Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

LETAK SUNGSANG

A. Pengertian
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin
dari tubuh ibu. (Obstetri Fisiologi hal: 221)
Letak sungsang merupakan letak membujur dengan kepala janin difundus uteri.
(Manuaba C 2008 hal : 116). Letak sungsang adalah bila bayi letak longitudinal dan bokong
berada di bawah uterus ibu. (Chapman V 2006 hal :126). Letak sungsang merupakan keadaan
dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian
bawah kavum uteri.(Wiknjosastro 2006, hal : 606)
B. Penyebab
Faktor-faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya
ialah prematuritas, rnultiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa dan
panggul sempit. Kadang-kadang juga disebabkan oleh kelainan uterus (seperti fibroid) dan
kelainan bentuk uterus (malformasi). Plasenta yang terletak didaerah kornu fundus uteri dapat
pula menyebabkan letak sungsang, karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah
fundus. Kelainan fetus juga dapat menyebabkan letak sungsang seperti malformasi CNS,
massa di leher, aneuploid.
Faktor predisposisi dari letak sungsang adalah:
Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong,
Air ketuban masih banyak dan kepala anak relatif besar
Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas panggul.
Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus, anencephalus, karena kepala kurang sesuai
dengan bentuk pintu atas panggul.
Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya pada
panggulsempit, hidrosefalus, plasenta previa, tumor tumor pelvis dan lain lain.
Janin mudah bergerak,seperti pada hidramnion, multipara
Gemeli (kehamilan ganda)
Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus ; bikornis, mioma uteri.
Janin sudah lama mati.
Sebab yang tidak diketahui.
Penyebab letak sungsang dapat berasal dari:
1. Sudut Ibu
a. Keadaan rahim
(1) Rahim arkuatus
(2) Septum pada rahim
(3) Uterus dupleks
(4) Mioma bersama kehamilan
b. Keadaan plasenta
(1) Plasenta letak rendah
(2) Plasenta previa
c. Keadaan jalan lahir
(1) Kesempitan panggul
(2) Deformitas tulang panggul
(3) Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala
2. Sudut janin
Pada janin tedapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang :
a. Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
b. Hedrosefalus atau anesefalus
c. Kehamilan kembar
d. Hidroamnion atau aligohidromion
e. Prematuritas
Dalam keadaan normal, bokong mencapai tempat yang lebih luas sehingga terdapat
kedudukan letak kepala. Disamping itu kepala janin merupakan bagian terbesar dan keras
serta palinglambat. Melalui hukum gaya berat, kepala janin akan menuju kearah pintu
atas panggul. Dengangerakan kaki janin, ketegangan ligamentum fatundum dan
kontraksi braxson hicks, kepala janin berangsur-angsur masuk ke pintu atas panggul.
(Manuaba, 1998 : 361 )
C. Klasifikasi atau Jenis
Letak sungsang sendiri dibagi menjadi:
Letak bokong Murni : presentasi bokong murni, dalam bahasa Inggris Frank Breech.
Bokong saja yang menjadi bagian depan sedangkan kedua tungkai lurus ke atas.
Letak bokong kaki (presentasi bokong kaki) disamping bokong teraba kaki dalam bahasa
Inggris Complete Breech. Disebut letak bokong kaki sempurna atau tidak sempurna
kalau disamping bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja.
Letak lutut (presentasi lutut) dan letak kaki (presentasi kaki) dalam bahasa Inggris kedua
letak tersebut disebut Incomplete Breech. Tergantung pada terabanya kedua kaki atau
lutut atau hanya teraba satu kaki atau lutut disebut letak kaki atau lutut sempurna dan
letak kaki atau lutut tidak sempurna.( Obstetri Patologi hal :169 )
Dari letak letak tersebut, letak bokong murni paling sering dijumpai. Punggung biasanya
terdapat kiri depan. Frekwensi letak sungsang lebih tinggi pada kehamilan muda
dibandingkan dengan kehamilan aterm dan lebih banyak pada multigravida daripada
primigravida.

