Anda di halaman 1dari 13

Dalam dunia konstruksi khususnya atau dalam suatu proyek pada umumnya terdiri dari

beberapa proses pekerjaan besar, yaitu :


Proses Perencanaan (Planning) Proses Pelaksanaan (Acting) Proses Pengawasan
(Supervising) Dalam tahap perencanaan ini Quantity Surveyor (QS) bekerja. Pada tahap
perencanaan terdapat banyak team yang berperan didalamnya, mulai dari ; arsitek, civil
engineer, geotech engineer, water sanitation engineer, mechanical&electrical engineer dan
QS. Uraian pekerjaan dari QS antara lain:
1.Pada tahap paling awal QS bertugas melakukan market survey untuk mendapatkan harga
material bahan bangunan yang akan ia gunakan dengan mengacu Technical Specification dan
dokumen bestek.
2.Pada tahap selanjutnya QS bertugas melakukan perhitungan terhadap Analisis Harga
Satuan (AHS) berikut harga satuan pekerjaan (HSP) sesuai kebijakan manajemen proyek.
Ada kalanya dalam proyek-proyek dari pemerintah disyaratkan menggunakan Analisis
standar sesuai SNI.
3.Setelah semua item pekerjaan mempunyai harga proses perhitungan dilanjutkan dengan
memasukkan item pekerjaan dalam form Bill Of Quantity yang terstandard masing badan
usaha. Semua item pekerjaan harus tercantum dalam kolom uraian pekerjaan dan
menyebutkan spesifikasi material atau hal-hal khusus yang harus dipersyaratkan.
4.Tahap penting berikutnya yaitu melakukan perhitungan quantity masing-masing pekerjaan
dari gambar-gambar kerja yang sudah disiapkan oleh masing-masing bagian mulai dari
arsitek, sipil, geotek, watsan, mekanikal & elektrikal.
5.Sebagai tahap akhir setelah didapatkan harga satuan, item pekerjaan, dan quantity
berikutnya yaitu melakukan perkalian antara quantity dan harga satuan pada tiap-tiap item
pekerjaan.

PENGERTIAN
Quantity Surveyor (QS) adalah sebuah profesi yang mempunyai keahlian dalam perhitungan
volume, penilaian pekerjaan konstruksi, administrasi kontrak sedemikian sehingga suatu
pekerjaan dapat dijabarkan dan biayanya dapat diperkirakan, direncanakan, dianalisa,
dikendalikan dan dipercayakan.
PERAN QUANTITY SURVEYOR
Peran Quantity Surveyor (QS) antara lain :
1. Memberikan saran yang berkaitan dengan pengendalian biaya pembangunan/proyek
agar tidak melampaui rencana anggaran yang ditetapkan oleh pemilik proyek (owner)
2. Menangani aspek legal pelaksanaan proyek
3. Membantu pekerjaan Kontraktor sebagai estimator atau manager kontrak.
Jasa Quantity Surveyor (QS) dapat mewujudkan accountability terhadap proyek, memberikan
good value for money kepada pemilik proyek yang dapat dipertanggungjawabkan dan
memiliki ruang lingkup kerja mulai dari tahap pra tender, tender dan pasca tender. Quantity
Surveyor akan lebih bermanfaat apabila dilibatkan sejak tahap awal proyek/pekerjaan.
Quantity Surveyor membantu Project Manager (PM) menjembatani kebutuhan dan keinginan
setiap pihak yang terlibat. (Client, Arsitek, Kontraktor, dan Engineer (Mekanikal dan
Elektrikal))
Dengan memiliki pengetahuan tentang biaya dan tata cara serta prosedur kontrak maka
seorang Quantity Surveyor dapat memberi saran yang berkaitan dengan pengendalian biaya
pembangunan/proyek agar tidak melampaui rencana anggaran biaya yang ditetapkan.
Seorang Quantity Surveyor selain dapat berperan sebagai konsultan profesional dalam
membantu pemilik dari segi keuangan dengan mengendalikan biaya proyek serta menangani
aspek legal pelaksaanaan proyek juga dapat berperan dalam membantu pekerjaan kontraktor
sebagai estimator atau manager kontrak. Dalam hal bertindak sebagai konsultan yang
memberi saran tentang biaya pembangunan, maka peran Quantity Surveyor sejalan dengan
peraturan pemerintah yang hingga saat ini masih berlaku yaitu yang berkaitan dengan
Keppres 80 tahun 2003 tentang kewajiban pengguna jasa memiliki harga perkiraan sendiri
(HPS) yang dikalkulasikan secara keahlian (Pasal 13 ayat 1). Namun sayangnya pasal
tersebut tidak menyebutkan secara eksplisit keahlian yang dituntut.
PRINSIP KERJA QUANTITY SURVEYOR
Peran seorang Quantity Surveyor (QS) dalam suatu proyek dibagi dalam 2 tahap
pekerjaan/fase, yaitu :
1. Tahap Pra Kontrak
1. Rencana pekerjaan (Project brief)
Rencana pekerjaan (The Project Brief) adalah sebuah dokumen kunci yang berisi arahan,
lingkup pekerjaan dan bentuk kontrak antara pihak-pihak yang terkait. Dalam sebuah proyek
konstruksi dokumen ini menjadi bagian dari rencana pelaksanaan proyek. Selain itu, Studi
Kelayakan (Feasibility studies) dilakukan pada tahap ini untuk memperoleh gambaran dan
kelayakan suatu proyek. Quantity Surveyor memberikan saran kepada owner dari segi
ekonomi (Cost Planning, Estimating, Cost Analysis, Cost-in-use Studies dan Value
Management ). Tahap selanjutnya adalah Perkiraan Awal (Preliminary estimates). Perkiraan
awal dalam hal ini adalah pembiayaan awal diperoleh berdasarkan sketsa awal dari arsitek
(data dan sketsa awal).
Menurut Mirza (2009), pendekatan yang digunakan oleh Quantity Surveyor untuk
menghitung volume dan merinci pekerjaan umumnya menggunakan aturan baku dalam
bentuk yang biasa disebut Standard Method of Measurement (SMM); dikarenakan di
Indonesia belum memiliki SMM sendiri maka biasanya mengacu pada:
Hong Kong Standard,
Singapore Standard,
Malaysian standard
UK Standard maupun
POMI (Procedure of Measurement International)
Pendekatan dengan menggunakan SMM dan harga yang pernah dikerjakan sesuai harga
berlaku saat ini untuk membuat rencana anggaran pada awal kerja dapat dilakukan dengan
akurat.
2. Desain
Pada tahap ini seorang Quantity Surveyor diminta mempersiapkan :
1. Perkiraan biaya secara detail (Detail estimates)
Perkiraan biaya secara detil berdasarkan gambar desain dari arsitek,dan perkiraan
pembiayaan ini sebaiknya ditelaah terlebih dahulu sebelum diserahkan kepada klien.
2. Bill of Quantities
Bila tahap desain dan penggambaran selesai, Quantity Surveyor menyiapkan Bill of
Quantities berikut spesifikasinya yang nantinya akan digunakan kontraktor untuk
mengikuti tender. Disini Quantity Surveyor bertindak sebagai seorang profesional
pembiayaan. Quantity Surveyor dari pihak Kontraktor membantu menyiapkan dokumen
tender berikut alternatif harga biaya proyek sebagai bahan pertimbangan dan
perbandingan. Sebuah form atau dokumen perencanaan biaya perlu disiapkan untuk
memonitor dan mengkontrol biaya konstruksi selama tahap konstruksi berlangsung.

3. Rencana Kerja dan Syarat (Writing of specifications)


Selama tahap desain ini seorang Quantity Surveyor memastikan bahwa biaya proyek tidak
melebihi rencana anggaran yang ada. Penambahan item pekerjaan dan pembiayaan sudah
diperkiraan dan masuk dalam saving pembiayaan.
Spesifikasi merupakan hal yang sangat penting dan vital bagi suplier, pembeli, dan para
pengguna material, produk atau jasa untuk mengerti dan menyetujui semua permintaan dan
syarat yang ada. Spesifikasi merupakan sebuah standar yang biasanya direferensikan oleh
kontraktor atau dokument lelang yang memberikan detail yang diperlukan tentang sebuah
permintaan khusus atau tertentu. Spesifikasi dapat didefinisikan sebagai sebuah pernyataan
akan permintaah kebutuhan yang harus dipenuhi dalam procurement dari sumber eksternal.
3. Tender
Quantity Surveyor biasanya terlibat dalam penyiapan dokumen tender. Selain itu seorang
Quantity Surveyor juga terlibat dalam menilai tender dan juga dimintai pendapat, saran dan
masukan mengenai tipe/jenis kontrak ataupun tentang isi klausul/pasal khusus di dalam
kontrak kerja yang akan dilaksanakan. Quantity Surveyor harus mengerti dan mampu
membaca gambar kerja dari arsitek dan enngineer dan pengukuran lapangan sehingga mampu
mengukur dan menghitung secara detil dan akurat. Dari pengukuran itu, Quantity Surveyor
bisa menilai harga elemen-elemen pekerjaan yang ada sesuai dengan harga yang ada di
pasaran. Dengan demikian nilai perkiraan harga tender kontrak dapat dibuat. Hasil ini dapat
digunakan klien untuk memilih penender yang sesuai dan baik.
2. Tahap Pasca Kontrak
1. Penilaian Lahan (Site valuation)
Penilaian site/ lapangan proyek tentang status proyek tersebut. Verifikasi pekerjaan
proyek yang akan dilaksanakan oleh kontraktor , yang melibatkan seluruh pihak terkait
proyek (Kontraktor, Arsitek, Engineer, Klien).
2. Dokumen Pembiayaan Berkala (Progress payment)
Dokumen pembayaran berkala (biasanya setiap bulan, tergantung kontrak). Quantity
Surveyor menyiapkan dokumen pembayaran ini dengan persetujuan dari arsitek, engineer,
dan client. Dokumen dikeluarkan untuk pembayaran ke kontraktor secara berkala selama
pekerjaan berlangsung
3. Dokumen Akhir Pembiayaan (Final account)
Dokumen pembiayaan total, diterbitkan di akhir proyek (selesai) dan disyahkan oleh
pihak berwenang (pemerintah/ badan hukum). Sebagai bentuk dokumen kerjasama antara
kontraktor dan client (referensi pengalaman kontraktor).
4. Saran dan masukan kontrak (Contractual advisor)
Quantity Surveyor adalah penasehat profesional dalam proyek konstruksi . Quantity
Surveyor memberikan saran dan masukan dalam pembuatan kontrak kerja konstruksi
(jenis, isi/ klausul).

KESIMPULAN
Quantity Surveyor sangat diperlukan dalam dunia konstruksi untuk memperoleh hasil
konstruksi dengan tingkat efisiensi optimal, hemat, dan berkualitas serta berwawasan
pembangunan yang berkelanjutan. Keseriusan berbagai pihak khususnya pemerintah untuk
menggunakan Quantity Surveyor sebagai alat yang dapat meningkatkan pembangunan yang
lebih efisien hemat dan berkualitas perlu ditingkatkan dengan langkah-langkah yang
terstruktur dan ditindaklanjuti dengan adanya perbaikan dan peraturan baru yang mendukung
dan memanfaatkan keunggulan Quantity Surveyor dalam sebuah proyek konstruksi maupun
industri.
Perlu dimulai adanya spesifikasi dan keterlibatan Quantity Surveyor dalam setiap proyek
pekerjaan konstruksi baik skala kecil, menengah, dan besar untuk meningkatkan efisiensi,
dan kualitas hasil pekerjaan yang optimal di setiap divisi instansi pemerintahan.
Kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan lembaga yang berkaitan
dengan bidang Quantity Surveyor baik yang dilakukan oleh pemerintah, organisasi profesi,
maupun bidang akademisi harus lebih diintensifkan, terintegrasi dan terstruktur, agar
kemampuan konsultan, pengawas maupun aparat pemerintah meningkat, sehingga pengguna
jasa memperoleh hasil yang optimal.
Peran Quantity Surveyor
Sesuai dengan definisi tersebut diatas, maka peran seorang Quantity Surveyor, selama
tahapan proyek dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tahap Feasibility Study :

o Memberikan saran/nasehat kepada Owner (pemilik bangunan) agar dapat mencapai seluruh
kebutuhannya melalui bangunan, dengan biaya yang paling efisien (ekonomis)

Tahap Design :
o Melakukan Value Engineering terhadap design yang ada, untuk dapat menekan biaya
proyek tanpa mengurangi tujuan dan fungsi
o Mempersiapkan Bill of Quantities
o Menetapkan spesifikasi teknik dari proyek
o Menyusun Cost Budget (Owner estimate)

Tahap Procurement/Pengadaan:

o Menyiapkan dokumen pra qualifikasi/tender, termasuk menyarankan jenis kontrak, atau


pasal yang bersifat khusus.
o Menyelenggarakan pra qualifikasi/tender, dan termasuk mengevaluasi hasil nya (peran Q.S
untuk kontraktor pada tahap ini adalah menghitung penawaran tender, yang paling
kompetitif)

Tahap Construction (pelaksanaan proyek)


o Menilai progress pekerjaan untuk pembayaran
o Menghitung final measurement

Tahap Pasca Construction

o Menghitung pekerjaan tambah/kurang, termasuk menghitung unit price pekerjaan baru


o Menghtiung pajak-pajak Konstruksi
o Menghitung nilai eskalasi proyek
o Menghitung claim konstruksi/asuransi
o Menyelesaikan sengketa konstruksi melalui mediasi /arbitrase

Pelayanan / Jasa Quantity Surveyor

Menurut Australian Institute of Quantity Surveyor, lingkup pelayanan Quantity Surveyor


meliputi pelayanan dalam bidang-bidang sebagai berikut:
Financial Advisor:
o Mempersiapkan budget untuk membangun proyek
o Memberikan saran kualitas bangunan sesuai dengan budget
o Mempersiapkan dokumen kontrak (seperti Bill of Quantities dan dokumen cost contol)
o Memberikan rekomendasi tipe kontrak, dan proses pelaksanaan untuk mencapai budget dan
waktu yang ditetapkan .
o Mempersiapkan perhitungan tax depreciation (pengurangan pajak)

Construction Advisor:
o Memberikan saran alternatif penggunaan material dalam perhitungan biaya proyek
o Memberikan saran construction methods, dalam perhitungan biaya proyek
o Memberikan saran tentang efek site condition terhadap budget
o Memberikan saran tentang feasibility

Contract Administrator:
o Memberikan saran tentang sesuatu hal antara Owner dan Konsultan
o Memberikan saran tentang sesuatu hal antara Owner dan Kontraktor
o Memberikan saran tentang sesuatu hal yang menyangkut kontrak (seperti pembayaran,
perubahan skope pekerjaan, perubahan pekerjaan, klaim, dan final accounts)
Tugas quantity surveyor pada kontraktor
Menghitunga luas m2 pekerjaan bangunan seperti pasangan batu bata, plesteran,
pasangan keramik, pekerjaan genteng dll.
Menghitung volume m3 pekerjaan seperti pekerjaan beton, screed lantai, pekerjaan
urugan tanah dll.
Menghitung volume kg pada pekerjaan besi beton bertulang, alumunium, profil baja
dll.
bekerja sama dengan logistik atau pengadaan barak untuk memberikan informasi
kebutuhan material yang harus didatangkan ke lokasi proyek pembangunan.
Menghitung volume pekerjaan bangunan yang sudah dilaksanakan dan sisa pekerjaan
untuk keperluan pembuatan opname mandor/ pemborong dan untuk keperluan
engineering dalam membuat schedule pekerjaan pelaksanaan pembangunan.
menghitung kebutuhan material yang dibutuhkan dalam setiap item pekerjaan
bangunan.
mengecek penggunaan material apakah sudah sesuai dengan apa yang dihitung oleh
estimator.
mengecek setiap gambar shop drawing baru apakah terjadi perubahan dari apa yang
sudah dihitung sebelumnya, jika terjadi perubahan maka tugas quantity surveyor
adalah menghitung ulang volume pekerjaan atau menghitung pada item pekerjaan
tambah kurang saja.
Estimator
Estimator adalah sebutan untuk seseorang yang bertugas dalam proses estimasi atau
penghitungan, dalam bagian suatu proses kontruksi bangunan,berarti orang tersebut
berprofesi sebagai estimator untuk menghitung pembiayaan anggaran biaya bangunan.
Indonesia sejak jaman Belanda hingga saat ini masih menganut sistim analisa penghitungan
pekerjaan kontruksi bangunan yang disebut analisa BOW.BOW adalah singkatan dari
Burgerlijke Openbare Werken ,suatu ketentuan dan ketetapan umum yang ditetapkan oleh Dir
BOW tanggal 28 Pebruari 1921,Nomor 5372 pada jaman pemerintahan Belanda.Analisa
BOW hanya bisa dilakukan pada proses kontruksi yang menggunakan sistim padat karya
atau sistim pekerjaan yang menggunakan banyak tenaga kerja secara manual, yang berarti
hanya untuk pekerjaan bangunan sederhana saja walaupun pada kenyataannya di beberapa
wilayah Indonesia proyek pembangunan ruko setinggi 4 lantai pun, masih banyak dilakukan
secara manual padat karya.
Estimasi pada proyek gedung saat ini masih mengacu pada analisa BOW walaupun dengan
revisi yang dilakukan untuk menyesuai dengan kondisi pada saat ini .Dalam praktek nya,
sebuah konsultan atau kontraktor biasanya tidak melakukan analisa berulang kali setiap
melakukan penghitungan tender. Analisa angka acuan dasar akan dipakai berulang kali dan
yang yang akan dilakukan penyesuaian adalah angka material bangunan serta upah atau
ongkos pemasangan yang biasanya selalu berfluktuasi naik turun mengikuti tingkat inflasi.

ESTIMATOR
Estimator adalah seseorang yang mempunyai profesi khusus dalam pembuatan anggaran
biaya suatu proyek. Seorang estimator tidak hanya mampu melakukan kuantifikasi atas
semua yang disajikan dalam gambar kerja dan spesifikasi, akan tetapi juga harus mampu
mengantisipasi semua kegiatan konstruksi yang akan terjadi. Gambar kerja dan spesifikasi
tidak dapat mencerminkan metode konstruksi dan seluruh proses yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek, melainkan hanya menyatakan hasil akhir yang diharapkan dari proses
konstruksi. Sebelum menentukan keputusannya seorang estimator harus melakukan analisis
terhadap semua faktor yang berhubungan dengan proyek.

Seorang estimator harus mempunyai kualifikasi sebagai seorang yang melakukan kegiatan
estimasi, kualifikasi seorang estimatortor dapat ditentukan oleh kemampuannya, dimana
estimator diharapkan mampu ddalam hal-hal berikut ini :
Seorang estimator harus mampu membaca / menginterpretasikan sebuah gambar kerja
dan spesifikasi yang digunakan, serta memvisualisasikan gambar bentuk tiga dimensi
dari sebuah desain proyek.
Seorang estimator harus berpikir kreatif dan mampu mencari alternatif-alternatif
metode konstruksi, serta mengetahui produktivitas tenaga kerja dan kinerja dari setiap
peralatan yang digunakan.
Seorang estimator harus mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik, sabar dan
teliti dalam melakukan pekerjaannya.
Seorang estimator harus mempunyai dasar pengetahuan tentang matematika dasar dan
pengetahuan tentang operasi serta prosedur di lapangan.
Seorang estimator harus mampu mengidentifikasi dan menetralisasi segala resiko
yang ada, dan dapat berorganisasi dengan baik guna menyampaikan estimasi secara
logis dan jelas.
Seorang estimator harus mampu membuat jadwal konstruksi, mengerti dan mampu
menggunakan sistem biaya pekerjaan perusahaan serta memahami hubungan
kontraktual yang ada.
Seorang estimator harus mampu membangun strategi sukses dalam fase pelelangan
dan negoisasi proyek, mampu mengatasi batas waktu dan yang paling penting adalah
mempunyai standar kode etik yang tinggi sebagai seorang estimator.
TUGAS ESTIMATOR

Secara umum tugas-tugas seorang estimator adalah sebagai berikut..

Tugas Estimator :
Menganalisis pekerjaan
Menganalisis kapasitas mesin
Menetapkan proses produksi
Memilih mesin sesuai spesifikasi pekerjaan
Menetapkan spesifikasi pekerjaan yang diterima
Mencari informasi perkembangan harga bahan
Menetapkan harga pokok
Memberikan alternatif harga kepada pimpinan

Persyaratan Estimator :
Menguasai proses produksi
Menguasai perkembangan harga bahan
Memahami ukuran bahan
Menguasai ukuran mesin-mesin cetak
Memahami cara-cara perhitungan biaya cetak
Memiliki selera bisnis

dalam bidang konstruksi tugas seorang estimator adalah sebagai berikut

FUNGSI:

Bertanggung jawab atas kegiatan penghitungan / calculation / estimasi drawing dan spec dari
klien maupun bagian lainnya atas kebutuhan material, jenis, berat dan harga untuk keperluan
biding (tender) atau quotation (penawaran) termasuk scope of work and break down price.

Tugas-tugas Pokok:

1. Menerima dokumen/drawing/spec dari atasan, klien atau bagian lain serta melakukan
penghitungan / calculation kebutuhan jumlah, spec dan harga material, scope of work,
subkontraktor, man hours untuk keperluan biding (tender) pada Divisi Konstruksi maupun
Divisi Fabrikasi.
2. Melakukan penghitungan MTO (material take off) untuk keperluan tender, konstruksi atau
fabrikasi terhadap site cost price calculation dan break down price.

3. Membuat surat penawaran (quotation) dan membantu menyiapkan dokumen-dokumen


(proposal) untuk keperluan tender, quotation pada Divisi Konstruksi maupun Divisi
Fabrikasi.

4. Menjalin hubungan/jaringan kerja kepada supplier/took/pabrik untuk informasi harga,


spesifikasi material dan up dating daftar harga material untuk keperluan estimasi proposal
tender.

5. Apabila diperlukan menghadiri rapat klarifikasi / rapat tender.

6. Mempelajari administration bidding instruction serta membuat surat penawaran tender dan
membantu penyusunan dukumen tender.

7. Melakukan pengadministrasian dokumen-dokumen / surat-surat / drawing berkaitan


dengan hasil estimasi projek yang ikut tender / quotation dalam jangka waktu tertentu sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

Tugas-tugas lain:
1. Membina dan memelihara kerjasama yang efektif dengan segenap unit organisasi
perusahaan maupun pihak-pihak instansi/lembaga diluar perusahaan guna memantapkan
efektifitas kerja unit kerjanya dalam menjalankan fungsi dan tugas-tugasnya.

2. Membina dan senantiasa menjaga serta memelihara aset milik perusahaan , baik yang
digunakan untuk dan /atau berkaitan dengan bidang tugas pekerjaannya maupun yang
langsung berada dibawah tanggung jawabnya.

3. Melaksanakan kegiatan-kegiatan lain sesuai penugasan untuk kepentingan perusahaan


secara menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai