PENGANTAR
Zaman memang sudah berubah. Apa yang dulu dianggap biasa sekarang mungkin
tidak diketahui. Begitu juga dengan ASI. Dulu setiap ibu tahunya cuma menyusui.
Tapi sekarang ibu harus didorong-dorong agar mau menyusui bayinya. Untuk itu
perlu dikenali dulu alas an ibu tidak menyusui bayinya. Petugas kesehatan, dalam
upaya mendorong ibu agar mau menyusui bayi, perlu memahami alasan tersebut
agar bisa memberikan bimbingan dan penyuluhan secara tepat. Dalam hal ini
hendaknya tidak dilupakan unsur agama, sosial, budaya dan tingkat pendidikan
ibu sehingga komunikasinya bisa lebih lancar dan efektif. Pendekatan dengan cara
konseling diharapkan dapat memudahkan ibu memahami anjuran menyusui bayi
dan melakukannya dengan benar sehingga manfaatnya bisa diperoleh dengan
baik.
Percaya Diri
1
karenanya beralih pada yang lain, apalagi kalau bujukan atau pengaruh dari luar
telalu kuat.
Perangkat menyusui, yaitu payudara ibu dan kondisi mulut bayi agar
proses menyusui bisa berjalan lancar dan produksi ASI bisa terus
meningkat dan memenuhi kebutuhan bayi.
Latihan. Sejak kelahirannya bayi dilatih supaya bisa mengisap puting
dengan benar. Makin sering menyusu, bayi akan makin sering terlatih.
Kesiapan mental ibu, yaitu ada keinginan dan punya rasa percaya diri
untuk menyusui.
Kerjasama ayah, antara lain membantu ibu agar makanannya bergizi baik,
membuat pikiran ibu tenang dan memiliki rasa percaya diri, berbagi
dalam mengerjakan tugas dirumah dan dalam merawat si bayi.
Bantuan petugas kesehatan atau pihak yang akan diperlukan ibu agar bisa
menyusui dengan baik.
Ibu perlu dibantu untuk dapat memiliki rasa percaya diri yang kuat sehingga
pemberian ASI bisa berhasil. Bantuan itu, antara lain, dapat diberikan melalui
pemahaman mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan pemberian ASI,
baik yang bersifat faktual maupun hanya sekadar mitos. Sikap yang
melecehkan atau menganggap remeh pemikiran ibu dan keluarganya tentang
menyusui sangat diharapkan dari petugas. Berkaitan dengan hal ini maka
petugas perlu mengetahui tentang mitos dan rumor yang beredar seputar
menyusui, baik yang menyangkut ibu dan bayinya. Konseling memberi
peluang untuk meluruskan mitos dan rumor.
Konseling
Pengertian :
2
Percakapan mengarah pada bantuan untuk klien
Tujuannya adalah membantu agar klien memahami dirinya, posisinya,
alternatife yang ada, memilih yang sesuai
Hasil akhirnya adalah pemahaman diri, pemahaman posisi, pengenalan
lingkungan, kemampuan berinteraksi sehingga dapat memperbaiki
diri, posisi diri, dan komunikasi dengan lingkungan
Konseling psikologik
Konseling ASI
3
memilih secara mandiri, memutuskan, dan mantap ketika menjalani atau
melaksanakannya.
Langkah-langkah Konseling
4
mungkin tidak bisa dirangkumnya dengan baik. Jadi ulangi hal-hal yang
perlu diperhatikan dan diingatnya, tegaskan inti pembicaraanya. Kalau
dirasakan perlu mengadakan pertemuan lanjutan,kesankan bahwa ia selalu
diterima dengan baik. Buat janji, kalau perlu jangan memaksa.
SATU TUJU sebenarnya merupakan rumusan yang dihasilkan oleh The Johns
Hopkins University / Population Communication Services ( JHU / PCS )
untuk langkah-langkah konseling.kata aslinya adalah GATHER (Great,
Ask, Tell, Help, Explain, Repeat/return ). Sesudah menggunakannya
selama kurang lebih dua tahun untuk keperluan pengembangan program
KB ( Keluarga Berencana ) dan KIA ( Kesehatan Iu Anak )di Indonesia,
Ieda Purnomo Sigit Sidi, selaku konsultan KIE dan konseling untuk
BKKBN, menemukan padanan katanya dalam Bahasa Indonesia yaitu
SATU TUJU. Padanan kata dalam Bahasa Indonesia diperlukan untuk
memudahkan pemanfaatannya, terutama untuk petugas lapangan (1992).
Secara lebih sederhana, Ieda Purnama Sigit Sidi selaku konsultan Program
FHN (family health nutrition) yang merupakan program Depkes RI,
merumuskan langkah-langkah konseling dalam satu kata, yaitu SAJI
(1999).
5
perasaanya. Tunjukkan bahwa anda menghargai pendapatnya, anda dapat
memahami kecemasannya, dan anda bisa mengerti perasaannya.
Kesamaan perpsepsi atau pemahaman tentang hal yang dibicarakan oleh pengirim
dan penerima pesan sangat penting. Bantuan peraga atau media komunikasi akan
sangat berharga untuk diperolehnya kesamaan persepsi. Ingat bahwa tidak semua
yang disampaikan dalam percakapan konseling ASI dipahami oleh klien
6
ssebagaimana yang diharapkan. Sebagian mungkin sudah dikenalnya, sebagian
mungkin baru pertama kali didengarnya.
Jenis-jenis Media : lembar balik (flip chart), lembar lipat (leaflet), selebaran,
buklet, poster, model/peraga, kaset, video, film, contoh nyata.
Kalau tidak ada media yang sudah jadi, selalu bisa dibuat sendiri dengan
memanfaatkan bahan yang ada, seperti ilustrasi atau foto dari buku, lembar lipat
atau sumber informasi lainnya. Hal-hal yang berkaitan dengan kelayakan ari segi
agama, social, budaya perlu dipertimbangkan dalam memilih media.
Menunjukkkan perhatian
Bersikap ramah
Menerima klien seperti adanya
Menghargai pendapat klien dan lingkungannya
Memahami klien, tidak mencemooh, melecehkan, atau memaksakan
kehendak sendiri.
Menumbuhkan rasa percaya diri klien sehingga klien berani
mengungkapkan pikiran dan perasaanya, mau membahas bersama, bisa
mengambil keputusan sendiri sesuai keadaan, kebutuhan, dan
keinginannya.
Memberikan informasi secara jelas dan benar
Memperoleh kepercayaan klien
Mampu menjaga rahasia klien apabila diperlukan
7
masyarakatnya : tatanan budaya yang berkaitan dengan perilaku menyusui,
kondisinkesehatan ibu dan bayi, keadaan ekonomi keluarga, sindrom ASI
kurang
Memaham ikeuntungan dan manfaat pemberian ASI bagi ibu, bayi dan
keluarga seperti Metoda Amenorea Laktasi (MAL), kecerdasan anak,
ikatan kasih saying, belanja keluarga, termasuk perbedaannya dengan susu
formula.
Memahami cara-cara menyusui yang baik dan benar.
Memahami cara-cara pemberian susu formula secaratepat dan benar.
Unsur penting dalam persiapan psikologis agar ibu berhasil menyusui adalah
keyakinan bahwa ia mampu menyusui. Keyakinan ini akan mendorong perhatian
dan usaha ibu pada persiapan menyusui,mungkin jauh sebelum saat menyusui
8
tiba. Ibu perlu meyakini manfaat ASI. Ibu perlu memahami manajemen laktasi
agar bisa mengatur kegiatannya, baik di dalam maupun diluar rumah. Pengalaman
menyusui, apalagi kalau terasa benar manfaatnya dan mendapat dukungan dari
ayah, akan menghasilkan sikap yang positif terhadap ASI. Ibu akan mampu
menerima kodratnya sebagai perempuan yang diberi perangkat dan kemampuan
untuk menyusui. Kondisi ini akan menghasilkan rasa percaya diri dan usaha yang
tepat untuk bisa menyusui dengan baik.
9
lebih besar dibandingkan dengan bayi yang lebih tua. Tetapi, mungkin perlu
dipikirkan obat alternatif untuk ibu yang menyebabkan lebih sedikit masalah.
Kejadian penghentian menyusui karena ibu harus minum obat adalah sangat
jarang.
1. Faktor obat
Berat molukel (BM) obat, makin besar BM makin sukar terdapat
didalam ASI (misal : insulin karena BM > 200 tidak terdapat di
dalam ASI).
Obat yang bersifat basa lebih mudah terdapat di dalam ASI (ASI
lebih bersifat asam daripada plasma. pH ASI 7,0-7,4)
Masa paruh obat. Makin lama masa paruh obat, makin lama berada
dalam tubuh.
Rasio obat didalam ASI dibandingkan dengan di dalam plasma
(M/P rasio). Bila M/P rasio tinggi berarti kadar obat di dalam ASI
lebih besar.
2. Faktor Ibu
cara pemberian, oeral, topical, inhalasi, Im, atau IV.
Kesehatan ibu, misalnya bila ada gangguan fungsi ginjal atu hati
maka eksresi beberapa obat akan berada lebih lama di dalam ASI.
Alergi, beberapa bayi misalnya alergi terhadap obat yang diberikan
kepada ibu.
3. Faktor bayi
Masa gestasi bayi
Usia kronologis
Frekuensi menyusui
Jumlah ASI yang dikonsumsi
Sehingga apabila ingin memberi obat kepada ibu yang sedang menyusui
pertimbangkan faktor-faktor diatas. Dibawah ini ada panduan yang dapat
10
membantu anda memilih obat untuk ibu menyusui. Panduan untuk memberikan
obat kepada ibu yang menyusui :
11
demikian, sangat berbahaya jika mengubah pengobatan secara cepat
khususnya pada kasus epilepsi. Jika tidak ada allternatif, teruskan
pemberian ASI dan amatilah bayinya. Jika terjadi efek samping pemberian
ASI dapat dihentikan.
Beberapa antibiotik perlu dihindari.
Antibiotik pada umumnya aman bagi bayi dan bagi ASI. Tetapi lebih
baik menghindari pemberian chloramfenicol, tetrasiklin, serta
metronidazol. Jika salah satu antibiotik harus diberikan kepada ibu,
teruskan menyusui dan amatilah bayinya. Pada umumnya tidak ada
masalah. Hindari pemberian sulphonamide kepada ibu, khususnya jika
bayi kuning (jaundice). Jika obat seperti cotrimoxazol, fansidar dan
dapsone diperlukan, berikan obat tersebut dan teruskan pemberian ASI.
Pertimbangkan pemberian makanan alternatif jika bayi jaundice,
terutama jaundice yang terjadi ketika ibu meminum obat tersebut.
Obat yang menyebabkan menurunnya produksi ASI perlu dihindari.
Hindari kontrasepsi yang mengandung estrogen. Hindari penggunaan
Thiazide diuretic seperti Chlorotiazid karena obat ini menurunkan
produksi ASI. Jika mungkin carilah alternatifnya.
Kebanyakan obat yang umum digunakan adalah aman pada dosis biasa.
Jika ibu menyusui mendapatkan obat, tetapi anda tidak yakin obat apa :
1. Cek daftar obat di dalam manual
2. Anjurkan agar ibu terus menyusui sambil mencoba mengetahui
obat apa yang diberikan.
3. Amatilah jika bayi terjadi efek samping seperti mengantuk yang
abnormal, tidak napsu makan dan ikterus, khususnya jika ibu
mengkonsumsi obat untuk waktu yang lama.
4. Usahakan mendapat saran dari petugas kesehatan yang lebih ahli
seperti dokter atau apoteker.
5. Jika khawatir, cobalah mencari obat alternatif yang lebih aman.
12
6. Jika bayi terkena efek samping, dan anda tidak mungkin
mengubah obatnya, pertimbangkan cara pemgberian makanan
yang lain, untuk sementar waktu jika mungkin.
1. Yang terkontraindikasi. Jadi bila ibu memerlukan obat tersebut dan tidak
ada alternatif lain maka ibu harus menghentikan menyusui.
2. Obat yang perlu dihentikan selama pemberian ASI selama obat itu masih
berpengaruh, misalnya zat radioaktif.
3. Obat yang dianjurkan untuk tidak diberikan kepada ibu karena mungkin
berakibat kurang baik kepada bayi.
13
Zat Radioaktif yang memerlukan penghentian pemberian ASI untuk
sementara
14
Pil kontrasepsi yang Mengurangi jumlah ASI dan kandungan proteinnya
mengandung estrogen
Dexbrompheniramine Banyak menangis, irtabel, kurang tidur
maleat
Indomethacine Kejang
Yodium Mengganggu keaktifan kelenjar tiroid
Povidon iodine Bau yodium pada kulit bayi
Nalidixic acid Hemolisis pada bayi dengan defisiensi enzim G-6-PD
Nitrofurantoin Hemolisis pada bayi dengan defisiensi enzim G-6-PD
Phenytoin Methemoglobinemia
Golongan sulfa Adalah bilirubin displacer
Tolbutamide Ikterus
KESIMPULAN
Teruskan pemberian ASI ( amati efek samping pada bayi, misalnya mengantuk)
15
thiazide diuretic
Aman pada dosis biasa, obat-obatan yang paling biasa digunakan (pantau bayi)
16