21100114120040
KELAS B
Alasan kenapa belajar ilmu geologi sejarah itu penting untuk mahasiswa
geologi adalah dikarekan semua cabang ilmu geologi akan selalu berhubungan
dengan cabang ilmu geologi sejarah itu sendiri. Hal ini dikarenakan ilmu geologi
sejarah merupakan ilmu yang membahas sejarah pembentukan bumi dari awal
hingga saat ini, dan seluruh objek dari kajian ilmu geologi sendiri adalah apa yang
ada di dalam bumi yang mana selain kita mempelajari bumi kita juga perlu
mempelajari proses-proses apa sajakah yang membentuk suatu bentukan
fenomena geologi yang ada di dalam bumi itu sendiri.
Untuk membuktikan bahwa ilmu geologi sejarah saling berhubungan
dengan ilmu geologi yang lain dapat dijelaskan dari penjelasan berikut yang
didasarkan dari pengalaman penulis selama mengambil mata kuliah kegeologian
di perguruan tinggi :
a. Ilmu Mineralogi
Mineralogi sendiri merupakan cabang ilmu dari geologi yang
mempelajari tentang seluk beluk pembagian dari jenis-jenis mineral yang
terbentuk baik itu melalui proses magmatisme hasil pembekuan magma secara
langsung maupun dari proses lainnya seperti melalui proses metamorfisme.
Jika dihubungkan dengan ilmu geologi sejarah maka dapat ditarik kesimpulan
hubungan dari ilmu mineralogi dengan ilmu geologi sejarah ada dalam kajian
sejarah dan proses-proses dari pembentukan suatu mineral tertentu. Dapat
diambil contoh kasus semisal di daerah Kendalisodo yang berada di kawasan
sekitar Ungaran, Kabupaten Semarang banyak ditemukan batuan hasil intrusi
diorit dengan komposisi mineral dominan berupa kuarsa, plagioklas dan sedikit
komposisi hornblende dan biotit kita dapat menginterpretasi bahwa batuan
yang terbentuk dominan tersusun atas komposisi mineral dengan sifat
intermediet. Mineral dengan sifat intermediet ini sendiri dapat terbentuk
akibata dari adanya pembekuan magma yang bersifat intermediet juga.
Sehingga kita dapat menerangkan lebih lanjut sejarah pembentukannya dimana
magma yang bersifat intermediet dapat terbentuk pada umunya akibat dari
proses subduksi yang ada di sebagian besar pulau Jawa antara lempeng
samudera yang bersifat basa dengan lempeng benua yang bersifat asam
sehingga menghasilkan magma hasil pencampuran dari proses partial melting
yang bersifat intermediet. Sehingga dengan proses geologi yang lebih lanjut
nantinya akan membentuk mineral-mineral penyusun diorite seperti plagioklas,
kuarsa, hornblende dan biotit yang banyak ditemukan di daerah Kendalisodo.
b. Ilmu Petrologi
Petrologi merupakan cabang dari ilmu geologi yang membahas
tentang berbagai jenis batuan secara megaskopis. Adapun jenis batuan itu
sendiri dibagi kedalam 3 kategori yakni batuan beku, batuan sedimen, dan
batuan metamorf. Hubungannya dengan ilmu geologi sejarah adalah dengan
kita mengetahui litologi suatu daerah kita dapat menginterpretasi bagaimana
proses pembentukan dari batuan itu sendiri. Seperti contoh studi kasus saat
penulis melakukan pemetaan pada semester 2 disekitar daerah Kawengan,
Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Pada daerah tersebut
penulis banyak menemukan berbagai macam jenis litologi yang menyusun
daerah tersebut mulai dari perselingan batuan dari batupasir dengan batulanau
dan batulempung yang banyak ditemukan pada daerah berelevasi rendah
seperti di sungai, sedangkan pada daerah berelevasi tinggi seperti pada puncak
bukit penulis meneukan litologi dominan berupa breksi piroklastik. Dari hal
tersebut dapat diinterpretasi awal bahwa pada daerah pemetaan pada mulanya
terbentuk litologi batuan sedimen terlebih dahulu seperti batupasir, batulanau
dan batulempung. Kemudian pada jeda selanjutnya disusul dengan
pengendapan material piroklastik yang ikut menyusun litologi pada daerah
tersebut.
c. Ilmu Makropaleontologi
Makropaleontologi merupakan cabang dari ilmu geologi yang
mempejari tentang seluk beluk fosil dengan skala makroskopis atau yang masih
dapat terlihat jelas secara kasat mata. Hubungannya denga ilmu geologi sejarah
adalah dengan kita dapat mengetahui jenis fosil yang ada pada suatu singkapan
batuan, kedepannya kita dapat interpretasi lebih lanjut mengenai proses
pembentukan dari batuan tersebut, semisal dari tempat atau lingkungan
pengendapan dari singkapan batuan yang telah ditemui. Diambil studi kasus
saat mega fieldtrip semester 3 kemaren di sekitar daerah Kulon Prorgo
Yogayakarta lebih tepatnya di daerah Degan sekitar kampus Lapangan
STTNAS ditemukan singkapan batupasir dengan banyak sisipan fosil berupa
pecahan cangkang dari jenis Molusscasehingga hal tersebut dapat dijadikan
interpretasi awal bahwa lingkungan pengendapan dari batupasir tersebut berada
di daerah laut dangkal tepatnya sandy shallow marine karena pada daerah
tersebut merupakan lingkungan yang ideal serta habitat utama dari jenis
organism molussca.