Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS MITIGASI DARI ADAPTASI BENCANA ALAM

TANAH LONGSOR

Oleh: Titin Nur Hamidah

Kelas: X IIS 1

MADRASAH ALIYAH NEGERI LAMONGAN

JL. VETERAN NO. 43 LAMONGAN

2015
TANAH LONGSOR

A. PENGERTIAN TANAH LONGSOR


Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, tanah longsor adalah
perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau
material campuran yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya
tanah longsor diawali oleh air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot
tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai
bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan
bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.

Gambar Tanah Longsor


B. JENIS-JENIS TANAH LONGSOR
1. Longsoran Translasi
Longsoran ini terjadi karena bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang
gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.
2. Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi muncul akibat bergeraknya massa tanah dan batuan pada
bidang gelincir berbentuk cekung.
3. Pergerakan Blok
Pergerakan blog terjadi karena perpindahan batuan yang bergerak pada bidang
gelincir berbentuk rata. Longsoran jenis ini disebut juga longsoran translasi blok
batu.
4. Runtuhan Batu
Runtuhan Batu terjadi saat sejumlah besar batuan atau material lain bergerak
ke bawah dengan cara jatuh bebas. Biasanya longsoran ini terjadi pada lereng
yang terjal sampaimenggantung, terutama daerah pantai. Runtuhan batu-batu
besar dapat menyebabkan kerusakan parah.
5. Rayapan Tanah
Longsor jenis ini bergerak lambat serta jenis tanahnya berupa butiran kasar
dan halus. Longsoran ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah beberapa lama
terjadi longsoran jenis rayapan, posisi tiang-tiang, pohon-pohon, dan rumah akan
iring ke bawah.
6. Aliran bahan rombakan
Longsoran jenis ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air dan
terjadi di sepanjang lembah yang mencapai ratusan meter jauhnya. Kecepatannya
bergantung pada kemiringan lereng-volume air, dan jenis materialnya.

Gambar Jenis-Jenis Tanah Longsor


C. FAKTOK-FAKTOR PENYEBAB TANAH LONGSOR
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi jika gaya pendorong pada lereng lebih
besar dibandingkan dengan gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh
kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong biasanya
dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah
batuan.
Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung terhadap
kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi
penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, tapi faktor penyebabnya secara
garis besar dapat dibedakan sebagai faktor alam dan faktor manusia:
1. Faktor alam
a. Hujan
Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November karena
meningkatnya intensitas curah hujan. Melalui tanah yang merekah air akan
masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan
gerakan lateral.
b. Lereng terjal
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong.
Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 1800 dengan
bidang longsor mendatar.

c. Tanah yang kurang padat dan tebal


Tanah yang ketebalan lebih dari 2,5 m memiliki potensi untuk terjadinya
tanah longsor.
d. Batuan yang kurang kuat
Batuan endapan gunung api dan batuan sedimen berukuran pasir akan
mudah menjadi tanah bila mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan
pada lereng yang terjal.

e. Jenis tata lahan


Penataan lahan yang tidak tepat pada daerah lereng dapat menyebakan
terjadinya tanah longsor.
f. Getaran
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempa bumi,
ledakan,getaran mesin, dan getaran lalu lintas kendaraan.
g. Bekas longsoran lama
Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan
material gunung api pada lereng yang relatif. Bekas longsoran lama memilki
ciri: Adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuk tapal kuda,
Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah.
h. Penggundulan hutan
Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul
dimana pengikatan air tanah sangat kurang.
i. Daerah pembuangan sampah
Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam
jumlah banyak dapat mengakibatkan tanah longsor.

2. Faktor manusia
a) Pemotongan tebing pada penambangan batu di lereng yang terjal.
b) Penimbunan tanah urugan di daerah lereng.
c) Kegagalan struktur dinding penahan tanah.
d) Penggundulan hutan.
e) Budidaya kolam ikan diatas lereng.
f) Sistem pertanian yang kurang memperhatikan keamanan irigasi.
g) Pengembangan wilayah yang tidak diimbangi dengan kesadaran masyarakat,
sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan sendiri.
h) Sistem drainase daerah lereng yang kurang baik.

D. DAMPAK YANG DITIMBULKAN DARI TANAH LONGSOR


1. Dampak positif
a. Tanah kembali gembur
b. Pengubahan tekstur dan bentuk gunung
c. Mempercepat dan memperbanyak proses peleburan batu dalam tanah
d. Dengan adanya korban jiwa secara tidak langsung mengurangi kepadatan
penduduk.
e. Memotivasi para peneliti untuk meneliti struktur dan kondisi tanah di berbagai
tempat, hal ini biasanya dilakukan oleh para ahli geologi.
f. Menjadikan sikap waspada dan siaga bagi orang-orang yang tinggal di daerah
rawan tanah longsor.
g. Menambah kepedulian kita terhadap korban tanah longsor dan kepedulian
terhadap sesama pada umumnya.
h. Meningkatkan kesadaran diri terkait dengan sebab terjadinya tanah longsor
seperti penebangan hutan dan perluasan lahan.
2. Dampak negatif
a. Rusaknya area pertanian, perhutanan, perkebunan, perternakan.
b. Rusaknya Infrastruktur
1) Daerah pemukiman penduduk.
2) Jalan dan jembatan.
3) Sarana pendidikan, kesehatan, dan peribadatan.
c. Buruknya sanintasi lingkungan.
d. Korban jiwa.
e. Kerugian negara akibat rusaknya insfrastruktur yang tertimbun tanah longsor.
f. Perekonomian yang tersendat, khusunya di wilayah terjadinya tanah longsor.
g. Menurunnya harga tanah di daerah setempat.
h. Trauma psikis bagi para korban selamat sehingga menimbulkan berbagai
gangguan jiwa baik ringan maupun berat.