D. Adaptasi Fisiologi atau Patofisiologi


Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam
uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih
banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin
dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban
relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala,
maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan
kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat
dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih
tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam
presentasi kepala. Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada
dalam posisi sungsang.
E. Penatalaksanaan
1. Sewaktu Hamil
Yang terpenting ialah usaha untuk memperbaiki letak sebelum persalinan terjadi dengan versi
luar. Tehnik :
a. Sebagai persiapan :
(1) Kandung kencing harus dikosongkan
(2) Pasien ditidurkan terlentang
(3) Bunyi jantung anak diperiksa dahulu
(4) Kaki dibengkokan pada lutu dan pangkal paha supaya dinding perut kendor.
b. Mobilisasi : bokong dibebaskan dahulu
c. Sentralisasi : kepala dan bokong anak dipegang dan didekatkan satusama lain,
sehingga badan anak membulat dengan demikian anak mudah diputar.
d. Versi : anak diputar sehingga kepala anak terdapat dibawah. Arah pemutaran
hendaknya kearah yang lebih mudah yang paling sedikit tekanannya. Kalau ada pilihan
putar kearah perut anak supaya tidak terjadi defleksi. Setelah versi berhasil bunyi jantung
anak diperiksa lagi dan kalau tetap buruk anak diputar lagi ketempat semula.
e. Setelah berhasil pasang gurita, observasai tensi, DJJ, serta keluhan.
2. Pimpinan Persalinan
a. Cara berbaring :
Litotomi sewaktu inpartu
Trendelenburg
b. Melahirkan bokong :
Mengawasi sampai lahir spontan
Mengait dengan jari
Mengaik dengan pengait bokong
Mengait dengan tali sebesar kelingking.
c. Ekstraksi kaki
Ekstraksi pada kaki lebih mudah. Pada letak bokong janin dapat dilahirkan dengan
cara vaginal atau abdominal (seksio sesarea)
3. Cara Melahirkan Pervaginam
Terdiri dari:
1. Partus spontan ( pada letak sungsang janin dapat lahir secara spontan seluruhnya)
2. Manual aid (manual hilfe)
Waktu memimpin partus dengan letak sungsang harus diingat bahwa ada 2 fase
1. Fase I : fase menunggu
Sebelum bokong lahir seluruhnya, kita hanya melakukan observasi. Bila tangan tidak
menjungkit ka atas (nuchee arm), persalinan akan mudah. Sebaiknya jangan dilakukan
ekspresi kristeller,karena halini akan memudahkan terjadinya nuchee arm
2. Fase II : fase untuk bertindak cepat.
Bila badan janin sudah lahir sampai pusat, tali pusat akan tertekan antara kepala dan panggul,
maka janin harus lahir dalam waktu 8 menit.Untuk mempercepatnya lahirnya janin dapat
dilakukan manual aid.

F. Fokus pengkajian keperawatan


A. PENGKAJIAN DATA
Tanggal : Jam : ..
I. Data Subyektif
a Identitas
Nama : Nama suami :
Umur : Umur :
Bangsa/suku : Bangsa/suku :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
b Alasan Kunjungan saat ini/keluhan utama
Ibu mengatakan hamil 8 bulan, dan ini adalah kehamilan kedua. Ibu merasakan gerakan
anaknya paling banyak dibagian bawah dan ibu mau memeriksakan kehamilannya.
c Riwayat Kesehatan
1) Riwayat penyakit yang pernah atau sedang di derita.
Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit menular seperti TBC dan campak. Penyakit
menurun seperti DM dan HT ataupun menahun seperti asma, HT dan jantung. selama
kehamilannya ibu tidak pernah menderita sakit dan dirawat di Rumah Sakit dalam waktu
yang lama
2) Riwayat penyakit keluarga.
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak memiliki penyakit menular seperti TBC dan
campak, penyakit menurun seperti DM dan HT ataupun penyakit menahun seperti asma, HT,
dan jantung dan juga tidak ada keturunan kembar.
d Riwayat Menstruasi
Siklus menstruasi : 28-30 hari Menarche : 12-16 tahun
Lama : 5-7 hari HPHT :
Warna : merah segar TP :
Bau : anyir
e Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu
Perkawina Hamil Persalinan Anak Nifas KB
n
Ke Usia Jenis Penolong Tmpt Pny BB Se Hid Mati ASI Penyuli Jenis
ult L ks up t
I I 9 bln SPTB Dukun RMH - 40 6 th - 2 th - Suntik
00 1 bln

