Oleh :
Kelas : A
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2016
Kata pengantar
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kesehatan dan kesempatan kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah Pengembangan
Lahan Basah ini.
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing Ir Siswanto MT yang telah
memberikan dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan makalah ini. Dan tak lupa teman-
teman yang juga tak kalah berperan penting dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa dan penulis di
kemudian hari.
Penyusun
FUNGSI EKOLOGIS LAHAN BASAH
I. PENDAHULUAN
Lahan basah adalah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat
permanen (menetap) atau musiman. Contoh - contoh lahan basah diantaranya adalah rawa-
rawa, paya, dan gambut. Air yang menggenangi lahan basah dapat tergolong ke dalam air
tawar, payau atau asin.
Lahan basah merupakan wilayah yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang
tinggi dibandingkan dengan kebanyakan ekosistem. Di atas lahan basah tumbuh berbagai
macam tipe vegetasi (berbagai macam jenis tumbuhan), seperti hutan rawa air tawar, hutan
rawa gambut, hutan bakau, paya rumput dan lain-lain. Margasatwa penghuni lahan basah
juga tidak kalah beragamnya, seperti buaya, kura-kura, biawak, ular, aneka jenis kodok,
berbagai macam ikan, termasuk pula harimau, gajah, dan yang lainnya.
Pada sisi yang lain, banyak kawasan lahan basah yang merupakan lahan yang subur,
sehingga kerap dibuka, dikeringkan dan dikonversi menjadi lahan-lahan pertanian. Baik
sebagai lahan persawahan, lokasi pertambakan.
II. PEMBAHASAN
Fungsi ekologis adalah fungsi yang terkait dengan proses ekologis suatu lokasi yang
memberikan manfaat dalam ekosistem tersebut Fungsi ekologis terkait dengan ekologi
lahan basah memberikan nilai positif bagi ekosistem yang dibahas sehingga lahan basah
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari mekanisme purifikasi alamiah.
nilai positif pada fungsi ekologis cenderung dianggap sebagai angin lalu karena
lahan basah lebih dianggap bernilai positif apabila memberikan nilai manfaat langsung
bagi manusia saat ini juga. Oleh karena itu, fungsi ekologis hanya menjadi sajian
pembahasan dalam bidang ilmu ekologi tanpa bisa menjadi bagian dari kebijakan
pemerintah (daerah ataupun pusat) dalam hal konservasi lingkungan.
Namun, untuk meminimasi hal tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan melalui
Komite Nasional Pengelolaan Ekosistem Lahan Basah (2004).
Tujuannya adalah penyusunan strategi nasional dan rencana aksi pengelolaan lahan
basah bertujuan untuk memandu upaya pelaksanaan pengelolaan dan pemanfaatan lahan
basah secara bijaksana dan lestari, dengan sasaran terarahnya kegiatan pengelolaan dan
pemanfaatan lahan basah secara bijaksana dan berkelanjutan bagi semua pemangku
kepentingan baik di tingkat daerah maupun di tingkat nasional.
Jika Lahan Basah diumpamakan sebagai barang dan jasa maka Lahan Basah akan
dapat dibagi manfaatnya sebagai berikut :
Sebagai JASA ; dalam artian Lahan Basah menyediakan jasa tertentu seperti mengisi
dan menyaring air tanah, mengendalikan banjir atau menjaga kelangsungan beberapa
proses alam, yang kesemuanya akan bermanfaat bagi kepentingan manusia dan
lingkungan.
Sebagai BARANG : maka Lahan Basah akan menjadi tempat / habitat untuk
melakukan berbagai kegiatan dan juga tempat untuk menghasilkan berbagai
barang/komoditi yang arahnya menuju ke manfaat ekonomi (economics profit of
wetland )
Sebagai ATRIBUT : Lahan Basah juga akan bernilai dan dihargai oleh sebagian
kelompok masyarakat karena berhubungan dengan agama dan tatanan sosial
masyarakat setempat serta berguna bagi perkembangan ilmu dan budaya.
Jadi kesimpulannya, fungsi ekologis adalah fungsi lahan basah yang mengarah pada jasa.
Kata jasa terkadang diartikan harfiah sebagai sesuatu pemberian yang seringkali dianggap
tanpa pamrih. Namun, seiring dengan waktu, jasa harus dinilai lebih lanjut nominalnya
sehingga dapat dikuantitatifkan untuk kemudian dihargai sebagai barang. Maka, Fungsi
Ekologi Lahan Basah Cenderung Mengarah Pada Jasa
Fungsi ekologis lahan basah akan banyak memberikan nilai positif bagi suatu
ekosistem. Adapun beberapa fungsi ekologis dari lahan basah antara lain:
Tempat penampungan air (sumber air dan hujan). Pemasok air ke aquifer
(kantung air), air tanah, dan lahan basah lain didataran lebih rendah yang untuk
selanjutnya digunakan sebagai penyedia air bagi kawasan sekitar dan menjaga tinggi
kolom air tanah untuk dimanfaatkan sebagai sumur dangkal. Menjaga iklim ekosistem
sekitar lahan basah, dengan cara mempertahankan penguapan lokal untuk menjaga
kelembaban dan turunnya hujan.
Proses pengurangan kecepatan aliran air oleh vegetasi akan berpengaruh pada
percepatan pengendapan sedimen dan penjernihan air. Vegetasi mampu menyerap
unsur hara dan bahan pencemar yang berlebihan sehingga dapat menjaga kualitas air.
Vegetasi di hutan gambut dan hutan rawa membantu proses penyerapan CO2 di
udara melalui proses fotosintesis sehingga mencegah pemanasan global .Tetapi lahan
gambut juga mempunyai resiko, dimana endapan karbon yang dikandungnya jika
dilepaskan sekaligus atau dibakar, maka akan mempercepat proses pemanasan global.
Terumbu karang dapat membentuk pulau karang dan pantai berpasir putih.
Mangrove dapat mempercepat proses sedimentasi yang pada akhirnya akan
membentuk lahan baru di pesisir.
b. Fungsi Ekologis Lahan Basah (tinjauan NSAP 2004)
III. Kesimpulan
Fungsi ekologis adalah fungsi yang terkait dengan proses ekologis suatu lokasi yang
memberikan manfaat dalam ekosistem tersebut Fungsi ekologis terkait dengan ekologi lahan
basah memberikan nilai positif bagi ekosistem yang dibahas sehingga lahan basah menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari mekanisme purifikasi alamiah.
LAMPIRAN
Gambar 1. Lahan Rawa Gambut di Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar ( Kalimantan
Selatan)
Gambar 2. Makhluk hidup yang tinggal di lahan basah