E. DAERAH-DAERAH RAWAN TANAH LONGSOR DI INDONESIA


Setidaknya terdapat 918 lokasi rawan longsor di Indonesia. Setiap tahunnya
kerugian yang ditanggung akibat bencana tanah longsor sekitar Rp 800 milyar,
sedagkan jiwa yang terancam sekitar 1 juta. Berikut adalah daerah-daerah di
Indonesia yang rawan longsor, yaitu:
1. Jawa Tengah 327 lokasi
2. Jawa Barat 276 lokasi
3. Sumatera Barat 100 lokasi
4. Sumatera Utara 53 lokasi
5. Yogyakarta 30 lokasi
6. Kalimantan Barat 23 lokasi
7. Sisanya tersebar di NTT, Riau, Kalimantan Timur, Bali, dan Jawa Timur.
Peta Tanah Longsor Di Indonesia

F. TINDAKAN MITIGASI TANAH LONGSOR


Mitigasi longsor pada prinsipnya bertujuan untuk meminimumkan dampak korban
dan kerugian fisik dari bencana tersebut. Mitigasi bencana meliputi sebelum, saat
terjadi dan sesudah terjadi bencana.
Tahapan mitigasi bencana tanah longsor, yaitu pemetaan, penyelidikan,
pemeriksaan, pemantauan, sosialisasi.
1. Pemetaan
Menyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan bencana alam
geologi di suatu wilayah, sebagai masukan kepada masyarakat dan atau
pemerintah kabupaten/kota dan provinsi sebagai data dasar untuk melakukan
pembangunan wilayah agar terhindar dari bencana.
2. Penyelidikan
Mempelajari penyebab dan dampak dari suatu bencana sehingga dapat
digunakan dalam perencanaan penanggulangan bencana dan rencana
pengembangan wilayah.
3. Pemeriksaan
Melakukan penyelidikan pada saat dan setelah terjadi bencana, sehingga
dapat diketahui penyebab dan cara penaggulangannya.
4. Pemantauan
Pemantauan dilakukan di daerah rawan bencana, pada daerah strategis
secara ekonomi dan jasa, agar diketahui secara dini tingkat bahaya, oleh
pengguna dan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah tersebut.
5. Sosialisasi
Memberikan pemahaman kepada Pemerintah Provinsi /Kabupaten /Kota
atau masyarakat umum, tentang bencana alam tanah longsor. Sosialisasi
dilakukan dengan berbagai cara antara lain, berita, poster, booklet, dan leaflet
atau dapat juga secara langsung kepada aparat pemerintah.
Tindakan sebelum bencana antara lain peringatan dini (early warning system)
secara optimal dan terus menerus pada masyarakat.
1. Mendatangi daerah rawan longsor.
2. Memberi tanda khusus pada daerah rawan longsor lahan.
3. Manfaatkan peta-peta kajian tanah longsor secepatnya.
4. Permukiman sebaiknya menjauhi tebing.
5. Tidak melakukan pemotongan lereng.
6. Melakukan reboisasi pada hutan gundul.
7. Membuat terasering atau sengkedan pada lahan yang miring.
8. Membatasi lahan untuk pertanian.
9. Membuat saluran pembuangan air menurut kontur tanah.
10. Menggunakan teknik penanaman dengan sistem kontur tanah
11. Waspada gejala tanah longsor (retakan, penurunan tanah).
Tindakan saat terjadi tanah longsor
1. Apabila Anda di dalam rumah dan terdengar suara gemuruh, segera keluar
cari tempat lapang dan tanpa penghalang
2. Apabila Anda di luar, cari tempat yang lapang dan perhatikan sisi tebih
atau tanah yang mengalami longsor.
Tindakan sesudah bencana antara lain pemulihan (recovery) dan masyarakat
harus dilibatkan
1. Menyelamatkan korban secepatnya ke daerah yang lebih aman
2. Menyelamatkan harta benda yang masih dapat diselamatkan
3. Menyiapkan tempat penampungan sementara seperti tenda-tenda
4. Menyediakan dapur umum
5. Menyediakan air bersih dan sarana kesehatan
6. Mengerahkan tim penyelamat jika ada yang masih tertimbun longsor
7. Memberikan obat-obatan kepada korban yang luka
8. Segera menggali timbunan longsor seperti yang menimbun rumah dan
jalan raya
9. Memperbaiki infrastruktur
10. Merelokasi warga ke tempat yang lebih aman
11. Melaporkan kerusakan dan kerugian harta benda kepada pihak berwenang
12. Tanami kembali daerah yang bekas longsor atau daerah di sekitarnya
untuk menghindari erosi yang telah merusak lapisan tanah
13. Perhatikan terjadinya longsor susulan
14. Mematuhi instrksi dari pemerintah.
Tindakan pencegahan terjadinya bencana tanah longsor
1. Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di
dekat pemukiman. Buatlah terasering (sengkedan) ada lereng yang terjal
bila membangun permukiman.

2. Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk
kedalam tanah melalui retakan. Jangan melakukan penggalian di bawah
lereng terjal.

3. Jangan menebang pohon di lereng. Jangan membangun rumah di bawah


tebing.
4. Jangan mendirikan permukiman di tepi lereng yang terjal. Pembangunan
rumah yang benar di lereng bukit.

5. Jangan mendirikan bangunan di bawah tebing yang terjal. Pembangunan


rumah yang salah di lereng bukit.

6. Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak. Jangan mendirikan rumah di


tepi sungai yang rawan erosi.

Anda mungkin juga menyukai