Disusun oleh :
ODHI YUDHA H 12030116220029
DIANTI PUJI RAHAYU 120301162200
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat,
karunia, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen Lanjutan dalam program studi
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat berguna untuk penyempurnaan tulisan ini
ataupun bahan perbaikan bagi penulisan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyusunan anggaran pada suatu perusahaan sangatlah erat kaitannya dengan
manajemen, khususnya yang berhubungan dengan penyusunan rencana (planning),
pengkoordinasian kerja (coordinating) dan pengawasan kerja (controling). Oleh
karena itu anggaran hanyalah sebagai alat bagi manajemen, maka dari itu meskipun
suatu anggaran telah disusun dengan begitu baik dan sempurna, namun kehadiran
manajer masih mutlak diperlukan. Anggaran yang baik dan sempurna tidak akan
menjamin bahwa pelaksanaan serta realisasinya nanti juga akan baik dan sempurna
tanpa dikelola oleh tangan-tangan manajer yang terampil dan berbakat. Anggaran
merupakan suatu kegiatan yang penting bagi perusahaan. Dalam anggaran,
perusahaan menganggarkan biaya biaya yang akan dikeluarkan untuk tindakan
tindakan yang akan dilakukan pada periode mendatang. Anggaran juga dapat
dipergunakan sebagai alat pengendalian, untuk melihat apakah kegiatan kegiatan
perusahaan sudah berjalan sesuai dengan rencana.
2. Rumusan Masalah
Apakah konsep anggaran yang dikemukakan pada tahun 1922 masih bisa
diterapkan pada kondisi sekarang?
Bagaimana teknis cara penyusunan anggaran?
3. Tujuan Rumusan Masalah
Mengetahui apakah konsep anggaran tetap sesuai dengan kondisi sekarang.
Mengetahui teknis teknis punyusunan anggaran.
BAB II
PEMBAHASAN
Cara penyusunan anggaran biaya dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:
1. Mempergunakan standar
2. Incremental budget, konsep ini perusahaan akan melakukan ekstrapolasi dari angka
anggaran dan realisasi pada periode sebelumnya. Angka tersebut kemudian
digabungkan dengan asumsi asumsi yang dibuat mengenai periode anggaran, untuk
mendapatkan jumlah biaya yang akan dianggarkan.
3. Zero Based Budgeting, konsep ini menganggap bahwa incremental budgetting
memiliki kelemahan utama, yaitu menggantungkan pada angka angka anggaran dan
realisasi pada periode sebelumnya, padahal angka angka tersebut belum tertentu
mencerminkan angka yang efisien.
4. Kaizen Budget, adalah anggaran yang banyak dipakai oleh perusahaan jepang, dan
biasanya dikaitkan dengan siklus hidup dari suatu produk. Kaizen memiliki makna
perbaikan berkelanjutan. Dalam anggaran, agar dapat mengantisipasi harga yang
cenderung semakin menurun, maka biaya dianggarkan untuk produk tersebut terus
menerus diefisienkan, agar dapat dijual dan menghasilkan laba yang menguntungkan.
5. Activity Based Budgetting, konsep ini anggaran disusun berdasarkan aktivitas yang
dilakukan perusahaan.
2.8.1 Penyusunan Anggaran dengan mempergunakan Standar
Saat ini perusahaan menghadapi keadaan yang tidak pasti, yang menyebabkan asumsi
asumsi yang dibuat waktu perusahaan menyusun anggaran, kemungkinan besar
tidak realistis lagi. Hal ini menyebabkan perusahaan harus bisa menyusun anggaran
yang lebih fleksibel sehingga dapat disesuaikan dengan perubahan lingkungan
tersebut. Supaya hal tersebut terjadi, maka semua anggaran biaya yang dibuat
perusahaan harus dikaitkan dengan anggaran penjualan atau produksi. Ada dua
standar yang harus dibuat perusahaan yakni : standar kuantitas (quantity standard)
dan standar harga (price standard).
2.8.2 Penyusunan Anggaran Biaya Bahan Mentah Langsung
Biaya bahan mentah langsung merupakan contoh dari anggaran biaya yang dapat
dihubungkan dengan anggaran produksi melalui standar. Untuk bahan mentah
langsung, standar kuantitas ditetapkan berdasarkan rancangan produk perusahaan
yang tertuang dalam bill of material (BOM), sedangkan standar harga bahan mentah
langsung ditetapkan dengan melakukan survey terhadap harga jual yang akan dipatok
pemasok pada perusahaan.
2.8.3 Penyusunan Anggaran Biaya Buruh Langsung
Biaya buruh langsung dianggap sebagai biaya variable. Bila demikian keadaannya,
maka penyusunan anggaran biaya buruh langsung memiliki kesamaan dengan
penyusunan anggaran biaya bahan mentah langsung.
2.8.4 Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik merupakan kumpulan dari biaya biaya produksi yang
bersifat tidak langsung. Dalam kaitannya dengan penyusunan anggaran, kumpulan
dari biaya overhead pabrik rata rata tidak dapat dibuat standar kuantitasnya,
walaupun standar harganya bisa dibuat.
2.8.5 Activity Based Budgetting
Karena penyusunan anggaran dengan cara ini tidak sebaik dengan penyusunan
anggaran dengan mempergunakan standar, maka muncul upaya untuk membuat biaya
biaya ini juga dapat disusun dengan mempergunakan standar. Caranya dengan
menggunakan konsep (ABB).
2.8.6 Proses Penyusunan Forecast
Penyusunan anggaran dengan mempergunakan standar membuat anggaran perusahaan
dapat dimutakhirkan (update) sesuai dengan perubahan yang terjadi. Hal ini membuat
proses forecasting yang dilakukan perusahaan menjadi lebih mudah dilakukan.
Menurut Morlidge dan Player (2010), forecast yang baik harus memenuhi lima
persyaratan, yaitu:
a. Timely
b. Actionable
c. Reliable
d. Aligned
e. Cost Effective
2.8.7 Beyond budgetting
Konsep beyond budgetting diterapkan oleh perusahaan yang menganggap bahwa
anggaran yang bersifat tradisional tidak lagi sesuai dengan kondisi saat ini yang
memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi, sehingga perusahaan tersebut meilhat
bahwa anggaran lebih banyak bersifat menghambat dari pada membantu perusahaan
dalam melakukan kegiatannya. Hal lainnya adalah kelompok ini menganggap bahwa
anggaran bersifat sentralisasi, bahkan jika ingin melakukan sesuatu diluar hal hal
yang dianggarkan, maka revisi anggaranpun harus dimintakan persetujuannya.
BAB III
KESIMPULAN
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2015. Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan. Jakarta: Ikatan
Akuntansi Indonesia