Anda di halaman 1dari 10

BAB II

MIKROSKOPI

2.2.Tujuan Percobaan

- Mengetahui cara penggunaan mikroskop dan fungsinya

- Mengetahui bentuk dan struktur dari jamur Aspergillus niger,


Khamir,Sacharomyces cerevisiae dan bakteri Bacillus subtilus

2.3.Tinjauan Pustaka

Mikroskop adalah instrumen yang paling banyak digunakan dan paling bermanfaat
dilaboratorium mikroskopi. Dengan alat ini diperoleh perbesaran sehingga
memungkinkan untuk melihat organisme dan struktur yang tampak dengan mata
telanjang (Pelczar, 2008).

Antony van Leewenhoek (1632-1723), seorang mahasiswa ilmu pengetahuan alam


berkebangsaan Belanda, agaknya bukanlah orang pertama yang melihat mikroba yang
disebut bakteri dan protozoa, namun dialah yang pertama-tama melaporkan
pengamatannya dengan keterangan dan gambar-gambar yang teliti, Leewenhoek
melakukan pengamatan ini selama ia memburuhobinya mengasah lensa dan membuat
lebih dari 250 buah mikroskop, masing-masing terdiri dari lensa tunggal hasil gosokan
rumah yang ditanam dalam kerangka kuningan dan perak, kekuatan pembesaran
tertinggi yang dapat dicapainya hanyalah 200 sampai 300 kali.

Mikroskop-mikroskop ini sedikit sekali persamaannya dengan mikroskop cahaya


majemuk yang ada sekarang, yang menggunakan dua lensa atau lebih dalam sistem
yang dapat memperbesar 1.000-2.000 kali. Tetapi lensa-lensa mikroskop Leeuwenhoek
dibuat dengan baik, dan Leeuwenhoekmempunyai jiwa terbuka yang merupakan syarat
amat penting bagi setiap peneliti (Pelczar dan Chan, 1986).

Mikroskop merupakan alat yang paling banyak digunakan dan paling bermanfaat
dalam mikrobiologi. Dengan alat tersebut akan diperoleh pembesaran sehingga
memungkinkan untuk melihat mikroorganisme dan struktur yang tidak nampak oleh
mata telanjang (diameter kurang 0,1 mm). Mikroskop memungkinkan pembesaran
dalam kisaran seratus kali sampai ratusan ribu kali (Waluyo, 2010). Penggunaan
mikroskop optikakan berdampak pada hasil pengamatan yang diperoleh, sehingga
sangat menentukan keakuratan hasil analisa (Evendy, 2009).

2.4.Macam-Macam Mikroskop
2.4.1 Mikroskop cahaya

Mikroskop cahaya yaitu mikroskop yang menggunakan gelombang cahaya


sebagai sumber iluminasinya, perbesaran maksimum mikroskop ini adalah 1.000-
2.000.Macam-macam mikroskop cahaya yaitu:

- Mikroskop medan terang


- Mikroskop fase kontras
- Mikroskop medan gelap
- Mikroskop fluoresensi
- Mikroskop elektron

Mikroskop elektron adalah mikroskop yang menggunakan elektron sebagai


iluminasinya. Mikroskop elektron dapat memberikan perbesaran yang jauh lebih besar
daripada mikroskop cahaya yaitu 200.000-1.000.000. Ada dua macam mikroskop
elektron, yaknitipe transmisi dan tipe payar (scanning) (Waluyo, 2010).
2.5.Komponen-Komponen Mikroskop

Mikroskop sebagai suatu alat untuk memperbesar dan meperjelas objek, yang tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang. Bagian- bagian mikroskop yaitu :

1. Lensa okuler, (kata okuler berasal dari ocular yaitu sifat mata), lensa yang berada
di ujung tempat mendekatkan mata untuk mengamati bayangan benda. Umumnya
lensa itu mempunyai perbesaran 10, 12, 15.
2. Lensa objektif, (objek = benda), satu set lensa yang dekat pada benda atau objek,
umumnyamempunyai perbesaran 5, 10, 45, dan 100. Lensa objektif
dipasang pada dudukan yang dapat diputar-putar. Kebutuhan kekuatan
perbesaran lensa yang sesuai dapat diatur dengan cara memutar dudukan tadi.
3. Diafragma, alat ini gunanya untuk mengatur besar kecilnya lubang masuknya
cahaya, jadi dengan menggunakan lever diafragma mengatur jumlah cahaya yang
masuk.
4. Kondensor (Abbe condensor), alat ini letaknya tepat di bawah pentas (stage)
yang terdiri dari dua set lensa yang berfungsi mengumpulkandan memusatkan
sinar ke arah atas dari sumber cahaya ke sistem lensa. Kondensor dilengkapi
dengan iris diafragma yang merupakan penutup yang diatur oleh sebuah lever
yang digunakan untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke sitem lensa.
5. Dasar (base) bagian bawah alat yang berfungsi menopang tubuh dan apparatus
mikroskop.
6. Tangan, bagian belakang yang berfungsi sebagai pegangan.
7. Pentas (Stage), meja/hamparan tempat untuk meletakkan benda objek.
8. Tubus, ruang tempat lensa okuler dan objektif diposisikan.
9. Makrometer, Apparatus atau mekanik kasar untuk mengatur naik-turunnya tubus.
10. Mikrometer, apparatus atau mekanik halus untuk pengatur jarak antar lensa
objektif dengan benda atau objek secara gradual/halus (Subandi, 2012).
2.6.Cara Pemakaian Mikroskop
2.6.1 Cara pemakaian mikroskop biasa.

Ada 3 cara pemakaian mikroskop biasa, yakni:

- Perbesaran lemah
- Perbesaran sedang
- Pembesaran kuat
2.6.2 Cara pemakain mikroskop dengan bidang pemandangan gelap

Teknik bidang pemandangan gelap dapat untuk memeriksa preparat tanpa


pengecekan. Teknik ini dapat dipakai untuk melihat struktur flagella, gerakan mikroba
hidup, dll.

2.7.Pewarnaan

Mikroorganisme yang tidak diwarnai umumnya tampak transparan (tembus


pandang) bila diamati dengan mikroskop cahaya biasa. Hal ini karena sitoplasma sel
mikroba memiliki indeks bias yang hampir sama dengan indeks bias lingkungannya
yang bersifat cair dan mikroba tidak mengadsorbsi atau membiaskan cahaya. Kontras
sel dan latar belakangnya (medium) dapat diperjelas dengan cara mewarnai sel-sel
mikroba tersebut dengan zat-zat warna. Pada umumnya zat warna yang digunakan
adalah senyawa-senyawa garam yang salah satu ionnya berwarna. Garam terdiri dari ion
bermuatan positif dan bermuatan negatif. Senyawa-senyawa ini dapat digunakan untuk
membedakan mikroba karena reaksinya dengan sel mikroba akan menghasilkan hasil
yang berbeda. Perbedaan inilah yang digunakan sebagai dasar pewarnaan mikroba
tersebut.

Prosedur pewarnaan yang menghasilkan pewarnaan mikroba dinamakan pewarnaan


positif. Dalam prosedur ini dapat digunakan zat warna basa yang bermuatan positif
maupun zat warna asam yang bermuatan negatif. Sebaliknya, pewarnaan negatif latar
belakang di sekeliling mikroba diwarnai untuk meningkatkan kontras dengan mikroba
yang tidak berwarna.

2.8.Beberapa Cara Pewarnaan Mikroba


- Pewarnaan sederhana
- Pewarnaan negatif
- Pewarnaan diferensial
- Pewarnaan khusus
- Pewarnaan spora
- Pewarnaan kapsula
- Pewarnaan flagela
- Pewarnaan badan inklusi

2.9.Jenis-jenis Mikroorganisme
2.9.1 Aspergillus niger

Kebanyakan jamur termasuk dalam kelompok mesofilik, yaitu dapat tumbuh


pada suhu normal. Suhu optimum untuk kebanyakan jamur sekitar 15-30 C namun
beberapa tumbuh baik pada suhu 35-70 C atau lebih. Sejumlah jamur termasuk dalam
psikotrofik, yaitu yang dapat tumbuh baik pada suhudingin dan beberapa masih dapat
tumbuh pada suhu di bawah pembekuan (-5-10 C). Hanya beberapa yang mampu
tumbuh pada suhu tinggi/termofilik (Hidayat, 2008).

2.9.2 Sacharomyces cereviceae

Ciri umum dari Sacharomyces cereviceae yaitu bersel satu, berbentuk coccus
atau rod, tahan terhadap suhu 30-35oC, bersifat anaerobik, tidak berspolurasi dan
berflagella dan tahan terhadap asam yaitu pada pH 4-5. Sekarang mikroorganisme ini
banyakdigunakan dalam proses fermentasi alkohol (Soraya, 2008).

2.9.3 Bacillus subtilis

Bacillus merupakan genus dengan kemampuan yang paling luas. Pada mulanya
hanya digunakan untuk menghasilkan enzim amilase namun kini berkembang untuk
bioinsektisida dan penanganan limbah (Hidayat, 2008).
2.10. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunaan: Bahan:

- bunsen - aquadest (H2O)


- deckglass - alkohol
- kawat ose - kristal violet
- mikroskop - minyak imersi
- pipet tetes - Metilen blue
- preparat - Malachite green 5 %
- tissue - Negrosin 10 %
- timbangan digital - Safranin 0,5 %
- suspensi bakteri (Aspergillus niger)
- suspensi bakteri (Saccaromyces
cereviciae)
- suspensi bakteri (Bacillus subtilis)
(Aspergillus niger)
- suspensi bakteri (Saccaromyces
cereviciae)
- suspensi bakteri (Bacillus subtilis)

2.11. Prosedur Percobaan


2.11.1 Teknik penggunaan minyak imersi
- Membersihkan lensa okuler dengan kain halus atau tissue
- Menempatkan meja objek pada posisi datar
- Menaikkan kondensor sampai menyentuh meja objek
- Memindahkan 2 mata kawat ose suspense biakan di atas objek, dan
membiarkan selama 30 detik
- Meletakkan satu teteas minyak imersi di atas kaca objek
- Menurunkan lensa objektif dengan pembesaran 100 dengan pengaturan
kasar sehingga menyentug minyak imersi
- Mengatur fokus dengan pengatur halus
- Mengatur diafragma agar memperoleh kontras bakteri dan sekelilingnya.

2.11.2 Teknik penggunaan preparat basah


- Membersihkan objek dengan kapas yang diberi alkohol
- Memindahkan 2 mata suspense biakan di atas kaca objek dan tutup dengan
deckglass
- Memeriksa dengan pembesaran 10 dan 45
- Mencatat hasil pengamatan.

2.11.3 Teknik pewarnaan tidak langsung


- Pengecatan dengan metilen blue
- Membersihkan kaca objek dengan alkohol kemudian bilas dengan air kran
- Membersihkan kaca objek dengan kertas pengering (tissue) yang bersih
- Melewatkan kaca objek bebrapa kali pada nyala api spiritus
- Meletakkan kaca objek di atas meja dengan bagian yang dilewatkan api di
atas
- Memijarkan kawat ose lalu pindahkan satu atau dua kawat ose suspense
bakteri
- Mengeringkan suspensi bakteri dengan melewatkan preparat di atas bunsen
sebanyak 5-6 kali
- Meneteskan larutan karbolfluchsen atau metilen blue pada bakteri
- Mendiamkan selama 30 menit
- Mencuci preparat menggunakan air kran kemudian keringkan perlahan-lahan
dengan tissue
- Memeriksa dengan menggunakan oil immersion melalui mikroskop dan
gambar.

2.11.4 Pewarnaan gram


- Membuat preparat bakteri serta fiksasi seperti cara pengecetan sederhana
dari no 1-5
- Melewatkan preparat bakteri dengan larutan kristal violet dan diamkan
selama 1 detik
- Kemudian membuang zat warna yang berlebihan dengan mencuci preparat
dengan menggunakan air kran
- Meneteskan larutan iodium dan membiarkannya selama 30 detik
- Mencuci preparat dengan air kran dan kemudian mengeringkannya
- Melakukan pengecetan dengan saffranin 0,5% dan mendiamkannya selama
30 detik
- Mencuci preparat dengan air kran dan mengeringkannya
- Meneteskan oil immersion lalu mengamati dan menggambarkannya.

2.11.5 Pengecetan khusus


- Membuat preparat bakteri dan melakukan fiksasi seperti no. 1-5 pada
pengecatan sederhana
- Meneteskan larutan malachite green 5% dan diamkan selama 1 menit lalu
panaskan hingga menguap selama 30 detik
- Mencuci preparat dengan air kran selama 30 detik
- Memberi tetesan pada preparat dengan saffranin 0,5% dan diamkan selama
30 detik
- Member preparat dengan air kran dan mengeringkannya dengan tissue
- Memberi tetesan pada preparat dengan oil immersion dan mengamati
menggunakan mikroskop kemudian menggambarnya.

2.11.6 Teknik pengecatan negatif dengan negrosin 10%


- Mengambil satu atau dua kawat ose bakteri pada preparat dan ratakan
- Menambahkan satu tetes negrosin 10% dan ratakan sampai kering
- Mengamati dengan mikroskop
- Mencatat dan menggambarnya.
2.12. Pembahasan

Penggunaan alkohol pada kaca objek sangat penting di lakukan, hal ini bertujuan
untuk membersihkan kaca objek dari bakteri atau mikroorganisme lain yang dapat
mengganggu bakteri yang akan di amati. Pemberian alkohol pada kaca objek bertujuan
untuk memudahkan pengamatan di bawah lensa objektif dan mendapatkan bayangan
yang lebih jelas. Melewatkan kaca objek di atas api bunsen bertujuan untuk melakukan
sterilisasi. Penambahan metilen blue bertujuan untuk memberi warna biru pada objek
agar memudahkan dalam pengamatan. Penambahan kristal violet untuk mewarnai
bakteri menjadi warna ungu sebelum diamati. Pemberian saffranin 0,5 % bertujuan
untuk mengidentifikasi dan membedakan bakteri gram positif dan negatif

Penambahan malachite green 5 % bertujuan untuk memberi warna hijau pada


bakteri sebelum diamati. Penambahan negrosin 10 % bertujuan untuk memberi warna
pada mikroorganisme agar mudah di amati. Penambahan larutan iodium bertujuan agar
pewarnaan melekat kuat pada bakteri. Melewatkan preparat setelah memijarkan
suspensi bakteri di atas api bunsen bertujuan untuk melekatkan bakteri pada kaca objek.

Salah satu penyebab tidak terlihatnya suatu mikroorganisme pada optilab adalah
kurang tepatnya pengambilan biakan yang dipindahkan ke kaca preparat. Saat iut yang
banyak terambil adalah medianya, bukan mikrobanya. Akibatnya, saat di amati di
optilab mikrobanya tidak terlihat karena tertutup banyaknya media yang ikut terambil.

2.13. Kesimpulan

Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk mengamati struktur dan


bentuk dari suatu mikroorganisme atau mikroba.Dalam praktikum ini dapat diketahui
karakteristik mikroorganisme yang digunakan yaitu Aspergillus niger berbentuk bulat,
berspora dan berwarna hitam, Bacillus subtilis berbentuk batang dan berwarna biru
keunguan
DAFTAR PUSTAKA

Evendy, Hady. 2009. Studi Strukturmikro Resin Epoksi Pada Beton. Makassar :
Universitas Hasanuddin

Hidayat, Nur. 2006. Mikrobiologi Industri. Malang : penerbit ANDI Yogyakarta

Pelczar, M dan Chan, E.C.S. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Universitas


Indonesia

Subandi. 2012. Mikrobiologi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset

Soraya, Sintha. 2008. Pembuatan Alkohol Dengan Proses Fermentasi Buah Jambu

Mete Oleh Khamir Sacharomices Cerevesiae. Jatim : Tekbik Kimia FTI-UPNVeteran

Waluyo, Lud. 2010. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. Malang :
Universitas Muhammadiyah Malang

Anda mungkin juga menyukai