perusahaan,adapun para pemegang saham

tersebut antara lain: Saleh Husein Baagil, Muhammad Garamah, dan Zaky

Abdurrahman. PT. Agroindo Usaha Jaya memulai usahanya dengan modal awal

sebesar Rp 200.000.000,-.

Sejak awal berdirinya, PT. Agroindo Usaha Jaya bergerak dalam bidang

perdagangan dalam negeri, impor dan ekspor buah-buahan, sayur-sayuran, dan

rempah-rempah. Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya PT. Agroindo Usaha

Jaya memutuskan untuk bergerak di bidang ekspor saja karena dirasa paling

menguntungkan.

Pada perkembangannya, Perusahaan telah beberapa kali berpindah tempat,

kantor pertama bertempat di Jl. Cililitan Kecil I, Jakarta Timur, kemudian pindah

ke Jl. Danau Bawah I No.22-A daerah Bendungan Hilir di Jakarta Pusat, setelah

itu berpindah tempat lagi di Gg. Halimah daerah Kebayoran Lama, sampai

akhimya bertempat di Ulujami, Jakarta Selatan (tempat kantor yang sekarang)

dengan alamat Jl. H. Buang No.24 RT 007/07 Kelurahan Ulujami, Kecamatan

Pasanggrahan, Jakarta Selatan, sedangkan gudang tempat pengumpulan dan

pengepakan sejak awal sudah berada di Ulujami.

PT. Agroindo Usaha Jaya didirikan dihadapan notaris Anis Husein Abdat,

SH berdasarkan akta tertanggal 17 Oktober 1991 dan baru disahkan pada tanggal
31 Oktober 1991 No.55, adapun surat-surat yang telah dimiliki oleh perusahaan

tersebut adalah:

1. Surat Keterangan Domisili Perusahaan No.06/1.759.2 dari Kelurahan

Ulujami.

2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dari pihak Kantor Pelayanan Pajak

Kebayoran Lama, Jakarta Selatan dengan No. 1.567.4-022.

3. Tanda Terdaftar Perusahaan dari Departemen Perdagangan

Republik Indonesia dengan No. 09051619904 tertanggal 7 Nopember 1998.

4. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Departemen Perdagangan Republik

Indonesia dengan No. 12.950/09-01/PM/1991 tertanggal 31 Oktober 1991.

Tanggal 27 April 1992 pemegang saham bertambah satu orang, oleh

karena itu perusahaan harus mengubah surat-surat yang telah dimiliki yakni:

1. Akta perubahan dari notaris mengenai perubahan pemegang saham.

2. Surat Pengesahan dari Departemen Kehakiman.

PT Agroindo Usaha Jaya juga telah terdaftar di BPEN (Badan

Pengembangan Ekspor Nasional) sebagai salah satu perusahaan pengekspor

Hortikultura sejak tahun 2003. Setiap tiga bulan pihak BPEN melakukan

pengawasan dan pengambilan data kegiatan ekspor PT Agroindo Usaha Jaya.

Perusahaan ini mempunyai kapasitas ekspor 250-300 ton per tahun dengan Negara

tujuan ekspor Timur Tengah yaitu Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Qattar dan

Bahrain. Negara tujuan Eropa yaitu Prancis dan Belanda.


5.2 Struktur dan Fungsi Organisasi

PT Agroindo Usaha Jaya merupakan perusahaan berbadan hukum yang

berbentuk perseroan terbatas. Hak penuh dan wewenang serta pemegang

kebijakan tertinggi adalah pimpinan perusahaan yang sekaligus pemegang saham.

Struktur organisasi yang dimiliki perusahaan masih sangat sederhana dalam

menjalankan fungsinya untuk menunjang kegiatan ekspor. Perusahaan memiliki

fungsi dan tugas masing-masing pada beberapa bagian, yaitu :

1. Komisaris

Adapun tugas dan tanggungjawabnya adalah menyetujui tujuan perusahaan

yang telah dibuat oleh direktur atas kesepakatan bersama dan mengadakan

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) setiap satu tahun sekali untuk

meminta pertanggungjawaban laporan dari seluruh kegiatan yang telah

dilaksanakan.

2. Direktur

Direktur merupakan pemilik perusahaan yang bertanggungjawab secara

menyeluruh terhadap manajemen organisasi perusahaan, menetapkan dan

mengendalikan kebijakan operasional terhadap seluruh kegiatan ekspor.

3. Manajer Ekspor

Tugas dan tanggungjawabnya adalah melaksanakan fungsi perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan serta mengatur kebijakan

teknis di lapangan termasuk koordinasi dengan importir dalam hal penerimaan

order dan penetapan harga supplier dalam pembelian barang-barang, tenaga

kerja untuk memperlancar kegiatan ekspor dan jasa angkutan untuk

pengiriman barang-barang ke negara tujuan ekspor. Manajer ekspor


membawahi tiga bagian utama yang membantu pelaksanaan kegiatan ekspor

perusahaan, bidang-bidang tersebut adalah sebagai berikut :

a. Bagian Pembelian

Seorang bagian pembelian ditugaskan mendatangi lokasi supplier untuk

mengawasi kegiatan penyortiran dan pengemasan di tempat supplier yang

berada di luar daerah dengan persetujuan manajer ekspor.

b. Bagian Gudang

Tugas dan tanggungjawabnya adalah melakukan pengumpulan barang-

barang dari supplier, mengawasi kegiatan penyotiran dan pengemasan

yang dilakukan di gudang perusahaan di Jakarta.

c. Bagian Lapangan

Seorang bagian lapangan adalah bertugas dan bertangungjawab mengurusi

penganngkutan barang-barang yang telah di kemas dan mengurusi surat-

surat atau dokumen yang di perlukan di bandara udara agar barang-barang

tersebut sampai ke tangan importir. Bagian lapangan harus mengetahui

jumlah seluruh barang yang siap di angkut setelah memperoleh informasi

baik dari bagian pembelian maupun bagian gudang.

4. Manajer Accounting

Tugas dan tanggungjawab manajer accounting adalah merencanakan dan

memperkirakan keuangan perusahaan agar dapat di gunakan secara efektif,

memperoleh dan menggunakan dana untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

Manajer accounting membawahi tiga bagian utama yang berperan dalam

kegiatan keuangan perusahaan, bagian-bagian tersebut adalah :


a. Kasir

Bagian ini melakukan transaksi untuk hal-hal yang berhubungan langsung

dengan pembelian buah ke supplier, pembelian bahan-bahan penunjang

pengemasan dan pemberian gaji untuk karyawan tetap dan tidak tetap.

b. Administrasi

Bagian ini mengurusi kegiatan pembayaran kepada agen penerbangan,

pengangkutan dan pembayaran dari importir setelah barang-barang di

terima.

c. Pembukuan

Bagian ini akan melakukan pengelompokan berbagai transaksi seperti

transportasi, pembelian dan honor, kemudian di buat kedalam bentuk

laporan keuangan.

Berikut ini adalah struktur organisasi PT Agroindo Usaha Jaya dapat di lihat pada

Gambar 4. Komisaris

Direktur

Manajer Eskpor Manajer Accounting

Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian


Pembelian Pembelian Lapangan Kasir Administrasi Pembukuan

Buruh Buruh
Tetap Lepas

Gambar 4. Struktur Organisasi PT Agroindo Usaha Jaya Tahun 2007


5.3 Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan komponen pokok dari suatu usaha dalam

pelaksanaan kegiatan ekspor yang dilakukan perusahaan.

Tenaga kerja di perusahaan ini dibedakan menjadi dua bagian:

1. Tenaga Kerja Tetap

Tenaga kerja tetap merupakan karyawan yang bekerja sebagai staff atau

penggerak dalam perusahaan yang berjumlah enam orang. Dalam menjalankan

tugasnya, karyawan tetap bekerja selama enam hari dalam satu minggu, yaitu

dimulai dari hari senin hingga sabtu, dengan jam kerja dimulai dari pukul 08.00-

16.00 WIB dan diselingi dengan istirahat pada pukul 12.00-13.00 WIB. Khusus

pada hari Jum'at jam istirahat dimulai pukul 11.30-13.00 WIB. Perusahaan

memberikan gaji tenaga kerja tetap dihitung berdasarkan jabatan yang diberikan

pada tiap awal bulan.

2. Tenaga Kerja Tidak Tetap

Tenaga kerja tidak tetap terbagi menjadi dua, yaitu buruh tetap dan buruh

lepas. Buruh tetap berjumlah 15 orang yang bertugas menangani jalannya kegiatan

ekspor perusahaan di lapangan, seperti pengadaan dan penanganan baik yang

dilakukan di dalam atau pun di luar Jakarta secara bergiliran. Sedangkan buruh

lepas berjumlah lebih dari 30 orang yang bertugas membantu dalam proses

penyortiran dan pengemasan baik yang dilakukan di dalam atau pun di luar

Jakarta. Buruh tetap seluruhnya merupakan laki-laki dan bekerja di tempat gudang

perusahaan di Jakarta, sedangkan buruh lepas yang bekerja di gudang perusahaan

di Jakarta biasanya berasal dari orang-orang yang bertempat tinggal dekat dengan
lokasi sekitar gudang perusahaan. Sebagian besar merupakan ibu-ibu yang masih

muda, setengah umur maupun yang sudah agak tua.

Perusahaan tidak menetapkan batas umur dan tingkat pendidikan karena

sifat pekerjaannya yang tidak begitu berat dan sulit. Sudah menjadi wewenang

perusahaan untuk mengatur dan menentukan jumlah buruh lepas yang selalu

berubah dan disesuaikan dengan jumlah buah-buahan yang harus disortir dan

dikemas sesuai permintaan importir agar segera dikirim sesuai dengan jadwal

pengiriman yang sudah disepakati. Upah buruh lepas yang berada di luar Jakarta

dibayarkan oleh perusahaan melalui supplier sesuai dengan kegiatan yang

dilakukan dan dihitung berdasarkan jumlah jam kerja. Lain halnya dengan buruh

lepas yang berada di Jakarta, upah yang dibayarkan oleh perusahaan diberikan

tiap bulan sesuai dengan jumlah jam kerjanya.

5.4 Kegiatan Perusahaan

Kegiatan pemasaran yang dilakukan PT Agroindo Usaha Jaya dibagi

menjadi dua bagian, yaitu pengadaan buah dan penjualan buah.

