Protap Kesehatan Gigi Dan Mulut2013
Protap Kesehatan Gigi Dan Mulut2013
I. PEMERIKSAAN AWAL.
A. ANAMNESA.
1. Menanyakan dan mencocokkan identitas penderita dengan data yang terdapat pada kertas
status, identitas tersebut meliputi :
Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
2. Menanyakan dan mencatat riwayat kesehatan, yaitu :
Jantung.
Kencing Manis.
Hipertensi.
Kehamilan (pada wanita).
Kebiasaan individu.
Alergi Obat / Alergi Makanan.
Komplikasi yang pernah dialami pada riwayat pengobatan lalu.
Asma
TBC (paru).
HIV/AIDS.
Haemophilia.
Hepatitis.
3. Menanyakan dan mencatat keluhan utama yang dialami oleh penderita, meliputi :
Kapan dirasakan.
Sifat (akut, kronis).
Tempat (local, menyebar).
Sudah diobati/belum.
B. PEMERIKSAAN.
EKSTRA ORAL :
Pipi : dilihat, diraba ada kelainan/tidak.
Bibir : dilihat, diraba ada kelainan/tidak.
Kelenjar lymphe : dilihat, diraba ada kelainan/tidak.
INTRA ORAL :
Gigi geligi : warna, posisi, karies, bentuk/ukuran.
Kelainan mukosa pipi (ulcus, lesi, radang).
Palatum (kista, celah langit, tumor, eksostosis).
Dasar mulut (bengkak, kista, ranula).
C. DIAGNOSA.
Ditetapkan dengan mempertimbangkan anamnesa, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
penunjang (bila ada) yang diperoleh dari penderita.
D. RENCANA PERAWATAN.
B. ANAMNESA.
Menanyakan dan mencatat identitas penderita.
Menanyakan keluhan utama.
Menanyakan lokasi gigi yang sakit.
Mulai kapan dirasakan.
Sifat sakit :
- Terus menerus.
- Kadang-kadang (bila kemasukan makanan).
- Timbulnya rasa sakit.
- Spontan (tanpa rangsangan).
- Adanya rangsangan (dingin, panas).
C. PEMERIKSAAN.
Inspeksi.
- Meminta pasien membuka mulut selebar mungkin.
- Melihat menggunakan kaca mulut yang dipegang dengan tangan kiri/kanan ke seluruh
permukaan gigi apakah keadaannya bersih/kotor, adakah gigi lubang (karies), warna,
bentuk, gigi permanen sudah tumbuh atau belum dan letak gigi.
- Melihat apakah ada gusi bengkak, gusi bernanah, kemerahan dan berdarah.
- Melihat apakah ada kelainan pada mukosa pipi dan lidah, bercak putih, bercak merah,
warna merah kebiruan, radang dan ulcus.
- Melihat apakah ada kelainan celah pada palatum/langit-langit mulut, tumor
eksostosis.
- Melihat dasar mulut apakah ada bengkak, lesi, ulcus.
- Melihat adanya perubahan warna gigi menjadi kehitaman.
Palpasi.
- Merasakan apakah ada gigi goyang dengan cara menjepitkan pinset pada bagian
mahkota gigi kemudian menggoyangkan gigi kearah luar dan dalam 2 kali, bila gigi
bergerak sejauh > 2mm berarti gigi tersebut goyang.
- Meraba gigi dengan cara menjepit cotton pellet menggunakan pinset kemudian
menekan gusi dengan lembut dan melihat apakah mudah berdarah atau keluar nanah.
- Meraba gusi dengan ujung jari telunjuk tangan kanan dan menekannya apakah gusi
bengkak, keras, lunak, fluktuasi, keluar nanah, nyeri (dengan melihat ekspresi
pasien).
Tes Vitalitas.
- Test dingin (menggunakan kapas yang telah disemprot chlor-ethil dan di letakan di
kavitas).
- Test open bur (di lakukan bila tes dingin dan sonde memberikan hasil yang negatif).
Perkusi.
- Mengetuk mahkota gigi dengan menggunakan pangkal kaca mulut untuk mengetahui
nyeri dengan melihat ekspresi penderita.
Druk.
- Mengetahui penjalanan keradangan dengan cara meletakan pangkal kaca mulut di
atas mahkota gigi kemudian penderita di minta menggigit perlahan-lahan untuk
mengetahui nyeri dengan melihat ekspresi penderita (bila gigi lawan tidak cukup
ditekan dengan pangkal kaca mulut).
Pemeriksaan Sulkus Gingiva.
- Gunakan probe periodontal standar WHO menyusuri sulkus gingiva tanpa tekanan.
- Pemeriksaan ini dilakukan untuk menguji ada tidaknya keradangan dan/atau
kerusakan jaringan penyangga pada gigi tersebut.
Pemeriksaan Penunjang.
- Melakukan rujukan pemeriksaan foto rontgenologis untuk membantu menentukan
kondisi di dalam rahang yang tidak terpantau pada pemeriksaan klinis.
D. DIAGNOSA.
Ditegakkan berdasarkan :
Anamnesa.
Keluhan Utama.
Pemeriksaan Intra Oral.
Pemeriksaan Ekstra Oral.
Pemeriksaan Penunjang lainnya.
E. RENCANA PERAWATAN.
TUJUAN : Mempertahankan vitalitas pulpa agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut
maupun kematian jaringan pulpa.
Prosedur Tindakan :
1. Pembuangan jaringan karies yang nekrosis dengan preparasi kavitas dengan diamond
bur yang selalu dialiri air sesuai dengan klas karies.
2. Lakukakan isolasi dengan meletakkan cotton roll.
3. Keringkan kavitas dengan three way syringe.
4. Aplikasikan pasta zinc oxide eugenol (indirect pulp capping) atau kalsium hidroksida
(direct pulp capping).
5. Aplikasikan tumpatan sementara.
6. Pasien diberi obat analgesik untuk menahan rasa sakit.
7. Pasien diinstruksikan untuk mengurangi penggunaan gigi tersebut.
8. Pasien diinstruksikan untuk kembali setelah seminggu.
9. Uji vitalitas gigi tersebut pada pertemuan berikutnya. Apabila vitalitas gigi tersebut
terjaga, maka perawatan ini telah berhasil.
10. Mencatat hasil tindakan pada kartu status penderita.
DEFINISI : Perawatan fissure sealant adalah penutupan pit dan fissure pada gigi molar
pertama permanen yang bebas karies.
TUJUAN : Mempertahankan gigi molar pertama permanen dalam kondisi bebas karies.
Prosedur Perawatan :
1. Pastikan bahwa gigi molar pertama permanen yang dimaksud bebas karies.
2. Blokir saliva dengan cotton roll.
3. Olesi gigi dengan cairan etsa asam dan ditunggu beberapa saat.
4. Bilas gigi dengan air sampai dengan cairan etsa asam seluruhnya terbilas.
5. Siapkan lampu light cure.
6. Olesi gigi dengan cairan bonding.
7. Keringkan daerah kerja.
8. Aplikasikan resin komposit pada gigi yang dimaksud.
9. Paparkan light cure sesuai dengan aturan pemakaian bahan dari perusahaan penghasil
resin.
10. Oleskan varnish pada permukaan resin komposit yang telah mengeras.
11. Instrusikan pasien untuk tidak menggunakan gigi tersebut untuk makan selama satu
jam, menjaga kebersihan gigi dan mulut serta tidak memberikan beban yang
berlebihan pada gigi tersebut.
12. Instruksikan pasien untuk kembali 7 hari setelah perawatan.
13. Mencatat hasil tindakan pada kartu status penderita.
F. PROSEDUR SKALING.
1. Persiapkan ultrasonic scaller, pastikan air mengalir dengan lancar dan mata scaller
dalam kondisi steril.
2. Instruksikan pasien untuk berkumur.
3. Ulasi daerah kerja dengan antiseptik.
4. Persiapkan saliva ejector.
5. Letakkan saliva ejector tip pada dasar mulut pasien.
6. Bersihkan karang gigi, baik supra maupun sub gingival kalkulus dengan
menggunakan ultrasonic scaller dengan tanpa tekanan pada gigi.
7. Poles gigi yang telah dibersihkan dari kalkulus sehingga halus.
8. Olesi daerah kerja dengan antiseptik.
9. Berikan dental health education pada pasien.
10. Instruksikan pasien untuk kontrol 7 hari setelah perawatan.
11. Mencatat hasil tindakan pada kartu status penderita.
B. ANAMNESA.
Menanyakan dan mencatat identitas penderita.
Menanyakan keluhan utama.
Menanyakan lokasi gigi yang sakit.
Mulai kapan dirasakan.
Sifat sakit :
- Terus menerus.
- Kadang-kadang (bila kemasukan makanan).
- Timbulnya rasa sakit.
- Spontan (tanpa rangsangan).
- Adanya rangsangan (dingin, panas).
C. PEMERIKSAAN.
Inspeksi :
- Meminta pasien membuka mulut selebar mungkin.
- Melihat menggunakan kaca mulut yang dipegang dengan tangan kiri/kanan ke seluruh
permukaan gigi apakah keadaannya bersih / kotor, adakah gigi lubang (karies), warna,
bentuk, gigi permanen sudah tumbuh atau belum dan letak gigi.
- Melihat apakah ada gusi bengkak, gusi bernanah, kemerahan dan berdarah.
- Melihat apakah ada kelainan pada mukosa pipi dan lidah, bercak putih, bercak merah,
warna merah kebiruan, radang dan ulcus.
- Melihat apakah ada kelainan celah pada palatum/langit-langit mulut, tumor
eksostosis.
- Melihat dasar mulut apakah ada bengkak, lesi, ulcus.
- Melihat adanya perubahan warna gigi menjadi kehitaman.
Palpasi :
- Merasakan apakah ada gigi goyang dengan cara menjepitkan pinset pada bagian
mahkota gigi kemudian menggoyangkan gigi kearah luar dan dalam 2 kali, bila gigi
bergerak sejauh > 2mm berarti gigi tersebut goyang.
- Meraba gigi dengan cara menjepit cotton pellet menggunakan pinset kemudian
menekan gusi dengan lembut dan melihat apakah mudah berdarah atau keluar nanah.
- Meraba gusi dengan ujung jari telunjuk tangan kanan dan menekannya apakah gusi
bengkak, keras, lunak, fluktuasi, keluar nanah, nyeri (dengan melihat ekspresi
pasien).
- Tes Vitalitas :
1. Test dingin (menggunakan kapas yang telah disemprot chlor-ethil dan di letakan
di kavitas).
2. Test open bur (di lakukan bila tes dingin dan sonde memberikan hasil yang
negatif).
Perkusi :
- Mengetuk mahkota gigi dengan menggunakan pangkal kaca mulut untuk mengetahui
nyeri dengan melihat ekspresi penderita.
- Jika terasa nyeri lakukan trepanasi jika memungkinkan kemudian lakukan
premedikasi.
Druk :
- Mengetahui penjalanan keradangan dengan cara meletakan pangkal kaca mulut di
atas mahkota gigi kemudian penderita di minta menggigit perlahan-lahan untuk
mengetahui nyeri dengan melihat ekspresi penderita (bila gigi lawan tidak cukup
ditekan dengan pangkal kaca mulut).
- Jika ada rasa sakit/nyeri lakukan premedikasi terlebih dahulu.
Pemeriksaan Penunjang :
- Melakukan rujukan pemeriksaan foto rontgenologis untuk membantu menentukan
kondisi di dalam rahang yang tidak terpantau pada pemeriksaan klinis, adanya
kelainan benih gigi atau adanya kekurangan tempat.
- Bila ada riwayat penyakit keturunan bisa dilakukan cek darah lengkap dahulu.
D. DIAGNOSA.
Ditegakkan berdasarkan:
- Anamnesa.
- Keluhan Utama.
- Pemeriksaan Intra Oral.
- Pemeriksaan Ekstra Oral.
- Pemeriksaan Penunjang lainnya.
E. RENCANA PERAWATAN.
1. Pulpitis Reversibel Penumpatan tetap.
2. Pulpitis Non Perforasi Indirect pulp capping + Penumpatan sementara.
3. Pulpitis Perforasi Direct pulp capping + Penumpatan sementara.
4. Pulpitis Irreversibel Pengobatan/rujuk/ekstraksi.
5. Periodontitis Akut Pengobatan.
6. Periodontitis Kronis oleh karena Gangren Pulpa Ekstraksi.
7. Abses Pengobatan
F. PROSEDUR TETAP PERAWATAN.
4. PENGOBATAN.
a. Peresepan obat diberikan berdasarkan pada prinsip-prinsip medikasi yang rasional dan
proporsional.
b. Mencatat pengobatan pada kartu status penderita.
5. KONSELING (DENTAL HYGIENE EDUCATION).
Menggigit tampon 0,5 - 1 jam, boleh meludah tapi tampon tidak dibuang/tetap
digigit.
Tidak menyentuh bekas pencabutan dengan lidah karena bisa menyebabkan infeksi.
Tidak menghisap-hisap bekas pencabutan karena bisa menyebabkan infeksi.
Tidak berkumur-kumur terlalu keras selama 24 jam.
Menghindari perdarahan dan infeksi.
Mengajukan kepada pasien/pengantar untuk menjaga kebersihan mulut dengan cara
menyikat gigi sesudah makan dan sebelum tidur dengan memperagakan cara
menyikat gigi yang benar.
Menganjurkan pasien menyikat gigi setelah makan makananmanis dan asam, dan
makanan yang lengket di gigi.
Membiasakan memakan makanan yang berserat masalnya sayur dan buah.
Menganjurkan pada pasien/pengantar untuk segera kontrol bila ada keluhan atau bila
ada lagi gigi yang berlubang.
Menganjurkan pada pasien/pengantar untuk memeriksakan gigi secara rutin setiap 6
bulan sekali.
Memberi kesempatan pada pasien/pengantar untuk menanyakan hal yang kurang jelas
dan menjawab pertanyaan sampai pasien/penderita jelas.
Mengecek pemahaman pasien/pengantar dengan memberikan pertanyaan terbuka atas
informasi yang sudah disampaikan.
Mencatat hasil konseling pada kartu status penderita.
Mengucapkan terima kasih sudah datang dan semoga lekas sembuh.
A. DEKONTAMINASI.
1. Memakai sarung tangan rumah tangga.
2. Memasukkan alat-alat yang sudah terpakai ke dalam bak dekontaminasi selama 10 menit.
3. Memindahkan alat dari bak dekontaminasi ke dalam bak air sabun.
4. Membersihkan alat-alat dengan sikat dan air sabun.
5. Membilas alat-alat yang sudah bersih dengan air mengalir.
6. Mengeringkan alat-alat dengan handuk bersih.
7. Lalu diletakkan ke dalam bak instrumen tertutup sesuai dengan jenis alat.
B. STERILISASI.
1. Cuci semua alat yang sudah dipakai dibawah air mengalir dan cuci dengan sabun.
2. Bilas sampai bersih.
3. Rendam di alkohol 10 menit.
4. Angkat dan keringkan semua alat.
5. Pisahkan alat-alat yang terbuat dari logam dan non logam.
6. Masukkan dengan rapi alat-alat logam ke sterilisator panas kering.
7. Masukkan alat-alat non logam dengan rapi ke sterilisator dengan metode ozone.
8. Tunggu sampai sterilisator secara otomatis mati dengan sendirinya (sesuai petunjuk pabrik
pembuatnya).
9. Biarkan alat-alat logam dan non logam di dalam sterilisator, jika mau dipakai lagi tinggal
ambil seperlunya.