f Riwayat Kehamilan sekarang


Trimester 1 : Ibu mengatakan pada awal kehamilannya ibu sering mual dan muntah
kepala sering pusing, dan nafsu makan ibu berkurang
Trimester 2 : ibu mengatakan apa yang dirasakan pada awal kehamilannya sekarang
sudah berkurang, kepala sudah tidak pusing lagi dan nafsu makan ibu bertambah. Ibu sudah
mulai merasakan pergerakan sejak usia kandungan 4 bulan dan gerakan yang paling banyak
adalah dibagian bawah.
Trimester 3 : ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya sekarang karena diketahui
letaknya sungsang
g Riwayat Psikososial
1) Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya saat ini, dan ibu sedikit cemas karena
keadaan kehamilannya
2) Ibu berharap dapat melahirkan dengan selamat
h Pola kehidupan sehari-hari
1) Pola nutrisi
Ibu mengatakan sebelum hamil makan 3x sehari, minum 4-5 gelas/hari, komposisi nasi, sayur,
dan lauk, sedangkan selama hamil makan 3x/hari dengan porsi lebih banyak daripada
sebelum hamil, komposisi nasi, sayur,lauk, minum 6-7 gelas/hari.
2) Pola Eliminasi.
Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil selalu lancar buang air besar 1x/hari dengan
konsistensi lembek warna kuning, sedangkan buang air kecil sebelum hamil antara 3-4x/hari
dan selama hamil 5-6x/hari warna kuning jernih.
3) Pola istrahat / tidur
Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil tidur malam dari jam 21.00-05.00 WIB dan tidak
tidur siang karna harus bekerja.
4) Pola Aktifitas
Ibu mengatakan sebelum hamil dan selama hamil tetap melakukan pekerjaan rumah tangga
seperti mencuci,menyapu,mengepel,memasak dll.selain itu ibu juga bekerja sebagai buruh di
sebuah perusahaan.
5) Pola hubungan seksual
Ibu mengatakan sebelum hamil agak sering berhubungan dengan suami kurang lebih 3x
seminggu, sedangkan selama hamil 1x seminggu, karena ibu takut akan mempengaruhi
kehamilannya.
6) Pola kebersihan diri (personal hygiene)
Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil selalu mandi 2x/hari, mengosok gigi,mencuci
rambut 3x/minggu dan ganti baju setiap habis mandi
7) Spiritual
Ibu beragama islam dan mengatakan selalu beribadah sesuai ajaran agamanya.
i Prilaku Kesehatan
Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil tidak pernah merokok,tidak minum-minuman
beralkohol, periksa kehamilan di puskesmas jagir 1 bulan sekali.
II. Data Obyektif
a Pemeriksaan Umum
1) KU : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda-tanda vital
Tensi : 120/70 mmHg
Suhu : 37 0C
Nadi : 90x/menit
RR : 18x/menit
Lila : 24 cm
TB/BB : 152 cm/ 57 kg
b Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
1) Kepala: Tidak ada benjolan, rambut bersih, tidak rontok.
2) Muka: Bulat tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum
3) Mata: Simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih.
4) Hidung: Bersih, tidak ada polip.
5) Mulut/gigi: Bersih, tidak stomatitis, tidak terdapat lubang pada gigi jumlah gigi lengkap
6) Telinga: Simetris tidak ada serumen, pendengaran baik.
7) Leher: tidak ada pembesaran vena jugularis.
8) Mammae: membesar, hiperpigmentasi pada papilla & areola mammae,
putting menonjol, colostrum +/-