5.4.1. Pengadaan Buah

PT Agroindo Usaha Jaya umumnya memperoleh pasokan buah dari

pemasok (supplier) langganan dan bukan langganan. Buah-buahan yang diperoleh

perusahaan juga berasal dari berbagai daerah. Pembelian umumnya didasarkan

pesanan pelanggan, sehingga perusahaan harus berusaha memenuhi permintaan

pelanggan atau pemesan. Apabila jumlah buah-buahan yang diperoleh dari

pemasok tidak dapat memenuhi pesanan, maka perusahaan berusaha memenuhi

pesanan pelanggan dengan melakukan pembelian dengan pedagang yang ada di


Jakarta dan Pasar Induk. Hal ini juga dilakukan untuk pesanan buah-buahan dalam

jumlah sedikit.

PT Agroindo Usaha Jaya juga mengajukan syarat jual beli kepada para

pemasok sebagai berikut; Waktu pasokan yang tepat, biaya transportasi dari

tempat pemasok sampai ke gudang ditanggung oleh pemasok, perusahaan hanya

bersedia membeli buah-buahan berdasarkan standar yang telah dibuat oleh

perusahaan. Buah-buahan yang tidak memenuhi standar tidak akan diterima,

karena perusahaan sangat menjaga kualitas. Sortasi atau grading dilakukan oleh

perusahaan pada tingkat petani dan pemasok. Tujuan perusahaan melakukan

sortasi adalah :

1. Mendapatkan buah yang memiliki keseragaman, baik dalam ukuran maupun

penampilan

2. Mempermudah penyusunan di dalam kemasan plastik (wrapping) untuk buah-

buahan yang dalam penjualannya menggunakan wrapping.

3. Mendapatkan harga tinggi dipasaran.

4. Mempermudah perhitungan dan mempermudah pembeli untuk mendapatkan

buah sesuai dengan keinginannya serta merupakan salah satu upaya

perlindungan konsumen.

Pengkelasan buah (grading) yang dilakukan perusahaan disesuaikan dengan

keinginan dan pesanan masing-masing pelanggannya, karena kualitas buah yang

diinginkan tiap-tiap pelanggan berbeda-beda.

5.4.2. Penjualan Buah

Negara-negara yang menjadi tujuan PT Agroindo Usaha Jaya dalam

mengekspor buah-buahan adalah negara-negara di Timur Tengah seperti Arab


Saudi (Kota Jeddah) dan Uni Emirat Arab (Kota Dubai), Abu Dhabi dan Kuwait,

selain itu PT Agroindo Usaha Jaya juga mulai merambah negara-negara di Eropa

seperti Perancis (Kota Paris) dan Belanda. Masing-masing negara mempunyai

perusahaan importir yang telah menjadi pelanggan seperti, Arab Saudi (Abu

Jaber, Azis Salim, Almazrui, Jadallah), Uni Emirat Arab (Farhana, Barakat),

Perancis (Capexo, Vege Europe) dan Belanda (Ceka BV).

Kegiatan penjualan yang dilakukan PT Agroindo Usaha Jaya diawali

dengan pesanan (order) dari pelanggan melalui telepon atau faksimili. Umumnya

pesanan tersebut dibarengi dengan negosiasi harga dan syarat-syarat lainnya

antara pihak perusahaan dengan pelanggan. Pesanan dicatat dalam buku

pemesanan berdasarkan nama pemesan, lokasi, jenis buah, kualitas buah dan

volume pemesanan.

Buah-buahan yang akan diekspor dimasukan kedalam kotak karton

gelombang, kemudian disusun di dalam kontainer, dengan kapasitas masing-

masing kontainer 1-1,5 ton. Kontainer dan pesawat terbang adalah merupakan alat

pendistribusian bagi perusahaan.

Sistem transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dengan pihak importir

pada umumnya adalah Telex Transfer dikarenakan sistem ini paling sederhana,

tidak harus mendepositkan uangnya ke bank dan birokrasinya tidak terlalu rumit

sehingga tidak terlalu banyak biaya administrasi yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan. Dengan disepakatinya sistem Telex Transfer dengan pihak importir

luar negeri, maka pembayaran ekspor dinyatakan dalam bentuk valuta asing

(dollar) yang diperdagangkan yang sudah disepakati


5.5 Prosedur Pelaksanaan Ekspor

Prosedur ekspor PT Agroindo Usaha Jaya adalah :

1. Manajer ekspor mendapat pesanan dari luar negeri.

2. Pihak perusahaan dengan importir membuat kesepakatan mengenai lokasi

pengiriman, jenis buah, kualitas buah, volume pemesanan dan sistem

pembayaran yang akan digunakan, biasanya sistem Telex Transfer.

3. Manajer ekspor melakukan evaluasi atas pesanan tersebut yaitu ketersediaan

dan pemenuhan barang, spesifikasi barang yang akan dipesan (karakteristik

buah yang dipesan), harga jual dan jangka waktu pembayaran.

4. Setelah dievaluasi dan Telex Transfer sudah keluar dari pihak importir, pihak

manajer ekspor menghubungi staf penanganan ekspor, bagian penerimaan dan

bagian pengemasan untuk memproduksi barang sesuai dengan pesanan yang

tertera dalam dokumen kontrak.

5. Ketika proses pengemasan berlangsung perusahaan menghubungi perusahaan

penerbangan dan mengadakan negosisasi mengenai jumlah kontainer yang

dibutuhkan untuk buah yang diekspor, waktu pengiriman dan biaya

pengangkutan (freight).

Ekspor diawali dengan aktivitas memindahkan barang dari gudang ke

kontainer. Pemindahan barang ini diikuti dengan pencatatan spesifikasi dari

barang yang akan diekspor seperti jenis, volume, ukuran, mutu, dsb
VI. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL

6.1 Analisis Lingkungan Perusahaan


6.1.1 Analisis Lingkungan Internal

Analisis fungsional merupakan salah satu cara yang sederhana untuk

mengamati dan menganalisis lingkungan internal perusahaan. Beberapa unsur

penting perusahaan yang dianalisis melalui pendekatan analisis fungsional ini

yaitu misi dan tujuan perusahaan, struktur organisasi dan sumberdaya perusahaan.

Sumberdaya perusahaan ini meliputi aspek operasional, sumber daya manusia,

pemasaran, dan keuangan perusahaan

6.1.1.1 Misi dan Tujuan Perusahaan

PT Agroindo Usaha Jaya sebagai perusahaan yang bergerak di bidang

ekspor buah-buahan memiliki misi sebagai berikut : meningkatkan posisi

perusahaan dalam persaingan pasar dengan memberikan produk yang berkualitas,

pengelolaan perusahaan oleh tim yang memiliki tanggung jawab yang tinggi, dan

memaksimalkan keuntungan bagi perusahaan serta ikut berpartisipasi dalam

pembangunan nasional. Misi tersebut didasari pada visi perusahaan yang ingin

menguasai pasar buah internasional, secara total terjun ke dalam bisnis buah lokal,

mulai dari penanaman, pengemasan, pemasaran sampai pada pembuatan produk

olahan.

Maksud dan tujuan didirikannya perusahaan ini adalah menjadikan suatu

unit bisnis yang mampu memasarkan buah lokal ke pasar internasional secara

optimal dengan menghasilkan produk yang berkualitas untuk menghasilkan

keuntungan yang maksimal bagi kelangsungan hidup dan kesejahteraan

perusahaan.
6.1.1.2 Struktur Organisasi

Struktur organsisasi dapat didefinisikan sebagai gambaran skematis

tentang hubungan kerjasama antara orang-orang yang terdapat dalam badan usaha

dalam mencapai suatu tujuan. PT. Agroindo Usaha Jaya dipimpin oleh seorang

Direktur. Dalam pelaksanaan sehari-hari Direktur dibantu oleh Manajer Ekspor

dan Manajer Keuangan. Struktur organisasi PT. Agroindo Usaha Jaya berbentuk

sentralisasi, dimana kekuasaan tertinggi berada pada pimpinan perusahaan.

Sedangkan untuk kegiatan harian perusahaan dipegang oleh bawahan sesuai

dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

6.1.1.3 Aspek Operasional

PT. Agroindo Usaha Jaya tidak melakukan kegiatan produksi, budidaya

ataupun pengolahan. PT. Agroindo Usaha Jaya melakukan kegiatan pengadaan

untuk memperoleh produk yang akan dijual, karena perusahaan hanya sebagai

eksportir. Buah-buahan yang disediakan oleh PT. Agroindo Usaha Jaya adalah

buah-buahan lokal. Perusahaan berusaha menyediakan bermacam-macam jenis

buah lokal, produk unggulan dari PT. Agroindo Usaha Jaya adalah rambutan dan

manggis. Rambutan dan manggis merupakan salah satu buah yang sifatnya

sepanjang musim, sehingga untuk kontinyuitas produk ini relatif bagus

Kegiatan pengadaan meliputi pencarian pemasok, petani dan pasar,

pembelian buah, sortasi buah, dan pengkelasan (grading). Perusahaan

memperoleh buah-buahan lokal segar yang akan dipasarkan melalui tiga sumber

pemasok, yaitu petani, pedagang dan pasar induk. Alur pengadaan barang sebagai

berikut :
- Petani Gudang :
- Pedagang - Sortasi
- Pasar Induk - Grading (Pengkelasan)
- Pengemasan

Gamber 5. Alur operasional PT. Agroindo Usaha Jaya

Bagian gudang juga bertanggung jawab dalam kegiatan sortasi, grading

(pengkelasan) dan pengemasan barang. Tahap-tahap kegiatan dalam gudang

adalah :

1. Sortasi. Kegiatan sortasi dilakukan pada awal pembelian buah, buah-buahan

dipilih berdasarkan standar yang telah ditetapkan perusahaan.

2. Grading (pengkelasan). Setelah sampai digudang, buah-buahan tersebut

disusun berdasarkan kelas-kelas standar negara-negara tujuan.

3. Pengemasan. Sistem pengemasan yang dilakukan disesuaikan dengan

permintaan pelanggan. Buah biasanya dikemas dengan menggunakan plastik

(wrapping), foam tray atau Polynet (jaring).

Konsep pengadaan buah PT. Agroindo Usaha Jaya didasarkan pada pesanan

pelanggan, sehingga mulai dari proses pemetikan buah, sortasi, pengemasan dan

pengiriman hanya dilakukan dalam satu hari, hal ini dikarenakan untuk menjaga

kualitas produk agar tetap segar.

Apabila jarak antara pemasok dan gudang terlalu jauh dan tidak

memungkinkan untuk dikirim ke gudang dalam waktu satu hari, maka proses

sortasi, pengkelasan, pengemasan serta pengiriman dilakukan di tempat pemasok

dengan diawasi oleh beberapa staf lapangan. Hal tersebut dapat dilakukan apabila
jarak antara pemasok dengan bandar udara (airport) lebih dekat dibandingkan

dengan jarak ke gudang.

Dalam bisnis buah sistem pengadaan yang pasti itu tidak ada, karena system

pengadaan dalam bisnis ini sangat tergantung pada banyak faktor antara lain

adalah faktor alam. Oleh karena itu dalam penyusunan rencana dalam bagian ini

sangat diperlukan serta usaha pengecekan ulang ke pihak petani dan pemasok agar

kontinyuitas tetap terjaga. Pada awal menjalin hubungan kerja, PT. Agroindo

Usaha Jaya melakukan pengecekan ke lahan untuk melihat kesiapan pihak

pemasok dalam memenuhi pasokannya ke pihak perusahaan.

Alat transportasi yang digunakan dalam membawa barang dari pihak

pemasok ke gudang adalah truk dengan segala biaya ditanggung pihak pemasok

sampai ke gudang. Waktu pengiriman barang dari pemasok biasanya pagi hari

sampai digudang. Sehingga barang tidak terlalu lama di gudang, karena setelah itu

proses sortasi, pengkelasan (grading), pengemasan serta pengiriman dilakukan.

Untuk saat ini kapasitas pengadaan perusahaan dirasakan belum optimal, hal ini

didasarkan pada masih adanya pesanan yang tidak dapat dipenuhi oleh pihak

perusahaan. Bila dikaitkan dengan sentra produksi buah-buahan di Indonesia,

pihak perusahaan belum optimal dalam pemanfaatannya.

6.1.1.4 Sumberdaya Manusia

Tenaga kerja yang ada pada perusahaan mempunyai latar belakang yang

berbeda-beda baik dalam hal pendidikan, usia, dan jenis kelamin. Rata-rata tenaga

kerja yang ada pada perusahaan berpendidikan SMP dan SMU Karyawan hanya

menjalankan aktifitas sesuai rencana yang dirancang oleh para staf


kantor/manajer. Data pendidikan, usia, dan jenis kelamin tenaga kerja pada PT

Agroindo Usaha Jaya dapat di lihat pada Tabel 11.

Pada Tabel 11 terlihat tingkat pendidikan tamatan SMP memiliki jumlah

paling dominan yakni sebanyak 10 orang dengan persentase sebesar 41,7 persen

sedangkan untuk pendidikan Universitas/Akademi hanya 3 orang saja dengan

persentase sebesar 12,5 persen. Berdasarkan tingkat usia tenaga kerja di PT

Agroindo Usaha Jaya memiliki sebaran yang berkisar antara 20 tahun sampai

lebih dari 40 tahun, terlihat bahwa sebaran usia yang terbanyak adalah terdapat

pada umur 31-40 tahun yaitu sebanyak 12 orang dengan persentase 50 persen.

Tabel 11. Pendidikan, Usia, dan Jenis Kelamin Tenaga Kerja PT Agroindo
Usaha Jaya
Kategori Jumlah Persentase (%)
Pendidikan
SD 4 16,7
SMP 10 41,7
SMU 7 29,16
Universitas 3 12,5
Total 24 100
Usia
20-25 3 12,5
26-30 6 25
31-40 12 50
> 40 3 12,5
Total 24 100
Jenis Kelamin
Pria 13 54,17
Wanita 11 45,83
Total 24 100
Sumber : PT Agroindo Usaha Jaya, 2007

Jenis kelamin pria lebih mendominasi yakni sebanyak 13 orang dengan persentase

54,17 persen, maka pengelolaan produksi perusahaan lebih banyak di kendalikan

oleh pria. Tenaga kerja perusahaan terdiri dari tenaga kerja tetap dan tenaga kerja
lepas. Tenaga kerja tetap terdiri dari 12 orang, 4 orang tenaga kerja kantor, 8

tenaga kerja di gudang. Jumlah tenaga kerja tidak tetap berfluktuasi maksimum 25

orang.

6.1.1.5 Pemasaran

Pemasaran dilakukan dengan mengidentifikasi bauran pemasaran dengan

meninjau strategi bauran pemasaran yang telah dilakukan oleh perusahaan. Ada

empat komponen strategi bauran pemasaran yang akan diidentifikasi yaitu produk,

harga, tempat (distribusi), dan promosi.

A. Produk
Menurut Kotler (2002), produk merupakan unsur penting dalam bauran

pemasaran. Bauran produk adalah rangkaian semua produk dan unit produk yang

ditawarkan suatu penjual tertentu kepada pembeli. Komoditi unggulan PT

Agroindo Usaha Jaya adalah manggis dan rambutan. Dalam strategi produk PT

Agroindo Usaha Jaya melakukan pengemasan sesuai dengan kondisi produk dan

permintaan pelanggan.

PT Agroindo Usaha Jaya berusaha menyediakan buah-buahan lokal segar

dengan mutu terjamin, mulai dari penampilan fisik, rasa dan ketahanan buah yang

cukup baik. Mutu buah sangat tergantung pasokan petani yang sangat tergantung

pada musim.

Perusahaan sangat menjaga kualitas buahnya agar selalu terjaga, maka hal

tersebut tidak terlepas dari sistem pengawasan mutu yang dilakukan perusahaan.

PT Agroindo Usaha Jaya melakukan seleksi yang ketat terhadap buah yang akan

dikirim mulai dari kebun petani dengan mengirimkan staf lapangan. Seleksi yang

dilakukan berdasarkan standar mutu yang dimiliki perusahaan, apabila buah yang

tidak sesuai dengan standar perusahaan maka tidak akan dibeli. Standar mutu
buah-buahan PT Agroindo Usaha Jaya dapat dilihat pada Lampiran 2. Kegiatan

pengawasan mutu dilakukan mulai dari pemasok melakukan pensortiran sesuai

dengan keinginan perusahaan. Pensortiran atau seleksi selanjutnya dilakukan di

gudang oleh staf gudang yang meliputi kegiatan pengelompokkan buah sesuai

dengan permintaan masing-masing pelanggan.

Tabel 12. Daerah Asal Buah-buahan PT. Agroindo Usaha Jaya, Jakarta

No. Jenis Buah Daerah Asal


1 Rambutan Cileduk, Parung, Karawaci, Jonggol/Bekasi
2 Manggis Padang, Medan, Lampung, Bengkulu, Karang Asem
Tabanan, Singaraja, Subang
3 Mangga Tasikmalaya, Purwakarta, Cirebon, Banyuwangi, Malang,
Pasuruan, Purworejo, Sukorejo
4 Salak Palembang, Yogyakarta (Sleman)
5 Pisang Lampung, Pandeglang, Bogor, Kediri
6 Duku Palembang
7 Cempedak Bogor, Lampung
(Sumber : PT. AIUJ Jakarta, 2008)

Buah-buahan segar yang dikirim oleh pemasok yang baru sampai di gudang

langsung dikerjakan oleh para buruh gudang untuk dikemas. Buah langsung

diproses dalam satu hari karena daya tahan buah tidak lama. Kulit buah harus

bebas dari kotoran, bekas gigitan serangga atau penyakit kerusakan fisik. Sortasi

buah dilakukan berdasarkan ukuran dan kualitas fisik. Setelah itu buah dicuci

untuk menghilangkan debu, serangga atau kotoran lain yang menempel.

Pencucian dilakukan terpisah berdasarkan kelas hasil sortasi untuk menghindari

kerusakan mekanis.

Ukuran kemasan dibuat sesuai berat dan kelas buah supaya tidak berdesakan

dalam wadah. Sebelum dimasukkan ke karton, buah dikemas dengan

menggunakan foam tray, plastic wrapping film atau polynet (jaring). Kotak karton

yang biasa digunakan adalah kotak karton bergelombang standar yang sesuai
dengan ukuran dan jenis buah. Setiap karton diberikan stiker/merek, hal ini

diperlukan untuk memberikan informasi tentang negara produsen, varietas, bobot

bersih, dan nama pengirim/pengekspor.

B. Harga

Bauran harga merupakan salah satu unsur bauran pemasaran yang

menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Bauran harga dapat digunakan

perusahaan untuk memposisikan produknya. Penetapan harga merupakan

keputusan pemasaran yang sangat mempengaruhi penjualan perusahaan.

Penetapan harga jual PT Agroindo Usaha Jaya menggunakan metode

keuntungan sebesar 20 -30 persen dari harga jual. Selain itu dalam penetapan

harga, perusahaan sangat memperhatikan harga dari pesaing. Penetapan harga

buah ditentukan oleh manajer ekspor dengan koordinasi kepada direktur utama.

Daftar harga jual yang berlaku dari bulan Juli - Agustus untuk beberapa jenis buah

yang ditawarkan PT Agroindo Usaha Jaya dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Daftar Harga Jual Beberapa Jenis Buah PT Agroindo Usaha Jaya
Periode Juli-Agustus 2007
No Jenis Buah Harga (US$/Kg)
1 Rambutan 3,80
2 Manggis 4,00
3 Mangga Kidang 2,87
4 Mangga Gedong 3,18
5 Salak 5,40
6 Pisang ( ss*) 2,80
7 Duku 2,80
8 Cempedak 2,85
Sumber : Manajer Ekspor PT. Agroindo Usaha Jaya
Keterangan : *ss = sisir, satuan untuk pisang
Nilai kurs : 1 US$ = Rp.10.000,-

Harga yang berlaku pada industri buah berdasarkan mekanisme pasar, jika

permintaan meningkat maka harga jual juga meningkat dan sebaliknya. Dalam

penetapan harga, perusahaan berusaha untuk menetapkan harga yang kompetitif.


Perang harga sering terjadi diantara pesaingnya, dan apabila terjadi perang harga

perusahaan harus siap untuk menanggung kerugian

C. Tempat (Distribusi)

Penjualan buah di PT Agroindo Usaha Jaya berdasarkan sistem C and F

(Cash and Freight) yang menjadikan tanggung jawab pengiriman PT Agroindo

Usaha Jaya sampai ke negara tujuan. Biaya yang menjadi tanggungan penjual

adalah : biaya transportasi dari gudang sampai ke bandara, biaya gudang dan

biaya pengemasan, biaya Certificate of Origin (Sertifikat Keterangan Asal

barang), biaya dokumen di bandara. Rincian alur dokumen dan barang ekspor

buah di PT Agroindo Usaha Jaya dapat dilihat pada Gambar 6.

7 8
Importir Bank Pelaksana
Impor
Perusahaan 1 2
Penerangan 9

6 10
PT. Agroindo Usaha Jaya Bank Pelaksana
(Eksportir) 4 Impor
3
5

Bea dan Cukai

Gambar 6. Skema prosedur ekspor buah-buahan di PT. Agroindo Usaha Jaya

Keterangan :

1. Perusahaan menghubungi calon pembeli di negara pilihan dan mengajukan

penawaran.

2. Bila importir berminat, maka importir akan menghubungi kembali dan

selanjutnya mengirim teleks pemesanan buah ke PT Agroindo Usaha Jaya di

Jakarta.

3. Setelah teleks pesanan importir sampai di Jakarta, maka perusahaan akan


mulai menyediakan buah yang akan diminta sesuai dengan yang tertera dalam

teleks pesanan, ketika proses produksi (pengemasan) berlangsung perusahaan

juga menghubungi perusahaan penerbangan dan mengadakan negosiasi

mengenai jumlah kontainer yang dibutuhkan, waktu pengiriman dan biaya

pengangkutan.

4. Eksportir mengajukan pemberitahuan ekspor barang dan dokumen lainnya

kepada bank pelaksana ekspor untuk disahkan. Setelah meneliti kebenarannya,

bank pelaksana ekspor mensahkan kembali kepada eksportir.

5. Kemudian eksportir mengesahkan PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) ke

Bea dan Cukai agar bisa dimuat di kapal.

6. Jika buah yang akan diekspor siap dikirim dan dokumen-dokumen ekspor

sudah lengkap, maka perusahaan penerbangan akan memuat barang ke

kontainer di pesawat. Selanjutnya garuda akan mengeluarkan Airways Bill

yaitu tanda bukti bahwa barang sudah diterima di gudang dan siap untuk

dikirim.

7. Barang dikirim ke negara tujuan oleh pesawat.

8. Setelah barang diterima pihak importir, selanjutnya importir akan membayar

tagihan dengan cara mentransfer melalui bank pelaksana impor yang

ditunjuknya.

9. Kemudian bank pelaksana impor akan menghubungi bank pelaksana ekspor

untuk memberitahukan tentang uang yang di transfer tersebut. Selanjutnya

uang tersebut akan ditransfer dari bank pelaksana impor ke bank pelaksana

ekspor.

10. Pencairan uang di bank dapat dilakukan dengan membawa dokumen ekspor
seperti:

a. Invoice yaitu memberikan rincian mengenai berat barang yang diekspor,

volume, penjelasan harga ekspor, pemasok dan pembeli.

b. Packing List (daftar kemasan) adalah daftar berat yang menyatakan jumlah

kemasan, jenis kemasan dengan berat netto kiriman barang.

c. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) adalah surat pemberitahuan ekspor

yang memuat keterangan barang yang akan dieskpor secara lengkap.

d. Certificate of Origin (COO) / Surat Keterangan Asal (SKA) merupakan

pernyataan asal barang yang diekspor

C. Promosi

Promosi yang dilakukan oleh PT Agroindo Usaha Jaya yaitu dengan

mengajukan penawaran langsung kepada calon pembeli dengan cara surat-

menyurat, telepon, faximile atau bahkan bertemu langsung dengan calon pembeli.

Promosi lain yang dilakukan oleh PT Agroindo Usaha Jaya dalam memperluas

pemasarannya yaitu dengan melakukan kerjasama dengan BPEN (Badan

Pengawas Ekspor Nasional), promosi juga dilakukan dengan cara memasang iklan

di sebuah majalah bisnis

6.1.1.6 Keuangan

PT Agroindo Usaha Jaya mempunyai sumberdaya keuangan yang baik

dimana modalnya berasal dari tiga orang pemegang saham sekaligus sebagai

pemilik. Modal awal pendirian PT Agroindo Usaha Jaya adalah sebesar Rp 300

juta. Modal sendiri inilah yang merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki

perusahaan, karena perusahaan tidak mempunyai beban kepada pihak manapun


sehingga keuntungan yang diperoleh dapat digunakan untuk pengembangan

usaha.

Kondisi keuangan perusahaan berada pada kondisi yang baik, hal ini

diperlihatkan tidak terjadinya penundaan pembayaran gaji karyawan dan

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dan jangka

panjangnya.

6.1.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan ekstemal perusahaan dilakukan untuk

mengidentifikasi peluang yang dapat dimanfaatkan dan ancaman yang harus

dihadapi perusahaan. Analisis lingkungan eksternal dilakukan terhadap faktor-

faktor yang berada di luar lingkungan PT Agroindo Usaha Jaya yang tidak dapat

dikontrol oleh pihak perusahaan sendiri namun mempengaruhi keberadaan

perusahaan. Lingkungan ekstemal perusahaan terdiri dari :

6.1.2.1 Lingkungan Makro.

6.1.2.1.1 Faktor Demografi

Bertambahnya jumlah penduduk dunia dan semakin tingginya tingkat

pendidikan masyarakat dunia, secara langsung akan mempengaruhi pada

peningkatan konsumsi buah sebagai makanan pelengkap. Sehingga hal ini

merupakan peluang bagi pihak perusahaan untuk meningkatkan produksinya dan

memperluas jangkauan pasar serta mengembangkan usahanya

6.1.2.1.2 Faktor Ekonomi

Saat ini pelaku agribisnis Indonesia dihadapkan pada perdagangan global

yaitu AFTA (Asean Free Trade Area) yang merupakan wujud dari kesepakatan

negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan


dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN

dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar

regional bagi 500 juta penduduknya. AFTA dapat menjadi peluang bagi

perusahaan agribisnis Indonesia untuk memperluas pasarnya ke luar negeri,

terbukanya pasar ekspor sebagai konsekuensi pemberlakuan sistem perdagangan

bebas menyebabkan berbagai hambatan ekspor berkurang

6.1.2.1.3 Faktor Kondisi Alam

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki kondisi agro-ekologi

bervariasi, sehingga memungkinkan ketersediaan berbagai jenis lahan untuk

dimanfaatkan sebagai pengembangan berbagai jenis tanaman hortikultura tropik

maupun subtropik, dapat dilihat pada Tabel 14. Buah merupakan salah satu

tanaman hortikutura yang dapat tumbuh secara baik di Indonesia.

Tabel 14. Potensi lahan untuk pengembangan hortikultura

No. Tahun Lahan Lahan Lahan Sementara Lahan Untuk


Pekarangan Tegalan/Huma Tidak Tanaman
(Ha) (Ha) Diusahakan Kayu-kayuan
(Ha) (Ha)
1 1995 5.155.422 8.244.882 6.967.938 9.555.010
2 1996 5.291.375 8.383.599 7.335.586 9.446.070
3 1997 5.751.083 9.841.482 7.577.909 9.133.621
4 1998 5.516.440 8.568.675 7.720.257 9.072.416
5 1999 5.331.489 11.608.194 7.577.909 9.133.621
Sumber : Departemen Pertanian, 2001

Iklim tropis di Indonesia memungkinkan untuk usaha budidaya tanaman dapat

berproduksi sepanjang tahun. Dengan produksi yang sepanjang tahun, dapat

menjamin ketersediaan buah terjaga sepanjang tahun. Kondisi alam tidak

berpengaruh langsung terhadap perusahaan, karena PT Agroindo Usaha Jaya

sebagai eksportir tidak melakukan usaha budidaya. Tetapi kondisi alam akan
berpengaruh terhadap ketersediaan dan kualitas buah yang akan dijual oleh

perusahaan.

6.1.2.1.4 Faktor Teknologi

Penerapan teknologi akan berganti setiap periode waktu sejalan dengan

terus dikembangkannya penelitian-penelitian dalam mencari teknologi baru.

Lingkungan teknologi terus mengalami perubahan, oleh karena itu pemasar harus

lebih peka terhadap perubahan teknologi yang terjadi agar dapat bersaing dengan

usaha sejenis. Kemajuan teknologi yang terus berkembang di masyarakat antara

lain adalah teknologi komunikasi, transportasi, komputer, teknologi pengolahan

produk dan teknologi pengemasan. Teknologi-teknologi tersebut sangat

berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan eksportir seperti PT Agroindo

Usaha Jaya.

Perkembangan teknologi komunikasi cukup pesat. Dengan kemajuan

teknologi komunikasi yang ada sekarang memperlancar perusahaan dalam

melakukan kegiatan pemasaran. Saat ini komunikasi tidak hanya bisa dilakukan

lewat telepon kantor, tetapi sudah ada teknologi telepon selular, E-mail, dan

faksimili dapat memperlancar dan mempercepat komunikasi dengan pelanggan

dan pemasok.

Alat transportasi merupakan faktor penting bagi perusahaan eksportir,

karena kegiatan utama perusahaan sangat bergantung pada alat transportasi.

Kemajuan teknologi transportasi yang terjadi memungkinkan kegiatan pemasaran

dapat berjalan dengan cepat dan menjangkau pasar yang lebih luas, dengan

menjangkau pelanggan dan pemasok yang jauh.


PT Agroindo Usaha Jaya cukup peka terhadap kemajuan teknologi

komunikasi, perusahaan telah menggunakan telepon kantor, telepon selular, dan

faksimili sebagai alat komunikasi. Perusahaan telah melakukan proses

pengemasan dengan menggunakan foam tray dan wrapping

6.1.2.1.5 Faktor Sosial Budaya

Meskipun buah-buahan bukan merupakan bahan pangan primer, tetapi

buah banyak dibutuhkan oleh manusia. Dalam pola konsumsi pangan Indonesia,

buah merupakan bahan pangan pelengkap dan dapat diolah menjadi minuman

(juice). Buah banyak mengandung vitamin dan zat-zat yang penting bagi

kesehatan tubuh serta kelebihan berupa rasa dan aroma yang spesifik membuat

komoditi ini selalu dibutuhkan oleh manusia. Standar yang ditetapkan oleh FAO

(Food and Agricultural Organization) untuk konsumsi buah yaitu 65,75 kilogram

per orang per tahun.

Kehidupan modern di kota-kota besar dunia dipenuhi oleh orang-orang yang

memiliki mobilitas yang tinggi. Hal ini berpengaruh pada pola makan mereka,

dimana ada kecenderungan untuk mengkonsumsi makanan-makanan yang praktis

(instan), mudah dan cepat saji. Makanan-makanan tersebut memiliki kandungan

gizi yang rendah dan tinggi kandungan lemaknya. Sehingga muncul berbagai

penyakit seperti jantung, kanker, dan darah tinggi. Hal itu disebabkan pola makan

yang tidak sehat, kurang serat, mineral dan terlalu banyak mengkonsumsi lemak.

Dengan tingkat pendidikan yang semakin tinggi, maka perubahan dan kesadaran

masyarakat akan gizi semakin meningkat. Keadaan tersebut menghasilkan

perubahan pada pola makan yang selama ini kurang sehat.


Perubahan pola makan yang kaya akan serat dan kesadaran masyarakat akan

manfaat buah-buahan bagi kesehatan menyebabkan permintaan terhadap produk-

produk pertanian seperti sayuran dan buah-buahan meningkat. Karena sumber

serat, mineral dan zat-zat penting lainnya dapat diperoleh dari sayuran dan buah-

buahan. Hal ini merupakan peluang bagi pelaku agribisnis untuk meningkatkan

produksinya dan mengembangkan usahanya.

6.1.2.1.5 Faktor Politik dan Hukum

Kondisi politik di suatu negara sangat berpengaruh baik secara langsung

maupun tidak langsung terhadap jalannya suatu usaha. Kebijakan pemerintah

dapat menjadi peluang sekaligus ancaman bagi sektor pertanian nasional. Kondisi

politik Indonesia yang tidak menentu saat ini dapat menjadi ancaman bagi

jalannya perusahaan. Kondisi politik yang baik dapat menciptakan stabilitas

keamanan dan kelancaran perdagangan serta pengembangan dunia bisnis di

Indonesia.

Keadaan politik yang tidak stabil akan menyebabkan ancaman pada nilai

tukar rupiah yang tidak stabil dan berdampak juga pada penurunan nilai investasi

dan penanaman modal di dalam negeri. Politik yang tidak stabil merupakan satu

penghambat dalam dunia industri, baik yang bergerak disektor produksi, jasa

maupun sektor-sektor lainnya. Sehingga situasi ini mempunyai pengaruh dalam

kegiatan aktifitas perusahaan PT Agroindo Usaha Jaya

Kebijakan pemerintah sangat berpengaruh pada PT Agroindo Usaha Jaya sebagai

perusahaan pengekspor buah-bauhan, hal ini dapat terlihat dengan diterapkannya

kebijakan tarif ekspor oleh pemerintah yang memberatkan bagi perusahaan.


Diberlakukannya kebijakan tarif ekspor akan meningkatkan biaya ekspor sehingga

akan mempengaruhi pendapatan perusahaan.

6.1.2.2 Lingkungan Mikro (Industri)

Industri adalah sekelompok perusahaan yang menawarkan suatu produk

atau kelas produk yang merupakan subsitusi dekat satu sama lain (Kotler, 2002).

Sifat dan derajat persaingan dalam suatu industri bergantung pada lima kekuatan

atau faktor, yaitu:

6.1.2.2.1 Ancaman Masuknya Pendatang Baru

Daya tarik suatu industri bagi pesaing baru tergantung pada tingginya

hambatan masuk dan keluar, serta pada reaksi dari peserta persaingan yang sudah

ada menurut perkiraan calon pendatang baru. Prospek agribisnis buah-buahan

cukup baik, hal ini ditandai dengan meningkatnya permintaan masyarakat dunia

akan buah, hal ini merupakan suatu daya tarik bagi investor untuk menanamkan

dananya di sektor ini. Pesaing baru yang merupakan ancaman bagi PT Agroindo

Usaha Jaya adalah perusahaan-perusahaan eksportir yang berasal dari negara-

negara lain yang memiliki jaringan pemasaran yang lebih luas dengan kualitas dan

produktivitas yang lebih baik.

Perusahaan eksportir buah-buahan di dalam negeri juga cukup banyak, akan

tetapi hal tersebut tidak terlalu mempengaruhi karena memiliki pasar masing-

masing di luar negeri, seperti PT BOGA TANI mengekspor buah-buahan ke

Taiwan.

6.1.2.2.2 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Pemasok dapat memanfaatkan kekuatan tawar menawarnya atas pembeli

dengan menaikkan harga atau menurunkan kualitas dan kuantitas barang serta jasa
yang dijualnya. Pemasok cenderung menjadi kuat jika jumlah mereka sedikit,

tetapi dengan sedikit produk yang dipasok merupakan kekuatan tawar yang

penting bagi pemasok. Usaha terbaik adalah bekerjasama yang baik dengan

pemasok atau menggunakan berbagai sumber pemasok. Pemasok buah-buahan

segar lokal sangat banyak dan buah segar merupakan produk yang kurang

terdifferensiasi, sehingga pemasok pada industri buah-buahan lokal tidak

mempunyai kekuatan untuk memaksakan harga yang terlalu tinggi.

6.1.2.2.3 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Kekuatan posisi tawar menawar pembeli (pelanggan) meningkat jika mereka

menjadi lebih terkonsentrasi atau membeli dalam jumlah banyak, produk tersebut

tidak terdifferensiasi atau bersifat standar, pembeli menerima laba yang rendah

dan pembeli memiliki kemampuan untuk melakukan integrasi balik. Usaha yang

baik untuk mengatasinya adalah dengan mengembangkan produk unggul yang

tidak dapat ditolak perusahaan (Kotler, 2002).

Dalam industri buah, produknya kurang terdifferensiasi karena sulit sekali

membedakan antara produk perusahaan yang satu dengan yang lain walaupun

perusahaan sudah memberikan label nama produk mereka. Sehingga pelanggan

sangat mudah untuk beralih ke perusahaan lain. Sehingga kekuatan tawar

menawar pelanggan cukup tinggi.

6.1.2.2.4 Ancaman Produk Pengganti atau Substitusi

Pada industri buah segar ancaman produk substitusi antara lain adalah

minuman sari buah, buah kaleng dan minuman berserat. Dari segi manfaat semua

produk tersebut menawarkan manfaat yang sama yaitu sebagai sumber vitamin

dan serat bagi tubuh. Kelebihan dari produk subtitusi adalah dari segi kualitas
produk-produk tersebut memiliki masa simpan yang lebih lama dari buah segar,

rasa hampir tidak berbeda dengan buah segar dan siap diolah serta lebih praktis

dalam pengkonsumsiannya. Namun demikian buah segar tetap memiliki kelebihan

yang tidak dimiliki oleh produk-produk substitusi tersebut, antara lain adalah

sifatnya yang alami bebas dari bahan-bahan kimia yang mungkin berdampak

buruk bagi kesehatan, kandungan vitaminnya lebih banyak, rasa dan aromanya

masih asli, yang untuk sebagian pelanggan mengkonsumsi buah karena rasa dan

aromanya. Sehingga ancaman produk substitusi untuk menggeser buah segar

relatif rendah.

6.1.2.2.4 Persaingan diantara Anggota Industri

Persaingan dikalangan anggota industri terjadi karena perebutan posisi

dengan menggunakan taktik seperti persaingan harga, pengenalan produk baru

dan perang iklan, sehingga akan menjadi sangat mahal bagi perusahaan untuk

bersaing (Jauch & Glueck, 1992 dalam Sunarti, 2004). Struktur pasar buah berada

pada struktur pasar persaingan sempurna, dimana industri terdiri atas banyak

perusahaan, produk yang dihasilkan kurang terdifferensiasi dan adanya kebebasan

masuk serta keluarnya perusahaan.

Di Indonesia perusahaan distributor buah sangat banyak, baik itu penjualannya

hanya di dalam negeri maupun sebagai eksportir. Di luar negeri perusahaan

eksportir buah-buahan juga banyak seperti di Thailand. Jarak PT Agroindo Usaha

Jaya dengan pelanggan dapat mempengaruhi harga jual, sehingga persaingan

dengan perusahaan eksportir luar negeri cukup ketat.


6.2 Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Perusahaan

6.2.1 Identifikasi Lingkungan Internal Perusahaan

Faktor internal perusahaan merupakan lingkungan bisnis yang terdiri dari

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Lingkungan internal

perusahaan terdiri dari misi dan tujuan perusahaan, struktur organisasi dan

sumberdaya perusahaan. Sumberdaya perusahaan ini meliputi aspek operasional,

sumber daya manusia, pemasaran, dan keuangan perusahaan.

PT Agroindo Usaha Jaya yang memiliki pengalaman dibidang ekspor

cukup lama berusaha menyediakan buah-buahan lokal segar yang beragam

diantaranya adalah Rambutan, Manggis, Mangga, Salak, Pisang, Duku dan

Cempedak, hal ini menjadi kekuatan perusahaan karena tidak semua buah-buahan

ada sepanjang musim. Yang menjadi produk unggulan dari PT. Agroindo Usaha

Jaya adalah rambutan dan manggis. Rambutan dan manggis merupakan salah satu

buah yang sifatnya sepanjang musim, sehingga untuk kontinyuitas produk ini

relatif bagus. Kontinyuitas produk juga didukung oleh kemitraan PT Agroindo

Usaha Jaya dengan pemasok sangat baik.

Identifikasi terhadap aspek operasional menunjukkan bahwa kualitas

produk yang bermutu dan ketepatan waktu dalam pendistribusian merupakan

kekuatan dari PT. Agroindo Usaha Jaya hal ini dapat dilihat dari proses pengadaan

buah di perusahaan ini, dalam kegiatan ini dilakukan sortasi & grading, namun

buah dalam keadaan segar tidak bertahan lama. Dalam kegiatan pendistribusian

PT. Agroindo Usaha Jaya sangat menekankan kepada pemasok dalam hal

ketepatan waktu pengiriman, sehingga jadwal pengiriman ke pembeli sesuai


dengan jadwal yang telah ditentukan. Di lain hal, perusahaan menunjukkan

kelemahannya yaitu perusahaan tidak memiliki kebun sendiri.

PT Agroindo Usaha Jaya mempunyai sumberdaya keuangan yang baik

dimana modalnya berasal dari tiga orang pemegang saham sekaligus sebagai

pemilik. Modal sendiri inilah yang merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki

perusahaan, karena perusahaan tidak mempunyai beban kepada pihak manapun

sehingga keuntungan yang diperoleh dapat digunakan untuk pengembangan

usaha.

PT Agroindo Usaha Jaya dalam menetapkan harga sesuai dengan

mekanisme pasar, jika permintaan meningkat maka harga jual juga meningkat dan

sebaliknya. Dalam penetapan harga, perusahaan berusaha untuk menetapkan

harga yang kompetitif. Perang harga sering terjadi diantara pesaingnya, dan

apabila terjadi perang harga perusahaan harus siap untuk menanggung kerugian.

Hal ini juga merupakan kekuatan bagi perusahaan.

Kapasitas pengadaan perusahaan dirasakan belum optimal, hal ini

didasarkan pada masih adanya pesanan yang tidak dapat dipenuhi oleh pihak

perusahaan. Bila dikaitkan dengan sentra produksi buah-buahan di Indonesia,

pihak perusahaan belum optimal dalam pemanfaatannya. Kapasitas gudang untuk

menampung buah-buahan juga kurang memadai, hal ini dilihat dari daya tampung

gudang yang terkadang tidak dapat menampung buah-buahan dari para pemasok.

Promosi yang dilakukan oleh PT Agroindo Usaha Jaya kurang memadai

karena pembeli PT Agroindo Usaha Jaya merupakan pelanggan-pelanggan lama

dan sedikit sekali adanya pembeli baru.


Berdasarkan uraian di atas, maka faktor-faktor kekuatan dan kelemahan

yang dimiliki oleh PT Agroindo Usaha Jaya yang berkaitan dengan pemasaraan

produk buah-buahan dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Identifikasi Lingkungan Internal PT Agroindo Usaha Jaya

Faktor-faktor Internal
Kekuatan Kelemahan
A. Kualitas produk yang bermutu H. Tidak memiliki kebun sendiri
B. Ketepatan waktu dalam I. Buah dalam bentuk segar tidak
pendistribusian tahan lama
C. Buah yang ditawarkan beragam J. Kondisi gudang kurang memadai
D. Modal sendiri K. Kurangnya promosi
E. Pengalaman dibidang ekspor L. Kapasitas pengadaan buah kurang
cukup lama optimal.
F. Harga yang kompetitif
G. Kemitraan dengan pemasok baik.

6.2.2 Identifikasi Lingkungan Eksternal Perusahaan

Identifikasi faktor-faktor eksternal perusahaan meliputi faktor-faktor

peluang yang harus dimanfaatkan oleh perusahaan dan faktor-faktor ancaman

yang harus dihadapi oleh perusahaan. Faktor-faktor eksternal ini terdiri dari

lingkungan makro perusahaan dan lingkungan mikro perusahaan.

Identfikasi terhadap lingkungan makro perusahaan menunjukkan bahwa

secara demografi dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia dan semakin

tingginya tingkat pendidikan masyarakat dunia yang menyebabkan meningkatnya

kesadaran masyarakat dunia akan gizi dan kesehatan, secara langsung akan

mempengaruhi pada peningkatan konsumsi buah sebagai makanan pelengkap

menjadi peluang bagi perusahaan untuk memperluas jangkauan pasar serta

mengembangkan usahanya. Selain itu adanya perdagangan global yaitu AFTA

(Asean Free Trade Area) menjadi peluang bagi perusahaan untuk memperluas

pasarnya ke luar negeri.


Kondisi alam yang memungkinkan ketersediaan berbagai jenis lahan untuk

dimanfaatkan sebagai pengembangan berbagai jenis tanaman hortikultura tropik

maupun subtropik, menjadi peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan

produksinya sehingga dapat memenuhi permintaan pasar.

PT Agroindo Usaha Jaya yang memiliki negara tujuan ekspor Timur

Tengah dan Eropa, dengan jelasnya negara tujuan ekspor tersebut menjadi

peluang bagi perusahaan karena dimungkinkannya adanya peningkatan produksi,

akibat dari peningkatan jumlah permintaan.

Perusahaan eksportir buah-buahan di dalam negeri maupun di luar negeri

cukup banyak, hal ini merupakan suatu ancaman bagi perusahaan karena

berpengaruh terhadap penjualan maupun pendapatan perusahaan. Ancaman lain

yang dihadapi perusahaan adalah kenaikan BBM yang mempengaruhi terhadap

biaya ekspor yang semakin tinggi.

Nilai inflasi yang tinggi merupakan ancaman yang kuat bagi PT Agroindo

Usaha Jaya karena hal ini berpengaruh pada kenaikan harga bahan bakar minyak

yang akan berdampak pada kenaikan harga-harga lainnya ditambah dengan

kurang stabilnya politik dan keamanan dalam negeri yang berpengaruh ancaman

pada nilai tukar rupiah yang tidak stabil dan berdampak juga pada penurunan nilai

investasi dan penanaman modal di dalam negeri, hal ini juga berpengaruh

terhadap aktivitas PT. Agroindo Usaha Jaya yaitu kurangnya kepercayaan pembeli

untuk melakukan transaksi dengan perusahaan.

Lingkungan eksternal perusahaan lain yang menjadi ancaman bagi

perusahaan adalah adanya kebijakan tarif ekspor yang saat ini meningkat menjadi
10% yang sebelumnya sebesar 3%, hal ini akan meningkatkan biaya ekspor

sehingga akan mempengaruhi besarnya pendapatan perusahaan.10

Berdasarkan hasil identifikasi faktor-faktor eksternal perusahaan dan

wawancara dengan pihak perusahaan diperoleh peluang dan ancaman perusahaan

yang dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Identifikasi Lingkungan Eksternal PT Agroindo Usaha Jaya


Faktor-faktor Eksternal
Peluang Ancaman
A. Pasar Global F. Persaingan dalam usaha (pesaing
B. Peningkatan jumlah penduduk domestik maupun mancanegara).
dunia G. Kenaikan harga BBM
C. Meningkatnya kesadaran H. Inflasi
masyarakat akan gizi dan kesehatan I. Keadaan politik dan keamanan
D. Peningkatan jumlah produksi yang kurang stabil
E. Negara tujuan ekspor jelas J. Adanya kebijakan tarif ekspor

10
www.depkeu.go.id
VII. PERUMUSAN ALTERNATIF STRATEGI

7.1 Analisis Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)

Analisis matriks IFE merupakan hasil dari identifikasi faktor internal berupa

kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) yang berpengaruh terhadap PT

Agroindo Usaha Jaya. Penentuan nilai dan bobot dengan menggunakan metode

paired comparison. Penentuan rating diperoleh dari tiga orang responden,

sedangkan total skor dengan mengalikan bobot dan rating.

Hasil identifikasi diperoleh melalui kuisioner dari tiga orang responden

yang telah diolah dengan nilai rata-rata.

Tabel 17. Hasil analisis Matriks IFE PT Agroindo Usaha Jaya


Faktor Internal Rata-rata
Kekuatan Bobot Rating Skor
A. Kualitas produk yang bermutu 0.101 4.000 0.404
B. Ketepatan waktu dalam 0.075 4.000 0.300
pendistribusian 0.086 3.200 0.274
C. Buah yang ditawarkan beragam 0.084 3.200 0.270
D. Modal sendiri 0.094 3.200 0.301
E. Pengalaman di bidang ekspor cukup
lama 0.076 3.800 0.288
F. Harga yang kompetitif 0.081 2.400 0.195
G. Kemitraan dengan pemasok baik
Kelemahan Bobot Rating Skor
H. Tidak mempunyai kebun sendiri 0.080 1.200 0.096
I. Buah dalam bentuk segar tidak tahan 0.083 2.000 0.167
lama
J. Kondisi gudang kurang memadai 0.079 1.800 0.142
K. Kurangnya promosi 0.078 1.000 0.078
L. Kapasitas pengadaan buah kurang 0.082 2.000 0.164
optimal
Total Skor IFE 1 2.680

Berdasarkan Tabel 17 diketahui bahwa kualitas produk yang bermutu,

ketepatan waktu dalam pendistribusian dan harga yang kompetitif merupakan


kekuatan utama PT Agroindo Usaha Jaya yang ditunjukan dengan nilai rating

lebih tinggi. Indikator harga yang kompetitif mempunyai nilai rating 3.800,

kualitas produk yang bermutu dan ketepatan waktu dalam pendistribusian

mempunyai nilai rating 4,0 ini merupakan indikator yang paling penting dalam

perusahaan. Sedangkan kurannya promosi dan tidak adanya kebun sendiri

merupakan kelemahan PT Agroindo Usaha Jaya.

Total skor rata-rata untuk matriks IFE adalah 2,680. Hal ini menunjukan

bahwa PT Agroindo Usaha Jaya mempunyai kekuatan internal di atas rata-rata

yaitu 2,50. Ini berarti PT Agroindo Usaha Jaya mempunyai kekuatan yang besar

dan mampu mengatasi kelemahan usahanya.

7. 2 Analisis Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

Analisis matriks EFE merupakan hasil dari identifikasi faktor-faktor

eksternal berupa peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang berpengaruh

terhadap PT Agroindo Usaha Jaya. Jumlah responden yang mengisi kuisioner

matriks EFE adalah tiga orang. Penilaian bobot dilakukan dengan cara mencari

rata-rata nilai bobot dari ketiga responden yang mengisi kuisioner, begitu juga

dalam menentukan nilai rating dilakukan dengan cara mencari rata-rata nilai

rating dari ketiga responden. Hasil analisis matriks EFE dapat dilihat pada Tabel

18.

Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa negara tujuan ekspor yang jelas

menjadi peluang terbesar PT Agroindo Usaha Jaya yang ditunjukan dengan nilai

rating 4,0 sedangkan peningkatan jumlah penduduk dunia, meningkatnya

kesadaran masyarakat dunia akan gizi dan kesehatan dan peningkatan jumlah

produksi dengan nilai rating 3,0 juga merupakan peluang bagi perusahaan.
Hasil identifikasi faktor eksternal berupa ancaman bagi PT Agroindo

Usaha Jaya ada beberapa faktor yaitu yang terbesar adalah adanya kebijakan tarif

ekspor yang ditunjukan dengan nilai rating tertinggi yaitu 4,0 dan kenaikan harga

BBM juga merupakan ancaman bagi PT Agroindo Usaha Jaya ditunjukan dengan

nilai rating 3,4. Total skor rata-rata untuk matriks EFE adalah 2,970 yang berada

diatas rata-rata sebesar 2,50. Total skor rata-rata 2,970 memperlihatkan bahwa

perusahaan secara efektif mengambil keuntungan dari peluang yang ada dan

meminimalkan ancaman bagi perusahaan.

Tabel 18. Hasil analisis Matriks EFE PT Agroindo Usaha Jaya

Faktor Eksternal Rata-rata


Peluang Bobot Rating Skor
A. Pasar global 0.106 2.800 0.297
B. Peningkatan jumlah penduduk dunia 0.100 3.000 0.299
C. Meningkatnya kesadaran masyarakat 0.105 3.000 0.315
dunia akan gizi dan kesehatan
D. Peningkatan jumlah produksi 0.105 3.000 0.315
E. Negara tujuan ekspor jelas 0.096 3.800 0.366
Ancaman Bobot Rating Skor
F. Persaingan dalam usaha 0.099 3.000 0.298
G. Kenaikan harga BBM 0.089 3.800 0.337
H. Inflasi 0.108 2.000 0.217
I. Keadaan politik & keamanan kurang stabil 0.104 3.400 0.229
J. Adanya kebijakan tarif ekspor 0.087 4.000 0.297
Total Skor EFE 1 2.970

7.3 Matriks Internal Eksternal (IE)

Matriks IE diperoleh dari hasil penggabungan matriks IFE dan EFE. Dari

hasil analisis matriks IE ini maka dapat diketahui posisi PT. AIJ. Berdasarkan

nilai total skor dari matrik IFE sebesar 2,680 yang menggambarkan bahwa

kemampuan perusahaan dalam mengakomodir faktor strategis internal dalam

kondisi rata-rata. Pada matriks EFE memiliki total skor sebesar 2,970, yang
menggambarkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghadapi peluang dan

ancaman juga dalam kondisi tinggi.

Skor IFE

2,680

Kuat 3.0 Rata-rata 2.0 Lemah 1.0

I II III

2,970
IV V VI

VII VIII IX

Gambar 7. Matriks Internal Eksternal (IE) PT. Agroindo Usaha Jaya.

Berdasarkan pemetaan ke dalam matrik IE, dari masing-masing total skor

faktor internal dan eksternal, maka penempatan PT. Agorindo Usaha Jaya berada

pada kuadran V. Posisi pada kuadran ini termasuk dalam Pertahankan dan

Pelihara dan strategi yang paling sesuai digunakan pada posisi ini adalah

penetrasi pasar dan pengembangan pasar.

Strategi penetrasi pasar dan pengembangan pasar berusaha meningkatkan

pangsa pasar untuk produk yang sudah ada di pasar melalui usaha yang lebih

gencar. Peningkatan pangsa pasar ini dapat dilakukan dengan menjangkau pasar-

pasar yang sebelumnya belum disentuh oleh pesaing-pesaing lain dan

meningkatkan kerjasama. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan usaha


promosi melalui kegiatan-kegiatan promosi di luar negeri. Penetrasi pasar

sebaiknya dilakukan dengan memperluas atau menjangkau pasar yang baru.

7.4 Matriks SWOT

Berdasarkan aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang

terdapat dalam analisis internal dan eksternal dalam upaya pengembangan ekspor

PT. Agroindo Usaha Jaya dapat disusun beberapa alternatif strategi dengan cara

memindahkan hasil analisis data matriks IFE dan EFE ke dalam matriks SWOT.

Pada matriks SWOT dilakukan pencocokan antara kekuatan dan kelemahan

dengan peluang dan ancaman perusahaan. Dari penggabungan matriks SWOT

diperoleh beberapa alternatif strategi yaitu strategi S-O, strategi S-T, Strategi W-

O, dan strategi W-T. Hasil analisis matriks SWOT PT Agroindo Usaha Jaya dapat

dilihat pada Gambar 8.

Strengths (S) Weakness (W)


1. Kualitas produk yang bermutu 1. Tidak memiliki kebun sendiri
(S1) (W1)
Internal 2. Ketepatan waktu dalam 2. Buah dalam bentuk segar
pendistribusian (S2) tidak tahan lama(W2)
3. Kondisi gudang yang kurang
3. Buah yang ditawarkan memadai (W3)
beragam(S3) 4. Kurangnya promosi (W4)
4. Modal sendiri (S4) 5. Kapasitas pengaaan buah
5. Pengalaman di bidang ekspor kurang optimal (W5)
cukup lama (S5)
Eksternal 6. Harga yang kompetitif (S6)
7. Kemitraan dengan pemasok baik
(S7)
Opportunities (O) Strategi S O Strategi W O
1. Pasar global (O1) 1. Mempertahankan kualitas produk
2. Peningkatan jumlah dan pelanggan dengan keunggulan 1. Memperluas gudang dan
penduduk dunia(O2) yang dimiliki (S1,S2, S6 O5) melengkapi fasilitas gudang.
3. Meningkatnya kesadaran 2. Memperluas jaringan pemasok (W3-O4)
masyarakat dunia akan gizi dengan mencari sentra-sentra produk
dan kesehatan (O3) yang baru. (S5,S7-O1,O2,O3,O4)
4. Peningkatan jumlah produksi 3. Memperluas pasar (S1, S5,-O1)
(O4)
5. Negara tujuan ekspor jelas
(O5)
Strategi S T Strategi W T
1. Meningkatkan kerjasama dan 1. Meningkatkan promosi
Treaths (T) menjaga hubungan baik dengan (W4 T1)
1. Persaingan dalam usaha (T1) pemasok untuk menjaga kualitas dan
2. Kenaikan harga BBM (T2) kontinyuitas produk (S7 T1)
3. Inflasi (T3) 2. Mempererat hubungan baik dengan
4. Keadaan politik dan pelanggan melalui penjualan produk
keamanan yang kurang stabil yang berkualitas dan pendistribusian
(T4) yang tepat waktu (S1,S2 T1).
5. Adanya kebijakan tarif
ekspor (T5)

Gambar 8. Matriks SWOT PT. Agroindo Usaha Jaya


7.4.1 Strategi S-O

Strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang. Berdasarkan kekuatan yang dimiliki dan peluang ang

dihadapi PT Agroindo Usaha Jaya dapat dirumuskan alternatif strategi sebagai

berikut :

1. Mempertahankan kualitas produk dan pelanggan dengan keunggulan yang

dimiliki. Keunggulan yang dimiliki PT Agroindo Usaha Jaya antara lain

adalah kualitas produk yang bermutu, ketepatan waktu dalam pendistribusian,

harga yang kompetitif, keunggulan-keunggulan tersebut dapat digunakan

untuk memanfaatkan peluang dimana PT Agroindo Usaha Jaya selama ini

memiliki Negara tujuan ekspor yang jelas yaitu Timur Tengah dan Eropa.

(S1,S2,S5-O6).

2. Memperluas jaringan pemasok dengan mencari sentra-sentra produk yang

baru. Dengan pengalaman di bidang ekspor buah yang cukup lama

memperkuat citra perusahaan di mata pemasok, ini dapat dimanfaatkan untuk

memperluas kerjasama dengan petani buah yang masih cukup banyak di

Indonesia (S5,S7-O1,O2,O3,O4).

3. Memperluas pangsa pasar. Dengan produk yang bermutu dan pengalaman di

bidang ekspor buah cukup lama dapat dimanfaatkan untuk menghadapi


peluang adanya pasar global. Untuk pengembangan pasar luar negari bisa

dilakukan perluasan pasar di luar Timur Tengah dan Eropa. (S1,S5-O1).

7.4.2 Strategi S-T

Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghindari

ancaman. Berdasarkan kekuatan yang dimiliki dan ancaman yang dihadapi PT

Agroindo Usaha Jaya dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Meningkatkan kerjasama dan menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk

menjaga kualitas dan kontinyuitas produk. Persaingan dalam usaha distribusi

buah bukan saja persaingan dalam mendapatkan pelanggan, tetapi juga

persaingan dalam memperoleh pasokan buah. Hubungan yang baik dengan

petani buah dapat menjadi keunggulan bagi PT Agroindo Usaha Jaya dalam

memperoleh pasokan buah yang berkualitas dan kontinyu (S7-T1).

2. Mempererat hubungan baik dengan pelanggan melalui penjualan produk yang

berkualitas dan pendistribusian yang tepat waku. Dengan produk yang

berkualitas dan pendistribusian yang tepat waktu pelanggan PT Agroindo

Usaha Jaya akan kembali melakukan pembelian. (S1, S2-T1).

7.4.3 Strategi W-O

Strategi W-O adalah strategi yang mengatasi kelemahan dengan

memanfaatkan peluang. Berdasrkan kelemahan yang dimiliki dan peluang yang

dihadapi PT Agroindo Usaha Jaya dapat dirumuskan dengan Memperluas gudang

dan Melengkapi fasilitas gudang dengan cold storage (lemari pendingin). Dengan

kerjasama yang baik dengan pemasok memungkinkan pasokan buah yang

kontinyu, pasokan buah tersebut tentunya akan disimpan di dalam gudang

sebelum dipasarkan, sehingga gudang perlu diperluas agar memiliki daya


tampung yang optimal. Buah-buahan memiliki sifat mudah rusak dalam

penyimpanannya di gudang, oleh karena itu agar daya simpan buah bisa lebih

lama diperlukan fsilitas yang dapat mendukung (W3-O4).

7.4.4 Strategi W-T

Strategi W-T adalah strategi yang meminimalkan kelemahan dan

menghindari ancaman. Dari kelemahan yang dimiliki ancaman yang dihadapi PT

Agroindo Usaha Jaya dapat dirumuskan dengan meningkatkan kegiatan promosi

tentang keunggulan buah lokal dari Indonesia. ancaman yang dihadapi perusahaan

tidak hanya perusahaan pesaing dalam negeri tetapi pesaing dari Negara-negara

lain. Dengan melakukan promosi kepada masyakarat dunia bahwa buah Indonesia

tidak kalah dengan buah dari negara lain, perusahaan dapat mempertahankan

pangsa pasar bahkan memperluas pangsa pasar (W4-T1).

7.5 Tahap Keputusan

Tahap ini merupakan tahap ketiga dari perumusan strategi. Proses pemilihan

prioritas strategi dilakukan oleh direktur yang sekaligus bertanggung jawab dalam

pemasaran PT Agroindo Usaha Jaya, Manajer Ekspor, Manajer Accounting yang

memiliki otoritas dan kemampuan dalam memilih strategi pemasaran. Matriks

QSPM akan menentukan kemenarikan relative (relative attractiveness) dari

tindakan-tindakan strategi alternatif yang dapat dilakukan oleh PT Agroindo

Usaha Jaya. Beberapa strategi yang akan dipilih yaitu :

1. Mempertahankan kualitas produk dan pelanggan dengan keunggulan yang

dimiliki. Keunggulan yang dimiliki PT Agroindo Usaha Jaya antara lain

adalah kualitas produk yang bermutu, ketepatan waktu dalam pendistribusian,

harga yang kompetitif, keunggulan-keunggulan tersebut dapat digunakan


untuk memanfaatkan peluang dimana PT Agroindo Usaha Jaya selama ini

memiliki Negara tujuan ekspor yang jelas yaitu Timur Tengah dan Eropa.

2. Memperluas jaringan pemasok dengan mencari sentra-sentra produk yang

baru. Dengan pengalaman di bidang ekspor buah yang cukup lama

memperkuat citra perusahaan di mata pemasok, ini dapat dimanfaatkan untuk

memperluas kerjasama dengan petani buah yang masih cukup banyak di

Indonesia.

3. Memperluas pangsa pasar. Dengan produk yang bermutu dan pengalaman di

bidang ekspor buah cukup lama dapat dimanfaatkan untuk menghadapi

peluang adanya pasar global. Untuk pengembangan pasar luar negari bisa

dilakukan perluasan pasar di luar Timur Tengah dan Eropa.

4. Meningkatkan kerjasama dan menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk

menjaga kualitas dan kontinyuitas produk. Persaingan dalam usaha distribusi

buah bukan saja persaingan dalam mendapatkan pelanggan, tetapi juga

persaingan dalam memperoleh pasokan buah. Hubungan yang baik dengan

petani buah dapat menjadi keunggulan bagi PT Agroindo Usaha Jaya dalam

memperoleh pasokan buah yang berkualitas dan kontinyu.

5. Mempererat hubungan baik dengan pelanggan melalui penjualan produk yang

berkualitas dan pendistribusian yang tepat waku. Dengan produk yang

berkualitas dan pendistribusian yang tepat waktu pelanggan PT Agroindo

Usaha Jaya akan kembali melakukan pembelian.

6. Memperluas gudang dan Melengkapi fasilitas gudang dengan cold storage

(lemari pendingin). Dengan kerjasama yang baik dengan pemasok

memungkinkan pasokan buah yang kontinyu, pasokan buah tersebut tentunya


akan disimpan di dalam gudang sebelum dipasarkan, sehingga gudang perlu

diperluas agar memiliki daya tampung yang optimal. Buah-buahan memiliki

sifat mudah rusak dalam penyimpanannya di gudang, oleh karena itu agar

daya simpan buah bisa lebih lama diperlukan fasilitas yang dapat mendukung.

7. Meningkatkan kegiatan promosi tentang keunggulan buah lokal dari

Indonesia. ancaman yang dihadapi perusahaan tidak hanya perusahaan pesaing

dalam negeri tetapi pesaing dari Negara-negara lain. Dengan melakukan

promosi kepada masyakarat dunia bahwa buah Indonesia tidak kalah dengan

buah dari negara lain, perusahaan dapat mempertahankan pangsa pasar bahkan

memperluas pangsa pasar.

Berdasarkan hasil perhitungan QSPM dengan mengalikan rata-rata bobot

dari masing-masing faktor dengan nilai daya tarik (attractive score) dihasilkan

total nilai daya tarik (total attractive score) yang dapat dilihat pada Lampiran.

Sehingga dihasilkan alternatif strategi yang dipilih adalah strategi satu yaitu

Mempertahankan kualitas produk dan pelanggan dengan menjaga kualitas

produk yang bermutu, ketepatan waktu dalam pendistribusian dan harga yang

kompetitif dengan nilai Total Attractive Score (TAS) sebesar 6,600. Alternatif

strategi yang terakhir dipilih adalah strategi nomor empat yaitu Memperluas

gudang dan Melengkapi fasilitas gudang dengan cold storage (lemari pendingin)

dengan nilai TAS 4,143.

Prioritas strategi yang disarankan disusun berdasarkan urutan pertama

dengan nilai TAS terbesar sampai dengan urutan terakhir dengan nilai TAS

terendah. Hasil analisis QSPM menghasilkan urutan prioritas strategi sebagai

berikut :
1. Mempertahankan kualitas produk dan pelanggan dengan keunggulan yang

dimiliki. Keunggulan yang dimiliki PT Agroindo Usaha Jaya antara lain

adalah kualitas produk yang bermutu, ketepatan waktu dalam pendistribusian,

harga yang kompetitif (7,903).

2. Memperluas pangsa pasar. Dengan produk yang bermutu dan pengalaman di

bidang ekspor buah cukup lama dapat dimanfaatkan untuk menghadapi

peluang adanya pasar global (6,595).

3. Memperluas jaringan pemasok dengan mencari sentra-sentra produk yang

baru. (6,338).

4. Meningkatkan kegiatan promosi (6,161).

5. Meningkatkan kerjasama dan menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk

menjaga kualitas dan kontinyuitas produk (5,668).

6. Mempererat hubungan baik dengan pelanggan melalui penjualan produk yang

berkualitas dan pendistribusian yang tepat waku (5,269).

7. Memperluas gudang dan Melengkapi fasilitas gudang dengan cold storage

(lemari pendingin) (4,980).


VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap strategi

pemasaran ekspor buah-buahan di PT Agroindo Usaha Jaya yang meliputi analisis

IFE, analisis EFE, analisis SWOT dan analisis QSPM maka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Faktor internal yang menjadi kekuatan PT Agroindo Usaha Jaya adalah

kualitas produk yang bermutu, ketepatan waktu dalam pendistribusian, buah

yang ditawarkan beragam, modal sendiri, pengalaman di bidang ekspor cukup

lama, memiliki harga yang kompetitif, dan kemitraan dengan pemasok baik.

Sedangakan yang menjadi kelemahan adalah tidak mempunyai kebun sendiri,

buah yang akan diekspor memiliki kesegaran yang tidak tahan lama, kondisi

gudang yang kurang memadai, kurangnya promosi, dan kapasitas pengadaan

buah yang kurang optimal.

2. Faktor eksternal yang menjadi peluang adalah adanya pasar global,

peningkatan jumlah penduduk dunia, meningkatnya kesadaran masyarakat

dunia akan gizi dan kesehatan, peningkatan jumlah produksi dan negara tujuan

ekspr yang jelas. Sedangkan ancaman dari faktor eksternal adalah persaingan

dalam usaha (pesaing domestik maupun mancanegara), kenaikan harga BBM,

Nilai tukar rupaih yang tidak stabil, keadaan politik dan keamanan yang

kurang stabil dan adanya kebijakan tarif ekspor.

3. Pada analisis matriks SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi yaitu

mempertahankan kualitas produk dan pelanggan, memperluas jaringan


pemasok, memperluas pangsa pasar, meningkatkan kerjasama dengan menjaga

hubungan baik dengan pemasok, mempererat hubungan baik dengan

pelanggan, memperluas gudang dan melengkapi fasilitas gudang dengan cold

storage (lemari pendingin) dan meningkatkan kegiatan promosi.

4. Berdasarkan matriks QSPM diperoleh prioritas strategi yaitu :

mempertahankan kualitas produk dan pelanggan, memperluas pangsa pasar,

memerpluas jaringan pemasok, meningkatkan kegiatan promosi,

meningkatkan kerjasama dengan menjaga hubungan baik dengan pemasok,

mempererat hubungan baik dengan pelanggan, dan memperluas gudang dan

melengkapi fasilitas gudang dengan cold storage.

8.2 Saran

PT Agroindo Usaha Jaya disarankan untuk mempertahankan pelanggan

dengan menjaga kualitas produk dan ketepatan waktu dalam pendistribusian,

memperluas pangsa pasar dengan memperluas negara tujuan ekspornya khususnya

ke negara-negara di wilayah Asia. Sementara untuk meningkatkan penyediaan

buah-buahan PT Agroindo Usaha Jaya disarankan meningkatkan kerjasama dan

hubungan baik dengan para pemasok serta mencari sentra-sentra produksi baru

yang tersebar di provinsi-provinsi di Indonesia.

Selain itu PT Agroindo Usaha Jaya harus meningkatkan kegiatan promosi

dengan cara mengikuti pameran baik di dalam negeri maupun di luar negeri,

pemasangan iklan di Internet. Dengan demikian, diharapkan perusahaan dapat

memperkenalkan produk-produk yang ditawarkan kepada konsumen serta dapat

meningkatkan penjualan.
DAFTAR PUSTAKA

Asrar, Z. 2001. Analisis Pemasaran Manggis Indonesia dari Kecamatan 2x11


Enam Lingkung dan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera
Barat. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Badan Pusat Statistik. 2008. Statistik Indonesia. Jakarta.

David, Fred R. 2004. Manajemen Strategis Konsep. Edisi Kesembilan. Prentice


Hall. Indeks. Jakarta.

Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. Prehallindo. Jakarta.

Kotler, P. 2004. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. PT Indeks. Jakarta

Novansi. 2006. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Volume Ekspor Beberapa


Buah-Buahan Penting Indonesia. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi
Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Bogor

Nuraeni, Neni. 2004. Analisis Strategi Pemasaran Teh Hitam di PT. X Sukabumi,
Jawa Barat. Skripsi. Program Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fkultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Pakpahan. 2006. Analisis Sistem Pemasaran Manggis. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu


Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Pearce dan Robinson. 1197. Manajemen Strategik : Formulasi, Implementasi dan


Pengendalian. Jilid Satu. Binarupa Aksara. Jakarta.

Rahmawati. 2004. Analisis Persepsi dan Prioritas Konsumen dalam Keputusan


Pembelian Manggis. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rangkuti, F. 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT.


Gramedia. Jakarta

Rismunandar. 1986. Mengenal Tanaman Buah-buahan. Sinar Baru. Bandung.

Sinaga, Erianova S. 2008. Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam pada


Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Program
Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fkultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Sunarti, Irma. 2004. Analisis Manajemen Strategis Ekspor Buah Segar Lokal di
PT. Agroindo Usaha Jaya. Skripsi. Program Kekhusussan Agribisnis
Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian. Universiatas Nasional
Jakarta.

Susanto, H. 2005. Kajian Strategis Pengembangan Agribisnis Buah Manggis


(Garcinia mangostana L.) di Wilayah Agropolitan Kabupaten Bogor Jawa
Barat. Skripsi. Program Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Zulaeha, Lily. 2000. Analisis Strategi Bauran Pemasaran Buah Segar. Skripsi
Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB
Bogor.
LAMPIRAN
Lampiran 4. Standar Mutu Buah-buahan PT Agroindo Usaha Jaya

Spesifikasi
Item Buah Grade
Kualitas
Rambutan Lebak = 20 pcs/kg - Rambut banyak
- Rasa manis
Parakan = 25 pcs/kg
Binjai= 15 pcs/kg
Manggis Timur Tengah Per kg = - Kelopak harus
hijau
12-14 pes
Eropa per kg = 9-12 pes
Mangga kidang 2 pcs/kg - Matang 80 %
- Rasa Manis
- Tidak memar
Mangga Gedong 2 pcs/kg - Matang 80 %
- Rasa Manis
- Tidak memar
Salak 12 -13 pcs/kg - Bersih
(maks. 15pcs) - Kulitcerah
Pisang 1 sisir = 1 kg - Rasa manis
- Tidak lunak /
bonyok
Duku 25 - 30 pcs/kg - Kul it putih
- Tidak bergetah

Cempedak 1 pes - 5 kg - Matang 80 %


Sumber : Divisi Pengadaan PT Agroindo Usaha Jaya Jakarta
Lampiran 5. Proses Penyortiran dan Pengemasan Buah Segar di PT Agroindo
Usaha Jaya

Anda mungkin juga menyukai