Anda di halaman 1dari 16

FISIKA DASAR

MENENTUKAN KEKENTALAN (VISKOSITAS) ZAT CAIR

oleh

Nama : -Riska Fitriyani (131810301049)

Nursiah
(131810301056)

Diana Rolis (131810301059)

Kelompok : Rabu shift 3 / II

Jurusan : Kimia

Tanggal : 23 Oktober 2013

Asisten : Nova Alviati

Koordinator : Dewi Azzahra

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2013

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kekentalan atau viskositas merupakan sifat dari suatu zat cair (fluida) yang
disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi
pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair.
Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan
yang menentukan kekentalan suatu zat cair.

Viskositas memiliki alat ukur yang disebut viskometer yang berfungsi untuk
mengukur koefisien gliserin, oli atau minyak. Viskositas banyak terdapat dalam
kehidupan sehari-hari seperti sirup, minyak goreng dan oli. Viskositas berguna
untuk kehidupan seperti sirup yang dikentalkan agar tetap awet.

Pada percobaan ini bola kecil dijatuhkan kedalam cairan yang akan dihitung
angka kekentalanya. Bila bola tersebut mula-mula akan mengalami percepatan
dikarenakan gaya beratnya, tetapi karena sifat kekentalan cairan, maka besar
percepatannya akan semakin berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut
kecepatan bola tetap dan disebut kecepatan terminal. Hubungan antara
kecepatan terminal dengan angka kekentalan dapat diperoleh dari Hukum
Stokes.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah praktikum menentukan kekentalan (viskositas) zat


cair ini adalah:

Bagaimana pengaruh jarak dan diameter bola terhadap angka kekentalan


(viskositas)?

Bagaimana pengaruh kekentalan (viskositas) zat cair terhadap kecepatan bola


yang dijatuhkan kedalamnya?

Bagaimana pengaruh massa bola terhadap kecepatan bola yang dijatuhkan


kedalam zat cair?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan praktikum menentukan kekentalan (viskositas) zat cair ini


adalah:
Praktikan mampu mengetahui pengaruh jarak dan diameter bola terhadap angka
kekentalan (viskositas)?

Praktikan mampu mengetahui pengaruh kekentalan (viskositas) zat cair


terhadap kecepatan bola yang dijatuhkan kedalamnya?

Praktikan mampu mengetahui pengaruh massa bola terhadap kecepatan bola


yang dijatuhkan kedalam zat cair?

1.4 Manfaat

Adapun manfaat praktikum menetukan kekentalan (viskositas) zat cair ini


adalah pada pembuatan sirup, minyak goreng dan oli. Viskositas berguna untuk
kehidupan seperti sirup yang dikentalkan agar tetap awet. Viskositas memilki
alat ukur yang disebut viscometer yang berfungsi untuk mengukur koefisien
gliserin, oli atau minyak.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Viskositas adalah sifat fluida yang mendasari diberikannya tekanan terhadap


tegangan geser oleh fluida tersebut. Kadang-kadang viskositas ini diserupakan
dengan kekntalan. Fluida yang kental (viskos) akan mengalir lebih lama dalam
suatu pipa dari fluida yang kurang kental (Prijono,1985).

Viskositas dari suatu cairan adalah salah satu sifat cairan yang menentukan
besarnya perlawanan terhadap gaya geser. Viskositas terjadi karena interaksi
antara molekul-molekul cairan.

b b c c

Z0

a d

Gambar 2.1. Perubahan bentuk akibat dari penerapan gaya geser tetap

(Mochtar,1990)

Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas fluida disebut viskometer.


Setidaknya terdapat 2 prinsip dasar sistem metode pengukuran viskositas.
Pertama, metode pengukuran berdasarkan laju aliran fluida dalam pipa kapiler
vertikal saat menempuh jarak tertentu. Alat yang digunakan dengan metode ini
adalah viscometer Ostwald yang unsur kerjanya berdasarkan Hukum Poiseuille
(Mochtar,1990). Hukum Poiseuille dituliskan:

P = Iv .(2.1)

dimana P menunjukan tekanan, merupakan koefisien viskositas fluida, l adalah


panjang pipa kapiler yang dilalui fluida, dan Iv menunjukkan laju aliran
volume. Berdasarkan Hukum Poiseuille dengan viskometer Ostwald dapat
ditentukan viskositas fluida jika h,a,l dan v dapat diukur.

Persamaanya:

= ..(2.2)

Selain menggunakan viskometer Ostwald, koefisien viskositas fluida dapat


diukur menggunakan metode Stokes, menentukan koefisien viskositas melalui
pengukuran laju terminal (laju konstan) benda berbentuk bola dalam fluida yang
ingin diukur koefisien viskositasnya yang dijatuhkan dari atas permukaan
fluida. Selama resultan gaya-gaya yang bekerja pada bola nol, maka bola
mengalami laju terminal (konstan) berlaku rumus:
=( ..(2.3)

=( ..(2.4)

dimana m menunjukkan kecepatan terminal, adalah rapat massa cairan, g adalah


percepatan grafitasi bumi, adalah rapat massa bola, r adalah jari-jari bola, dan
merupakan angka kekentalan viskositas.

Gambar 2.2 Jatuhnya bola pada fluida

(Mochtar,1990)

Jika jarak AB=h, waktu bola dari A ke B adalah t, diameter bola d, dan
massanya m, maka persamaan diatas akan menjadi:

= ..(2.5)

Cara menghitung rapat massa bola ( dapat digunakan rumus:

= ..(2.6)

dimana menunjukkan massa benda dan menunjukkan volume benda.

Jika dalam viskositas cairan (alkohol) = c.x.tx dan viskositas air = c.w.tw, maka
viskositas alcohol x terhadap viskositas air w adalah:

w=w ..(2.7)

Koefisien viskositas air ditentukan melalui interpolasi data dari tabel pada suhu
yang sesuai. Perangkat percobaan viscometer Ostwald digunakan untuk
menentukan viskositas fluida, terutama yang encer (Waluyo,2004).
Kaitan viskositas dengan jurusan Kimia adalah pada saat ingin melakukan suatu
reaksi Kimia yang berhubungan dengan fluida, viskositas dapat digunakan
dalam menentukan lamanya reaksi yang dibutuhkan.

Viskositas dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya:

Temperatur atau suhu

Koefisien viskositas akan berubah sejalan dengan temperatur (Ginting,1991).

Gaya tarik antar molekul

Perbedaan kuat gaya kohesi menjadi faktor penentu kekentalan suatu fluida.

Jumlah molekul terlarut

Jumlah molekul terlarut memberikan komposisi yang lebih padat terhadap suatu
fluida.

Tekanan

Pada saat tekanan meningkat, viskositas fluidapun akan naik.

BAB 3. METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan praktikum menentukan kekentalan


(viskositas) zat cair ini adalah:

Viskometer bola jatuh dengan perlengkapannya 1 set: untuk mengukur


kekentalan (viskositas) zat cair.

Mikrometer: untuk mengukur diameter bola.

Stopwatch: untuk menghitung waktu.


Neraca / timbangan: untuk mengukur massa benda.

Benda padat berbentuk bola: untuk bahan yang dicelupkan kedalam viskometer.

Mistar, penjepit: untuk mengukur jarak.

3.2 Design

Adapun design yang digunakan praktikum menentukan kekentalan (viskositas)


zat cair ini adalah:

Gambar 3.2.1

(Purwandari,2013)

3.3 Langkah Kerja

Adapun langkah kerja yang digunakan praktikum menentukan kekentalan


(viskositas) zat cair ini adalah:

Diameter dalam dari tabung diukur.

Salah satu diameter bola kecil yang tersedia diukur.

Massa bola kecil tersebut ditimbang.

Kedudukan titik T diperhatikan dari tabung percobaan, dimana pada kedudukan


di titik T, bola (Q) dianggap telah mencapai kecepatan terminalnya.

Titik (S1) ditentukan yang jaraknya 40 cm dibawah titik T.

Bola (Q) dijatuhkan dan waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak dari
titik (T) ke titik S1 dicatat, diulangi sebanyak 3 kali.

Point 5-7 diulangi untuk jarak S yang berbeda-beda ( tanya ke asisten)


semuanya dengan ukuran bola yang sama.

Hal yang sama dilakukan untuk 2 bola kecil lainnya dengan diameter yang
berbeda.

3.4 Analisis Data

r =?
r =?

Vm = (tidak langsung)

s = nst

t =

Vm =

v=

I = x 100%

K = 100% I

AP = 1- log

= (2

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
m bola kecil : 1,2 gram = 1.200 mgram

m bola besar : 2,3 gram = 2.300 mgram

d dalam tabung : 48,8 mm

d bola kecil : 6,76 mm

d bola besar : 8,25 mm

Pada Minyak Kelapa

Bola Besar

40 cm 50 cm 60 cm

t1 37 m sekon 46 m sekon 53 m sekon

t2 38 m sekon 44 m sekon 47 m sekon

t3 34 m sekon 47 m sekon 53 m sekon

t t 36,3 2,08 m sekon 45,7 1,53 m sekon 51,0 3,46 m sek

Vm Vm 11,00 0,63 cm/ms 11,0 0,36 cm/ms 11,8 0,77 cm/m

Jarak (s) Vm I K

40 cm 11 cm/ms 12,84 0,28 12,84 0,28 2,18 % 97,82 %

50 cm 11 cm/ms 12,84 0,26 12,84 0,26 2% 98 %

60 cm 11,76 cm/ms 12 0,72 12 0,72 6% 94 %


r = 4,125 mm r = 0,01 mm x = 5 x10-3 mm

r r = 4,125 mm 0,005 mm

b = 7,42 mg/mm b = 0,2 mg/mm

b b = 7,42 mg/mm 0,2 mg/mm

Fk = 1,16 Fk = 7,24 x 10-5

Fk Fk = 1,16 7,24 x 10-5

mb = 23 x 102 mg mb = 50 mg

mb mb = 23 x 102 mg 50 mg

Bola Kecil

40 cm 50 cm 60 cm

t1 41 m sekon 43 m sekon 56 m sekon

t2 56 m sekon 64 m sekon 68 m sekon

t3 47 m sekon 68 m sekon 78 m sekon

t t 48,0 7,55 m sekon 58,33 13,43 m sekon 67,3 11,0 m sek

Vm Vm 8,3 1,3 cm/ms 8,58 1,89 cm/ms 8,90 1,43 cm/m

Jarak (s) Vm I K

40 cm 8,3 cm/ms 17,3 15,5 17,3 15,5 91 % 9%


50 cm 8,58 cm/ms 16,46 2,58 16,46 2,58 15,6 % 84,4 %

60 cm 8,90 cm/ms 15,87 0,65 15,87 0,65 4,1 % 95,9 %

r = 3,38 mm r = 0,01 mm x = 5 x10-3 mm

r r = 3,38 mm 0,005 mm

b = 7,42 mg/mm b = 0,20 mg/mm

b b = 7,42 mg/mm 0,20 mg/mm

Fk = 1,16 Fk = 7,24 x 10-5

Fk Fk = 1,16 7,24 x 10-5

mb = 12 x 102 mg mb = 50 mg

mb mb = 12 x 102 mg 50 mg

Pada Oli / SAE 30

Bola Besar

40 cm 50 cm 60 cm

t1 90 m sekon 121 m sekon 137 m sekon

t2 97 m sekon 120 m sekon 129 m sekon

t3 84 m sekon 114 m sekon 137 m sekon

t t 90,3 6,5 m sekon 118,3 3,8 m sekon 134,3 4,6 m sek

Vm Vm 4,4 0,3 cm/ms 4,2 0,1 cm/ms 4,46 1,55 cm/m


Jarak (s) Vm I K

40 cm 4,4 cm/ms 56,2 2,7 56,2 2,70 4,8 % 95,2 %

50 cm 4,2 cm/ms 59,1 33,3 59,1 33,3 56,34 % 43,66 %

60 cm 4,46 cm/ms 55,7 13,17 55,7 13,17 23,64 % 76,36 %

r = 4,125 mm r = 0,01 mm x = 5 x10-3 mm

r r = 4,125 mm 0,005 mm

b = 7,8 mg/mm b = 0,19 mg/mm

b b = 7,8 mg/mm 0,19 mg/mm

Fk = 1,03 Fk = 5 x 10-5

Fk Fk = 1,03 0,05 x 10-3

mb = 23 x 102 mg mb = 50 mg

mb mb = 23 x 102 mg 50 mg

Bola Kecil

40 cm 50 cm 60 cm

t1 94 m sekon 133 m sekon 147 m sekon


t2 110 m sekon 152 m sekon 187 m sekon

t3 141 m sekon 178 m sekon 193 m sekon

t t 115 23,9 m sekon 154,3 22,6m sekon 175,7 2,5 m sek

Vm Vm 3,48 0,7 cm/ms 3,24 0,45 cm/ms 3,41 0,5 cm/ms

Jarak (s) Vm I K

40 cm 3,48 cm/ms 41 6,61 41,0 6,61 16,6 % 83,9 %

50 cm 3,24 cm/ms 48,6 2 48,6 2,00 4,11 % 95,89 %

60 cm 3,41 cm/ms 46,1 4,65 46,1 4,65 10,08 % 89,92 %

r = 3,38 mm r = 0,01 mm x = 5 x10-3 mm

r r = 3,38 mm 0,005 mm

b = 7,4 mg/mm b = 0,34 mg/mm

b b = 7,4 mg/mm 0,34 mg/mm

Fk = 1,03 Fk = 4,9 x 10-5

Fk Fk = 1,03 4,9 x 10-5

mb =12 x 102 mg mb = 50 mg

mb mb =12 x 102 mg 50 mg

4.2 Pembahasan
Dari percobaan praktikum menentukan kekentalan (viskositas) zat cair yang
telah dilakukan, didapatkan hasil yang dapat dijadikan patokan dalam
pembahasan. Pengaruh antara diameter terhadap kecepatan bola saat dijatuhkan
ialah semakin besar diameter bola, maka semakin cepat bola jatuh. Namun, hal
tersebut sangat bergantung pada massa bola itu sendiri.

Jika 2 bola yang bermassa berbeda dijatuhkan pada zat cair, maka bola yang
bermassa paling besar yang akan mengalami kecepatan terbesar. Hal itu terjadi
karena berat benda akan dipengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi. Sehingga
benda yang memiliki massa yang besar akan memiliki berat yang besar pula dan
mengalami kecepatan yang besar.

Pengaruh kekentalan terhadap kecepatan jatuhnya bola yaitu semakin kental


suatu zat cair atau fluida, maka daya untuk memperlambat suatu gerakan
jatuhnya bola semakin besar. Sehingga semakin kental suatu zat cair, semakin
lambat pergerakan benda yang jatuh didalamnya. Sebaliknya, semakin encer
suatu zat cair atau fluida, maka semakin cepat benda yang dijatuhkan
kedalamnya.

Sementara pengaruh massa suatu benda yang dijatuhkan kedalam zat cair atau
fluida terhadap kecepatan jatuhnya bola ialah semakin besar massa benda
tersebut, maka semakin besar pula kecepatan jatuhnya benda tersebut. Dari sini
dapat disimpulkan bahwa massa suatu benda yang dijatuhkan kedalam zat cair
(fluida) berbanding lurus terhadap kecepatan jatuhnya bola tersebut dalam
fluida (zat cair).
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan praktikum menentukan kekentalan (viskositas) zat


cair ini adalah:

Semakin besar diameter bola yang dijatuhkan kedalam fluida, semakin besar
pula kecepatan benda tersebut jatuh.

Semakin kental suatu zat cair atau fluida, semakin lambat kecepatan bola yang
jatuh didalamnya.

Semakin besar massa bola yang jatuh kedalam fluida, semakin besar kecepatan
bola tersebut saat jatuh kedalamnya.

5.2 Saran

Sebaiknya pada saat praktikum praktikan harus memahami dan mengusai materi
yang akan diujikan serta langkah kerja yang akan dilakukan, sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam pengamatan atau praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Ginting,Diner.1991.Hidraulika.Jakarta:Gelora Aksara Pratama.

Moctar.1990.Mekanika Fluida.Jakarta:Erlangga.

Prijono,Arko.1985. Mekanika Fluida.Jakarta:Erlangga.

Waluyo,Agus.2004.Petunjuk Praktikum Fisika Dasar.Surabaya:ITS.

Anda mungkin juga menyukai