Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Kehamilan merupakan peristiwa alami yang terjadi pada wanita, namun kehamilan dapat
mempengaruhi kondisi kesehatan ibu dan janin terutama pada kehamilan trimester pertama.
Wanita hamil trimester pertama pada umumnya mengalami mual, muntah, nafsu makan
berkurang dan kelelahan. Menurunnya kondisi wanita hamil cenderung memperberat kondisi
klinis wanita dengan penyakit infeksi antara lain infeksi HIV-AIDS.

Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan suatu syndrome/kumpulan


gejala penyakit yang disebabkan oleh Retrovirus yang menyerang sistem kekebalan atau
pertahanan tubuh. Dengan rusaknya sistem kekebalan tubuh, maka orang yang terinfeksi mudah
diserang penyakit-penyakit lain yang berakibat fatal, yang dikenal dengan infeksi oportunistik.
Kasus AIDS pertama kali ditemukan oleh Gottlieb di Amerika Serikat pada tahun 1981 dan
virusnya ditemukan oleh Luc Montagnier pada tahun 1983 (Yopan, 2012).

Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) adalah penyebab penyakit dan kematian yang
terkemuka di kalangan perempuan dan anak-anak di negara-negara dengan tingkat infeksi human
immunodeficiency virus (HIV) yang tinggi. Transmisi HIV dari ibu ke anak (Mother To Child
Transmission MCTC) adalah rute infeksi HIV pada anak yang paling signifikan. Beberapa
intervensi telah terbukti efektif dalam mengurangi MTCT termasuk pilihan persalinan secara
caeseran, substitusi menyusui dan terapi antiretroviral selama kehamilan, persalinan, dan pasca
melahirkan. Jika intervensi ini diterapkan dengan benar maka dapat mengurangi MTCT sebesar
2% (Yopan, 2012) .

Jumlah penderita penyakit HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/ Acquaired Immune


Deficiency Syndrome) di dunia maupun di Indonesia, baik pada orang dewasa maupun anak
semakin meningkat jumlahnya setiap tahun. Diduga jumlah kasus HIV/AIDS ini menyerupai
fenomena gunung es, yaitu kasus yang diketahui hanya sekitar 1/10 dari jumlah kasus yang
sebenarnya (Gemari, 2010 dalam Yopan, 2012). Penyakit HIV/AIDS merupakan salah satu
penyakit pembunuh terbesar di dunia. Hal ini karena pada Januari 2006, UNAIDS dan WHO
memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama
kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Sejak HIV menjadi pandemi di dunia, diperkirakan 5,1 juta
anak di dunia terinfeksi HIV. Setiap tahun sekitar 400.000 bayi dilahirkan terinfeksi HIV akibat
penularan dari ibu ke anak (penularan vertical). Di Indonesia, hingga Maret 2011, jumlah anak
penderita HIV/AIDS mencapai 1.119 orang, dengan jumlah penderita dibawah lima tahun
dilaporkan mencapai 514 anak (Depkes, 2011 dalam Yopan, 2012). Dilaporkan juga sebanyak 34
anak usia bawah lima tahun (balita) di propinsi Papua positif mengidap infeksi HIV(Judarwanto,
2010 dalam Yopan, 2012).

Kasus HIV/AIDS di negara berkembang sungguh sangat mengerikan karena kasusnya


mengalami kenaiakan yang luar biasa yang mempengaruhi angka kesakitan dan kematian pada
penduduk usia produktif. Dan hal ini berdampak sangat buruk terhadap pembangunan sosial
ekonomi suatu bangsa dan dapat menyebabkan usia harapan hidup menjadi terhambat atau
bahkan menjadi mundur. Selanjutnya dapat mengancam kehidupan penduduk bahkan kehidupan
sebuah bangsa. Di Indonesia telah dilaporkan pula kasus HIV/AIDS pada bayi yang tertular dari
ibunya yang mengidap HIV dan pada remaja yang tertular karena berperilaku berisiko.