9) Perut: Membesar sesuai usia kehamilan, terdapat linea alba dan striae lividae, tidak
terdapat luka bekas operasi.
10) Genetalia: Bersih,oedema tidak ada, varices tidak ada, candilomalata tidak ada, cikatrik
tidak ada, haemoroid tidak ada.
11) Ekstremitas: varices dan oedema tidak ada
Palpasi
Leopold I : 4 jari bawah px (30 cm)
pada bagian fundus teraba bagian keras bundar dan melenting (kepala).
Leopold II : Teraba tahanan seperti papan, keras, memanjang pada sisi kiri perut ibu.
Leopold III : Teraba lunak, lebar dan tidak dapat melenting pada bagian bawah rahim
(bokong)
Leopold IV : Bagian bawah anak belum masuk pintu atas panggul
Auskultasi
DJJ: (+) baik, frekuensi 144 x/menit
Perkusi
Reflek patella +/+
c Pemeriksaan penunjang
Darah : Hb - gr%
Urine : Albumin: Tidak dilakukan
Reduksi : Tidak dilakukan
III. Assasment
A. Identifikasi diagnosa, masalah, dan kebutuhan
Diagnosa : GII PIOOOI, uk: 34-35 minggu, tunggal,hidup,intra uteri,letak
sunsang,puki,bagian terendah janin belum masuk PAP,keadaan jalan lahir normal, KU ibu
dan janin baik
Ds : Ibu mengatakan hamil 8 bulan, dan ini adalah kehamilan kedua. Ibu merasakan gerakan
anaknya paling banyak dibagian bawah dan ibu mau memeriksakan kehamilannya.
Do : - KU : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- BB setelah hamil 57 kg
- TTV:
- Tensi : 120/70 mmHg
- Suhu : 37 0C
- Nadi : 90x/menit
- RR : 18x/menit
- Palpasi
Leopold I : (33 cm)
4 jari bawah px
pada bagian fundus teraba bagian keras bundar dan melenting (kepala).
Leopold II : Teraba tahanan seperti papan, keras, memanjang pada sisi kiri perut ibu.
Leopold III : Teraba lunak, lebar dan tidak dapat melenting pada bagian bawah rahim
(bokong).
Leopold IV : Bagian bawah anak belum masuk pintu atas panggul.
Masalah : Cemas sehubungan dengan kehamilan letak sungsang
Kebutuhan :
- Penjelasan tentang kehamilan ibu (letak sungsang)
- Memberi dukungan moril pada ibu
- Mendengarkan semua keluhan ibu dan berusaha memecahkan masalah
- Menganjurkan untuk sabar dan berdoa
Diagnose Keperawatan
Gangguan Rasa nyaman (nyeri ) berhubungan dengan kerusakan jaringan otot dan system
saraf yang di tandai dengan keluhan nyeri, ekpresi wajah menyeringai.
Gangguan eleminasi miksi (retensi urine ) berhubungan dengantrauma mekanik , manipulasi
pembedahan adanya edema pada jaringan sekitar dan hematom, kelemahan pada saraf
sensorik dan motorik.
Kurang pengetahuan tentang efek pembedahan dan perawatan selanjutnya berhubungan
dengansalah dalam menafsirkan imformasi dan sumber imformasi yang kurang benar
Rencana tindakan keperawatan
Perencanaan Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan akan
dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah
di tentukan dengan tujuan, criteria hasil, rencana tindakan atau intervensi dan rasional
tindakan (Depkes RI 1991 ; 20 ).
Intervensi keperawatan pada diagnose Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan
kerusakan jaringan otot dan system saraf. :
1) Kaji tingkat rasa tidak nyaman sesuai dengan tingkatan nyeri.
2) Beri posisi fowler atau posisi datar atau miring kesalah satu sisi. 3) Ajarkan teknik
releksasi seperti menarik nafas dalam, bimbing untuk membayangkan sesuatu.Kaji tanda
