Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH DEPRESIASI

by rosdiana octaviani - 8:02 AM

KATA PENGANTAR..i

DAFTAR ISI..ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..1

B. Rumusan Masalah....1

C. Tujuan....1

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Depresiasi ....2

B. Faktor-Faktor Depresiasi. ..2

C. Metode Depresiasi / Penyusutan ..2

C.1 Metode Garis Lurus.3

C.2 Metode Saldo Menurun3

C.3 Metode Jumlah Angka Tahun4

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN....6

DAFTAR PUSTAKA.7

A. LATAR BELAKANG
Aset Tetap atau Aktiva Tetap dalam akuntansi adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan
dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Jenis aset tidak
lancar ini biasanya dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak dimaksudkan untuk dijual
kembali. Contoh aset tetap antara lain adalah properti, bangunan, pabrik, alat-alat produksi, mesin,
kendaraan bermotor, furnitur, perlengkapan kantor, komputer, dan lain-lain.

Beban beban selama masa penggunaan aktiva tetap seperti Reparasi dan pemeliharaan,
Penggantian, Penambahan , Depresiasi aktiva tetap. Aset tetap biasanya memperoleh keringanan
dalam perlakuan pajak. Semua bentuk aset tetap dikenai penyusutan atau depresiasi Kecuali tanah
atau lahan, aset tetap merupakan subyek dari depresiasi atau penyusutan artinya nilai aktiva tetap
selain tanah, misalnya mobil, berkurang seiring dengan realisasi masa umur pemanfaatannya,
sampai ketika masa guna itu habis, nilai aktiva mobil yang bersangkutan adalah nol. Secara umum
perusahaan dalam menentukan depresiasi biasanya menggunakan metode penetapan nilai
penyusutan yang dapat digunakan untuk menghitung nilai penyusutan dari suatu aktiva tetap.

B. RUMUSAN MASALAH

Apa Pengertian Depresiasi

Apa saja Metode Penyusutan

Faktor Factor Yang Mempengaruhi Depresiasi

C. TUJUAN MAKALAH

Dapat memahami apa yang dimaksud Deprsiasi.

Mengetahui metode Penyusutan dalam menentukan nilai Depresiassi

Mengetahui alasan kenapa aktiva tetap disusutkan

Mengetahui faktor factor yang mempengaruhi biaya depresiasi

A. PENGERTIAN DEPRESIASI

Depresiasi adalah mengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi beban ke dalam periode
akuntansi yang menikmati manfaat dari aktiva tetap tersebut. Depresiasi juga dapat didifinisikan
yaitu sebagian dari Harga perolehan suatu aktiva berwujud yang dialokasikan atau diakui sebagai
biaya baik setiap tahun atau setiap bulan setiap periode akuntansi. Menurut Psak No. 17 depresiasi
adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi
yang akan dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN DEPRESIASI

Harga pokok / perolehan (HP) Adalah jumlah uang atau yang dapat disetarakan dengan uang yang
dikeluarkan untuk memperoleh suatu aktiva yang diperlukan.

Nilai residu /sisa (NR) Adalah jumlah yang dapat diterima jika kativa tetap tersebut dijual, ditukar
atau cara lain ketika aktiva tetap tersebut sudah tidak digunakan dikurangi biaya yang terjadi saat
menjual atau menukar.

Umur Ekonomis (UE) atau manfaat Adalah umur kegunaan (masa manfaat) dari suatu aktiva. Nilai
ini merupakan taksiran jangka waktu/periode berdasarkan cara-cara pemeliharaan dan kebijakan
yang dianut oleh perusahaan.

Masa manfaat aktiva tetap dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor fisik dan faktor fungsional.
Faktor fisik adalah faktor yang mengurangi fungsi dari aktiva tetap. Sedangkan faktor fungsional
yaitu faktor yang membatasi umur dari aktiva tetap.

METODE PENYUSUTAN/ DEPRESIASI

v Metode berdasarkan waktu yaitu metode garis lurus, metode pembebanan yang menurun yang
terdiri dari : metode jumlah angka tahun dan metode saldo menurun atau metode saldo menurun
ganda.

v Metode penyusutan berdasarkan penggunaan yaitu metode metode jam jasa dan metode jumlah
unit produksi.

v Metode penyusutan yang berdasarkan kriteria lainnya yaitu metode berdasarkan jenis kelompok,
metode analisis, metode system persediaan.

Namun kebanyakan diindonesia hanya ada beberapa metode saja yang sering digunakan dalam
prakteknya berikut adalah 3 metode penyusutan yang paling sering diaplikasikan karna mudah dan
juga relevan dengan perlakuan akuntansi. Berikut diantaranya adalah :

2.

1. Metode Garis Lurus (Straight Line)

Metode ini menganggap aset tetap akan mengalirkan manfaat yang merata disepanjang
penggunaannya, sehingga aset tetap dianggap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama
besar disetiap periode penggunaan hingga aset tetap tidak dapat digunakan lagi.

Metode ini adalah salah satu metode yang termasuk paling banyak diaplikasikan oleh perusahaan
perusahaan di indonesia. Untuk penerapan Matching Cost Principle, metode penyusutan garis
lurus digunakan untuk menyusutkan aset tetap yang fungsinya tak terpengaruh oleh besarnya
volume output yang dihasilkannya, semisal bangunan, peralatan kantor dll

Rumus Garis Lurus = Harga Perolehan Nilai Residu .


Umur Ekonomis

CONTOH : Sebuah mesin pabrik mempunyai harga beli sebesar Rp. 55.000.000,00. Diperkirakan
mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan nilai sisa sebesar Rp 5.000.000,-. Maka
penyusutan per tahunnya adalah ?

Jawab : Dik : HP = Rp 55.000.000 NR = Rp. 5.000.000 UE = 5 tahun

Penyusutan = (Rp. 55.000.000,00 Rp. 5.000.000,00)

= Rp. 10.000.000,00

2. Metode Saldo Menurun [ Declining Balance Method ]

Dalam Metode saldo menurun ini, aset tetap tetap diasumsikan memberikan manfaat terbesarnya
pada periode awal masa penggunaan, dan akan mengalami penurunan fungsi yang makin besar di
periode-periode berikutnya seiring umur ekonomis aset tetap yang berkurang. jadi semakin lama
penggunaan aset tetap maka kontribusinya akan menurun dalam operasional perusahaan. Metode
saldo menurun ini cocok diaplikasikan pada aset tetap dimana tingkat ke-aus-annya bergantung dari
volume output yang dihasilkan, contohnya mesin produksi.

Contoh : Sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2010 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir
dapat digunakan selama 5 tahun. Penyusutan tahun 2010, 2011, dan 2012 dapat dihitung :

Jawab : Dik : Nilai Buku = Rp. 16.000.000 UE : 5 tahun

Tarif/prosentase penyusutan = 2 x (100% : 5) = 40%

Penyusutan tahun 2012 = 40% x Nilai Buku

= 40% x Rp 16.000.000

= Rp 6.400.000

Penyusutan tahun 2013 = 40% x Nilai buku awal tahun 2012

= 40% x (Rp 16.000.000 Rp 6.400.000)

= Rp 3.840.000

Penyusutan tahun 2014 = 40% x Nilai buku awal tahun 2003

= 40% x (16.000.000 6.400.000 3.840.000)

= Rp 2.304.000

Note : Nilai buku pada tahun 2014 dikurangi penyusutan asset tahun sebelum-sebelumnya , untuk
tahun setelahnya cara pengerjaannya sama , hingga 5 tahun masa pengoprasian mesin tersebut. Dan
saat pencatatan, jurnal nya adalah sama dengan metode garis lurus, cuma beda di angka saja.

Catatan Tambahan : Dengan menggunakan metode penyusutan saldo menurun ini, jumlah angka
penyusutan tiap tahunnya, ini menunjukkan dan memperlakukan asset tetap bahwa asset tetap
(khususnya mesin) memperlihatkan kinerja terbaiknya, dalam hal sumbangsih manfaat asset tetap
terhadap perusahaan berada pada saat awal awal asset tetap tersebut digunakan, semakin lama
semakin menurun kinerja asset tetap tersebut.
3. Metode Jumlah Angka Tahun | Sum of The Years Digit Method

Pada dasarnya, Metode penyusutan aset tetap berdasarkan jumlah angka tahun mempunyai dasar
konsep yang mirip dengan konsep metode penyusutan saldo menurun. Metode jumlah angka tahun
merupakan penyusutan dipercepat berdasar pada pertimbangan biaya maintenance (perawatan)
serta perbaikan aktiva tetap semakin lama cenderung bertambah seiring pertambahan usia aktiva
tetap itu sendiri.

Dalam menentukan tarif penyusutan aset tetap dalam bentuk pecahan yang diitung dengan cara:
Pembilang (numerator) menggunakan angka tahun dimulai tahun yang terbesar ke tahun terkecil.
Penyebut (denumerator) adalah jumlah angka tahun.

