Disusun oleh:
Theodorus Samuel
102013050 / E4
September 2013
Jakarta
Kaidah Dasar Bioetik
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya kepada
saya dalam menulis makalah tinjauan pustaka ini. Saya juga mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada tutor saya, drg. Debora atas penjelasan dan saran-saran yang
diberikan beliau dalam membahas permasalahan yang ada. Tak lupa, saya juga berterima
kasih kepada seluruh pihak yang turut membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.
Etika sungguhlah suatu hal yang sering sekali kita dengar dalam kehidupan kita. Etika
sudah merasuki kehidupan kita hingga ke segala aspeknya, termasuk aspek medis. Etika
medik atau yang biasa disebut dengan bioetik menjadi dasar dan pedoman dalam
melaksanakan tindakan-tindakan medis, yang tentu harus dilakukan dengan penuh
kesungguhan dan tanggung jawab. Kepentingan dari penerapan etika ini menjadi keprihatinan
kita semua sebagai para calon dokter yang jujur dan kompeten. Oleh karena itu, sangatlah
penting bagi kita untuk bisa memahami dan menerapkan bioetik dalam studi dan karir kita
nantinya.
Tiada gading yang tak retak, tiada manusia yang sempurna; begitu pula dengan
makalah ini. Saya menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan yang ada pada makalah
ini baik dari segi isi maupun bahasanya. Adanya kekurangan-kekurangan ini dapat terjadi
karena kurangnya pengalaman dan pendidikan saya dalam bidang kedokteran. Karena adanya
kekurangan tersebut, saya mengharapkan supaya para pembaca sekalian dapat membantu
memberi kritik dan saran yang bersifat membangun agar kiranya saya dapat memperbaiki dan
mengembangkan diri saya.
Akhir kata, selamat membaca dan merenungkan isi makalah ini. Semoga dengan
keberadaannya, makalah ini dapat memberi manfaat dan membuka pandangan para pembaca
sekalian terhadap hal-hal yang mungkin belum anda sadari kepentingannya dalam hidup
anda. Semoga hal-hal tersebut dapat kemudian direnungkan, dikembangkan, dan diterapkan
demi semakin besarnya kemuliaan Tuhan. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya, semoga Tuhan memberkati kita semua.
Theodorus Samuel
2
Kaidah Dasar Bioetik
Daftar Isi
3
Kaidah Dasar Bioetik
Theodorus Samuel
102013050 / E4
E-mail: theodorus.2013fk050@civitas.ukrida.ac.id
Abstrak:
Kaidah Dasar Bioetik (KDB) adalah suatu hukum dasar yang harus diketahui dan
dikuasai oleh para dokter, demi membantu mereka dalam mengambil tindakan yang tepat
dalam berbagai situasi medis. Kaidah Dasar Bioetik memiliki empat prinsip dasar, yakni:
beneficence, non-maleficence, autonomy, dan justice; dimana masing-masing memiliki
prinsip prima facie dan konteks yang berbeda. Pemahaman dokter mengenai Kaidah Dasar
Bioetik sangatlah penting dalam melaksanakan tugas mereka karena Kaidah Dasar Bioetik-
lah yang menentukan apakah suatu perbuatan dapat dikatakan baik atau buruk berdasarkan
pandangan etik.
Abstract:
The principles of biomedical ethics is a basic and fundamental law that needs to be
known and mastered by doctors to help them in taking action in different medical situations.
There are four principles of biomedical ethics, such as: beneficence, non-maleficence,
autonomy, and justice; where each has their own prima facie principle and context, which
are different from the other. A doctors understanding in the principles of biomedical ethics
is unavoidably important in carrying out their duty as the principles of biomedical ethics are
the judge in determining whether an action is said good or bad based on an ethic point of
view.
4
Kaidah Dasar Bioetik
Pendahuluan
Profesi dokter adalah sebuah profesi yang bersumpah dan membutuhkan komitmen
erta tanggung jawab yang penuh terhadap hukum dan prosedur medis yang berlaku. Selain
terhadap hukum dan prosedur, dokter juga bertanggung jawab terhadap aturan-aturan etis
yang berlaku. Oleh karena itu, diciptakanlah Kaidah Dasar Bioetik yang mengatur mengenai
perilaku dokter agar sesuai dengan moral yang berlaku di masyarakat.
Perkembangan yang sangat pesat di bidang biologi dan ilmu kedokteran membuat
etika kedokteran tidak mampu lagi menampung seluruh permasalahan yang berkaitan dengan
kehidupan. Etika kedokteran mengatur tentang bidang medis dan profesi saja, terutama
hubungan dokter dengan pasien, keluarga, masyarakat, dan teman sejawat. Oleh karena itu,
sejak tiga dekade terakhir ini telah dikembangkan bioetik atau yang biasa disebut dengan
etika biomedis. 1
Bioetik telah menjadi bagian dari keseharian seorang dokter dalam menjalankan
tugasnya. Sejak kemunculan istilah ini, bioetik sudah banyak mengalami perkembangan dan
kemajuan. Beberapa tahun terakhir ini, cukup sering kita mendengar mengenai kegagalan
dokter dalam penyembuhan pasien karena kelalaian yang dilakukan oleh dokter itu sendiri,
perawat, atau bahkan rumah sakit yang bersangkutan. Selain itu, kaidah bioetik juga
digunakan untuk mencegah tindakan-tindakan dokter yang hanya menguntungkan diri
sendiri. Mengingat banyaknya kejadian yang muncul seperti ini, sudah jelas bahwa
pengetahuan dan pemahaman akan prinsip bioetik sangatlah penting dalam pendidikan
seorang dokter.
Pelanggaran dari kaidah-kaidah ini menjadi keprihatinan kita bersama sebagai para
calon dokter. Maka, untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, pendidikan bioetik ini
dijadikan sebagai kurikulum pembelajaran untuk para calon dokter masa depan. Dalam
makalah ini, diharapkan penulis maupun pembaca dapat memahami empat prinsip dasar
bioetika yaitu: Beneficence, Non-Maleficence, Autonomy, dan Justice. 2
5
Kaidah Dasar Bioetik
Bioetik
Bioetik berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari dua kata, yaitu bios yang berarti
kehidupan, dan ethos yang berarti norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetik merupakan
studi yang mempelajari tentang masalah pada bidang biologi dan ilmu kedokteran dalam
berbagai masa. Bioetik tidak hanya membicarakan bagian medis, tapi juga membahas pula
masalah kesehatan, faktor budaya dalam lingkungan masyarakat, juga penelitian kesehatan
pada manusia dan hewan percobaan. 1
Pada tahun 1971, seorang onkolog (pakar tumor) Amerika Serikat, van Resseler
Potter, penulis Bioethics: Bridge to the Future (1971), mengabadikan istilah bioetik. Potter
merasa bahwa dia sebagai penemu harus juga bertanggung jawab dalam perkembangan kata
bioetik kedepannya, maka dia meminta agar bioetik itu dijadikan suatu ilmu tersendiri atau
lebih spesifiknya adalah ilmu etika baru yang didasari tinjauan biologis. Dalam arti luas,
bioetik adalah penerapan etika dalam ilmu-ilmu biologis, obat, pemeliharaan kesehatan, dan
bidang-bidang terkait. 3
Bioetik dapat dijabarkan menjadi empat kaidah besar yang disebut dengan Kaidah
Dasar Bioetik (KDB), yaitu: Beneficence, Non-Maleficence, Autonomy, dan Justice. 2
Beneficence
Beneficence berasal dari bahasa Latin bene yang berarti baik, dan ficere yang berarti
melakukan atau berbuat. Oleh karena itu, beneficence secara etimologis dapat diartikan
dengan berbuat baik. Kaidah beneficence adalah suatu tindakan dari dokter untuk
kepentingan pasiennya, dimana kebaikan yang dialami pasien akan lebih banyak
dibandingkan dengan kerugiannya. Kaidah ini berlaku dalam keadaan yang wajar dan berlaku
untuk pasien pada umumnya. 4
6
Kaidah Dasar Bioetik
7
Kaidah Dasar Bioetik
Non-Maleficence
Non-Maleficence berasal dari bahasa Latin non yang berarti tidak, mal yang berarti
buruk, dan ficere yang berarti melakukan atau berbuat. Maka, secara harafiah non-
maleficence adalah sebuah prinsip untuk tidak berbuat jahat. Kaidah non-maleficence
menekankan bahwa yang paling penting adalah tindakan yang akan dilakukan dokter tidak
memperburuk keadaan pasien. Kaidah ini berlaku pada saat keadaan gawat darurat dimana
diperlukan suatu intervensi medik untuk menyelamatkan nyawa pasien. 4
8
Kaidah Dasar Bioetik
Autonomy
Autonomy berasal dari bahasa Yunani autos yang berarti sendiri, dan nomos yang
berarti hukum atau peraturan. Maka, kata autonomy berarti mengatur dirinya sendiri, dalam
hal ini berarti pasien berhak memutuskan apa yang berhubungan dengan dirinya sendiri.
Autonomy menekankan bahwa dokter harus mendapat persetujuan dari pasien sebelum
melakukan prosedur medis apapun, setelah dokter tersebut menjelaskan prosedur tersebut
kepada pasien. Kaidah ini berlaku pada saat berhadapan dengan pasien yang dewasa,
berkepribadian matang, kompeten, dan sadar dalam menentukan nasibnya sendiri. 4
Autonomy berkaitan sangat erat dengan inform consent yang memiliki tiga prinsip,
yaitu:
1. Threshold element
Competence
Kompetensi menyangkut kemampuan pasien untuk dapat
memahami penjelasan dari dokter mengenai prosedur yang akan
dilaksanakan.
2. Information elements
Disclosure of information
Penyampaian informasi mencakup cara dan kelengkapan informasi
yang disampaikan dari seorang dokter yang mengenai prosedur yang akan
dilaksanakan.
Understanding of information
Pemahaman informasi mencakup bagaimana pasien memahami
informasi yang disampaikan dokter mengenai prosedur yang akan
dilaksanakan.
3. Consent elements
Voluntariness
Kemauan pribadi yang tanpa paksaan untuk melaksanakan
prosedur adalah salah satu unsur penting di dalam inform consent.
Authorization
Otorisasi atau ijin dari pasien untuk melaksanakan prosedur adalah
salah satu unsur penting di dalam inform consent.
9
Kaidah Dasar Bioetik
Justice
Justice membuka suatu dimensi baru dalam bioetik, karena saat beneficence, non-
maleficence, dan autonomy membahas mengenai hubungan antara dokter dengan pasien,
justice membahas mengenai hubungan dengan masyarakat atau orang banyak. Prinsip justice
mengatakan bahwa para dokter juga harus mementingkan hak orang lain selain hak pasiennya
sendiri. Hak orang lain yang dimaksud disini adalah khususnya orang-orang yang sama
dalam hal gangguan kesehatan di luar diri pasien. 4
Prinsip yang terkandung di dalam justice, berkata treat similar cases in a similar
way, yang berarti berikanlah perlakuan yang sama kepada seluruh pasien dengan kasus
yang sama. Justice bertujuan untuk menjamin nilai yang tak berhingga dari setiap makhluk
yang berakal budi.
10
Kaidah Dasar Bioetik
Pada penerapan pada kasus ini, akan dijelaskan apa saja Kaidah Dasar Bioetik yang
dapat dilihat dari masing-masing paragraf dari kasus yang telah diberikan. Kasus yang akan
dibahas adalah sebuah skenario yang menceritakan tentang seorang dokter bernama dr. Bagus
yang bekerja di daerah pedalaman. Skenario ini menceritakan mengenai kehidupan sehari-
hari dari dr. Bagus dan tindakan-tindakannya dalam menghadapi berbagai jenis pasien.
11
Kaidah Dasar Bioetik
1. Paragraf pertama
Dokter Bagus telah lama bertugas di suatu desa terpencil yang sangat jauh dari kota.
Sehari-harinya ia bertugas di sebuah Puskesmas yang hanya ditemani oleh seorang mantri, hal
ini merupakan pekerjaan yang cukup melelahkan karena setiap harinya banyak warga desa
yang datang berobat karena Puskesmas tersebut merupakan satu-satunya sarana kesehatan
yang ada. Dokter Bagus bertugas dari pagi hari sampai sore hari tetapi tidak menutup
kemungkinan ia harus mengobati pasien dimalam hari bila ada warga desa yang
membutuhkan pertolongannya.
Pada paragraf pertama, Kaidah Dasar Bioetik yang dapat dilihat adalah
beneficence dan justice. Prinsip beneficence yang dapat dilihat adalah:
Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban)
Maksimalisasi kepuasan pasien
Minimalisasi akibat buruk
Paternalisme
Menghargai hak pasien
Menerapkan golden rule principle (memperlakukan orang lain sebagaimana
kita ingin diperlakukan)
Sedangkan, prinsip justice yang dapat dilihat pada paragraf di atas adalah:
Memberi kesempatan yang sama bagi setiap pribadi dalam posisi yang sama
Memberlakukan segala sesuatu secara universal
Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial, dll.
Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien
2. Paragraf kedua
Pada suatu pagi hari, ketika ia datang ke Puskesmas sudah ada 5 orang pasien yang
sedang mengantri. Dokter Bagus memeriksa pasien sesuai nomor urut pendaftaran, hal ini
dilakukannya agar pemeriksaan pasien berjalan tertib teratur. Pasien pertama adalah seorang
ibu, datang dengan keluhan demam 2 hari yang lalu disertai batuk dan pilek. Setelah
memeriksa pasien tersebut dr. Bagus memberikan berbagai macam obat dan vitamin serta
nasehat agar istirahat yang cukup.
12
Kaidah Dasar Bioetik
Pada paragraf kedua, Kaidah Dasar Bioetik yang dapat dilihat adalah justice
dan beneficence. Prinsip justice yang dapat dilihat adalah:
Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial, dll.
Memberi kesempatan yang sama bagi setiap pribadi dalam posisi yang sama
Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accessibility,
availability, quality)
Menghargai hak hukum pasien
Menghargai hak orang lain
Memberlakukan segala sesuatu secara universal
3. Paragraf ketiga
Pasien kedua adalah seorang anak balita tampak lemah digendong oleh
ibunya.Ibunya mengatakan bahwa anak tersebut sudah 2 hari buang buang air besar. Setelah
memeriksakan anak tersebut, dr. Bagus menyarankan agar anak tersebut dirawat di rumah
sakit yang berada di kota. Namun ibu tersebut menolak karena tidak mempunyai uang untuk
berobat. Baiklah kalau begitu saya akan memberi ibu obat dan ORALIT untuk anak ibu,
nanti ibu berikan obat tersebut sesuai dengan aturan dan usahakan anak ibu minum oralit
sesering mungkin, nanti sore setelah selesai tugas saya akan mampir ke rumah ibu untuk
melihat kondisi keadaan anak ibu kata dr.Bagus. Pak mantri tolong bikinkan puyer untuk
anak ibu ini dan setelah itu tolong jelaskan cara membuat air oralit pada ibu ini kata dr.
Bagus kepada pak mantri.
13
Kaidah Dasar Bioetik
Pada paragraf ketiga, Kaidah Dasar Bioetik yang dapat dilihat adalah
beneficence. Prinsip beneficence yang dapat dilihat adalah:
Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan dengan
keburukannya
Paternalisme
Maksimalisasi kepuasan pasien
Minimalisasi akibat buruk
Menghargai hak pasien
Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
Memberikan obat berkhasiat namun murah
Menerapkan golden rule principle (memperlakukan orang lain sebagaimana
kita ingin diperlakukan)
4. Paragraf keempat
Pasien ketiga adalah seorang anak laki-laki. Pasien tersebut menderita keganasan
stadium lanjut. Sebelumnya pasien tersebut pernah dilakukan pembedahan di rumah sakit.
Namun keluarga pasien menghentikan pengobatannya lebih lanjut. Orangtua pasien bukanlah
orang kaya sehingga mereka tak mampu membeli obat-obatan kemoterapeutik yang mahal.
Tetapi orangtua pasien ingin anaknya mendapatkan pengobatan lebih lanjut. Dokter Bagus
menjelaskan kepada orang tuanya bahwa kondisi anaknya tidak dapat ditingkatkan dan sangat
sulit bagi mereka untuk membeli obat-obatan mahal tersebut. Dokter Bagus ragu apakah ia
harus mengatakan pada mereka untuk tidak usah membeli obat itu. Karena berdasarkan
pengetahuannya pada penyakit ini, beberapa pasien meninggal walaupun teklah diterapi
dengan kemoterapi penuh. Pada pemerikasaan fisik pada pasien ini telah timbul asites dan
pasien tampak sesak. Dokter Bagus menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa kondisi
anaknya kurang baik dan kemungkinan untuk sembuh sangat kecil walaupun diberikan obat-
obat kemoterapeutik. Pak, yang hanya saya dapat lakukan adalah memberi obat obatan
penunjang agar anak bapak tidak terlalu menderita kata dr. Bagus sambil menyerahkan obat
kepada orang tua pasien.
14
Kaidah Dasar Bioetik
Pada paragraf keempat, Kaidah Dasar Bioetik yang dapat dilihat adalah
beneficence. Prinsip beneficence yang dapat dilihat adalah:
Menjamin harkat dan martabat manusia
Memandang pasien tidak hanya sejauh menguntungkan dokter
Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan dengan
keburukannya
Paternalisme
Menjamin kehidupan baik minimal manusia
Minimalisasi akibat buruk
Menghargai hak pasien
Menerapkan golden rule principle (memperlakukan orang lain sebagaimana
kita ingin diperlakukan)
5. Paragraf kelima
15
Kaidah Dasar Bioetik
Pada paragraf kelima, Kaidah Dasar Bioetik yang dapat dilihat adalah non-
maleficence dan beneficence. Prinsip non-maleficence yang dapat dilihat adalah:
Menolong pasien gawat darurat
Mengobati pasien yang luka
Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia)
Tidak menghina/mencaci-maki/memanfaatkan pasien
Tidak memandang pasien hanya sebagai objek
Menghindari misrepresentasi dari pasien
Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian
Tidak melakukan white collar crime (kejahatan dalam profesi) yang
merugikan pasien/keluarganya
Mencegah pasien dari bahaya
Sedangkan, prinsip beneficence yang dapat dilihat pada paragraf di atas
adalah:
Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan dengan
keburukannya
Paternalisme
Melampaui goal based
Minimalisasi akibat buruk
Kewajiban menolong pasien gawat darurat
Menghargai hak pasien
Menerapkan golden rule principle (memperlakukan orang lain sebagaimana
kita ingin diperlakukan)
6. Paragraf keenam
Pasien keempat adalah seorang bapak berusia 55 tahun diantar oleh anak laki-
lakinya datang dengan keluhan nyeri pada ulu hati dan terasa berat pada dada serta
punggungnya, Dari hasil pemerikasaan tekanan darah 150/90 dan nadi cepat tidak teratur.
Dokter Bagus curiga pasien tersebut menderita penyakit jantung sehingga ia membuat surat
rujukan ke rumah sakit yang berada di kota. Setelah menerima penjelasan tentang
kemungkinan penyakit yang dideritanya, pasien pulang dengan membawa surat rujukan
tersebut.
16
Kaidah Dasar Bioetik
Pada paragraf keenam, Kaidah Dasar Bioetik yang dapat dilihat adalah
beneficence. Prinsip beneficence yang dapat dilihat adalah:
Memandang pasien tidak hanya sejauh menguntungkan dokter
Paternalisme
Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan dengan
keburukannya
Minimalisasi akibat buruk
Menghargai hak pasien
Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
Maksimalisasi kepuasan pasien
7. Paragraf ketujuh
Waktu telah memasuki siang hari, pasien kelima adalah seorang ibu muda yang
sangat cerewet, karena begitu masuk si ibu tadi sudah mengeluh berbagai macam keluhan.
Dokter Bagus tidak menanggapi keluhan si ibu muda tadi dan segera membuat surat rujukan
untuk ibu tersebut ke LAB KLINIK Cepat tepat langganannya yang berada di kota, jauh
dari puskesmas. Dari Lab Klinik ini dr. Bagus mendapat sejumlah uang yang ternyata sejajar
jumlahnya dengan pasien yang ia kirim ke situ. Pernah dua bulan yang lalu dengan 20 pasien
yang ia kirim, ia memperoleh Rp 300.000,-.
17
Kaidah Dasar Bioetik
8. Paragraf kedelapan
Setelah pasien kelima, dokter Bagus melihat ke luar ruangan, tampak antrian pasien
yang masih banyak. pak mantri tolong umumkan ke pasien, saya akan istirahat makan
sejenak, Kata dr. Bagus. Demikianlah kegiatan sehari-hari dr. Bagus dan tanpa terasa sudah
25 tahun dokter Bagus mengabdi di desa tersebut.
18
Kaidah Dasar Bioetik
Kesimpulan
Beneficence berbicara mengenai berbuat baik kepada pasien yang dalam keadaan
wajar dan normal, sedangkan non-maleficence berbicara mengenai menghindari perbuatan
yang memperburuk keadaan pasien yang dalam keadaan gawat darurat. Autonomy berbicara
mengenai menghargai hak pasien untuk menentukan nasibnya sendiri pada pasien yang
dewasa, sadar, dan kompeten, sedangkan justice berbicara mengenai keadilan yang bersifat
universal bagi pihak-pihak selain pasien itu sendiri.
Berdasarkan analisa dari skenario dr. Bagus, dapat disimpulkan bahwa Kaidah Dasar
Bioetik menjadi suatu landasan yang sangat penting bagi pendidikan para calon dokter, agar
tidak menyalahgunakan wewenangnya sebagai pelayan masyarakat. dr. Bagus menjadi salah
satu contoh dimana seorang dokter yang baik dapat lalai dan jatuh dalam godaan duniawi dan
akhirnya menyalahi Kaidah Dasar Bioetik yang berlaku.
Kekuatan dari suatu landasan sangatlah penting, apabila landasan itu kokoh, sudah
tentu apa yang dibangun di atasnya akan berdiri dengan kokoh dan tegar. Demikian juga
dengan Kaidah Dasar Bioetik; apabila KDB ditanamkan dengan kokoh pada para calon
dokter, tentu seluruh ilmu yang ditanamkan setelahnya akan sangat berguna dan
dipergunakan dengan baik demi kebaikan umat manusia.
19
Kaidah Dasar Bioetik
Daftar Pustaka
1. Hanafiah, M.J. dan A. Amir. 2008. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Edisi
keempat. Jakarta: EGC.
2. Dickenson, D., R. Huxtable, dan M. Parker. 2010. The Cambridge Medical Ethics
Workbook. Edisi kedua. Cambridge: Cambridge University Press.
3. Chang, W. 2009. Bioetika Sebuah Pengantar. Jakarta: Kanisius.
4. Bertens, K. 2011. Etika Biomedis. Jakarta: Kanisius.
20