Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PRAKTIKUM

IRIGASI DAN DRAINASE


PENGUKURAN AUDIT IRIGASI

Disusun oleh:
Nama : Rizqy Jamaludin Lutfi
NIM : 145040200111062
Kelas :B
Asisten : Joko Ariswanto

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
Lokasi Pengukuran : Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Malang

Waktu Pengukuran : Sabtu, 14 Mei 2016 pukul 09.00-10.00 WIB

Deskripsi Lokasi : Praktikum audit irigasi ini dilaksanakan di lapangan Desa


Landungsari, tepatnya sebelah SDN I Landungsari dan di
depan Pasar Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten
Malang.

Cara Kerja :

1. Penetapan kebutuhan air dihitung dengan aplikasi Cropwat dengan data iklim
dari stasiun Sengkaling, Kecamatan Dau tahun 2006 dengan komoditas yang
diirigasi adalah tanaman rumput (kedalaman perakaran 40 cm), jenis tanah
alluvial dengan total ketersediaan air 200 mm/m, kecepatan infiltrasi maximum
12 mm/jam.
2. Mengevaluasi tingkat kemerataan system irigasi sprinkler dengan alat soft hose
traveller. Evaluasi tingkat kemerataan dilakukan dengan memasang toples
penampung air untuk menampung air curahan dari alat sprinkler. Skema
peletakkan toples penampung disajikan pada Sketsa dibawah.
3. Lakukan pengamatan bagian-bagian alat irrigasi Boom Traveller hingga anda
mampu mengoperasikan dengan benar dan diskusi dengan instruktor.
4. Mengoperasikan alat irrigasi Boom Traveller.
5. Pengukuran "volume air" pada setiap toples penampung air. Volume air dalam
tiap toples kemudian dikonversi menjadi "kedalaman air dengan rumus:
Kedalaman air = volume air (cm3) / luas area permukaan toples (cm2).
6. Bandingkan volume air (kedalaman air) tertampung dengan jumlah air irigasi
yang telah dihitung menggunakan CropWat dimana pada tanggal 11 Mei
kebutuhan air irigasi adalah 62 mm. Apabila jumlah air tertampung masih lebih
rendah dari kebutuhan air irigasi, maka tetapkan berapa kali alat irrigasi tersebut
perlu dioperasikan agar terpenuhi kebutuhan air irrigasi sebanyak 62 mm.
7. Lakukan audit irigasi dengan cara evaluasi kinerja irigasi.
8. Buat laporan secara kelompok dari hasil praktikum ini.
Sketsa penempatan toples:

Perhitungan kinerja irigasi:


Perhitungan-perhitungan

Precipitation Rate (PR)


.
PR (mm/jam) = =
, .
.
= . = . /

Keterangan:
PR : rata-rata curahan air (mm/jam)
Vavg : volume rata-rata dari pembacaan toples penampung air (mL)
T : waktu (menit)
Ac : luas area tampungan air/toples (cm2)
Koefisien Distribusi Keseragaman (DU)

DU (%) = ( ) %
.
= (.) %

= 47.14 %
Keterangan:
dz: nilai rata-rata tingkat curahan air dari system irigasi (mm)
dlq: rata-rata terendah 25% daripembacaan (mm)

Christiansen Uniformity (CU)

CU = [1 ((Idi-dzI) / (n x dz))] x 100%


= [1 (240 / (210 x 6.55))] x 100%
= [1 (240 / (1,375.5))] x 100%
= [(1 0.1745) x 100%]
= 82.55 %

Interpretasi Hasil

Praktikum audit irigasi dan drainase ini dilakukan di lapangan dengan


tanah berumput. Pada praktikum kali ini digunakan alat irigasi yakni boom traveller.
Boom traveller merupakan alat irigasi sistem sprinkler/curah. Pada pengoperasian
dilapang, alat ini dioperasikan selama 20 menit dan memiliki luas penampang 15 m.
Selama alat dioperasikan, jumlah air yang akan diukur ditampung dalam wadah dan
setelah alat selesai dioperasikan tiap-tiap wadah diukur volume airnya menggunakan
gelas ukur, maka kedalaman air dihitung dengan membagi volume air dengan luas
penampang wadah.

Berdasarkan hasil perhitungan, nilai rata-rata curahan air sistem irigasi


adalah 74,18 mm / jam. Nilai koefisien distribusi keseragaman adalah 47,14%.
Untuk menilai apakah suatu pemberian air itu efektif dan efisien atau tidak,
dinyatakan dengan efisiensi. Menurut Sumadiyono (2006) dari sudut pandang
keteknikan, pengertian efisiensi irigasi ini didasarkan pada kenyataan bahwa tidak
seluruh air yang diberikan dan disalurkan masuk kedalam petak lahan yang diairi,
tetapi ada bagian yang hilang/tidak dapat dimanfaatkan. Untuk mendapatkan
gambaran efisiensi irigasi secara menyeluruh, diperlukan gambaran menyeluruh dari
suatu jaringan irigasi dan drainase.

Menurut Temang (2013) efisiensi irigasi curah dapat diukur berdasarkan


keseragaman penyebaran air dari sprinkle. Apabila penyebaran air tidak seragam
maka dikatakan efisiensi irigasi curah rendah. Maka hasil keseragaman tersebut
menunjukkan aplikasi sistem irigasi sprinkler masih belum efisien.

Sementara nilai koefisien keragaman Christiansen yang didapatkan adalah


sebesar 82,55%. Soesanto (2008) menjelaskan bahwa efisien sprinkle tergolong
tinggi apabila presentasinya lebih dari 85%. Nilai koefisien yang kecil menunjukkan
sistem irigasi tersebut kurang baik dalam pemberian air yang seragam pada masing-
masing tanaman, sehingga tanaman akan menerima dalam jumlah air yang tidak
sama. Berdasarkan hasil CU sebesar 82,55%, sistem irigasi sudah hampir sempurna
namun adanya toples-toples kosong yang tidak terisi air sedikitpun tampak bahwa
penerimaan jumlah air tidak merata. Hasil kegiatan audit didapatkan data bahwa dari
210 toples hanya 117 toples yang terisi air sementara toples lainnya tidak terkena air
irigasi sama sekali. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti pengaruh
angin sehingga air tidak jatuh pada toples. Selain itu, luasan area audit yang terlalu
luas dan jarak tempuh air yang kurang jauh dapat mempengaruhi jatuh air sehingga
toples-toples dengan letak yang jauh tidak menerima air.
DAFTAR PUSTAKA

Soesanto. 2008. Kompetisi Dasar Mahasiswa Mampu Melakukan Analisis Infiltrasi.


Laboratorium Teknik Pengendalian dan Konservasi
Lingkungan Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Jember. Jember.
Sumadiyono, Agus. 2006. Analisis Efisiensi Pemberian Air di Jaringan Irigasi Karau
Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah.
Bandung. Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut
Teknologi Bandung.
Temang, kristo. 2013. Sistem Irigasi Ditinjau Dari Cara Pemberian/Distribusinya
Ke Lahan. Kristo Temang Sistem Irigasi Ditinjau
Dari Cara Pemberian_ Distribusinya Ke Lahan.html

Anda mungkin juga menyukai