Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pohon Kelapa Sawit terdiri dari dua spesies Arecaceae atau famili palma yang tingginya
dapat mencapai 24 meter, bunga dan buahnya berupa tandan. Daging buah kelapa sawit padat
dan banyak mengandung minyak yang digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin.
Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif dan bagian yang paling utama untuk diolah
dari kelapa sawit adalah buahnya yang menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah
menjadi bahan baku minyak goreng. Ciri-ciri fisiologis pohon kelapa sawit adalah daun, batang,
akar, bunga dan buah. Proses pengolahan pada pengolahan minyak kelapa sawit adalah Weight
Bride, Perebusan (Sterilisasi), Penebahan (Stripping), Pelumatan (Digesting), Pengempaan
(Screw press), Penjernihan (Clarifier), Pemecahan Nut, Proses, Pengolahan Minyak.
Industri pengolahan kelapa sawit merupakan industry hasil pertanian yang terpenting di
Indonesia sehingga Pabrik Kelapa Sawit merupakan salah satu industry yang bergerak dibidang
sector perkebunan yang mengelolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO).
Perkebunan kelapa sawit pertama dirintis oleh Adrian Hallett (seorang berkebangsaan Belgia
yang telah belajar tentang kelapa sawit di Afrika) pada tahun1911. Dengan perkembangan
teknologi yang sangat pesat sehingga akhir-akhir ini ada upaya penggunaan minyak kelapa sawit
sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar alternative. Kndisi ini memacu perkembangan
industry pengolahan kelapa sawit, baik kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri.
Saat ini Indonesia merupakan salah saru Negara penghasil kelapa sawit terbesar didunia. Hal
ini menjadi salah satu penggerak utama perekonomian Indonesia. Disamping itu, melihat
perkembangan harga minyak sawit di pasaran internasional yang cenderung membaik, sehingga
indutri minyak kelapa sawit menjadi andalan devisa dimasa depan. Oleh karena itu,perluasan
lahan perkebunan kelapa sawit terus meningkat dari tahun ke tahun, karena kelapa sawit
merupakan sumber daya alam yang dapat memberikan keuntungan yang menjanjikan. Walaupun
kelapa sawit bukan tanaman asli tetapi produk olhannya yaitu berupa minyak kelapa sawit telah
menjadi salah satu komuniti perkebunan yang handal bagi Indonesia.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu kelapa sawit
2. Untuk mengetahui perkembangan dan hasil kelapa sawit
3. Untuk mengetahui proses pengolahan minyak kelapa sawit
4. Untuk mengetahui alat utama dari proses minyak kelapa sawit

1
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan penulisan makalah ini adalah :
1. Apa itu kelapa sawit?
2. Bagaimana perkembangan kelapa sawit dan bagaimana hasilnya?
3. Bagaimana proses pengolahan minyak kelapa sawit?
4. Apa alat utama yang digunakan dalam proses pengolahan minyak kelapa sawit?

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Sebagai bahan referensi untuk belajar
2. Sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah proses industri kimia 1
3. Sebagai sarana untuk belajar bagi para pelajar

2
BAB II
URAIAN PROSES

2.1 Defenisi Kelapa Sawit


Pohon Kelapa Sawit terdiri dari dua spesies Arecaceae atau famili palma yang tingginya
dapat mencapai 24 meter, bunga dan buahnya berupa tandan. Daging buah kelapa sawit padat
dan banyak mengandung minyak yang digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin.
Hampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak, khususnya sebagai salah satu bahan pembuatan
makanan ayam. Tandan buah yang sudah kosong dapat digunakan untuk melembabkan tanah di
sekitar pohon kelapa sawit agar selalu lembab. Ciri-ciri fisiologis pohon kelapa sawit adalah:
a. Daun
Daun pada tanaman sawit merupakan daun majemuk, berwarna hijau tua dan pelapah
berwarna sedikit lebih muda.
b. Batang
Batang tanaman diselimuti bekas pelapah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun
pelapah yang menyelimuti tanaman mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip
dengan tanaman kelapa.
c. Bunga
Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga
sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan
panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.
d. Buah
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit
yang digunakan. Buah bergerombol muncul dari tiap pelapah. Buah kelapa sawit terdiri
dari empat lapisan:
1) Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
2) Mesoskarp, serabut buah.
3) Endoskarp, cangkang pelindung inti.
4) Kernel, inti kelapa sawit.

3
Eksoskarp

Mesoskarp

Endoskarp

Kernel

Gambar 1. Kelapa sawit


Inti sawit merupakan endosperm dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi.

2.2 Perkembangbiakan Kelapa Sawit


Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi
tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar
(radikula).Kelapa sawit memiliki banyak jenis, berdasarkan ketebalan cangkangnya kelapa sawit
dibagi menjadi Dura dengan kandungan minyak mencapai 18%, Psifera, dan Tenera kandungan
minyak mencapai 28%.
Bagian yang paling utama untuk diolah dari kelapa sawit adalah buahnya yang
menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng.
Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin. Minyak inti menjadi bahan baku
minyak alkohol dan industri kosmetika.

2.3 Proses Pengolahan Kelapa Sawit


Proses pengolahan minyak kelapa sawit terbagi atas beberapa proses antara lain :

2.3.1 Stasiun Penerimaan Buah ( Fruit Reception Station)


Tandan buah segar (TBS) yang berasal dari kebun-kebun diangkut ke pabrik dengan
menggunakan truk pengangkut untuk diolah. Pengangkutan secepatnya dilakukan setelah panen
(diterima dipabrik maksimum 24 jam setelah dipanen). Hal ini bertujuan untuk mencegah
kenaikan kadar asam lemak bebas (ALB) karena keterlambatan pemprosesan.
A. Timbangan
Proses penimbangan buah bertujuan untuk mengetahui jumlah TBS yang akan diolah. Dari
penimbangan juga dapat diketahui berapa besar jumlah produksi TBS yang dicapai dari setiap
afdiling.

4
B. Pemindahan Buah (Fruit Loading Ramp dan Storage Hopper)
Setelah dilakukan penimbanga, TBS yang dibaea truk pengangkut kemudian dipindahkan
ke loadig ramp. Pada loading ramp ini dilakukan sortasi buah untuk meminimalisir buah yang
belum matang tidak ikut masuk kedalam proses karena akan berdampak pada kualitas daro CPO
tersebut. penyortiran bertujuan untuk pengawasan terhadap kualitas TBS yang akan diolah.
Kriteria TBS yang dapat menghasilkan kualitas CPO yang baik sebagai berikut :

Tabel 2.1 kriteria panen dan syarat mutu TBS


No Kematangan Fraksi Jumlah brondol Keterangan
1 Mentah 00 Buah berwarna Sangat mentah
hitam
0 1-12,5% buah luar Mentah
memberondol
2 Matang I 12,5-25% buah Mulai matang
luar memberondol
II 25-50% buah luar Matang
memberondol
III 50-75% buah luar Tepat Matang
memberondol
3 Lewat matang IV 70-100% buah Terlalu matang
luar membrondol
V Memberondol Lewat matang
100% s/d kosong

TBS dari loading ramp ini kemudian dimasukkan kedalam lori-lori yaitu tempat
meletakkan buah kelapa sawit untuk proses perebusan yang berkapasitas 2,5 ton TBS pada setiap
lori. TBS dimasukkan kedalam lori dengan membuka pintu loading ramp yang diatur dengan
sistem hidrolik. Sepuluh lori yang diisi penuh dengan TBS dimasukkan kedalam sterilizer,
dengan menggunakan bolard capstand yang berfungsi untuk menarik lori masuk dan keluar dari
sterilizer.

2.3.2 Stasiun Perebusan (Sterilizing station)


Sterilisasi adalah proses perebusan dalam suatu bejana yang disebut dengan stelizer.
Setelah lori dimasukkan kedalam sterilizer kemudian pintu sterilizer ditutup rapat. Proses
perebusan dilakukan selama 90-100 menit dan media pemanasan dipakai dari uap bekas turbin
yang bertekanan 1,8-3 kg/cm2.
a. Tujuan perebusan
Adapun proses perebusan bertujuan antara lain :
1. Mematikan aktifitas enzim
Buah kelapa sawit mengandung enzim lipase yang terus bekerja dalam buah sawit
sebelum enzim tersebut dimatikan. Enzim lipase bertindak sebagai katalisator dalam

5
pembentukan ALB, maka untuk menghentikan aktivitas enzim tersebut dilakukan
perebusan minimal 50-550C
2. Mempermudah Pelepasan Buah Dari Tandan
Zat-zat polisakarida yang terdapat dalm buah kelapa sawit yang bersifat sebagai perekat,
apabila diberi uap panas maka akan terhidrolisa dan pecah menjadi monosakarida yang
larut. Hidrolisa tersebut berlangsung pada buah menjadi matang dan proses hidrolisa ini
dipercepat dalam proses perebusan.
3. Memudahkan Pemisahan Minyak Dari Daging Buah
Daging buah yang telah direbus akan menjadi lunak dan akan mempermudah pada proses
pengepresan. Dengan demikian minyak yang ada dalam daging buah dapat dipisahkan
dengan mudah.
4. Menurunkan Kadar Air Dalam Buah
Perebusan buah dapat menyebabkan penurunan kadar air dalam buah dan inti, yaitu
penguapan yang baik pada saat perebusan maupun sebelum pemipilan. Penurunan
kandungan air buah menyebabkan penyusutan buah sehingga terbentuk rongga-rongga
kosong pada daging buah yang mempermudah proses pengepresan.
5. Memudahkan Penguraian Serabut Pada Biji
Perebusan yang tidak sempurna dapat menimbulkan kesulitan pelepasan serabut dari biji
dalam polishing drum yang menyebabkan pemecahan biji lebih sulit dalam ripple miil.
6. Memisahkan Antara Inti Dan Cangkang
Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air biji hingga 15% yang
menyebabkan inti susut dan cangkang biji tetap sehingga inti akan lepas dari cangkang.
b. Metode perebusan
Untuk mendapatkan hasil terbaik, maka perlu diperhatikan cara perebusan. Metode
perebusan yang digunakan adalah sistem tiga puncak. Jumlah puncak dalam pola perebusan
ditunjukkan oleh jumlah pembukaan dan penutupan dari steam masuk dan steam keluar selama
perebusan berlangsung yang diatur secara manual atau otomatis.
Sebelum dimasukkan uap untuk mencapai puncak I, terlebih dahulu dilakukan dearasi
(pembuangan udara) selama 5 menit. Kemudian baru dimasukkan uap untuk mencapai puncak I
dengan membuka valve steam masuk selama 12-15 menit, atau sampai dicapai tekanan 1,5
kg/cm2, lalu valve steam ditutup, sedangkan valve kondensat dan exhaust pipa dibuka dengan
tiba-tiba. Setelah tekanan turun sampai sebesar 0 kg/cm2 (5 menit) valve tersebut ditutup. Valve
steam masuk kemudian dibuka kembali selama 15 menit atau sampai mencapai puncak II
(tekanan 2,5 kg/cm2). Lalu valve steam masuk di tutup, sedangkan valve kondensat dan exhaust
pipa dibuka engan tiba-tiba, tekanan turun sampai 0 kg/cm2 (5 menit) pipa-pipa tersebut ditutup.
Melalui dua puncak awal, perebusan dilanjutkan dengan membuka steam masuk sampai
puncak III (tekanan 3 kg/cm2), lalu tekanan ini dipertahankan selama 45 menit, sebelum
dilakukan pembuangan steam terakhir. Setelah penahanan tekanan steam selesai, maka steam
berada didalam sterilizer dibuang secara tiba-tiba. Pemasukan steam secara tiba-tiba pada
pencapai I dan II bertujuan untuk memberikan mechanical shock dan thermal shock terhadap

6
TBS, sehingga buah yang semula kaku menempel pada tandan akan lunak dan lebih mudah lepas
dari tandan saat ditebah dalam thresher. Sedangkan penahan tekanan pada puncak III bertujuan
untuk memberikan kondisi yang cukup agar kadar asam lemak bebas (ALB) didalam TBS dapat
dikurangi.

2.3.3 Stasiun Penebahan


Lori-lori yang berisi buah yang telah direbus dikeluarkan dari dalam sterilizer dengan
menggunakan capstand menuju stasiun penebahan dengan menggunakan alat pengangkat hosting
crane. Ada beberapa alat yang berfungsi sebagai berikut :
1. Hopper sebagai penampung buah rebusan
2. Automatic bunch feeder, untuk mengatur meluncurnya buah agar tidak masuk sekaligus
ke drum berputar, dan
3. Drum berputar/drum bunch thresher untuk perontokan buah dari tandan.
Lori diangkat dengan menggunakan hosting crane, yang berdaya angkat 5 ton, dan di
tuangkan kedalam hopper, dan selanjutnya diturunkan kemabali dan lori ditarik ke loading ramp.
Buah didalam hopper jatuh melalui automatic bunh feeder kedalam drum berputar yang
berbentuk silnider, drum ini dilengkapi dengan sudu-sudu dan spike yang memanjang drum
dengan bantuan sudu-sudu dan spike ini buah terankat dan jatuh sehingga terbanting sehingga
berondolan buah terlepas dari tandannya.bantingan yang dilakukan secara berulang-ulang akan
menyebabkan berondolan lepas dari tandannya dan melalui celah-celah drum jatuh kebagian
bawah drum yaitu under thresher conveyor. Sedangkan tandan kosong akan terlempar keluar dan
jatuh ke empty bunch conveyor dan dibawa incinerato fruit elevator dan ke top cross conveyor
kemudian diteruskan ke fruit distribution conveyor untuk dibagi dalam tiap-tiap digester.

2.3.4 Stasiun Pengempaan (Pressing Station)


Stasiun pengempaan adalah stasiun pengambilan minyak dari dari pericarp (daging buah),
dilakukan dengan melumat dan mengempa. Pelumat dilakukan dalam digester, sedangkan
pengempaan dilakukan dalam kempa ulir (screw press).
A. Pelumatan (digester)
Tujuan pelumatan agar daging buah terlepas dari biji dan menghancurkan sel-sel yang
mengandung minyak, sehingga minyak dapat diperas pada proses pengempaan.pelumatan
dilakukan dalam digester yang berbentuk silinder.Didalam digester terdapat pengaduk yang
berfungsi untuk memisahkan sebagian besar daging buah dari bijinya.Pada pengadukan
dilakukan pemanasan untuk memudahkan pelumatan buah dengan menggunakan air panas
bertemperatur sekitar 90-950C.
B. Pengempaan
Massa hasil proses pengadukan dalam digester masuk kedalam screw press yang bertujuan
untuk memeras daging buah sehingga dihasilkan, minyak kasar (crude oil).pada proses
pengempaan dilakuakn penyemprotan dengan air panas. Minyak kasar yang keluar tidak terlalu
kental sehngga pori-pori silinder press tidak tersumbat. Tekanan kempa sangat berpengaruh pada

7
proses ini, karena tekanan kempa terlalu tinggi dapat menyebabkan inti pecah, kerugian ini
bertambah, dan terjadi keausan pada material screw press, sebaliknya jika tekanan kempa terlalu
rendah akan mengakibtkan kerugian minyak pada ampas press. Hasil pengepresan adalah minyak
kasar (crude oil) yang keluar dari pori-pori silinder press, melalui oil gutter akan menuju ke
desanding device untuk pengendapan. Hasil lain adalah ampas kempa (terdiri dari biji, serat dan
ampas), yang akan dipecahkan dengan mengguakan breker conveyor.
C. Tangki Pemisahan Pasir (Desanding Device)
Minyak hasil pengempaan pada screw press merupakan minyak kasar yang masih banyak
mengandung kotoran-kotoran. Desanding device adalah sebuah bejana berbentuk silinder (2unit),
untuk mengendapakan partikel-partikel/pasir dan lumpur, dan pada bagian atas minyak
kemudian secara gravitasi turun ke ayakan getar, sedangkan kotoran da lumpur berada pada
bagian bawah bejana dialirkan ke paret dan mengalir ke fat pit.
D. Ayakan Getar (Vibrating Screen)
Vibrating screen adalah suatu alat ayakan yang terdiri dari 2 lapisan screen dengan ukuran
masing-masing 20 mess untuk top screen dan 30 mess untuk bottom screen yang digetarkan
dengan kecepatan 1500 rpm. Ini bertujuan untuk memisahkan non oil solid (NOS) yang
berukuran besar seperti serabut, pasir, tanah, kotoran-kotoran lain yang terbawa dari desanding
device. NOS yang tertaan pada ayakan akan dikembalikan ke digester melalui refuse fruit
conveyor, sedangkan minyak dipompakan ke crude oil tank.
E. Tangki Penampungan
Minyak yang keluar dari vibrating screen ke crude oil tank untuk ditampung sementara
dipompakan ke stasiun pemurnian. Pada crude oil tank ini minyak dipanaskan dengan steam
menggunakan sistem pipa pemanas dan suhu dipertahankan 9-50C, dari sini minyak dipompakan
ke CST (continous setting tank).

2.3.5 Stasiun Pemurnian Minyak ( Clarification Station)


Minyak kelapa sawit kasar dari stasiun pengempaan masih banyak mengandung kotoran
yang berasal dari daging buah seperti lumpur, air dan lain-lain. Keadaan ini menyebabkan
minyak mudah mengalami penurunan mutu sehingga sulit dalam pemasaran. Pada stasiun ini
terdiri dari beberapa unit alat pengolahan untuk memurnikan minyak produksi antara lain :
A. Tempat pengendapan minyak (continous setting tank)
Dari crude oil tank, minyak dipompakan ke CST untuk mengendapkan lumpur dalam
crude oil tank berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Proses minyak mempunyai densitas lebih
besar akan mengendap pada dasar tangki. Minyak pada bagian atas CST dikutip dengan bantuan
skimmer menuju pure oil tank, sedangkan slude (masih mengandung minyak) pada bagian
bawah secara gravitasi melalui under flow masuk ke slude oil tank.
B. Tempat penampungan minyak sementara (oil tank)
Minyak dari CST menuju oil tank untuk ditampung sementara waktu. Dalam oil tank juga
terjadi pemanasan (90-950C) dengan tujuan untuk mengurangi kadar air.

8
C. Tempat pemurnian minyak (oil purifier)
Oil purifier merupakan pemurnian minyak berdasarkan atas perbedaan densitas dengan
menggunakan gaya sentrifugal dengan kecepatan putaran 7500 rpm. Kotoran dan air yang
memiliki densitas yang besar akan berada pada bagian luar (dinding bowl), sedangkan minyak
yang mempunyai densitas yang lebih kecil bergerak kearah poros dan keluar melalui sudu-sudu
untuk dialirkan ke vacuum drayer. Kotoran dan air yang melekat pada tiang di blow down
keseluruh pembuangan melalui paret masuk ke fat pit.
D. Penghilangan kadar air (vacum drayer)
Minyak yang keluar dari oil purifier masih mengandung air. Disini minyak disemprot
dengan menggunakan nozzle sehingga campuran minyak dan air tersebut akan pecah. Minyak
yang memiliki tekanan uap lebih tinggi dari air akan turun kebawah dan kemudian di pompa ke
storage tank.
E. Empat pengendapan lumpur (sludge tank)
Sludge yang masih mengandung minyak pada bagian CST dialirkan ke sludge tank untuk
mengendapkan lumpur (campuran air dan NOS) dari minyak untuk mempercepat pengendapan
lumpur, sludge dipanaskan (80-900C) dengan menggunakan uap yang dialirkan dengan
menggunakan pipa heating coil steam pemanas sehingga densitas minyak menjadi lebih besar
dan lumpur halus melekat pada minyak akan terlepas kemudian melekat pada minyak dan
mengendap pada dasar tangki.Lumpur yang mengendap di blow down tiap selang waktu tertentu
kemudian di alirkan ke fat pit melalui saluran pembuangan dan sludge dialirkan melalui brush
strainer yang merupakan saringan berbentuk silinder dan berlubang halus. Dari blancing tank ini
minyak (yang masih mengandung lumpur halus) dibagi aturannya ke sludge separator dan
decanter.
F. Tempat pemisahan dua fase (sludge separator)
Pada sludge separator ini terjadi dua fase pemisahan minyak kasar dan sludge (mengandung
air). Pada bagian minyak dipisahkan dari NOS berdasarkan perbedaan densitas oleh gaya
sentrifugal dengan kecepatan putaran 7500 rpm, serta dilakukan juga pemanasan oleh air
pemanas hot water tank. Minyak yang mempunyai densitas lebih kecil akan menuju poros dan
terdorong keluar melalui sudu-sudu (paring disk), dan dialirkan kembali ke CST. Sedangkan
sludge (mengandung air) dan mempunyai densitas lebih besar akan terdorong ke bagian dinding
blow dan keluar melalui nozzle, kemudian sludge keluar melalui saluran pembuangan menuju fat
pit.
G. Tempat pemisahan tiga fase (decanter)
Pada decanter terjadi pemisahan tiga fase yaitu minyak, air dan padatan (solid). Decanter
bekerja berdasarkan gaya sentrifugal terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian yang diam (caning) dan
bagian yang berputar merupakan tabung (bowl) dengan putaran 3500 rpm dan didalamnya
terdapat ulir (screw conveyor) dengan putaran sedikit lebih lambat dari putaran tabung. Akibat
gaya sentrifugal, padatan bergerak ke dinding bowl dan didorong oleh screw dibawah. Padatan
yang berbentuk lumpur dibuang, sedangkan cairan bergerak berlawanan arah dengan padatan,
akan terjadi pemishan lebih lanjut akibat gaya sentrifugal. Cairan dengan densitas lebih kecil

9
yakni minyak akan menuju poros dan dialirkan kembali ke CST, sedangkan air kotorannya
dialirkan kesaluran pembuangan.
H. Tanngki timbun (storage tank)
Minyak yang dikeringkan dari air dengan vacum dryer, kemudian dipompakan ke stroge
tank (tangki timbun) dengan suhu sampai 45-600C. Setiap hari dilakukan pengujian mutu minyak
sawit. Minyak yang dihasilkan dari daging buah ini berupa minyak kasar atau disebut juga crude
palm oil (CPO).

2.3.6 Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Palnt Station)


Tujuan dari pengolahan ini adalah untuk memisahkan inti (kernel) dari cangkangnya dan
sebelum diolah di pabrik pengolahan inti sawit. Pengolahan inti pada dasarnya melalui tahap-
tahap sebagai berikut :
1. Pemisahan serabut dari biji
2. Pemeraman biji
3. Pemisahan inti dari cangkanya dan
4. Pengeringan.

Gambar 2. Block Diagram pengolahan minyak kelapa sawit

10
Gambar 3. Flowchart pengolahan minyak kelapa sawit

11
BAB III
TUGAS KHUSUS

Dalam proses pembuatan CPO, kebutuhan uap pengolahan dan pembangkit tenaga listrik,
dibutuhkan boiler sebagai sumber energy.Pada tugas khusus ini, kami mengambil alat utama
pada proses pengolahan minyak kelapa sawit yaitu Boiler beserta fungsi dari alat utama tersebut.
Boiler merupakan pembangkit uap yang didalamnya terjadi proses perubahan fase air menjadi
fase uap. Pada dasarnya boiler terdiri dari ruang pembakar, drum atas, pipa uap pemanas lanjut,
drum bawah, pipa-pipa air dan lain-lain.
3.1 Bagian Utama Boiler
1. Ruang Pembakaran
ruang pembakaran berada pada bagian bawah boiler. Pada ruang ini terjadi proses
pembakaran bahan bakar untuk menghasilkan udara panas yang dapat memanaskan
air. Bagian dalam ruang pembakaran dilapisi oleh batu api fungsinya untuk menjamin
panas yang sempurna dan menghindari retak atau kerusakan yang mungkin timbul
karena panas. Bahan bakar yang digunakan berupa fiber (serat) yang dicampur
dengan cangkang biji sawit.
2. Fan
Ada beberapa jenis fan yang digunakan pada bolier, yaitu force drought fan, dan
induced draught fan, fuel feed dan berfungsi untuk memberikan dorongan terhadap
bahan bakar agar dapat masuk ke ruang pembakaran. Force drought fan berfungsi
memberikan dorongan sehingga dapat meningkatkan efisiensi pembakaran dalam
ruang bakar, sedangkan force drought fan terdapat pada bagian bawah ruang
pembakaran. Induced draught fan berfungsi untuk menghisap udara panas hasil
pembakaran dan mengalirkannya melalui jalur tertentu sehingga dapat memanaskan
semua pipa dan drum yang ada.
3. Drum
Drum pada boiler terdapat 2 jenis drum yang digunakan, yaitu uppr drum, lower
drum. Upper drum merupakan tempat penampungan air yang akan dipanaskan dan
juga berfungsi sebagai tempat pengumpulan steam yang dihasilkan, lower drum
berfungsi sebagai tempat penampungan air yang didistribusikan ke dalam pipa air,
pada lower drum air masih memiliki fase cair.
4. Pipa Cair
Pipa cair merupakan pipa tempat proses pemanasan air hingga menjadi steam
berlansung.
5. Indikator Level Air
Indicator level air berfungsi sebgai alat penduga ketinggian air yang berada pada
upper drum. Indicator ini berupa lampu dan alarm yang menunjukkan ketinggian air
yang terpasang pada papan pengontrol. Ketinggian air di bagi menjadi 4 level, yaitu
high water level, normal water level, low water level 1 dan low water level 2.

12
6. Gelas Penduga
Gelas penduga berfungsi sebagai alat untuk menduga ketinggian air dalam upper
drum.
7. Safety Valve
Safety valve merupakan katup pengaman yang berfungsi sebgai sistem pengaman
terhadap tekanan berlebih dalam boiler, safety valve akan membuang steam berlebih
dalam boiler apabila tekanan dalam boiler melebihi maksimum tekanan.
8. Dush Collector
Dush collector merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengumpulkan debu sisa
pembakaran yang ikut terhisap olah induced draught fan bersama gas sisa
pembakaran lainnya yang akan dibuang ke udara bebas.
9. Chimney
Chimney merupakan cerobong asap yang berfungsi untuk membuang gas sisa
pembakaran ke udara bebas.

3.2 Proses Kerja Dan Pengoperasian Boiler


Ketahanan boiler tergantung dari mutu air umpan. Dibawah ini adalah cara kerja dan
pengoprasian pada boiler :
A. Pemeriksaan Boiler Sebelum Pengoperasian
1. tangki air penuh terisi
2. mutu air sesuai dengan persyaratan air umpan
3. derator pump, electric pum, safety valve serta kerangan air umpan dalam kondisi
siap untuk dioprasikan dan berfungsi dengan dengan baik
4. air dan ketel berada pada posisi 75% dan dapat terbaca pada pail gas
5. dapur dalam keadaan bersih
6. bahan bakar yang tersedia cukup untuk proses
7. dust roster dan abu dust collector sudah dibersihkan
B. Pengoperasian Boiler
1. electric pump dihidupkan sambil membuka kran blow down kurang lebih 1 menit
2. kran blow ditutup dan posisi air berada pada pail glass yang terisi minimal
bagian.
3. Bahan bakar diisi dan dihidupkan api pembakar
4. Setelah api cukup besar, pintu dapur ditutup sambil menjalankan induct draft (ID)
fan.
5. Dihidupkan ID fan dan force draft (FD), tekanan udara dalam ruang bakar berada
pada kondisi 10-30 mmHg
6. Pada tekanan 5 kg/cm2, dilakukan pengisian air umpan ketel dengan cara
dihidupkan turbin pump.

13
7. Pada tekanan kurang dari 10 kg/cm2, dilakukan pembuangan air kondensat kurang
lebih selama menit kemudian ditutup kembali
8. Kran pembuangan udara pada drum superheater ditutup sedangkan kran uap induk
dibuka secara perlahan-lahan sampai penuh
9. Dinaikkan tekanan hingga mencapai kurang lebih 18 kg/cm2
10. Dibuka kran continous blow down pada posisi 20-25%
C. Penghentian Boiler
1. Bahan bakar boiler dihentikan
2. Blow FD fan dan ID fan dihentikan
3. Api dan kerak abu dikeluarkan dari dapur boiler
4. Diturunkan tekanan dengan diadakan sirkulasi air dan blow down
5. Dibuka kran pembuangan udara pada superheater dan kran kondensat
6. Ditutup kran uap induk boiler
7. Diatur level air pada pail glass ketel pada ketinggian 75%
8. Dimatikan pompa air dan chemical pump
9. Ditutup kran blow down

Gambar 4 : boiler atau ketel uap

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Perkebunan kelapa sawit pertama dirintis oleh Adrian Hallett (seorang berkebangsaan Belgia
yang telah belajar tentang kelapa sawit di Afrika) pada tahun1911.
2. Pohon Kelapa Sawit terdiri dari dua spesies Arecaceae atau famili palma yang tingginya
dapat mencapai 24 meter, bunga dan buahnya berupa tandan.
3. Daging buah kelapa sawit padat dan banyak mengandung minyak yang digunakan sebagai
bahan minyak goreng, sabun, dan lilin
4. Buah sawit memiliki 4 bagian yaitu eksoskarp, mesoskrap,endoskarp,dan kernel (inti kelapa
sawit).
5. Hasil dari pengolahan kelapa sawit yang bernilai jual tinggi ada 2 yaitu CPO dan Kernel
atau inti kelapa sawit.
6. Proses pengolahan Minyak Kelapa Sawit yaitu penimbangan, perebusan, pengadukan,
pengepresan,pemisahan ampas,penyaringan, pemurnian,pengeringan,penyimpanan CPO.
7. Boiler merupakan pembangkit uap yang didalamnya terjadi proses perubahan fase air
menjadi fase uap.
8. Dalam proses pembuatan CPO, kebutuhan uap pengolahan dan pembangkit tenaga listrik,
dibutuhkan boiler sebagai sumber energi.
9. Bagian utama boiler yaitu ruang pembakaran, fan, drum, pipa air, indicator level air, gelas
penduga, safety valve,dust collector,chimney.
10. Ketahanan boiler tergantung dari mutu air umpan.

15

Anda mungkin juga menyukai