PPKC Jakarta 4
Fungsi Supervisi bukan hanya kontrol, apakah
segala kegiatan dilaksanakan sesuai dg rencana,
tetapi juga, bersama perawat mengupayakan
bagaimana perbaikan asuhan keperawatan yg
sedang berlangsung.
PPKC Jakarta 5
Tujuan Supervisi
PPKC Jakarta 8
4. Prinsip :
Dilakukan ss. garis kekuasaan/struktural/tanggung jawab.
Memerlukan pengetahuan dasar manajemen,ketrampilan
HAM, dan kepemimpinan.
Proses kerjasama yang demokratis.
Menggunakan proses manajemen,termasuk
misi,falsafah,tujuan dan rencana u/mencapai tujuan.
5. Faktor keberhasilan :
Gaya Kepemimpinan.
Motivasi.
Pendelegasian.
Komunikasi.
PPKC Jakarta 9
Adalah suatu metode memperoleh & memproses informasi
tentang :
* Sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai,
* Bagaimana perbedaan pencapaian dg suatu standar
tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara
keduanya,
PPKC Jakarta 10
Tujuan Evaluasi Kinerja secara Reguler
PPKC Jakarta 11
Prinsip-prinsip Evaluasi
Hambatan :
PPKC Jakarta 15
Adalah proses mobilisasi potensi, proses
motivasi & pengembangan SDM dalam
pemenuhan kepuasan melalui karyanya untuk
mencapai tujuan individu, organisasi, maupun
komunitas dimana individu tersebut berkarya.
PPKC Jakarta 16
Pengelolaan Ketenagaan Perawat
di suatu bangsal tergantung dari :
PPKC Jakarta 17
PENGELOLAAN KETENAGAAN (Gillies) :
1. Klasifikasi pasien.
2. Penetapan kebutuhan staf.
3. Rekrutmen.
4. Seleksi.
5. Orientasi.
6. Penjadwalan.
7. Penugasan.
8. Memperkecil absensi staf.
9. Penurunan pergantian staf.
10. Pengembangan staf.
PPKC Jakarta 18
Peran Utama Kepala Bangsal terkait
dg Pengelolaan Ketenagaan
1. Orientasi.
2. Penugasan.
3. Pengembangan Staf.
4. Memperkecil absensi staf.
5. Penurunan turn over.
6. Klasifikasi Pasien.
7. Penetapan kebutuhan staf.
PPKC Jakarta 19
Ad.1. Orientasi
PPKC Jakarta 21
Ad.2. Penugasan
PPKC Jakarta 22
Pemilihan Sistem Penugasan,
antara lain tergantung dari :
PPKC Jakarta 24
Misalnya : pada metode PN
Harus berpengetahuan & trampil menangani secara
mandiri dan melaksanakan tanggung jawab yg terkait dg
peran sebagai PN.
Program in-service harus mempertimbangkan tingkat
pendidikan dan macam pengalaman yg dimiliki PN.
PPKC Jakarta 25
Ad.4. Memperkecil Absensi Staf
Absen/mangkir :
Yaitu kehilangan waktu yg berakibat kerugian secara
kualitas dan ekonomi bagi instansi.
Faktor penyebab :
Tempat tinggal jauh.
Kelompok karyawan yg banyak.
Sakit.
Pola absen :
Sering pendek-pendek.
Jarang panjang.
Hari-hari tertentu.
PPKC Jakarta 26
Cara mengurangi absen :
Sistem pencatatan.
Kunjungan rumah.
Kesejahteraan karyawan.
Meningkatkan kondisi kerja.
Suasana kerja kondusif.
Sistem penghargaan.
Sangsi.
PPKC Jakarta 27
Ad.5. Penurunan perputaran staf (Turn over)
Cara mengurangi :
Selektif saat proses penerimaan karyawan.
Meningkatkan penugasan.
Perubahan dalam job desc.
Pengembangan staf.
Kejenuhan (burn out) :
Keadaan dimana individu merasa dirinya semakin
kurang kemampuannya, kerja kurang produktif.
Penyebab :
Peran dan fungsi kurang jelas.
Merasa terisolasi.
Beban kerja berlebihan.
Terlalu lama pada suatu tempat/bagian.
PPKC Jakarta 28
Ad.6. Klasifikasi Pasien
Pengertian
Sistim klasifikasi pasien adalah metode pengelompokkan
pasien menurut jumlah dan keadaan penyakit, usia pasien.
Pasien dikelompokkan sesuai dengan tingkat
ketergantungan pasien, dan waktu yg dibutuhkan untuk
melaksanakan keperawatan pada pasien.
PPKC Jakarta 29
Berdasarkan kebutuhan/masalah pasien.
Peralatan (alat kesehatan) yg dipergunakan oleh pasien.
Kompetensi perawat yg diperlukan untuk memberi asuhan
keperawatan pada pasien.
Berdasarkan Waktu : berapa banyak rata-rata waktu
keperawatan yg dibutuhkan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien.
Contoh : Nursalam.
Level I (Minimal) :
Mampu melakukan semua aktifitas hidup sehari-hari,
perawat hanya memberikan perlengkapan yg
diperlukan pasien (membantu sebagian saja).
PPKC Jakarta 30
Level II (Partial) :
Dapat mandi, makan, dan berpakaian tanpa bantuan.
Membutuhkan sedikit bantuan perawat untuk tritmen/
aspek asuhan personal tertentu.
Membutuhkan prosedur tertentu seperti : pembalutan,
kateterisasi kandung kemih, terapi/cairan, iv/im/sc dll.
PPKC Jakarta 32
Askep Agak Berat : 4,15 jam / hari .
Sebagian besar aktivitas dibantu.
Observasi tanda vital setiap 2 4 jam sekali.
Terpasang folley kateter.
Intake output dicatat.
Terpasang infus.
Pengobatan lebih dari sekali.
Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
Perawatan maksimal (total) : 6,16 jam / hari.
Segala aktivitas diberikan oleh perawat.
Posisi diatur.
Observasi tanda vital setiap 2 jam.
Makan memerlukan NGT. Terapi IV.
Penggunaan suction.
Gelisah / disorietasi.
PPKC Jakarta 33
Menyusun kategori pasien & jam perawatan sbb :
Kategori I : Self Care = 1 - 2 jam
Kategori II : Minimal Care = 3 - 4 jam
Kategori III : Intermediate Care = 5 - 6 jam
Kategori IV : Modified Intensive care = 7 - 8 jam
Kategori V : Intensive Care = 10 14 jam
PPKC Jakarta 35
Ad.7. Penetapan Kebutuhan Staf
PPKC Jakarta 37
Pedoman Cara Perhitungan
Kebutuhan Tenaga Keperawatan
(Standar Tenaga Keperawatan di RS, Depkes, 2005)
Rawat Inap
PPKC Jakarta 38
* Penelitian dariLuar
1. Jumlah Tenaga Kep yg diperlukan :
Jumlah Jam Perawatan/hari 93
= = 13,28 pwt
Jam Kerja Efektif/shift 7
PPKC Jakarta 40
NO KATEGORI RATA-RATA RATA-RATA JAM JML JAM
PASN/HR PERAWATAN PERAWATAN/HR
PASN/HR *
1 Askep Minimal 7 2 14
2 Askep Sedang 7 3,08 21,56
3 Askep Agak Berat 11 4,15 45,65
4 Askep Maksimal 1 6,16 6,16
JUMLAH 26 87,37
Dasar perhitungan :
1. Rata-rata jumlah pasien/hari.
2. Jumlah jam perawatan/hari = 4 jam
PPKC Jakarta 45
Critical Care
1. Tenaga yg dibutuhkan =
10 x 12
= 17,14
7
80
2. Loss day = x 17,14 = 4,81
285
PPKC Jakarta 46
Rawat Jalan
PPKC Jakarta 47
Kamar Bersalin
PPKC Jakarta 48
Rata rata jam perawatan/pasien/24 jam, metode di
Thailand dan Philipina th 1984 :
Peny Dalam = 3,4 jam.
Bedah = 3,5 jam.
Campuran (bedah + Peny Dalam) = 3,4 jam.
Nifas = 3 jam.
Bayi/Neonatus = 2,5 jam.
Anakanak = 4 jam.
Neurologi = 3,8 jam.
Jiwa = 4 4,5 jam.
Rawat Jalan = 0,5 jam.
UGD = 2,5 jam.
Kamar Bersalin = 5 8 jam.
Kamar Operasi RS tipe A & B = 5 8 jam
Kamar Operasi RS tipe C & D = 3 jam.
PPKC Jakarta 49
Jumlah perawat/24 jam =
BOR pas/24 jam X ratarata jam perawatan/pasien /24 jam
Jumlah jam kerja/hari
PPKC Jakarta 50
Dengan menghitung :
1. Jumlah jam kerja efektif 1 perawat/tahun.
2. Jumlah jam perawatan pasien yg dibutuhkan/tahun.
3. Jumlah tenaga perawat yg dibutuhkan untuk 1 tahun tanpa
Cuti Hamil.
4. Jumlah tenaga perawat pengganti Cuti Hamil.
5. Jumlah tambahan tenaga perawat karena Cuti Hamil.
PPKC Jakarta 51
2. Jumlah jam perawatan pasien/tahun
= BOR pasien x rata-rata jam perawatan pasien/24 jam x
Jumlah hari/tahun.
PPKC Jakarta 52
# Jumlah tambahan tenaga perawat yg
diperlukan
Jumlah jam yg hilang karena cuti hamil
=
Jumlah jam kerja perawat/tahun
PPKC Jakarta 53
a. Rawat inap
Jumlah jam kep. X 52 mgg x 7hari x (jml t.t x BOR) + koreksi 25%
Juml mgg effektif x 40 jam
b. Rawat jalan
jml jam kep x 52 mgg x 6 hari x jml kunjungan + koreksi 10%
jml mgg effektif x 40 jam
c. Kamar Bedah
Jml jam kep.X 52mgg x 7hr x jml aggt Tim x Jml OK + koreksi 10%
jml mgg efektif x 40 jam
PPKC Jakarta 54
d. Kamar Bersalin
Jml jam kep. X 52 mgg x 7hari x jml partus/hr + koreksi 10%
jml mgg efektif x 40 jam
e. UGD
Jml jam kep. X 52 mgg x 7hari x jml kunjungan/hr + koreksi 10%
jml mgg efektif x 40 jam
PPKC Jakarta 55
A x B x 365
Tenaga Perawat =
(365 C) x Jumlah Jam Kerja/Hari
Keterangan :
A = Jam Perawatan / 24 jam waktu perawatan yg dibutuhkan pasien
B = Sensus Harian BOR x Jumlah tempat tidur.
C = Jumlah hari tidak efektif.
365 = Jumlah hari selama setahun.
PPKC Jakarta 56
Althaus, et al, 1982 & Kirk, 1981 :
PPKC Jakarta 57
Rata-rata juml pasn/hr = 30 org
P S M P S M P S M
PPKC Jakarta 59
Jam keperawatan (Penelitian Tutuko, 1992) :
A1 = Gawat Darurat = 87 menit, SD = 19 menit.
A2 = Mendesak = 71 menit, SD = 16 menit.
A3 = Tidak Mendesak = 34 menit, SD = 9 menit.
D x 365
TP =
Jumlah hari efektif x Jumlah jam kerja/hari
D = Jam keperawatan =
(A1 x Pasn/hr) + (A2 x Pasn/hr) + (A3 x Pasn/hr) + (3 shift/hr x adm time)
PPKC Jakarta 61
A x B x 365
TP =
Juml hari efektif/tahun x juml jam kerja/hari
Keterangan :
A = Jam keperawatan ICU = 11 12 jam/24 jam.
B = Sensus Harian = BOR x Juml Tempat Tidur.
PPKC Jakarta 62
Rasio Tempat Tidur & Personil RS.
Permenkes No. 262/Menkes/Per/VII/79.
TM = Tenaga medis.
TPP = Tenaga para medis.
TNPP = Tenaga non paramedis.
TNON = Tenaga non perawatan.
TT = Tempat Tidur.
PPKC Jakarta 63
PPKC Jakarta 64