vital : tachicardi,hipertensi, pernafasan cepat. 4) Motivasi klien untuk mobilisasi didni
setelah pembedahan bila sudah diperbolehkan.
5) Laksanakan pengobatan sesuai indikasi seperti analgesik intravena. 6) Observasi
efek analgetik (narkotik )
7) Obervasi tanda vital : nadi ,tensi,pernafasan.
Intervensi keperawatan pada diagnose keperawatan gangguan eleminasi miksi (retensi
urine ) berhubungan dengantrauma mekanis, manipulasipembedahan, oedema jaringan
setempat, hemaloma, kelemahan sensori dan kelumpuhan saraf. 1) Catat poal miksi dan
minitor pengeluaran urine
2) Lakukan palpasi pada kandung kemih , observasi adanya ketidaknyamanan dan rasa
nyeri.
3) Lakukan tindakan agar klien dapat miksi dengan pemberian air hangat, mengatur posisi,
mengalirkan air keran.
4) Jika memakai kateter, perhatikan apakah posisi selang kateter dalam keadaan baik,
monitor intake autput, bersihkan daerah pemasangan kateter satu kali dalamsehari, periksa
keadaan selang kateter (kekakuan,tertekuk ) 5) Perhatikan kateter urine : warna,
kejernihan dan bau.
6) Kolaborasi dalam pemberian dalam pemberian cairan perperental dan obat obat untuk
melancarkan urine.
7) Ukur dan catat urine yang keluar dan volume residual urine 750 cc perlu pemasangan
kateter tetap sampai tonus otot kandung kemih kuat kembali.
Intervensi keperawatan pada diagnose keperawatan Kurangnya pengetahuan tentang
perawatan luka operasi, tanda-tanda komplikasi, batasan aktivitas, dan perawatan selanjutnya
berhubungan dengan terbatasnya imformasi.
1) Jelaskan bahwa tindakan seksio sesarea mempunyi kontraindikasi yang sedikit tapi
membutuhkan waktu yang lama untuk pulih, mengguanakan anatesi yang banyak dan
memberikan rasa nyeri yang sangat setelah operasi. 2) Jelaskan dan ajarkan cara
perawatan luka bekas operasi yang tepat 3) Motivasi klien melakukan aktivitas sesuai
kemampuan.
4) Jelaskan aktivitas yang tidak boleh dilakukan
Evaluasi
Evaluasi. Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan, sedang tujuan evaluasi
itu sendiri adalah menentukan kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dan menilai keberhasilan dari rencana keperawatan atau asuhan keperawatan
( Depkes RI 1991 ; 31 ) Adapun evaluasi yang di harapkan pada klien dengan Post Seksio
Sesarea adalah sebagai berikut : 1. Rasa nyaman klien terpenuhi 2. Pola eliminasi miksi
dan defekasi kembali normal 3. Klien menunjukkan respon adaptif 4. Pengetahuan
klien mengenai keadaan dirinya bertambah 5. Pola nafas klien kembali efektif 6. Tidak
terjadi komplikasi ; perdarahan atau infeksi
Daftar Pustaka

Bagian Obstetri & ginekologi FK.Unpad,1993. Obstetri Fisiologi.Eleman Bandung


Carpenito,Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.EGC.
Jakarta .2001. Diktat Kuliah Ilmu Keperawatan Maternitas TA: 2000/2001 PSIK.FK.
Unair,Surabaya.

Hanifa,W.et all. 1989. Ilmu Bedah Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka S.P. Jakarta
2000. Pedoman Diagnosa & Terapi, Lab. SMF Ilmu Kebidanan & Penyakit Kandungan
RSUD Dr. Soetomo. Surabaya

Saifudin,Abdul Bari dkk, 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo & JNKKR-POGI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai