Anda di halaman 1dari 17

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian mineral
Zat gizi dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu makro nutrisi dan mikro nutrisi. Makro
nutrisi terdiri dari protein, lemak, karbohidrat dan beberapa mineral yang dibutuhkan
tubuh setiap hari dalam jumlah yang besar. Mikro nutrisi adalah nutrisi yang diperlukan
tubuh dalam jumlah sangat sedikit (hanya dalam ukuran miligram sampai mikrogram),
seperti vitamin dan mineral (Anonim, 2009).
Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki
unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak
hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam
komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks
dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk).
Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi (Anonim, 2008). Beberapa
mineral dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang banyak seperti kalsium, fosfat, natrium,
klorida, magnesium dan kalium, yakni sekitar (1-2 gram/hari).
2. Klasifikasi Mineral
Mineral dikelompokkan atas makro mineral dan mikro mineral ( trace mineral ).
Makro mineral adalah mineral yang ditemukan dalam jumlah besar di dalam tubuh.
Kalsium dan fosfor adalah dua dari makro mineral yang kita perlukan. Trace mineral
ditemukan dalam jumlah kecil di tubuh kita dan sedikit diperlukan. Kita perlu
memasukkan 9 trace mineral, yang mencakup besi dan seng.
Berikut ini tabel yang menunjukkan 16 mineral yang kita perlukan.
Mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan
tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg / hari. Sedangkan mineral mikro dibutuhkan
kurang dari 15 mg / hari. Hingga saat ini dikenal sebanyak 24 mineral yang dianggap
essensial. Jumlah itu setiap waktu bisa bertambah.
Makro mineral terdapat secara natural, homogen, bahan ini organik yang dibutuhkan
oleh manusia dan berfungsi sebagai bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau
sebagai bagian dari struktur sel dan jaringan.
3. Sumber Mineral
Kalsium
Untuk memenuhi kebutuhan tubuh, sumber kalsium dapat diperoleh diantaranya dari
1. Susu.
2. Keju.
3. Kuning telur.
4. Mentega.
5. Udang.
6. Sayuran Kol.
7. Bawang
8. Wortel.
9. Kacang kacangan.
Fosfor
Fosfor dapat diperoleh diantaranya dari :
1. Ikan.
2. Jagung.
3. Kacang kacangan.
Magnesium
Magnesium dapat diperoleh dari :
1. Padi padian.
2. Daging.
3. Susu.
Natrium
Natrium dapat diperoleh diantaranya dari :
1. Garam Dapur.
Kalium
Kalium dapat diperoleh diantaranya dari :
1. Daging unggas.
2. Buah buahan.
3. Sayur sayuran.
Klorida
Klorida dapat diperoleh diantaranya dari garam dapur.
Sulfur
Sulfur dapat diperoleh diantaranya dari karbohidrat.
4. Fungsi Mineral
Mineral bekerja melalui dua jalan di dalam tubuh :
1. Mineral menyongkong sel dan struktur tubuh. Sebagai contoh, kalsium dan fosfor
membantu menguatkan tulang dan besi sebagai bagian penting dalam sel darah merah.
2. Mineral juga berperan untuk mengatur banyak proses dalam tubuh kita. Sodium dan
potasium sangat penting bagi fungsi sistem nerves (nervous system ).
3. Krom membantu menjaga kadar glukosa darah agar tetap normal.
4. Trace mineral selenium bekerja dengan vitamin E sebagai antioksidan: bebarapa
menjaga sel dari kerusakan yang ditimbulkan oksigen.

Fungsi Mineral:
1. Pemeliharan jaringan dan fungsi tubuh.
2. Berperan dalam metabolisme.
3. Berperan pada keseimbangan asam basa cairan tubuh.
4. Berperan pada keseimbangan in ion tubuh.
5. Pemeliharaan kepekaan otot dan syaraf.

Peranan Bagi Tubuh

Kalsium

Fungsi dan peranan kalsium bagi tubuh yaitu :

1. Pembentukan Tulang.

Dalam hal ini mempunyai 2 fungsi :

- sebagai bagian integral dari struktur tulang

- sebagai tempat penyimpan kalsium

2. Pembentukan Gigi
Mineral yang membentuk dentin dan email yang merupakan bagian dari
tangan dan luar gigi adalah mineral yang sama dengan yang membentuk tulang,
akan tetapi kristal dalam gigi lebih padat dan kadar airnya lebih rendah.

3. Mengatur Pembekuan Darah

Bila terjadi luka, ion kalsium dalam darah merangsang pembesaran fosfolida
tromboplastin dari platelet darah yang terluka.

4. Katalisator Reaksi Reaksi Biologi

Kalsium berfungsi sebagai katalisator berbagai reaksi biologik, seperti


absorbsi vitamin B2, tindakan enzim pemecah lemak, lipase pankreas, ekskresi
insulin oleh pankreas, pembentukan dan pemecahan assetilkolin.

5. Kontraksi Otot

Pada waktu otot berkontraksi kalsium berperan dalam interaksi protein di


dalam otot, yaitu aktin dan miosin.

Fosfor

1. Klasifikasi Tulang dan Gigi.

Klasifikasi tulang dan gigi diawali dengan pengendapan fosfor pada matriks
tulang.

2. Mengatur Pengalihan Energi.

Melalui proses fosforilasi, fosfor mengaktifkan berbagai enzim dan vitamin B


dalam pengalihan energi pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.

3. Absorbsi dan Transportasi Zat Gizi

Dalam bentuk fosfat, fosfor berperan sebagai alat angkut untuk membawa zat
zat gizi yang menyebrangi membran sel atau di dalam aliran darah. Proses ini
dinamakan fosforilasi.

4. Bagian dari Ikatan Tubuh Esensial.

Vitamin dan enzim tertentu hanya dapat berfungsi bila lebih dahulu
mengalami fosforilasi, contohnya enzim yang mengandung vitamin B1, tiamin
pirofosfat ( TPP ). Fosfat merupakan bagian esensial DNA dan RNA.

5. Pengatur Keseimbangan Asam Basa.


Fosfat megang peranan penting sebagai buffer untuk mencegah perubahan
tingkat keasaman cairan tubuh. Ini terjadi karena kemampuna fosfor mengikat
tambahan ion hidrogen.

Magnesium

Fungsi dan peranan magnesium bagi tubuh yaitu : magnesium memegang peranan
penting dalam lebih dari 300 jenis sistem enzim dalam tubuh. Magnesium bertindak
dalam semua sel jaringan lunak sebagai katalisator dalam reaksi reaksi biologi termasuk
reaksi reaksi yang berkaitan dengan metabolisme, energi, karbohidrat, lipida, protein
dan asam nukleat serta dalam sintetis, degredasi dan stabilitas bahan gen DNA.

Natrium

Fungsi dan peranan natrium bagi tubuh yaitu, sebagai kation utama dalam cairan
ekstra seluler, natrium menjaga keseimbangan cairan dalam kompartemen tersebut.
Natriumlah yang sebagian besar mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak
keluar dari darah dan masuk kedalam sel sel. Keseimbangan cairan juga akan terganggu
bila seseorang kehilangan natrium.

Kalium

Bersama natrium kalium memegang peranan dalam pemeliharaan keseimbangan


cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa. Bersama kalsium, kalium berperan
dalam transmisi saraf dan reaksi otot. Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator
dalam banyak reaksi biologi, terutama dalam metabolisme energi dan sintetis glikogen
dan protein, serta berperan dalam pertumbuhan sel.

Klorida

Merupakan anion utama cairan ekstraseluler. Klorida merupakan 0,5% berat badan,
konsentrasi klorida tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal ( otak dan sumsum tulang
belakang), lambung dan pankkreas. Di dalam lambung klorida merupakan bagian dari
asam klorida ( HCl ) yang diperlukan untuk bekerjanya enzim enzim pencernaan.

Sulfur

Sulfur merupakan bagian dari zat zat gizi esensial, seperti vitamin, tiamin dan biotin
serta asam amino metionin dan sistein. Rantai samping molekul sistein yang mengandung
sulfur berkaitan satu sama lain sehingga membentuk jembatan disulfida, yang berperan
dalam menstabilkan molekul protein. Sulfur terutama terdapat dalam tulang rawan, kulit,
rambut dan kuku yang banyak mengandung jaringan ikat yang bersifat kaku.

Sodium dan Pottasium

Keduanya bersama klorida terlibat dalam mempertahankan paling tidak empat fungsi
fisiologi yang penting dalam tubuh. Distribusi dan keseimbangan air, keseimbangan
osmotik, keseimbangan asam basa, dan pergerakan otot normal.

5. Klasifikasi Mineral
Mineral essensial yang dibutuhkan untuk tubuh diantaranya yaitu :
Kalsium
Kalsium merupakan unsur terbanyak kelima dan kation terbanyak di dalam tubuh
manusia, terdapat dalam jumlah 1,5 2 % dari keseluruhan berat tubuh. Lebih dari 99 %
kalsium terdapat dalam tulang, bentuk kristalnya mirip dengan hidroksiapatit,
Ca10(PO4)6(OH)2, tetapi mengandung juga kira kira 3 % karbonat dan 1 % sitrat.
Kalsium juga dibutuhkan untuk pembentukan dan perawatan jaringan rangka tubuh serta
beberapa kegiatan penting di dalam tubuh.
Kebutuhan :
- bayi : 300 400 mg/hari
- anak : 500 mg/hari
- remaja : 600 700 mg/hari
- dewasa : 500 800 mg/hari
- hamil & menyusui : + 400 mg/hari
Klasifikasi Kalsium :
Kalsium Tulang
- Kalsium tulang terdistribusi pada suatu rongga changable pool, yang stabil dan
tidak tersedia untuk pengaturan homeostasis. Kalsium dalam jangka pendek, dan
suatu exchangable pool ( sekitar 1 % dari kalsium tulang ) yang terlibat dalam
aktifitas metabolisme.
- Kalsium ini tersimpan utamanya diujung tulang panjang dalam struktur kristal
yang dikenal sebagai stabecula dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhan kehamilan dan menyusui. Menyebabkan deposisi mineral baru atau
resorbsi mineral tersebut dari tulang.
- Tipe kristal yang sama tersedia juga dari enamel dan denting gigi, walaupun
kristal disini lebih sedikit panjang. Berbeda dengan tulang, hanya sedikit
bertukaran yang terjadi pada gigi, dan kalsium tidak tersedia dari sumber ini
selama terjadi kekurangan.
Serum Kalsium
- Keseluruhan serum kalsium terdiri dari tiga fraksi yaitu ionized/bebas (50%).
Kompleks anion kalsium yang terikat dengan fosfat. Bikarbonat atau citrat (50%)
dan kalsium yang terikat dengan protein yang terikat dengan albumin (paling
banyak) atau globulin (45%). Keseluruhan serum kalsium dipertahankan dalam
batas yang sempit yaitu, 8,8 -10 mg/dl. Sedangkan konsentrasi ionized kalsium
antara 4,4-5,2 mg/dl.
- Banyak faktor yang mempengaruhi distribusi relatif dari kalsium. Salah satunya
adalah Ph : fraksi ionized meningkat pada asidosis dan menurun pada alkalosis.
- Total kalsium berubah sesuai kadar protein dalam plasma akan tetapi fraksi
ionized biasanya tetap pada kadar yang normal.

Absorpsi dan Ekskresi Kalsium


Dalam keadaan normal sebanyak 30-50% kalsium yang dikonsumsi
diabsopsitubuh. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan, dan
menurun pada proses menua. Kemampuan absorpsi pada laki-laki lebih tinggi
daripada perempuan pada semua golongan usia. Absorpsi kalsium tertutama
terjadi di bagian atas usus halus, yaitu duodenum. Kalsium membutuhkan pH 6
agar dapat berada dalam keadaan terlarut. Absorpsi kalsium terutama dilakukan
secara aktif dengan mwenggunakan alat angkut protein pengikat kalsium.
Absorpsi pasif terjadi pada permukaan saluran cerna. Banyak faktor
mempengaruhi absorpsi kalsium. Kalsium hanya dapat diabsorpsi bila terdapat
dalam bentuk larut air dan tidak mengendap karena unsur makanan lain, seperti
oksalat. Kalsium yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses. Jumlah kalsium
yang diereksi melalui urine mencerminkan jumlah kalsium yang diabsorpsi.
Kehilangan kalsium melalui urine meningkat pada asidosis dan pada konsumsi
fosfor tinggi. Kehi;angan kalsium juga terjadi melalui sekresi cairan yang masuk
ke dalam saluran cerna, dan melalui keringat.

Faktor-faktor yang Meningkatkan Absorbsi Kalsium


Semakin tinggi kebutuhan dan semakin rendah persediaan kalsium dalam tubuh
semakin efisien absorpsi kalsium. Peningkatan kebutuhan terjadi pada
pertumbuhan, kehamilan, menyusui, defesiensi kalsium dan tingkat aktivitas fisik
yang meningkatkan densitas tulang. Jumlah kalsium yang dikonsumsi
mempengaruhi absorpsi kalsium. Penyerapan akan meningkat bila kalsium yang
dikonsumsi menurun.
Vitamin D dalam bentuk aktif 1,25 (OH)D3 merangsang absorpsi kalsium melalui
langkah-langkah kompleks. Vitamin D meningkatkan absorpsi pada mokusa usus
dengan cara merangsang reproduksi protein-protein kalsium . absorpsi kalsium
paling baik terjadi dalam keadaan asam. Asam klorida yang dikeluarkan lambung
membantu absorpsi dengan cara menurunkan pH di bagian atas duodenum.
Asam amino tertentu meningkatkan pH saluran cerna, dengan demikian
membantu absorpsi.
Aktivitas fisik berpengaruh baik terhadap absorpsi kalsium. Laktosa
meningkatkan absorpsi bila tersedia cukup enzim laktase. Sebaliknya, bila
terdapat defisiensi laktase, laktosa mencegah absorpsi kalsium. Lemak
meningkatkan waktu transit makanan melalui saluran cerna, dengan demikian
memberi waktu lebih banyak untuk absorpsi kalsium. Absorpsi kalsium lebih baik
bila dikonsumsi bersamaan dengan makanan.

c. Faktor-faktor yang Menghambat Kalsium


Kekurangan vitamin D dalam bentuk aktif menghambat absorpsi kalsium. Asam
oksalat yang terdapat dalam bayam, sayuran lain dan kakao membentuk garam
kalsiumoksalat yang tidak larut, sehingga menghambat absorpsi kalsium. Asam
fitat , ikatan yang mendukung fosfor yang terutama terdapat di dalamsekam
serelia, membentuk kalsium fosfat yang juga tidak dapat larut sehingga tidak
dapat diabsorpsi.
Serat menurunkan absorpsi kalsium, diduga karena serat menurunkan wakru
transit makanan di dalam saluran cerna sehingga mengurangi kesempatan untuk
absorpsi. Stres mental dan stres fisik cenderung menurunkan absorpsi dan
meningkatkan sekresi. Proses menua menurunkan efisiensi absorpsi kalsium.
Orang kurang bergerak atau lebih lama tidak bengkit dari tempat tidur karena
sakit atau usia tua bisa kehilangan sebanyak 0,5% kalsium tulang dalam sebulan
dan tidak mampu menggantinya. Ini merupakan salah satu penyebab terjadinya
dekalsifikasi tulang pada manusia lanjut usia (manula) yang dinamakan
osteoporosis. Dalam suasana basa bersama fosfor, kalsium membentuk kalsium
fosfat yang tidak larut air, sehingga menghambat absorpsi. Obat-obatan tertentu
dapat berpengaruh terhadap ketersediaan biologik kalsium atau meninkatkan
ekskresi yang dapat menyebabkan penurunan densitas tulang. Resiko fosfor
terhadap kalsium yang tinggi dalam makanan semua diduga dapat menurunkan
absorpsi kalsium, karena pembentukan garam kalsium fosfat yang tidak larut air.
Namun, bukti nyata terhadap anggapan ini hingga sekarang belum ada. Pada
umumnya dianjurkan rasio kalsium : fosfor di dalam makanan di antara 1:1 dan
2:1

Fosfor
Fosfor merupakan salah satu mineral terbanyak di dalam tubuh yang jumlahnya hanya
dilampaui oleh kalsium. Jumlah fosfor rata rata dalam tubuh pria dewasa kurang lebih
700 gram, sedangkan kalsium 1200 gram, kira kira 85 % fosfor terdapat dalam tulang
sebagai mineral tulang, kalsium fosfat [Ca3(PO4)2] dan hidroksiapatit [Ca10
(PO4)6(OH)2]. Fosfor adalah suatu unsur yang penting bagi seluruh sel sel hidup, sayur
sayuran dan hewan dalam bentuk ester ester fosfor organik.
Kebutuhan :
- bayi : 200 250 mg/hari
- anak : 250 400 mg/hari
- . Absorpsi dan Metabolisme Fosfor
- Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagi fosfor di dalam usus setelah
hidrolisasi dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85-90% fosfor
berasal dari Air Susu Ibu (ASI). Sebanyak 65-70% fosfor berasal dari sapi dan
50-70% fosfor berasal dari susunan makanan normal dapat diabsorpsi oleh anak-
anak dan orang dewasa. Bila konsumsi fosfor rendah, taraf absorpsi dapat
mencapai 90% dari konsumsi fosfor.
- Fosfor dibebaskan dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase di dalam mokusa
usus halus dan diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif. Absorpsi aktif dibantu
oleh bentuk aktif vitamin D. Sebagian besar fosfor di dalam darah terutama
sebagai fosfat anorganik atau sebagai fosfolipida. Kadar fosfor di dalam darah
diatur oleh hormon paratiroid (PTH) yang dikeluarkan oleh kelenjar paratiroid dan
hormon kalsitonin. kedua hormon tersebut berinteraksi dengan vitamin D untuk
mengontrol jumlah fosfor yang diserap, jumlah yang ditahan oleh ginjal, serta
jumlah yang dibebaskan dan disimpan di dalam tulang. PTH menurunkan
reabsorpsi fosfor oleh ginjal. Kalsitonin meningkatkan ekskresi fosfat oleh ginjal.
Konsumsi fosfor yang relatif tinggi terhadap kalsium sehingga diperoleh
perbandingan P : Ca yang tinggi dalam serum akan merangsang pembentukan
PTH yang mendorong pengeluaran fosfat dari tubuh.
- Fosfor sebagai bagian dari asam fosfatyang terutama terdapat di dalam serelia
tidak dapat dihidrolisis. Oleh karena itu, tidak dapat diabsorpsi. Faktor-faktor
makanan lain yang menghalangi absorpsi fosfor adalah Fe++, Mg++, asam lemak
tidak jenuh dan antasid yang mengandung aluminium, karena membentuk garam
yang tidak larut air.

Magnesium
Magnesium adalah kation nomor dua paling banyak di dalam cairan intraseluler.
Magnesium di dalam merupakan bagian dari klorofil dalam. Kebutuhan magnesium 250
-280 mg. Magnesium berperan sangat penting sebagai ion esensial di dalam berbagai
reaksi enzimatis dasar pada metabolisme senyawa antara. Enzim enzim ini termasuk :

1. Kelompok fosfat pemindah ( fosfokinarse ).

2. Asilat koenzim A pada awal reaksi oksidasi asam lemak (teokinase).

3. Kelompok penghidrolis fosfat dan pirofosfat ( fosfatase dan pirofofatase ).

4. Pengaktif asam amino ( sintetase asam amino asil ).

. Absorpsi Magnesium
Magnesium terutama diabsorpsi di dalam usus halus, kemunkinan dengan
bantuan alat angkut aktif dan secara difusi pasif. Pada konsumsi magnesium
yang tinggi hanya sebanyak 30% magnesium absorpsi, sedangkan pada
konsumsi rendah sebanyak 60%. Absorpsi magnesium dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang sama yang mempengaruhi absorpsi kalsium kecuali vitamin
D tidak berpengaruh. Bila kalsium dalam makanan turun, absorpsi
magnesium meningkat.
Di dalam darah sebagian besar magnesium terdapat dalam bentuk ion bebas,
atau dalam bentuk molekul kompleks hingga molekul kecil. Keseimbangan
magnesium dai dalam tubuh terjadi melalui penyesuaian ekskresi magnesium
melalui urine. Seperti halnya fosfor, ekskresi magnesium meningkat oleh
hormon tiroid, asidosis, aldosteron serta kekurangan fosfor dan kalsium.
Ekskresi magnesium menurun karena pengaruh kalsitonin, glukagon dan PTH
terhadap resorpsi tuula ginjal. Demikian pula halnya pada hiperkalsamia dan
hipermagnesemia. Karena cairan lambung banyak mengandung magnesium,
muntah berlebihan menyebaban kekurangan magnesium dalam jumlah besar.
Natrium
Natrium adalah kation utama dalam cairan extra seluler 35 40 % natrium ada di
dalam kerangka tubuh. Sumber utama natrium adalah garam dapur ( NaCl ) yang
berperan sebagai bumbu dan bahan pengawet. Pengaturan konsentrasi natrium atau kadar
natrium dalam tubuh melibatkan dua proses utama, yaitu :

1. Kontrol terhadap pengeluaran natrium dari tubuh.

2. Kontrol terhadap masukan natrium.

Kebutuhan : 500 mg/hari, dengan batasan paling tinggi 6 g/hari.

Absorbsi dan Metabolisme Natrium


Hampir seluruh natrium yang dikomsumsi (3 hingga & gram sehari) diabsorbsi,
terutama di dalam usus halus. Natrium diabsorpsi secara aktif (membutuhkan
energi). Natrium yang diabsorbsi dibawa oleh aliran darah ke ginjal. Di sini
natrium disaring dan dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah yang cukup
untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium dalam
jumlahnya mencapai 90-99% dari yang dikomsumsi, dikeluarkan melalui urine.
Pengeluaran natrium ini diatur oleh hormon aldosteron, yang dikeluarkan kelenjar
adrenal bila kadar natrium darah menurun. Aldosteron merangsang ginjal untuk
mengabsorpsi kembali natrium. Dalam keadaan normal, natrium yang
dikeluarkan melalui urine sejajar dengan natrium yang dikonsumsi. Jumlah
natrium dalam urine tnggi bila konsumsi tinggi dan rendah bila konsumsi rendah.

b. Fungsi Natrium
Sebagai kation utama da;am cairan akstraselular, natrium menjaga
keseimbangan cairan dalam kompartemen tersebut. Natriumlah yang sebagaian
besar mengatur tekanan tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari
darah dan masuk ke dalam sel-sel. Di dalam sel tekanan osmosis diatur oleh
kalium guna menjaga cairan tidak keluar dari sel. Secara normal tubuh dapat
menjaga keseimbangan antara natrium di luar sel dan kalium di dalam sel. Bila
seseorang memakan terlalu banyak garam, kadar natrium darah akan meningkat.
Rasa haus yang ditimbulkan akan menyebabkan minum sedemikian banyak
sehingga konsentrasi natrium darah akan kembali normal. Ginjal kemudian akan
mengeluarkan kelebihan cairan natrium tersebut dari tubuh. Hormon aldosteron
menjaga agar konsentrasi natrium di dalam darah berada pada nilai normal.
Bila jumlah natrium di dalam sel meningkat secara berlabihan, air akan masuk ke
dalam sel, akibatnya sel akan membengkak. Inilah yang menyebabkan terjadinya
pembengkakanatau oedema dalam jaringan tubuh. Keseimbangan cairan
jugaakan terganggu bila seseorang kehilangan natrium. Air akan memasuki sel
untuk mengencerkan natrium dalam sel. Cairan ekstraselular akan menurun.
Perubahan ini dapat menurunkan tekana darah.
Natrium menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh dengan
mengimbangi zat-zat yang membentuk asam. Natrium berperan dalam transmisi
saraf dan konsentrasi oto. Natrium berperan pula dalam absorpsi glukosa dan
sebagai alat angkut zat-zat gizi lain melalui membran, terutama melalui dinding
usus sebagai pompa natrium.

Kalium
Kalium merupakan ion bermuatan positif, kalium terutama terdapat di dalam sel.
Perbandingan natrium dan kalium di dalam cairan intraseluler adalah 1:10, sedangkan
dalam cairan ekstra seluler adalah 28:1, sebanyak 95% kalium berada di dalam cairan
intraseluler. Kalium adalah unsur teringan yang mengandung isotop radioaktif alami.
Kebutuhan kalium 2000 mg.

Absorbsi dan Ekskresi Kalium

Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 80-90%


kalium yang dimakan diekskresikan melalui urine, selebihnya dikeluarkan
melalui feses da sedikit melalui keringat dan cairan lambung. Taraf kalium
normal darah dipelihara oleh ginjal melalui kemampuannya menyaring,
mengabsorpsi kembali dan mengeluarkan kalium di bawah pengaruh aldosteron.
Kalium dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikanion natrium melalui
mekanisme pertukaran di dalam tubula ginjal
Klorida
Klorida adalah anion utama cairan ekstra seluler. Klorida merupakan 0,15 % berat
badan. Konsentrasi klorida tertinggi adalah dalam cairan serebrosinal ( otak dan sumsum
tulang belakang , lambung, dan pankreas ). Bila beraksi dengan natrium /hidrogen,
klorida akan membentuk ion klorida negatif (Cl-). Kebutuhan akan klor 750 mg/hari.
a. Absorbsi dan Ekskresi Klor
Klor hampir seluruhnya diabsorpsi di dalam usus halus dan diekskresi melalui
urine dan keringat. Kehilangan klor mengikuti kehilangan natrium. Kebanyakan
keringat dihalangi oleh aldosteron yang sebara langsung berpengaruh terhadap
kelenjar keringat.

Sulfur
Sulfur merupakan bagian dari zat zat gizi esensial, seperti vitamin, tiamin dan biotin
serta asam amino metionin dan sistem.
Sodium Dan Potasium
Kedua mineral ini bersama dengan klorida berada dalam tubuh. Sodium
mengkontribusi sebesar 2%, Potasium 5% dan Klorida 3% dari total mineral dalam
tubuh. Semuanya didistribusi merata di seluruh cairan tubuh dan jaringan, namun sodium
dan klorida utamanya sebagai elemen ekstrasel, sedangkan potasium utamanya dalam
intrasel.
6. Pencernaan, Penyerapan Dan Metabolisme
Kalsium
Kalsium diabsorbsi utamanya pada deudenum yang berada pada situasi asam dan
absorbsi menurun drastis pada bagian bawah dari saluran usus yang bersift basah. Dalam
keadaan normal sebanyak 30 50% kalsium akan dikonsumsi, diabsorbsi tubuh.
Kemampuan absorbsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan dan menurun pada proses
menua. Kemampuan absorbsi laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan pada semua
golongan usia. Kehilangan kalsium juga terjadi melalui sekresi cairan yang masuk ke
dalam saluran cerna dan melalui keringat.
Fosfor
Fosfor diabsorbsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus setelah dihidrolisis
dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85 90 % fosfor berasal dari Air Susu
Ibu ( ASI ). Sebanyak 65 70% fosfor berasal dari susu sapi dan 50 70% berasal dari
susunan makanan normal, dapat diabsorbsi oleh anak anak dan orang dewasa. Bila
konsumsi fosfor rendah, taraf absorbsi dapat mencapai 90% dari konsumsi fosfor.
Magnesium
Magnesium terutama diabsosbsi di usus halus, kemungkinan dengan bantuan alat
angkut aktif dan secara difusi pasif. Pada konsumsi magnesium yang tinggi hanya
sebanyak 30 % magnesium diabsorbsi, sedangkan pada konsumsi rendah sebanyak 60 %.
Absorbsi magnesium dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sama yang mempengaruhi
absorbsi kalsium kecuali vitamin D tidak berpengaruh. Bila kalsium dalam makanan
turun, absorbsi magnesium meningkat.
Natrium
Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi (3 7 gram sehari) diabsorbsi secara aktif (
membutuhkan energi ). Natrium yang diabsorbsi dibawa oleh aliran darah ke ginjal.
Disini natrium disaring dan dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah yang cukup
untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah ke ginjal. Jumlah natrium dalam urine
tinggi bila dikonsumsi tinggi dan rendah bila dikonsumsi rendah.
Kalium
Kalium diabsorbsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 80-90% kalium yang
akan dimakan diekskresi melalui urine, selebihnya dikeluarkan melalui fases dan sedikit
melalui keringat dan cairan lambung. Kalium dikeluarkan dalam bentuk ion dengan
menggantikan ion natrium melalui mekanisme pertukaran didalam tubuh ginjal.
Klorida
Klorida hampir seluruhnya diabsorsi didalam usus halus dan diekskresi melalui urine
dan keringat. Kehilangan klor mengikuti kehilangan natrium. Kebanyakan keringat
dihadapi oleh aldosteron yang secara langsung berpengaruh terhadap kelenjar keringat.
Sulfur
Sulfur diabsorbsi sebagai bagian dari asam amino atau sebagai sulfat anorganik.
Selain sebagai bagian dari asam amino metionin dan vitamin, sulfur juga merupakan
bagian dari enzim glutatin serta berbagai koenzim dan vitamin termasuk koenzim A.
Dalam bentuk teroksidasi sulfur dihubungkan dengan mukopolisakarida yang berperan
dalam melarutkan sisa metabolisme sehingga bisa dikeluarkan melalui urine ( terutama
sisa metabolisme hormon steroid dan obat obat tertentu ).
Sodium dan Pottasium
Kedua elemen ini dengan mudah diabsorbsi melaui usus halus dan diekresikan
melalui urine, fases dan keringat. Oleh karena itu tersedia pada hampir semua jenis
makanan, maka diet yang sederhana sekalipun sangat jarang dijumpai kekurangan akan
tetapi kelebihan dapat terjadi utamanya adalah sodium.
Absorpsi Mineral

Mineral dalam makanan tidak semuanya dapat dimanfaatkan. Tergantung pada


ketersediaan biologik dan tingkatan zat gizi yg dimakan yg dapat diserap oleh tubuh.
Faktor yang mempengaruhi absorpsi:

1. Interaksi mineral dengan mineral : misalnya kelebihan konsumsi kalsium akan


menghambat penyerapan zat besi, kelebihan konsumsi seng akan menghambat
penyerapan tembaga.

2. Interaksi vitamin dengan mineral : vitamin C meningkatkan penyerapan zat besi,


vitamin D meningkatkan penyerapan kalsium.

3. Interaksi serat dengan mineral : asam fitat menghambat penyerapan zat besi,
konsumsi serat > 35 mg/hari menghambat penyerapan Ca, Fe, Zn dan Mg.

7. Akibat Kekurangan Atau Kelebihan

Kalsium

1. Akibat Kekurangan Kalsium

Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan


gangguan petumbuhan. Tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh.
Sesudah usia 50 tahun tulang menjadi rapuh dan mudah patah yang dinamakan
osteoporosis. Kekurangan kalsium dapat menyebabkan osteomalasia.

2. Akibat Kelebihan Kalsium

Konsumsi kalsium hendaknya tidak melebihi 2500 mg per hari. Kelebihan


kalsium dapat menimbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal. Di samping itu
dapat menyebabkan konstipasi ( susah buang air besar ). Kelebihan kalsium bisa
terjadi bila menggunakan suplemen kalsium berupa tablet atau bentuk lain.
Fosfor

1. Akibat Kekurangan Fosfor

Karena fosfor banyak terdapata dalam makanan, jarang terjadi kekurangan.


Kekurangan fosfor bisa terjadi bila menggunakan obat antasid untuk menetralkan
asam lambung, seperti aluminium hidroksida untuk jangka lama.

2. Akibat Kelebihan Fosfor

Kelebihan fosfor karena makanan jarang terjadi. Bila kadar fosfor darah
terlalu tinggi ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga dapat menimbulkan
kejang. Kelebihan fosfor juga dapat mengakibatkan pengikisan rahang.

Magnesium

1. Akibat Kekurangan Magnesium.

Kekurangan magnesium jarang terjadi karena makanan. Kekurangan


magnesium bisa terjadi pada kekurangan protein dan energi serta sebagai
komplikasi penyakit penyakit yang menyebabkan gangguan absorbsi dan atau
penurunan fungsi ginjal, endokrin, terlalu lama mendapat makanan tidak melalui
mulut (intravena).

2. Akibat Kelebihan Magnesium.

Akibat kelebihan magnesium belum diketahui dengan pasti. Kelebihan


magnesium biasanya terjadi pada penyakit gagal ginjal.

Natrium

1. Akibat Kekurangan Natrium.

Kekurangan natrium menyebabkan kejang dan kehilangan nafsu makan.


Kekurangan natrium dapat terjadi sesudah muntah, diare, keringat berlebihan dan
bila menjalankan diet yang sangat terbatas dalam natrium.

2. Akibat Kelebihan Natrium.

Kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan ikut


menyebabkan adema dan hipertensi. Kelebihan konsumsi terus menerus dalam
bentuk garam dapur dapat menyebabkan hipertensi.
Kalium

1. Akibat Kekurangan Kalium.

Kekurangan kalium karena makanan jarang terjadi, sepanjang seseorang


cukup makan sayuran dan buah segar. Kekurangan kalium dapat terjadi karena
kebanyakan kehilangan melalui saluran cerna atau ginjal.

2. Akibat Kelebihan Kalium.

Kelebihan kalium akut dapat terjadi bila konsumsi melalui saluran cerna
(enterai) atau tidak melalui saluran cerna (parenteral) melebihi 12,0 gram/m2
permukaan tubuh sehari ( 18 gram untuk orang dewasa ) tanpa diimbangi oleh
kenaikan ekskresi.

Klorida

1. Akibat Kekurangan Klorida.

Dalam keadaan normal kekurangan klorida jarang terjadi. Kekurangan


hanya bisa terjadi oleh kesalahan manusia. ASI mengandung lebih banyak klorida
daripada susu sapi. Kekurangan klorida dapat pula terjadi pada muntah muntah,
diare kronis, dan keringat berlebihan.

2. Akibat Kelebihan Klorida.

Akibat kelebihan klorida dapat menyebabkan kontraksi otot abnormal dan


apatis.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi: PT. Gramedia pustaka Utama, Jakarta.

Setiawan, Arief. 20 April 2013. Makro Mineral Ilmu Gizi, disadur dari
https://www.scribd.com/document/137107360/Makro-Mineral [23 November 2017 ]

Anda mungkin juga menyukai