TINJAUAN TEORI
2.1.4 PROGNOSIS
Hipertensi karena kehamilan dan preeklampsia ringan sering ditemukan tanpa
gejala, kecuali meningkatnya tekanan darah. Prognosis menjadi lebih buruk dengan
terdapat proteinuria. Edema tidak lagi menjadi suatu tanda yang sahih untuk
preeklampsia.
Saifuddin, Abdul Bari. 2009: 209.
2.1.5 DIAGNOSIS BANDING
Hipertensi kronik
Jika tekanan darah sebelum kehamilan 20 minggu tidak diketahui, akan
sulit untuk membedakan antara preeclampsia dan hipertensi kronik, dalam
hal demikian, ditangani sebagai hipertensi karena kehamilan.
Proteinuria
Secret vagina atau cairan amnion dapat mengkontaminasi urin, sehingga
terdapat proteinuria
Keteterisasi tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan infeksi
Infeksi kandung kemih, anemia berta, payah jantung dan partus lama juga
dapat menyebabkan proteinuria
Darah dalam urin, kontaminasi darah vagina dapat menghasilkan
proteinuria positif palsu
Kejang dan koma
Eklampsia harus didiagnosa banding dengan epilepsy, malaria selebral,
trauma kepala, penyakit serebrovaskuler, intoksikasi (alcohol, obat, racun),
kelainan metabolisme (asidosis), meningitis, ensefalitis, ensefalopati,
intoksikasi air, hysteria dan lain-lain
Pada pembahasan ini diuraikan tentang kesenjangan antara tinjauan pustaka dan fakta
yang terdapat pada pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan pada NyT GIP0000 UK 37
Minggu Inpartu Kala I Fase Laten dengan PEB dan KPD di ruang dahlia I RSUD Gambiran
Kediri. Pada tahap pengkajian data diperoleh biodata ibu yaitu Ny. T berumur 26 tahun
hamil pertama, HPHT 1 september 2016, ibu mempunyai keluhan perutnya kenceng-kenceng
sejak tanggal 15-5-2017 disertai pengeluaran cairan lalu oleh keluarga disarankan untuk
meminum rumput fatima 3 tegukan gelas agar persalinan nya bisa cepat. Tgl 16-5-2017 jam
06.00 WIB, ibu memeriksaakan diri ke RB.Kasih Ibu dan diberitahukan hasil
pemeriksaannya TD 120/80mmHg, DJJ 149x/mnt, VT 1cm, kedua kaki oedema, terdapat
protein urin, ketuban +. Kemudian di rujuk ke RSUD Gambiran, hasil tekanan darah 150/100
mmHg, VT 1cm, ketuban (Lakmus tes, hasil positif bahwa ketuban -), dipasang infus RL
ditangan kiri, pengambilan darah untuk lab, dan diberikan injeksi diazepam 1 amp IM. Ibu
tidak memiliki riwayat preeklampsi dari keluarga atau penyakit yang lain dari keluarga. Saat
ibu memasuki Kala I fase laten Fase aktif, ibu diberikan MgSo4 40% (10cc).Data
pemeriksaan laboratorium diperoleh hasil Hb 14,7 g/dL, albumin 3,3 g/dL, HbSag -.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian, hal ini telah sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Ahmad Feryanto, Preeklampsia adalah peningkatan tekanan darah yang
baru timbul setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu, disertai dengan penambahan berat
badan ibu yang cepat akibat tubuh membengkak dan pada pemeriksaan laboratorium
dijumpa protein di dalam urine (proteinuria). dalam kasus ini kehamilan pertama ibu menjadi
salah satu faktor predisposisi timbulnya preeklampsia, hal ini sesuai dengan teori di buku
Kemenkes RI. Pelayanan Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, yaitu
Primigravida dan jumlah paritas, umur yang ekstrim (usia <15 tahun dan >35tahun),
Hipertensi esensial, Diabetes mellitus, Kehamilan Ganda, Polyhidramnion, Obesitas, Mola
hidatidosa, Riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsia. Dalam pengkajian tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.
Pada tahap analisis data berdasarkan HPHT 1 september 2016, diperoleh usia
kehamilan 37 minggu, HPL 8 Juni 2017. Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan
laboratorium, maka ditegakkan diagnosis preeklampsi berat dan KPD. Pada tanggal 16-5-
2017, jam 14.00 WIB dilakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG, advice drip oxytosin
dengan tetesan 8-20tpm (dinaikkan setiap 20 menit). Maka diagnosisnya adalah GIP0000 UK
37 Minggu Inpartu Kala I Fase Laten dengan PEB dan KPD. Dalam penegakan diagnosis
tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan. Selain itu,
Penatalaksanaan dalam asuhan ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek di
lahan.
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Preeklampsia merupakan kelainan kehamilan yang timbul pada kehamilan lebih
dari 20 minggu. Dari gejala-gejala klinik preeklampsia dapat dibagi menjadi
preeklampsia ringan dan berat. Secara teoritik tiga tanda awal dan penting yang timbul
pada preeklampsia adalah hipertensi, peningkatan berat badan dan terakhir proteinuria.
Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan jelas.
Faktor Predisposisi dari preeklampsia yaitu, Primigravida dan jumlah paritas, umur
yang ekstrim (usia <15 tahun dan >35tahun), Hipertensi esensial, Diabetes mellitus,
Kehamilan Ganda, Polyhidramnion, Obesitas, Mola hidatidosa, Riwayat keluarga pernah
preeklampsia/eklampsia.
Maka dalam kasus preeklampsia diperlukan penanganan yang cepat dan tepat
untuk mencegah timbulnya komplikasi diantaranya, sindrom HELLP, DIC, dll. Obat
antikejang yang menjadi pilihan utama adalah magnesium sulfat.
5.2. Saran
5.2.1 Bagi masyarakat
Diharapkan masyarakat segera datang ke fasilitas layanan kesehatan, jika memiliki
keluhan dan gejala klinis yang mengarah ke kondisi PEB, sehingga dapat segera
dilakukan penaganan jika ditemukan masalah tersebut
5.2.2 Bagi tenaga kesehatan
Diharapakan bagi tenaga kesehatan untuk dapat memberikan KIE pada setiap ibu
hamil tentang tanda gejala dan komplikasi yang muncul dari PEB
5.2.3 Bagi mahasiswa
Diharapkan mampu memberikan asuhan di lahan praktik sesuai dengan teori yang
telah didapat.
5.2.4 Bagi institusi pendidikan
Diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan sumber pustaka.
VII. EVALUASI
Teknik evaluasi ditinjau dengan cara pendokumentasian SOAP sebagai berikut :
S : Pengkajian berdasar data subjektif yang didapat dari anamnesis dari
pasien/keluarga pasien.
O : Pengkajian yang didapat dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
A : Pada langkah ini dilakukan identifikasi diagnose dan masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan diinterpretasikan
sehingga dapat merumuskaan diagnose akan masalah yang spesifik.
P : Melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komperhensif, efektif, efisien,
dan aman berdasarkan eviden based kepada klien/ pasien, dalam bentuk upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri,
kolaborasi, dan rujukan.
(Kepmenkes, 2010).
5) Ekstremitas
Edema tekan pada tungkai (pretibia) atau tangan.
Rukiyah, Ai Yeyeh, Lia Yulianti. 2010: 175.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Proteinuria > 0,3 gram/liter/24 jam, kualitatif +2.
Rukiyah, Ai Yeyeh, Lia Yulianti. 2010: 175.
b. Haemoglobin (Hb): jumlah Hb yang rendah mengindikasikan anemia.
c. Sel darah putih: jumlah yang tinggi mengindikasikan stimulasi sistem imun
dan dapat menunjukkan adanya infeksi.
d. Trombosit, trombin, protombin: mengindikasikan waktu pembekuan
plasma.
e. FDP (Fibrinogen Degradation Product): mendeteksi pemecahan fibrin dan
dapat menunjukkan trombisis.
f. Urea dan elektrolit: mengindikasikan fungsi ginjal karena product sisa
metabolisme di ekskresi melalui ginjal.
g. Kreatinin: meningkat ketika filtrasi darah oleh glomerolus di ginjal
terganggu.
Medforth, Janet, et al. 2012: 309.
ANALISIS
G.....P......A...... UK............. dengan PER/B inpartu Kala..........
Janin.........
PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu, ibu mengetahui kondisi
dirinya dan janin
2. Memantau tekanan darah setiap 15 menit, sudah dilakukan
3. Memantau denyut jantung janin secara kontinyu, kontraksi, penurunan, dan
lingkaran bandl, kemajuan persalinan dapat diketahui
4. Memberikan obat antikejang seperti pemberian MgSO4, sudah diberikan
secara IM
5. Menganjurkan ibu untuk mengubah posisinya secara mandiri dengan sering
miring ke kiri, ibu melakukannya
6. Memfasilitasi pemenuhan nutrisi, ibu makan dan minum yang telah disediakan
di RS/Keluarga
7. Memberikan terapi sesuai dengan advice dokter/kolaborasi dengan dokter
obgyn, sudah dilakukan
8. Memberikan asuhan sayang ibu yaitu dengan mengajarkan teknik relaksasi
untuk mengurangi nyeri persalinan, ibu dapat melakukan sesuai yang
dianjurkan bidan
9. Menganjurkan ibu untuk mengubah posisi apabila merasa lelah, ibu miring
kanan-kiri
10. Melakukan penggosokan pinggang saat ibu ada kontraksi, sudah dilakukan.
11. Memfasilitasi persalinan dengan pendampingan untuk memberikan support
mental pada ibu
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini diuraikan tentang kesenjangan antara tinjauan pustaka dan fakta
yang terdapat pada pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan pada NyE G IIIP2002 UK 33
Minggu dengan APB di ruang dahlia I RSUD Gambiran Kediri. Pada tahap pengkajian data
diperoleh biodata ibu yaitu Ny. E berumur 36 tahun hamil ketiga, HPHT 30 september
2016, ibu mempunyai keluhan perutnya kaku dan nyeri serta mengeluarkan darah segar 2
pampers penuh dan darah matang sebesar ukuran 4 jari tangan dewasa dari jalan lahir pada
tanggal 20-5-2017 jam 21.00 WIB. Kemarin ibu baru saja KRS dari RS.Aura Syifa.
Kemudian dirujuk oleh bidan ke RSUD Gambiran, saat tiba ibu dilakukan pemasangan infus,
pengambilan darah untuk lab, pemeriksaan DJJ, dan kolaborasi dengan dokter SP.OG. advice
yang diberikan oleh dokter yaitu Drip Nairet 1 ampl dalam RL, Injeksi dexametason 1500
mg. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 10.0 gr/dL. Berdasarkan data yang
diperoleh dari pengkajian, hal ini telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Ahmad
Feryanto, Ante Partum Bleeding (APB) atau Perdarahan antepartum adalah perdarahan
pervaginam semasa kehamilan di mana umur kehamilan telah melebihi 28 minggu atau berat
janin lebih dari 1000 gram dalam kasus ini kehamilan ketiga dan umur ibu menjadi salah
satu faktor predisposisi timbulnya antepartum bleeding, hal ini sesuai dengan teori di buku
Manuaba, yaitu kehamilan ibu usia lanjut, multiparitas, riwayat SC sebelumnya, Umur
penderita, paritas, endometrium yang cacat (riwayat SC, perubahan endometrium karena
polip atau mioma, bekas kuretase atau plasenta manual). Dalam pengkajian tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktek.
Pada tahap analisis data berdasarkan HPHT 30 september 2016, diperoleh usia
kehamilan 33 minggu, HPL 6 Juli 2017. Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan
laboratorium, maka ditegakkan diagnosis antepartum bleeding. Penegakan diagnosis ini
belum menggunakan pemeriksaan USG. Maka diagnosisnya adalah G IIIP2002 UK 33 Minggu
dengan APB. Dalam penegakan diagnosis tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
praktek di lapangan. Selain itu, Penatalaksanaan dalam asuhan ini tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktek di lahan.
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Perdarahan antepartum merupakan suatu kejadian pathologis berupa perdarahan
yang terjadi pada umur kehamilan 28 minggu atau lebih. Perdarahan yang terjadi dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu perdarahan yang ada hubungannya dengan kehamilan
(plasenta previa, solusio plasenta, pecahnya sinus marginalis, dan perdarahan vasa
previa) dan perdarahan yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan (pecahnya
varises, perlukaan serviks, keganasan serviks, dll). Faktor Predisposisi dari APB yaitu,
kehamilan ibu usia lanjut, multiparitas, riwayat SC sebelumnya, Umur penderita, paritas,
endometrium yang cacat (riwayat SC, perubahan endometrium karena polip atau mioma,
bekas kuretase atau plasenta manual). Maka dalam kasus APB diperlukan penanganan
yang cepat dan tepat untuk mencegah timbulnya komplikasi lebih lanjut.
5.2. Saran
5.2.1 Bagi masyarakat
Diharapkan masyarakat segera datang ke fasilitas layanan kesehatan, jika memiliki
keluhan dan gejala klinis yang mengarah ke kondisi APB, sehingga dapat segera
dilakukan penaganan jika ditemukan masalah tersebut
5.2.2 Bagi tenaga kesehatan
Diharapakan bagi tenaga kesehatan untuk dapat memberikan KIE pada setiap ibu
hamil tentang tanda gejala dan komplikasi yang muncul dari APB
5.2.3 Bagi mahasiswa
Diharapkan mampu memberikan asuhan di lahan praktik sesuai dengan teori yang
telah didapat.
5.2.4 Bagi institusi pendidikan
Diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan sumber pustaka.
VII. EVALUASI
Teknik evaluasi ditinjau dengan cara pendokumentasian SOAP sebagai berikut :
S : Pengkajian berdasar data subjektif yang didapat dari anamnesis dari
pasien/keluarga pasien.
O : Pengkajian yang didapat dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
A : Pada langkah ini dilakukan identifikasi diagnose dan masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan diinterpretasikan
sehingga dapat merumuskaan diagnose akan masalah yang spesifik.
P : Melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komperhensif, efektif, efisien,
dan aman berdasarkan eviden based kepada klien/ pasien, dalam bentuk upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri,
kolaborasi, dan rujukan.
(Kepmenkes, 2010).
d. Pemerikasaan Penunjang :
- USG untuk diagnosis pasti, yaitu menentukan letak plasenta.
- Pemeriksaan darah : Golongan Darah, Hemoglobin, Hematokrit.
(Ida Ayu Candranita Manuaba, 2012)
- CT Scan
- Pemeriksaan inspekulo
- Penentuan letak plasenta secara tidak langsung dapat melalui: Radiografi,
Radio sotop, USG.
(Icesmi Sukarni, Margareth ZH, 2013)
3. Pemeriksaan Dalam
Dilakukan di atas meja operasi dan siap untuk untuk segera mengambil tindakan.
Tujuan pemeriksaan dalam untuk menegakkan diagnosis pasti, mempersiapkan
tindakan operasi persalinan atau hanya memecahkan ketuban. Hasil pemeriksaan
dalam teraba plasenta.
(Ida Ayu Candranita Manuaba, 2012)
ANALISIS
G.....P......A...... UK............. dengan..........
Janin.........
PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu, ibu mengetahui kondisi
dirinya dan janin
2. Melakukan skintest antibiotik, obat masuk dan tidak ada tanda alergi
3. Menganjurkan pada ibu untuk bedrest, ibu bersedia
4. Memfasilitasi pemenuhan nutrisi, ibu makan dan minum dengan menu yang
disediakan di RS/oleh keluarga
5. Memantau TTV dan Mengevaluasi jumlah pengeluaran darah, sudah
dilakukan
6. Melakukan pemeriksaan DJJ secara kontinyu, sudah dilakukan
7. Menghadirkan orang terdekat ibu untuk memberikan support mental, ibu
didampingi suami/keluarga lain
8. Membantu ibu BAK/BAB di pispot, sudah dilakukan
9. Menganjurkan ibu untuk istirahat, sudah dilakukan
10. Kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk memberikan terapi / pemeriksaan
lanjutan sesuai advice, sudah dilakukan
2.2.3 Bagan Alur Berpikir Manajemen Asuhan Kebidanan 7 langkah Varney dan
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)
Objektif
(Pemeriksaan)
Mengidentifikasidan
menetapkan
kebutuhan yang
memerlukan
penanganansegera