Dampak dari permasalahan pada anak tersebut diatas dapat mengarah pada penyebar
luasan HIV/ AIDS antara lain melalui hubungan sex yang tidak aman maupun melalui
penggunaan jarum suntik yang tidak steril oleh penyalahguna narkoba. Ini semua dapat terjadi
pada anak/ remaja penyalahguna narkoba, anak jalanan, anak/remaja tuna susila atau yang
dieksploitasi, anak/remaja nakal karena mereka termasuk kelompok yang rentan terhadap
penularan HIV/AIDS selain itu pengetahuan mereka terhadap permasalahan HIV/ AIDS masih
sangat kurang. Untuk itu perlu diadakan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/ AIDS
terhadap kelompok-kelompok rawan, masyarakat termasuk kepada anak/remaja.

Komisi Penanggulangan AIDS Nasional menyatakan bahwa saat ini jumlah ibu rumah tangga
yang terinfeksi HIV di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, sementara jumlah pekerja
seks komersil yang terinfeksi HIV terus menurun. Hal ini diduga disebabkan oleh penularan HIV
dari suami atau pasangan intim yang memiliki perilaku beresiko. Keadaan ini dapat
meningkatkan resiko penularan dari ibu ke anak. Dengan demikian permasalahan HIV harus
segera ditangani dengan baik. Bila tidak ditangani, epidemi HIV akan merambat masuk ke dalam
keluarga dan masyarakat umum (KPA, 2010 dalam Yopan, 2012).

Semakin tingginya jumlah penderita penyakit ini di Indonesia, selain membebani pembiayaan
sistem kesehatan juga menimbulkan dampak sosial ekonomi yang tak sedikit karena sebagian
besar penderita berada dalam usia produktif (20-39 tahun). Hal ini memperlambat pertumbuhan
ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia sehingga mengakibatkan
berkurangnya daya saing bangsa dalam percaturan global dunia. Makin bertambahnya jumlah
penderita HIV/AIDS terutama pada anak dan wanita menyebabkan terancamnya Millenium
Developmental Goals 2015 (4,5, dan 6) (Syafrawati, 2006 dalam Yopan, 2012).

Mengetahui status HIV secara dini waktu hamil sangat bermanfaat untuk permpuan dan bayi.
Kemampuan perempuan untuk mengawasi kesehatan dan kehidupan sendiri perlu ditingkatkan
bila dia mengetahui dirinya HIV-positif, ibu dapat mencegah terjadinya penularan pada bayinya.

Kegiatan pelayanan Pencegahan Penularan HIV dari ibu ke anak/Prevention of Mother to child
HIV transmision/PMTCT merupakan bagian dari pelayanan perawatan, dukungan dan
pengobatan/CST bagi pasien HIV/AIDS. Pelayanan PMTCT semakin menjadi perhatian
dikarenakan epidemi HIV/AIDS di Indonesia meningkat dengan cepat (jumlah kasus AIDS pada
akhir triwulan II 2008 adalah 12,686 kasus). Metode penularan utama di Indonesia adalah
penggunaan narkotika suntik yang tidak aman dan perilaku seksual beresiko. Sebagian besar
kasus HIV dan AIDS diderita oleh laki-laki (rasio 3,79 : 1), namun kasus HIV dan AIDS pada
perempuan usia reproduktif dan anak-anak juga meningkat seiring dengan bergesernya epidemi
dari kelompok berisiko menjadi kelompok masyarakat umum.

2. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tentang HIV/AIDS
2. Mengetahui gejala penyakit HIV/AIDS
3. Mengetahui cara penularan penyakit HIV/AIDS
4. Memahami pengobatan penanganan penyakit HIV/AIDS
5. Mengetahui Pencegahan penularan penyakit HIV/AIDS pada ibu hamil

Anda mungkin juga menyukai