Contoh : jika umur ekonomis aset adalah selama 4 tahun maka penyebut bilangan (angka)
pecahannya adalah jumlah angka tahun yaitu 1 + 2 + 3 + 4 = 10. Angka pembilang tahun ke-1 hingga
tahun ke-4 masing-masing adalah 4,3,2, dan 1. Tarif penyusutan tahun ke-1 adalah 4/10, tahun ke-2
adalah 3/10, tahun ketiga 2/10 serta terakhir tahun keempat 1/10.

Contoh soal penyusutan metode jumlah angka tahun :

Pada tanggal 2 Januari 2016, PT Flora membeli sebuah mesin untuk meningkatkan produksinya,
Harga perolehan Mesin Sebesar Rp 135.000.000,00 dengan taksiran nilai residu/sisa (salvage value)
sebesar Rp 15.000.000,00, dan ditaksir, mesin tersebut hanya mampu berproduksi sampai dengan 4
tahun?

Jawab : Dik Hp : Rp. 135.000.000 NR: Rp. 15.000.000

Dasar Penyusutan : Harga Perolehan Nilai Residu

JAT : 1+2+3+4 = 10

Dasar Penyusutan : Rp 135.000.000,00 - Rp 15.000.000,00 = Rp 120.000.000,00

Tahun Tarif Dasar Penyusutan Penyusutan

1. 4/10 Rp. 120.000.000,00 Rp. 48.000.000,00

2 3/10 Rp. 120.000.000,00 Rp. 36.000.000,00

3 2/10 Rp. 120.000.000,00 Rp. 24.000.000,00

4 1/10 Rp. 120.000.000,00 Rp. 12.000.000,00

Pencatatan: Jurnalnya sama saja dengan metode garis lurus ataupun saldo menurun.

31 Desember 2014

Debit | Depreciation Rp48.000.000

Kredit | Akumulated Depreciation Rp48.000.000

Untuk tahun berikutnya juga sama jurnalnya

31 Desember 2015
Debit | Depreciation Rp36.000.000

Kredit | Akumulated Depreciation Rp36.000.000

. DEPLESI

Sumber daya alam yang serinkali disebut aktiva yang dapat habis mencakup minyak, mineral, dan
kayu. Aktiva ini dikarakteristikkan dengan dua fitur utama : (1) pengambilan sepenuhnya aktiva itu
dan (2) penggantian aktiva ini hanya dapat dilakukan oleh tindakan alam.

Menentukan dasar

Penetapan dasar deplesi. Perhitungan dasar deplesi melibatkan empat faktor :

Biaya akuisisi, adalah harga yang dibayarkan guna memperoleh hak properti untuk mencari dan
menentukan sumber daya alam yang belum ditemukan atau harga yang harus dibayar untuk sumber
daya yang telah ditemukan .

Biaya eksplorasi, seringkali diperlukan untuk menemukan sumber daya alam.

Biaya pengembangan, dibagi menjadi dua (1) peralatan berwujud, termasuk semua transportasi
dan peralatan berat lainnya yang diperlukan untuk menambang sumber daya serta menyiapkannya
untuk produksi atau pengiriman. Karena aktiva ini dapat dipindahkan dari satu lokasi pengeboran
atau penambangan ke lokasi lainnya maka biaya peralatan berwujud biasanya tidak diperhitungkan
dalam dasar deplesi. dan (2) biaya pengembangan tidak berwujud, dianggap sebagai bagian dasar
deplesi. Biaya ini adalah untuk pos-pos seperti biaya pengeboran, terowongan, gua, dan sumur yang
tidak memiliki karakteristik berwujud tetapi diperlukan dalam menambang sumber daya alam.

Biaya restorasi, biaya ini harus ditambahkan ke dasar dplesi untuk tujuan perhitungan biaya
deplesi per unit. Kemudian setiap niali sisa yang diterima atas properti itu dikurangi dari dasar
deplesi.

Penghapusan biaya sumber daya

Menentukan bagaimana biaya sumber daya alam harus dialokasikan ke periode akuntansi. Biasanya
deplesi dihitung dengan metode unit produksi (pendekatan aktivitas), yang berarti bahwa deplesi
merupakan fungsi dari jumlah unit yang ditarik selama periode berjalan. Tingkat deplesi yang
ditetapkan dihitung dengan cara berikut :

Total biaya nilai sisa = Biaya deplesi per unit

Total estimasi unit yg tersedia

Kontroversi yang berkelanjutan

1977-FASB mengluarkan statement no.19, yang mengharuskan perusahaan minyak dan gas untuk
mengikuti akuntansi upaya yang berhasil.
1978-Dalam menanggapi kritik terhadap tindakan FASB, SEC memeriksa kembali masalah itu dan
menemukan bahwa baik akuntansi upaya yang berhasil maupun biaya penuh tidak memadai karena
tidak satupun yang merefleksikan substansi ekonomi dari ekplorasi minyak dan gas.

1979-1091, sebagai akibat dari tindakan SEC, FASB tidak mempunyai pilihan selain menerbitkan
standar lain yang menunda persyaratan bahwa perusahaan harus mengikuti akuntansi upaya yang
berhasil.

1981-SEC mengumumkan bahwa ia membatalkan RRA sebagai metode pengakuan akuntansi


potensial dalam laporan keuangan utama produsen munyak dan gas.

1986-salah satu persyaratan akuntansi biaya penuh adalah bahwa biaya hanya dapat dikapitalisasi
hingga batas atas, yang tingginya ditentukan oleh nilai sekarang dari cadangan perusahaan.

Masalah khusus

Mengestimasi cadangan yang dapat dipulihkan.

Seringkali estimasi cadangan yang dapat dipulihkan harus diubah baik karena informasi baru telah
tersedia maupun karena proses produksi telah menjadi lebih canggih. Masalah ini sama dengan
akuntansi untuk perubahan estimasi umur manfaat pabrik dan peralatan.

Nilai penemuan.

Nilai penemuan merupakan istilah lebih luas yang berkaitan dengan keseluruhan daerah sumber
daya alam. Seperti ditunjukkan sebelumnya akuntan tidak mengakui nilai penemuan. Akan tetapi,
jika nilai penemuan akan dicatat maka suatu akun aktiva akan didebet dan akun apresiasi yang
belum direalisasi akan di kredit.

Aspek pajak dari sumber daya alam.

Peraturan pajak telah lama menetapkan pengurangan yang lebih besar dari biaya atau persentase
pajak deplesi terhadap pendapatan minyak, gas, dan kebanyakan mineral. Persentase deplesi atau
statuter memungkinkan pengahapusan sekitar 5% hingga 22% (tergantung pada sumber daya alam)
dari pendapatan kotor yang diterima.

Dividen likuidasi

Masalah akuntansi yang utama adalah membedakan antara dividen yang merupakan pengembalian
modal dan yang bukan. Perusahaan yang menerbitkan dividen likuidasi harus mendebet agio saham
untuk bagian yang berhubungan dengan investasi awal dan bukan ke laba ditahan, karena dividen
tersebut merupakan pengembalian sebagian dari kontribusi awal investor.

Beberapa perbedaan antara deplesi dan depresiasi adalah sebagai berikut :

Deplesi merupakan pengakuan terhadap pengurangan kuantitatif yang terjadi dalam sumber-
sumber alam, sedangkan depresiasi merupakan pengakuan terhadap pengurangan service ( manfaat
ekonomi ) yang terjadi dalam aktiva tetap.

Deplesi digunakan untuk aktiva tetap yang tidak dapat digantilangsung dengan aktiva yang sama jika
sudah habis, sedangkan depresiasi digunakan untuk aktiva tetap yang pada umumnya dapat diganti
jika sudah habis.

Deplesi adalah pengakuan terhadap perubahan langsung dari suatu sumber alam menjadi barang
yang dapat dijual, sedangkan depresiasi adalah alokasi harga perolehan ke penghasilan periode yang
bersangkutan untuk suatu service yang dihasilkan ( kecuali dalam perusahaan dimana depresiasi
dihitung berdasarkan hasil produksi ).

Metode Perhitungan Deplesi

Untuk menghitung deplesi ada 3 hal yang harus dperhatikan yaitu :

a) Harga perolehan aktiva

Dalam hal sumber-sumber alam, harga perolehannya adalah pengeluaran sejak memperoleh izin
sampai sumber alam itu dapat diambil hasilnya. Jika kumpulan pengeluaran itu terlalu kecil maka
dilakukan penilaian terhadap sumber alam tersebut.

b) Taksiran nilai sisa apabila sumber alam sudah selesai dieksploitasi.

c) Taksiran hasil yang secara ekonomis dapat dieksploitasi.

Deplesi dihitung untuk tiap unit hasil sumber alam ( ton, barrel, dan lain-lain ). Untuk memberikan
gambaran yang lebih jelas berikut diilustrasikan contoh sebagai berikut :

Tanah yang mengandung hasil tambang dibeli dengan harga Rp 20.000.000,00. Taksiran isinya
sebesar 150.000 ton. Tanah tersebut sesudah dieksploitasi ditaksir bernilai Rp 2.000.000,00. Deplesi
per ton dihitung sebagai berikut :

Deplesi = Rp 20.000.000,00 Rp 2.000.000,00 = Rp 120,00 per ton

150.000

Jika pada tahun pertama bisa dieksploitasi sebanyak 40.000 ton, maka deplesi untuk tahun tersebut
= 40.000 x Rp 120,00 = Rp 4.800.000,00

Jurnal yang dibuat untuk mencatat deplesi sebagai berikut :

Deplesi Rp 4.800.000,00

Akumulasi Deplesi Rp 4.800.000,00

Revisi Perhitungan Deplesi

Jika pembangunan tambang / sumber alam itu juga terjadi dalam masa eksploitasi, sedangkan
biayanya ditaksir di muka pada waktu akan menghitung bebab deplesi, jika kenyataannya biaya
pembangunan berbeda dengan yang sudah ditaksir maka perhitungan deplesi perlu direvisi. Begitu
juga jika taksiran isi tambangnya berbeda dengan taksiran isi tambang yang dipakai dalam
menghitung deplesi maka perhitungan deplesi perlu direvisi. Koreksi terhadap deplesi dapat
dilakukan dengan 2 cara sebagai berikut :

v Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat dikoreksi, begitu juga untuk deplesi yang akan datang.

v Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat tidak dikoreksi, tetapi deplesi tahun-tahun yang akan
datang dilakukan dengan data yang terakhir.

Dalam cara pertama koreksi dilakukan seperti halnya dalam aktiva tetap. Pada saat diketahui adanya
perubahan, dihitung lagi deplesi per unit kemudian dilakukan koreksi. Misalnya deplesi yang lalu
terlalu besar, jurnal koreksinya sebagai berikut :

Akumulasi Deplesi Rp xxx


Laba Tidak Dibagi ( Koreksi Laba Tahun Lalu ) Rp xxx

Dalam cara kedua, deplesi tahun-tahun lalu tidak dikoreksi, tetapi deplesi untuk tahun berjalan dan
tahun-tahun yang akan datang direvisi. Misalnya, dari contoh dimuka, biaya pembangunan
bertambah dengan sebesar Rp 1.800.000,00. Sesudah dieksploitasi dalam tahun kedua sebanyak
30.000 ton, tambang ditaksir masih mengandung 90.000 ton. Perhitungan deplesi tahun kedua
sebagai berikut :

Harga perolehan pertama Rp 20.000.000,00

( ) nilai sisa Rp 2.000.000,00

Deplesiasi tahun lalu 4.800.000,00 Rp 6.800.000,00

Rp 13.200.000,00

Biaya pembangunan tahun kedua Rp 1.800.000,00

Jumlah yang akan dideplesi Rp 15.000.000,00

Taksiran isi tambang pada awal tahun kedua :

Hasil eksploitasi tahun kedua ( ton ) 30.000

Taksiran isi tambang pada awal tahun kedua ( ton ) 90.000

Taksiran isi tambang pada awal tahun kedua ( ton ) 120.000

Deplesi per ton dalam tahun kedua :

Rp 15.000.000,00 : 120.000,00 = Rp 125,00

Deplesi tahun kedua = 30.000 ton x Rp 125,00 = Rp 3.750.000,00


KESIMPULAN

Depresiasi : penurunan dalam nilai fisik property seiring dengan waktu dan penggunaannya.

Dalam konsep akuntansi depresiasi : pemotongan tahunann terhadap pendapatan sebelum pajak
sehingga pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai asset dapat terwakili dalam laporan keuangan
suatu perusahaan

Terdapat beberapa metode metode dalam perhitungan depresiasi sebagai berikut :

1. Metode garis Lurus

2. Metode Declining Balance (DB)

3. Metode Sum-Of-the-years-digits (SYD)

4. Metode Declining Balance dengan Peralihan ke Garis Lurus

5. Metode Unit Produksi

Tetapi dalan ke 5 metode perhitungan depresiasi yang sering digunakan adalah metode garis lurus
karna metode ini paling mudah di aplikasikan .
6.

http://id.wikipedia.org/wiki/Depresiasi

https://mara04sweet.wordpress.com/2010/12/11/macam-macam-metode-penyusutan/

http://accounting-08.blogspot.com/2012/03/metode-depresiasi.html?m=1

http://art-buleleng.blogspot.co.id/2013/12/makalah-depresiasipenyusutan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai