Mektan Lanjut
Mektan Lanjut
Latar Belakang :
Dewasa ini, bumi yang sedang kita tempati sekarang ini sedang
mengalami krisis-krisis. Empat aspek penting yang dimiliki bumi kita berupa
air, tanah, udara pun terancam. Lalu, apa saja krisis-krisis itu?. Krisis-krisis itu
berupa pencemaran udara, global warming, perubahan cuaca yang ekstrim dan
banyak lagi. Tapi ada satu hal kecil yang terlupakan oleh kita. Apa itu?. Tanah.
Tanah adalah aspek yang sangat penting bagi bumi kita. Jika tanah yang
sedang kita pijaki sekarang mengalami kerusakan atau berubahnya ahli fungsi,
maka hidup kita akan terancam. Sebagai contoh, tanah longsor. Apa yang
menjadi dampak bagi kita jika terjadi tanah longsor?. Ya, kita sebagai manusia
akan mengalami kerugian entah itu dari segi material atau non material. Tanah
longsor terjadi karena kondisi tanah sudah terlalu jenuh sehingga menyebabkan
pergerakan tanah menjadi leluasa dan jika terletak di tebing maka pergerakan
tersebut menyebabkan longsor. Lalu, bagaimana kita mengatasi hal-hal tersebut
agar tidak terjadi, paling tidak meminimalisir intensitas kejadian tanah longsor
tersebut?. Maka dari itu, mari kita dengan seksama mempelajari ilmu mekanika
tanah terutama tentang Constant Head Test dan Falling Head Test. Untuk lebih
jelasnya akan dijelaskan di bab berikutnya.
Tujuan :
Makalah ini dibuat bertujuan untuk mengetahui lebih dalam apa itu
Constant Head Test dan Falling Head Test. Selain itu, juga bertujuan untuk
membandingkan dua metode tersebut secara penggunaan rumus, prosedur
pelaksanaan dan gambar alat atau gambar prosedur secara rinci.
ISI
Untuk test dengan cara constant head test banyaknya air yang mengalir
lewat contoh tanah ditampung dalam gelas ukur. Waktu yang diperlukan untuk
mengumpulkan air tersebut di catat. Perlu diingat bahwa pada constant constant
head test, tinggi muka air diatas contoh tanah di USAHAKAN tetap (constant).
Apabila volume air yang dikumpulkan dalam gelas ukur adalah = Q, dan waktu
yang diperlukan untuk mengumpulkan adalah t, maka :
K = Q/A.i.t
Asal muasal rumus
k.(h/L).A.dt = a.dh
Dimana :