Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN

Tema : HIV/ AIDS

Tanggal : 1 Desember 2016

Tempat : Pustu Pohjentrek

I. LATAR BELAKANG MASALAH


Kebijakan nasional penanggulangan HIV/AIDS menggaris bawahi kebutuhan
serangkaian program layanan yang komprehensif dan bermutu yang menjangkau luas
masyarakat dengan tujuan (a) mencegah dan mengurangi penularan HIV/AIDS, (b)
meningkatkan kualitas hidup Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), (c) mengurangi dampak
sosial dan ekonomi akibat HIV/AIDS pada individu. Kebijakan nasional juga memberikan
prioritas kepada program intervensi yang potensial efektif dengan biaya yang dapat
dijangkau. Program layanan yang komprehensif HIV/AIDS mencakup (a) promosi dan
pencegahan, (b) perawatan dukungan dan pengobatan, (c) pemberdayaan sosial dan ekonomi,
(d) penciptaan lingkungan fisik dan sosial yang kondusif terhadap upaya penanggulangan,
dan (e) penguatan kelembagaan. Program pencegahan transmisi seksual dilakukan melalui
promosi penggunaan kondom, pengobatan, dan Voluntary Counseling and Testing).
Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang dan menjadi
masalah global yang melanda dunia. Menurut data WHO (World Health Organization) tahun
2012, penemuan kasus HIV (Human Immunodeficiency Virus) di dunia pada tahun 2012
mencapai 2,3 juta kasus, dimana sebanyak 1,6 juta penderita meninggal karena AIDS
(Acquired Immunodeficiency Syndrome) dan 210.000 penderita berusia di bawah 15 tahun
(WHO, 2012).
Berdasarkan data Ditjen P2PL (Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan),
statistik kasus HIV/AIDS yang dilaporkan dari tahun 2011-2012 mengalami peningkatan,
yaitu pada tahun 2011 kasus baru HIV sebesar 21.031 kasus, kemudian meningkat menjadi
21.511 kasus pada tahun 2012. Begitu juga dengan AIDS dari tahun 2011 sebanyak 37.201
kasus, meningkat menjadi 42.887 kasus pada tahun 2012. Proporsi faktor risiko penderita
HIV/AIDS melalui hubungan heteroseksual merupakan cara penularan dengan persentase
tertinggi sebesar 77,75%, diikuti oleh penasun atau injecting drug user (IDU) sebesar 9,16%
dan dari ibu ke anak sebesar 3,76% (Kemenkes RI, 2012).
Jumlah orang dengan HIV/AIDS di kota Surabaya yakni 7.045. jumlah ini menjadikan
Surabaya sebagai penyumbang terbesar ODHA di Jawa Timur. Dinas kesehatan Jawa Timur
mencatat ada 23.942 ODHA di Jawa Timur per2015. Wilayah kedua terbanyak ODHA
adalah Kota Malang yakni 2.693 orang. Disusul Kabupaten Jember 2.489 orang, Kabupaten
Banyuwangi 2.374 orang. Kabupaten Tulungagung 1.765 orang, Kabupaten Sidoarjo 1.704
orang, Kabupaten Malang 1.459 orang, Kabupaten Pasuruan 938 orang, Kabupaten Blitar 927
orang, Kabupaten Probolinggo 859 orang, Kabupaten Jombang 842 orang, dan kabupaten
gresik 813 orang, dan daerah yang paling sedikit adalah kabupaten Pamengkasan 16
penderita. Jumlah teresebut menurun dibandingkan 2014 57.321 orang.
Perlu pemahaman tentang perilaku seksual pada remaja sebab, masa remaja merupakan
masa peralihan dari perilaku seksual anak-anak menjadi perilaku seksual dewasa. Kurangnya
pemahaman tentang perilaku seksual pada remaja amat merugikan bagi remaja itu sendiri
termasuk keluarganya, sebab pada masa ini remaja mengalami perkembangan yang penting
yaitu kognitif, emosi, sosial dan seksual (Soetjiningsih, 2010).
Penelitian Amaliyasari dan Puspitasari (2008), tentang perilaku seksual anak usia pra
remaja di daerah lokalisasi disimpulkan bahwa, faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
perilaku seksual adalah kontak dengan daerah lokalisasi, hal ini berisiko terhadap penyebaran
penyakit menular seksual. Amat disayangkan apabila remaja yang berada di daerah lokalisasi
menjadi lebih berisiko.
HIV/AIDS merupakan penyakit infeksi yang sangat berbahaya karena tidak saja
membawa dampak buruk bagi kesehatan manusia namun juga pada negara secara
keseluruhan. Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS (SRAN)
2010-2014 yang dikukuhkan dalam Permenkokesra Nomor 8 Tahun 2010, menyebutkan
makin memperkuat upaya penanggulangan AIDS di Indonesia yang lebih terarah dan
terkoordinasi. Berbagai kebijakan untuk mendukung SRAN juga terus dikembangkan,
misalnya pada kelompok remaja, program LSL (Lelaki berhubungan Seks dengan Lelaki),
dan juga bidang pendidikan dan pelatihan (KPAN, 2010). Hasil penelitian Stanhope dan
Lancaster (2000), menggambarkan bahwa faktor sosial yang berkaitan dengan kurangnya
pengetahuan disebabkan kurang terpapar informasi tentang penyebab terjadinya penularan
infeksi HIV/AIDS, hal ini menyebabkan individu salah dalam bersikap dan berperilaku.
Faktor sosial juga berkaitan dengan kemampuan masyarakat mendapatkan sumber-sumber
informasi baik formal maupun informal. Kurangnya paparan terhadap informasi khususnya
masalah kesehatan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku, sehingga cenderung melakukan
tindakan yang berisiko terhadap masalah kesehatan
Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan
intervensi sehingga perilaku individu atau kelompok sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.
Salah satu dimensi tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan dapat dilakukan di sekolah
dengan sasaran murid melalui metode promosi kesehatan. Intervensi ini bisa dilakukan dalam
meningkatkan pengetahuan yang komprehensif dan tepat agar tidak terjadi penularan
HIV/AIDS.
Melalui sekolah, siswa belajar dan menimba ilmu, sudah sewajarnya di sekolahlah siswa
diberikan pendidikan tentang seksual. Dengan demikian perlu adanya penyuluhan kesehatan
terutama di SMA yang berada di dekat daerah lokalisasi, sesuai dengan data persentase
cakupan target penyuluhan tertinggi pada remaja di Kabupaten Karanganyar yaitu daerah
Kecamatan Karangpandan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan yang benar
tentang HIV/AIDS dan pencegahannya, serta untuk membekali siswa agar lebih mawas diri
dalam menanggapi masalah penyakit seksual yang dapat ditimbulkan.

II. PERMASALAHAN DI KALANGAN MASYARAKAT

a. Jumlah penderita HIV/AIDS di dunia bahkan di Indonesia setiap tahunnya

meningkat, termasuk di wilayah kerja Puskesmas Sekarsono Kota Pasuruan.

b. Banyak masyarakat yang belum mengetahui apa itu HIV atau apa itu AIDS

c. Banyak remaja yang tidak mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

penyakit HIV/AIDS.

III. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

a. Metode penyuluhan : Penyuluhan dilakukan dengan dialog dua arah yang

memungkinkan peserta untuk bertanya bebas kepada penyuluh.

b. Prioritas masalah : Memberikan pemahaman tentang pengertian, dari HIV dan

AIDS, penularan, dan cara pengobatannya bila sudah terinfeksi HIV/AIDS.

c. Intervensi masalah : Penyuluhan tentang pengertian, dari HIV dan AIDS,

penularan, dan cara pengobatannya bila sudah terinfeksi HIV/AIDS


IV. PELAKSANAAN

Penyuluhan mengenai HIV/ AIDS dilakukan pada tanggal 1 Desember 2016 di

Pustu Pohjentrek. Peserta penyuluhan terdiri dari ibu-ibu serta petugas di sekitar

pustu Pohjentrek. Pernyuluhan berlangsunmg dua arah, dimana peserta bebas

bertanya.

V. MONITORING DAN EVALUASI DI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pada sesi terakhir, penyuluh memberikan kesempatan untuk peserta menanyakan


tentang pengertian HIV/AIDS, penularannya, orang-orang yang beresiko terpapar
HIV/AIDS, cara mendeteksi, serta cara pengobatan apabila sudah terkena HIV/AIDS.

Mengetahui

Penyuluh Kepala Puskesmas Bugul Kidul

Kota Pasuruan

dr. Lira Riana Septiara Hermin Daru Eko Priyanto.SKM

NIP 19611223 198702 1 002


LAPORAN PENYULUHAN

Nama Peserta dr. Lira Riana Septiara Tanda Tangan

Nama Pendamping Hermin Daru Eko Priyanto.SKM Tanda Tangan

Nama Wahana Kota Pasuruan (Puskesmas Sekarsono)

Tema Penyuluhan HIV/AIDS

Tujuan Penyuluhan Agar masyarakat tau apa itu HIV/AIDS, penularan, factor-faktor

yang berhubungan dengan HIV/AIDS, pencegahan, dan

pengobatannya

Hari/Tanggal Kamis, 1 Desember 2016

Waktu 09.30 WIB

Tempat Pustu Pohjentrek

Jumlah Peserta 15
DOKUMENTASI
PENYULUHAN KESEHATAN

HIV/AIDS

Disusun oleh :

dr. Lira Riana Septiara

RSUD Dr. R. SOEDARSONO PASURUAN

2017
HALAMAN PENGESAHAN

Telah disahkan dan disetujui Penyuluhan Kesehatan Dokter Internship

Pasuruan..................................2017

Pendamping Dokter Internsip

(dr. Ahmad Shohib)

Anda mungkin juga menyukai