Tinjauan Pustaka Tentang Uji Toksisitas
Tinjauan Pustaka Tentang Uji Toksisitas
PENDAHULUAN
dari nenek moyang. Saat pengobatan konvensional belum masuk ke negara ini,
temurun serta dari berbagai percobaan terhadap berbagai macam tanaman yang
dari bahan-bahan alam yang ada disekitar lingkungan tempat tinggal (Murtie,
2013).
Salah satu contoh bahan alam yang belakangan ini mulai dimanfaatkan
sebagai obat adalah daun selendri (Apium Graveolens L). Secara tradisional
penambah nafsu makan, peluruh air seni, dan penurun tekanan darah. Di samping
itu digunakan pula untuk memperlancar keluarya air seni, mengurangi rasa sakit
pada rematik dan gout, juga digenakan sebagai anti kejang. Selebihnya daun dan
vitamin C, dan B. Kandungan asam-asam dalam minyak atsiri pada biji antara lain
1
petroselinat. Senyawa kumarin lain ditemukan dalam biji, yaitu bergapten, seselin,
pula kekhawatiran tentang keamanan dan potensi efek samping pada tumbuhan
obat yang digunakan (Wangdan Yang, 2011). Tumbuhan obat yang digunakan
sebagai obat dan terbukti secara empiris sebagai obat dapat dikembangkan
dilengkapi dengan bukti dari data nonklinik dan data klinik. Obat yang akan diuji
secara nonklinik dan klinik memerlukan data uji toksisitas yang minimal
yang berkaitan dengan pemaparan zat kimia dalam kondisi khusus karena kita
ketahui bahwa tidak ada satupun zat kimia yang dapat dikatakan aman (bebas
resiko) sepenuhnya, karena setiap zat kimia akan bersifat toksik pada tingkat dosis
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin melihat efek toksik ekstrak
2
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui
Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi pada pengujian uji toksisitas akut
norvegicus) jantan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Nama Tanaman
2. Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Apium
3. Morfologi Tanaman
hijau pucat.
4
Daun bunga : Putih kehijauan atau putih kekuningan -3/4 mm
panjangnya.
yang tersembunyi, daun bunga putih kehijauan atau merah jambu pucat
Akar : Tebal
5. Kandungan kimia
dan B. Kandungan asam-asam dalam minyak atsiri pada biji antara lain :
5
bergapten, seselin, isomperatorin, osthenol, dan
pencernaan atau sebagai penambah nafsu makan, peluruh air seni, dan
memperlancar keluarya air seni, mengurangi rasa sakit pada rematik dan
gout, juga digenakan sebagai anti kejang. Selebihnya daun dan batang
Uji toksisitas adalah suatu uji untuk mendeteksi efek toksik suatu zat
pada sistem biologi dan untuk memperoleh data dosis-respon yang khas dari
sediaan uji. Hasil uji toksisitas tidak dapat digunakan secara mutlak untuk
Tujuan akhir dari uji toksisitas ini berkaitan dengan nilai keamanan
suatu zat kimia dalam penggunaannya pada manusia, dan idealnya data yang
6
maka uji toksikologi dilakukan pada binatang, hewan sel tunggal dan sel
Uji yang dilakukan dengan memberikan zat kimia yang sedang diuji
ulang, biasanya setiap hari atau lima kali seminggu selama jangka
2.3.1. Definisi
Toksisitas akut adalah efek berbahaya yang terjadi segera setelah terpapar
Sedangkan uji toksisitas akut itu adalah suatu pengujian untuk mendeteksi
efek toksik yang muncul dalam waktu singkat setelah pemberian sediaan uji
yang diberikan dalam dosis tunggal dalam waktu 24 jam (Anonima, 2014).
2.3.2. Prinsip
tingkatan dosis yang diberikan pada beberapa kelompok hewan uji dengan
7
satu dosis perkelompok (Anonima, 2014). Uji toksisitas akut ini dirancang
untuk menetukan efek yang terjadi dalam periode waktu yang singkat
2.3.3. Tujuan
Lethal Dose (LD50) dari suatu toksikan. LD50 bahan obat mutlak harus
ditentukan karena nilai ini digunakan dalam penilaian resiko manfaat dan
daya racun yang dinyatakan sebagai indeks terapi obat. Dimana makin besar
indeks terapi, maka makin aman obat tersebut digunakan (Soemardji et al,
2002).
menentukan dosis letal 50%, mengetahui mekanisme kerja dan target organ
dipengaruhi.
8
e. Mengetahui gejala-gejala toksisitas akut sehingga bermanfaat untuk
menjadi obat.
hewan.
kecil nilai LD50 maka semakin toksik senyawa tersebut. Demikian juga
9
Tabel 1. Klasifikasi Zat Berdasarkan Nilai LD50 nya
mendapatkan dan hasil dari percobaan yang cukup relevan dan konsisten. Yang
lazim digunakan pada uji toksisitas akut adalah tikus, mencit, marmut, kelinci,
babi ataupun monyet (Loomis, 1987). Sekitar 90% dari semua mamalia yang
digunakan dalam penelitian ilmiah, tikus dan mencit merupakan spesies hewan
yang hampir 4 kali lebih banyak digunakan dibanding dengan spesies lainnya
(Porter, 2000). Namun, hewan yang sering dipakai adalah mencit dengan
Cara pemberian zat uji harus disamakan dengan penggunaan zat tersebut
pada manusia. Umumnya, zat uji diberikan melalui sonde secara peroral. Volume
cairan maksimal yang dapat diberikan tergantung pada ukuran hewan uji. Pada
10
rodensia, jumlah normalnya tidak melampaui 1 ml/100 g berat badan, namun bila
Umumnya sediaan uji diberikan dalam volume yang tetap selama pengujian
(konsentrasi berbeda), akan tetapi jika bahan uji berupa cairan atau campuran
(Anonima, 2014).
Ada banyak metode yang dapat digunakan untuk menentukan nilai LD50
antara lain :
Keterangan :
m =log LD50
Indonesia adalah :
11
2. Jumlah hewan percobaan atau jumlah biakan jaringan dalam tiap kelompok
harus sama.
Keterangan :
m = nilai LD50
f = suatu nilai dalam tabel Weil, karena angka kematian tertentu (r).
kertas log probit. Garis vertikal merupakan nilai probit dan persentase respon
dalam skala logaritma, sedangkan garis horizontal merupakan log dosis yang
digunakan. Plot antara nilai log dosis terhadap nilai probit akan menghasilkan
kurva berupa garis lurus. Dari kurva tersebut dapat ditentukan harga LD50
(Thompson, 1985).
12
Nilai LD50 dihitung dengan menggunakan rumus (Priyanto, 2009) :
h = 50= % - a
b-a
i = log k
s
g=hxi
Y = g + log s
Keterangan :
i = kenaikan dosis
h = ukuran jarak
2.5. Ekstraksi
mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani dengan
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut
diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga
13
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia
yang akan diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa
yang tidak dapat larut dan mempunyai struktur kimia yang berbeda-beda yang
dianalisis tidak tersedia ditempat sehingga untuk itu jaringan tumbuhan yang akan
mendapatkan ekstrak yang memenuhi standar mutu ada 2 hal yang perlu
2000).
14
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1.1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu alat suntik (sonde oral),
gelas beker, gelas ukur, kaca arloji, kandang tikus, pipet tetes, spatula, dan
timbangan hewan.
3.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun selendri (Apium
Volume sediaan uji yang akan diinjeksikan secara oral ke dalam tubuh
hewan percobaan adalah maksimal 1 ml (Anonima, 2014). Berat zat uji yang akan
15
Keterangan :
dibutuhkan.
Analisis Data
Data kuantitatif yang diperoleh yaitu data berupa jumlah hewan coba yang
16
BAB IV
4.1 Hasil
Hasil uji pendahuluan LD50 3 hari ekstrak etanol daun selendri (Apium
4.2 Pembahasan
17
Uji toksisitas akut merupakan uji yang dilakukan untuk memperoleh nilai
LD50. Nilai LD50 merupakan suatu nilai yang menyatakan dosis yang dapat
menyebabkan kematian 50% dari hewan percobaan. Nilai ini dapat menunjukkan
Prinsip utama pengujian toksisitas akut ini adalah pemberiaan sediaan uji
dalam beberapa tingkatan dosis pada beberapa kelompok hewan uji dalam periode
Rute pemberian yang dipilih adalah rute secara oral, rute ini dipilih karena
pada dasarnya pemberian sediaan uji harus sesuai dengan cara pemberian atau
yang digunakan pada uji toksisitas berdasarkan kepada metabolisme sediaan uji
sehingga paling banyak digunakan dan yang termasuk salah satu hewan pengerat
adalah tikus. Tikus jantan dipilih dengan pertimbangan bahwa mencit jantan tidak
mengalami hal-hal yang terjadi pada mencit betina seperti perubahan kondisi
hormonal pada masa-masa tertentu yang akan mempengaruhi hasil dari percobaan
(Anonima, 2014).
18
Na CMC dapat digunakan sebagai penstabil atau mengentalkan bahan yang
mampu mengikat air sehingga molekul air terperangkap, dengan demikian ekstrak
menjadi sediaan yang tidak terpisah antara padatan dan pelarutnya agar dapat
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan selama 3 hari dari ketiga hewan
coba pada tiga kelompok hewan tersebut masih hidup dan masih bergerak secara
aktif, hal ini di karenakan pada pemberian ekstrak kami tidak menggunakan Na
CMC sebagai bahan pengental sehingga pemberian oral pada hewan coba
kemungkinan besar hanya air saja sedangkan padatan yang berupa ekstrak uji
19
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian uji toksisitas akut ekstrak etanol daun selendri (Apium
Graveolens L) pada dosis 50 hingga 200 mg/kg BB terhadap tikus putih jantan
20
DAFTAR PUSTAKA
Anonima, 2014, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia No. 7 Tahun 2014 : Pedoman Uji Toksisitas Nonklonik Secara In
Vivo.diakses 14 April 2015.
Anonimb, 2014, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia No. 13 Tahun 2014 : Pedoman Uji Klinik Obat Herbal,_diakses
23 April 2015.
Delvia, S., 2014, Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Akar Dan Batang
Sekunyit (Fibraurea tinctoria Lour) pada Mencit Putih (Mus Musculus L)
Jantan, Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau.
Lu, F.C., 2006,Toksikologi Dasar (Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko),
Edisi II, Penerjemah: E.Nugroho, Z.S. Bustaminan Z., Parmansjah,
Universitas Indonesia, Jakarta.
21
Loomis, T,A., 1987, Toksikologi Dasar, diterjemahkan oleh Donatus, I.A., edisi
III, IKIP Semarang Press, Semarang.
Mat, R. A., Samah, Z. A., Musaadah, N. M and Hussein, N., 2010., Asean Herbal
and Medicinal Plants, Natural Resources and Environment, Jakarta.
Ningsih. I., 2014, Isolasi dan Uji Aktivitas Sitotoksik Senyawa Murni dari Fraksi
Aktif Akar dan Batang Sekunyit (Fibraurea tinctoria Lour), Skripsi,
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau.
Porter, W., 2000, Rats and Mice : Introduction and Use In Research, Washington
University, USA.
Priyadi, H., 2010,Five Hundred Plant Species in Gunung Halimun Salak National
Park, West Java : A Checklist including Sundanese Names, Distribution and
Use, CIFOR, Bogor.
Rahayu, L., Zakir, L., dan Keban, S.A., 2013, TheEffect Of Rambutan
Seed(Nephelium lappaceum L.) Infusion On Blood Glucose And Pancreas
Histologi Of Mice Induced With Alloxan, Jurnal Ilmu Kefarmasian
Indonesia, Vol 11(1), 28-35.
Soemardji, A. A., 2002, Toksisitas Akut dan Penentuan LD50 Oral dan Ekstrak
Air Daun Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F) pada mencit Swiis
Webster, Jurnal Matematika dan Sains. Vol 7(2), 57-62.
22
Sukandar, E., Y., 2005, Tren dan Paradigma Dunia Farmasi : Industri-Klinik-
Teknologi Kesehatan, Departemen Farmasi, FMIPA : ITB, diakses_23 Mei
2015.
Wahyuono, S., Setiadi, J., Santosa, D., Hartati, M,S., Soekotjo., Widiastuti, S,M.,
dan Prihatiningtias,W., 2007,Identifikasi Struktur Senyawa Bioaktif Dari
Akar Kuning ( Fibraurea chloroleuca Miers.) (#03-SBK-029) Collected
From Central Kalimantan Forest, Skripsi, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Wardana, R.P.V., 2014, Uji Toksisitas Antidiabetes Ekstrak dan Fraksi Akar dan
Batang Sekunyit (Fibraurea tinctoria Lour) secara in vitro melalui inhibisi
enzim-Glukokidasea, Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau.
Wang, H.,H., dan Yang, J.,Y., 2011, Traditional Herbal Medicine Research
Methods Chapter 7 : Safety Pharmacology and Toxicity Study of Herbal
Medicines.
23
24