Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PRAKTIKUM
PEMELIHARAAN SAPI POTONG
Oleh
A. Latar Belakang
daging sebagai produk utamanya. Salah satu ternak potong adalah Sapi yang
merupakan salah satu sumber penghasil bahan makanan berupa daging dengan
ternak kerja adalah jenis ternak yang dipelihara untuk digunakanl tenaganya.
intensif dan semi intensif. Pada umumnya sapi-sapi yang dipelihara secara intensif
hampir sepanjang hari berada dalam kandang dan diberikan pakan sebanyak dan
potong sangat berhubungan erat dengan kualitas sumber pakan lokal yang
yaitu pemuliaan, pakan, dan manajemen. Agar produktivitas ternak potong dapat
melakukan sanitasi kandang dan ternak, sistem perkandangan sapi potong, dan
pemberian pakan pada ternak sapi potong. Kegunaan dari praktikum ini ialah agar
dan ternak, sistem perkandangan sapi potong pemberian dan pakan pada ternak
sapi potong
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pemeliharaan dan perawatan sapi potong yang baik harus dilakukan sebaik-
baiknya agar sapi potong yang sehat dengan pertumbuhan yang baik.
umumnya selalu disesuaikan dengan fase hidup sapi yang bersangkutan, mulai
dari pedet, sapi muda dan sapi dewasa (finishing) (Sudarmono dan Sugeng, 2008).
1. Pemeliharaan Ekstensif
Wilayah diluar pulau Jawa merupakan daerah yang lahannya masih cukup
luas sehingga berpotensi untuk dijadikan sebagai padang pengembalaan sapi yang
pengembalaan dan digembalakan sepanjang hari, mulai pagi sampai sore hari.
Selanjutnya mereka digiring ke kandang tanpa atap. Di dalam kandang, sapi itu
tidak diberi pakan tambahan lagi. Sistem ekstensif biasanya aktivitas perkawinan,
orang yang sama di padang penggembalaan yang sama. Daerah yang luas padang
Sistem pemeliharaan ini sapi secara semi intesif dilakukan dengan cara sapi
sederhana yang dibuat dari bahan bambu, kayu, atau genteng atau rumbia dan
dilakukan setiap hari dan dimandikan setiap hari sekali atau minimal seminggu
sekali. Pemberian pakan tambahan diletakkan di tempat khusus dengan ukuran 0,5
x 1,2 x 0,6 m, dan pakan penguat dipakai bak dari kayu atau ember plastik dan
sebagainya.
3. Pemeliharaan Intensif
teratur atau rutin dalam hal pemberian pakan, pembersihan kandang memandikan
dipelihara secara intensif hampir sepanjang hari berada di dalam kandang. Mereka
diberi pakan sebanyak dan sebaik mungkin sehingga cepat menjadi gemuk dan
kotorannya cepat bisa terkumpul dalam jumlah yang lebih banyak sebagai pupuk.
Sapi-sapi memperoleh perlakuan yang lebih teratur atau rutin dalam hal
pengendalian penyakit
Pakan adalah semua yang bisa dimakan oleh ternak dan tidak mengganggu
yang penting karena 70% dari total biaya produksi adalah untuk pakan. Pakan
merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga bagi
ternak. Makin baik mutu dan jumlah pakan yang diberikan, makin besar tenaga
yang ditimbulkan dan makin besar pula energi yang tersimpan dalam bentuk
daging.
sumber sumber serat kasar. Hijauan pakan ternak merupakan sumber serat kasar
yang utama yang berasal dari tanaman yang berwarna hijau. Agar pakan tersebut
dapat bermanfaat bagi ternak untuk menghasilkan suatu produk, pakan harus
protein, lemak, vitamin dan mineral. Ransum adalah pakan jadi yang siap
diberikan pada ternak yang disusun dari berbagai jenis bahan pakan yang sudah
yang diperlukan (Rasjid, 2012). Menurut Retnani et al. (2010), bahwa pakan
wilayah.
pengolahan pakan yang membuat pakan lebih tahan lama dan mudah disimpan
1. Bahan pakan harus mudah diperoleh dan sedapat mungkin terdapat di daerah
mencarinya;
3. Bahan pakan harus mempunyai harga yang layak dan sedapat mungkin
5. Bahan pakan harus dapat diganti dengan bahan pakan lain yang kandungan
6. Bahan pakan tidak mengandung racun dan tidak dipalsukan atau tidak
sebagai sumber serat. Hijauan merupakan bahan pakan pokok ternak ruminansia
yang pada umumnya terdiri atas daun-daunan yang berasal dari rumput-rumputan,
daerah yang mempunyai tempat cukup luas, dan memerlukan waktu sekitar
ternak di dalam kandang, Ternak tidak dilepas, pakan dapat diberikan dengan
cara dijatah/ disuguhkan. Sapi yang dikandangkan dan pakan diperoleh dari
sebanyak 10% dari berat badannya dan juga pakan tambahan 1% - 2% dari
berat badan. Ransum tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil
kelapa, gaplek, ampas tahu yang diberikan dengan cara dicampurkan dalam
rumput di tempat pakan. Selain itu, dapat ditambah mineral sebagai penguat
berupa garam dapur, kapur. Pakan sapi dalam bentuk campuran dengan
Sistem kombinasi cara pertama dan kedua adalah sistem ternak tersebut
hijauan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu hijauan segar, hijauan kering, dan silase.
dan tanaman hijau lainnya. Rumput yang baik untuk pakan sapi adalah rumput
Pemberian jumlah pakan berdasarkan periode sapi seperti anak sapi sampai
sapi dara, periode bunting, periode kering dan laktasi. Pada anak sapi pemberian
konsentrat lebih tinggi daripada rumput. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa
umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan
sebanyak 1-2% dari BB. Sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan
(BPMPT, 2011).
dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi
dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda
penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling
bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk
Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok.
Pada kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 x
1,5 meter. Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi
kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga
energi yang diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok dan produksi
daging tidak hilang karena banyak bergerak. Pada kandang kelompok, bakalan
dalam satu periode penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi
memerlukan tempat yang lebih luas daripada kandang individu. Kelemahan yaitu
terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat
cenderung cepat tumbuh daripada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan
bulan sampai mencapai bobot tertentu. Lama pemeliharaan ternak pada kandang
penggemukan berkisar antara 4 12 bulan, tergantung pada kondisi awal ternak
(umur dan bobot badan) dan ransum yang diberikan. Tipe kandang untuk
kereman dibuat lebih tertutup rapat dan sedikit gerak untuk megurangi kehilangan
masuk atau pindahnya bibit penyakit yang akan menyerang ternak dengan cara
sebelum hewan ternak dimasukkan ke dalam kandang yang baru bertujuan untuk
cara:
masuk dalam areal kandang, jika mau masuk harus terlebih dahulu mencuci
dipasang alat sanitasi berupa peralatan sprayer dan bak celup (dipping) ban
kendaraan, ruang sprayer,mandi, dan ganti pakaian serta tempat parkir dan
ruang tamu.
Lingkungan peternakan harus bersih dan sehat, terbebas dari penyakit menular.
Ternak-ternak yang dipelihara harus dalam keadaan sehat. Begitu pula orang-
orang yang neneliharanya atau siapa saja yang berhubungan denganm ternak
harus adalam keadaan sehat. Dalam upaya melakukan sanitasi yang baik dan
benar dalam suatu usaha peternakan, hal yang penting diperhatikan yaitu :
kotoran.
Beberapa tindakan yang wajib dilakukan peternak dalam aktivitas sanitasi
kandang
d. Menjaga kebersihan sapi, salah satunya dengan cara memandikan sapi. Kulit
a) Radang kulit,
maksimal, dan
b) Racun alami seperti pada pakan hijauan daun koro, daun ketela pohon
Senin sampai Rabu, tanggal 25-27 September 2017 dan pada hari Minggu 1
B. Materi Praktikum
Alat yang digunakan dalam praktikum Manajemen Ternak Potong dan Kerja
adalah sapu lidi, sekop, sikat, gerobak, parang, karung, ember, gerobak pengambil
pakan, baskom, selang air, keranjang, timbangan gantung, timbangan ternak, dan
copper.
Kerja adalah ternak sapi potong sebanyak 6 ekor (Ariel, Luna Maya, Gatot,
C. Metode Praktikum
Pembersihan atau sanitasi dilakukan selama 4 hari setiap pagi dan sore hari,
yaitu pagi pukul 06.15- selesai dan sore pada pukul 16. 15-selesai. Pada pagi hari
2. Pemberian Pakan
Pakan diberikan pada pagi hari berupa konsentrat sebanyak 5 kg dan hijauan
berupa rumput gajah. Kemudian pada sore hari diberi tambahan pada setiap
ternak.
3. Pengambilan Hijauan
Pada sore hari dilakukan pengambilan hijauan di lahan pasture ternak sapi
atau di ladang rumput gajah untuk pakan sapi sore hari dan esok hari. Selain itu
4. Penimbangan Ternak
Penimbangan pada terbnak dilakukan pada pagi hari yaitu setiap hari senin.
Ternak satu per satu digiring dan ditimbang pada alat khusus untuk menimbang
ekor sapi potong yang terdiri dari satu betina (Luna Maya) dan sisanya jantan
(Ariel, Gatot, Samson, Peller dan Blester). Keadaan dan kondisi ternak yaitu ada
yang sakit dan sehat. Terdapat 4 ekor sapi yang sehat dan 2 ekor sapi yang sakit
yaitu Peller dengan testes dan Blester mempunyai luka pada punggungnya. Luka
pada punggung sapi potong dapat disebabkan oleh benda tajam, tali, atau tergores
pada bagian kandang yang tajam. Menurut Suriadi (2007), luka adalah rusaknya
yang rusak atau hilang. Vulnus dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya antara
lain: disebabkan oleh trauma benda tajam (paku, sisa pohon, kawat pagar dan
sebagainya) atau benda tumpul (batu, batang pohon, tali pelana dan sebagainya).
Vulnus saddle druck (luka dipunggung akibat pemasangan pelana yang tidak
sempurna), vulnus strackle (luka di bagian medial kaki), vulnus punctio (luka
akibat tusukan benda tajam), vulnus serrativa (luka akibat goresan kawat), vulnus
incisiva (luka akibat tusukan benda tajam), vulnus traumatica (luka akibat
sapi potong secara terus menerus dan memberikan makan pada ternak sdecara cut
dan carry. Hal ini sesuai dengan pendapat Susilorini, et.al, (2009), bahwa
pemeliharaan secara intensif dibagi menjadi dua, yaitu (a) sapi di kandangkan
secara terusmenerus dan (b) sapi di kandangkan pada saat malam hari, kemudian
siang hari digembalakan atau disebut semi intensif. Pemeliharaan ternak secara
intensif adalah sistem pemeliharaan ternak sapi dengan cara dikandangkan secara
terusmenerus dengan sistem pemberian pakan secara cut and curry. Sistem ini
berkurang. Keuntungan sistem ini adalah penggunaan bahan pakan hasil ikutan
Kelemahan terletak pada modal yang dipergunakan lebih tinggi, masalah penyakit
pemberian pakan dan minum dilakukan setiap hari setelah proses sanitasi atau
sebagai penambah energi, begitu pula dengan pemberian air minum diberikan
secara adlibitum (tidak terbatas). Sedangkan pada sore hari diberikan hijauan. Hal
ini sesuai dengan pendapat Rianto dan Purbowati (2009) yang menyatakan bahwa
pemberian pakan pada ternak sapi potong sebaiknya ransum hendakya tidak
menjadi beberapa bagian. Pada pagi hari (misalnya pukul 07.00), sebaiknya sapi
diberi sedikit hijauan untuk merangsang keluarnya saliva (air ludah). Saliva ini
mudah naik maupun turun pada saat sapi diberi konsentrat. Pemberian konsentrat
dengan kandungan karbohidrat tinggi akan mudah terfermentasi sehingga
menghasilkan asam lemak dengan mudah (volatile fatty acid, VFA) yang
kesehatan ternak, bahkan dapat berakibat fatal, yaitu terjadinya kematian pada
ternak.
Berat badan Ariel 302 kg , Samson 194 kg, Gatot 163, 5 kg, Luna Maya 152
kg, Blester 178 kg, dan Peller 164, 5 kg. Dari berat badan tersebut didapatkan rata
rata pemberian hijauan berdasarkan 10 % dari bobot badan masing masing sapi
adalah 184,64 kg. Kemudian kadar bahan kering dari hijauan yang diberikan
pemberian konsentrak pada setiap ternak sapi potong diperoleh hasil akhir 5,73 kg
yang dibulatkan menjadi 5 kg. Pemberian pakan pada ternak sapi potong pakan
hijauan yang diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB). Hal ini sesuai
dengan BPMPT (2011) bahwa pemberian jumlah pakan berdasarkan periode sapi
seperti anak sapi sampai sapi dara, periode bunting, periode kering dan laktasi.
Pada anak sapi pemberian konsentrat lebih tinggi daripada rumput. Pakan berupa
rumput bagi sapi dewasa umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan
(BB) dan pakan tambahan sebanyak 1-2% dari BB. Sapi yang sedang menyusui
dalam ransumnya.
D. Sistem Perkandangan Sapi Potong
kelompok tipe ganda ganda (Blester dan Pellet) dan sisanya menggunakan
kandang individu tipe ganda. Diantara kedua baris kandang tersebut terdapat
lorong yang digunakan sebagai tempat untuk memberi pakan dan membersihkan
kandang. Hal ini sesuai Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi (2007),
tentang tipe perkandangan yang terbagi atas tipe tunggal dan tipe ganda. Kandang
tipe ganda terdiri dari dua baris sapi yang saling berhadapan atau bertolak
belakang, diantara kedua barisan sapi dibatasi atau dibuat gang sebagai jalan
dan Hartati (2007), bahwa kadang kelompok atau dikenal dengan koloni/komunal
dibanding kandang individu adalah efisiensi dalam penggunaan tenaga kerja rutin
perkawinan alam. Dalam hal ini satu orang tenaga kandang mampu menangani
pagi dan sore hari. Tempat pakan dan minum dibersihkan dari sisa-sisa pakan
serta kotoran. Pelaksanaan sanitasi ini yaitu pagi jam 06.00 -selesa WITA dan
sore jam 16.00- selesai WITA. Sanitasi kandang dilakukan bertujuan agar keadaan
kandang dapat bersih dan higienis sehingga lingkungan disekitar kandang menjadi
sehat bagi ternak. Sanitasi pada ternak dilakukan dengan menyikat tubuh ternak,
lantai dan dinding kandang sedangkan area sekitar kandang dibersihkan dengan
sapu lidi. Ternak yang bersih akan terhindar dari penyakit. Hal ini sesuai dengan
kemudian digosok dengan menggunakan sapu lidi, hal ini untuk menghindari
terbentuknya kerak pada permukaan kulit maupun di bawah lipatan kulit. Hal ini
sesuai dengan pendapat Siregar (2003), yaitu sapi sangat perlu dimandikan pada
pagi hari karena biasanya pada malam hari sapi itu penuh dengan kotoran yang
menempel pada tubuhnya. Sapi yang selalu bersih akan terhindar dari berbagai
penyakit dan nafsu makannya meningkat. Sapi yang kulitnya bersih, air
keringatnya akan keluar dengan lancar, pengaturan panas tubuh akan sempurna,
dan parasit kulit yang menyebabkan penyakit pada kulit tidak mudah menginfeksi.
Sesuai dengan pendapat Sugeng (2002) bahwa kandang harus dibersihkan setiap
hari dan sapi-sapi harus dimandikan setiap hari atau minimal satu minggu sekali.
Pembersihan kandang dan dilanjutkan dengan pemandian sapi ini bertujuan untuk
menjaga kebersihan kandang dan menjaga kesehatan sapi agar sapi tidak mudah
dengan sekop dan dibuang langsung dibelakang kandang. Kemudian kotoran yang
tersisa disiram dengan air yang selanjutnya akan langsung mengalir di kebun
sapi.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
bahwa pemeliharaan secara intensif dibagi menjadi dua, yaitu (a) sapi di
kandangkan secara terus menerus dan (b) sapi di kandangkan pada saat malam
hari, kemudian siang hari digembalakan atau disebut semi intensif. Pemeliharaan
ternak secara intensif adalah sistem pemeliharaan ternak sapi dengan cara
and curry. Pemberian jumlah pakan berdasarkan periode sapi seperti anak sapi
sampai sapi dara, periode bunting, periode kering dan laktasi. Pada anak sapi
pemberian konsentrat lebih tinggi daripada rumput. Pakan berupa rumput bagi
sapi dewasa umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan
tambahan sebanyak 1-2% dari BB. Sapi yang sedang menyusui (laktasi)
ransumnya. Kandang tipe ganda terdiri dari dua baris sapi yang saling
berhadapan atau bertolak belakang, diantara kedua barisan sapi dibatasi atau
dibuat gang sebagai jalan untuk memberi makanan/air minum dan membersihkan
Pembersihan dalam hal ini dilakukan dengan cara membersihkan sisa pakan, dan
membuang kotoran.Pemberian pakan dan air minum dilakukan tiap hari setelah
diperhatikan misalnya ban gerobak yang bocor dan aliran air yang diperlancar
BPMPT Bekasi Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak Bekasi. 2011. Buku Hasil
Uji Bahan Pakan. Bekasi (ID): BPMPT.
Hartanto. 2008. Estimasi konsumsi bahan kering, protein kasar, total digestible
nutriens dan sisa pakan pada sapi peranakan simmental. Agromedia 26
(2). Hal: 34-43.
Rasjid Sjamsuddin. 2012. The Great Ruminant: Nutrisi, Pakan, dan Manajemen
Produksi. Penerbit: Brilian Internasional Surabaya.
Rasyid dan Hartati. 2007. Petunjuk teknis perkandangan Sapi Potong. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan. ISBN : 978-979-8308-71-0
Wardoyo (2011). Studi manajemen pembibitan dan pakan sapi peranakan ongole
di loka penelitian sapi potong grati pasuruan. Jurnal Ilmiah Fakultas
Peternakan Universitas Islam Lamongan. ISSN 2086 -5201.
Yudi Effriansyah, 2012. Praktikum ilmu teknologi produksi ternak potong.
Tentang sanitasi kandang ternak. Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sriwijaya, Indralaya
LAMPIRAN
Perhitungan
1. Ariel
2. Samson
3. Gatot
4. Luna Maya
5. Blester
6. Peller
28%
Bahan kering hijauan = 100% 153,86 = 43,08 kg
43,08
Karena terdapat 6 ternak sapi potong jadi = = 7,18
6
Jadi dapat disimpulkan bahwa banyaknya hijauan yang diberikan ternak setiap