Anda di halaman 1dari 7

GABUNG

Yusron Hafiz

Publik

15 Des 2014

TUGAS EKONOMI SYARIAH

MAKALAH ASURANSI SYARIAH

DISUSUN OLEH :

NAMA : YUSRON HAFIZ

NIM : D1A.112.296

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM (FH UNRAM)

2013/201

ASURANSI SYARIAH

Latar belakang

Dalam rangka mensejahterakan bangsa Indonesia dengan membngun system ekonomi dengan berbais
ke islamian dengan mengutamakan kepentingan religius, maka d indoneia telah bnyak di kembngajan
sustem perekonomian yang berlandaskan kepada syariat-syariat islam, yang sebagian besar dasar
hukumnya di ambil dalam hadist al-quran, seperti di atur dalam kitab suci al-qur;an Al Hasyr:18
Artinya :Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Alloh dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok (masa depan) dan bertaqwalah kamu kepada
Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang engkau kerjakan.

Rumusan masalah

1. Apa itu asuransi syariah ?

2. Apa yang menjadi dasar hukum asuransi syariah ?

3. Bagaimana Sejarah Perkembangan Asuransi Syariah ?

4. Apa Tujuan Berdirinya Asuransi syariah ?

5. Apa yang menjadi perbedaan antara asuransi syariah dengan asuransi konvesiional ?

6. Bagaimana Produk dan mekanisme oprasional asuransi syariah ?

7. Apa peraturan hukum yang terkait dengan asuransi ?

8. Bagaimana perkembangan dan Pertumbuhan assuransi syariah di Indonesia ?

9. Bagaimana prospek dan strategi pembangunan Asuransi Syariah di Indonesia ?

A. Pengrtian Asuransi Syariah

Asuransi syariah meurut definisi Dewan Syariah Nasional adalah usaha untuk sling mwlindungi dan
tolong-menolong diantara sejumlah orang melalui melalui investasi dalam bentuk asset da atau tabaru
yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko/ bahaya tertentu melalui akad yang
sesuai dengan syariah.

B. Dasar hukum

- Surat Yusuf :43-49 Allah menggambarkan contoh usaha manusia membentuk sistem proteksi
menghadapi kemungkinan yang buruk di masa depan.

- Surat Al-Baqarah :188 Firman Allah ...dan janganlah kalian memakan harta di antara kamu
sekalian dengan jalan yang bathil, dan janganlah kalian bawa urusan harta itu kepada hakim yang dengan
maksud kalian hendak memakan sebagian harta orang lain dengan jalan dosa, padahal kamu tahu
(al:Baqarah:188)
- Al Hasyr:18 Artinya :Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Alloh dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok (masa depan) dan bertaqwalah
kamu kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang engkau kerjakan.

C. Sejarah

Perkembangan industri asuransi syariah di negeri ini diawali dengan kelahiran asuransi syariah pertama
Indonesia pada 1994. Saat itu, PT Syarikat Takaful Indonesia (STI) berdiri pada 24 Februari 1994 yang
dimotori oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) melalui Yayasan Abdi Bangsa, Bank
Muamalat Indonesia, PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI, serta beberapa
pengusaha Muslim Indonesia.

Selanjutnya, STI mendirikan dua anak perusahaan. Mereka adalah perusahaan asuransi jiwa syariah
bernama PT Asuransi Takaful Keluarga (ATK) pada 4 Agustus 1994 dan perusahaan asuransi kerugian
syariah bernama PT Asuransi Takaful Umum (ATU) pada 2 Juni 1995. Setelah Asuransi Takaful dibuka,
berbagai perusahaan asuransi pun menyadari cukup besarnya potensi bisnis asuransi syariah di
Indonesia.

Hal tersebut kemudian mendorong berbagai perusahaan ramai-ramai masuk bisnis asuransi syariah, di
antaranya dilakukan dengan langsung mendirikan perusahaan asuransi syariah penuh maupun membuka
divisi atau cabang asuransi syariah.

Asuransi syariah sudah mulai dikenal semenjak berdirinya Syarikat Takaful Indonesia pada tahun 1994.
Pada tahun 2015 diperkirakan bahwa potensi penerimaan premi syariah di Indonesia akan mencapai US$
1,20 miliar. Pencapaian posisi ini menempatkan pada posisi terbesar kedua setelah Malaysia yang
diperkirakan oleh penelitian Institute of Islamic Banking and Insurance di London sebesar US$ 1,22
miliar. Tetapi jika dibandingkan dengan asuransi konvensional jumlah premi ini sangatlah kecil.

D. Tujuan Berdiri

- Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang diderita satu pihak.

- Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan pengamanan dan
pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu dan biaya.

- Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya tertentu dan
tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak
pasti.

- Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan jaminan perlindungan atas
agunan yang diberikan oleh peminjam uang.
- Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan dikembalikan dalam
jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk asuransi jiwa.

- Menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha pada saat ia tidak dapat berfungsi
(bekerja).

E. Perbedaan Asuransi Syariah Dengan Asuransi Konvensional

Ada tujuh perbedaan mendasar antara asuransi syariah dengan asuransi konvensional. Perbedaan
tersebut adalah:

- Asuransi syariah memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang betugas mengawasi produk yang
dipasarkan dan pengelolaan investasi dananya. Dewan Pengawas Syariah ini tidak ditemukan dalam
asuransi konvensional.

- Akad yang dilaksanakan pada asuransi syariah berdasarkan tolong menolong. Sedangkan asuransi
konvensional berdasarkan jual beli

- Investasi dana pada asuransi syariah berdasarkan bagi hasil (mudharabah). Sedangkan pada
asuransi konvensional memakai bunga (riba) sebagai landasan perhitungan investasinya

- Kepemilikan dana pada asuransi syariah merupakan hak peserta. Perusahaan hanya sebagai
pemegang amanah untuk mengelolanya. Pada asuransi konvensional, dana yang terkumpul dari nasabah
(premi) menjadi milik perusahaan. Sehingga, perusahaan bebas menentukan alokasi investasinya.

- Dalam mekanismenya, asuransi syariah tidak mengenal dana hangus seperti yang terdapat pada
asuransi konvensional. Jika pada masa kontrak peserta tidak dapat melanjutkan pembayaran premi dan
ingin mengundurkan diri sebelum masa reversing period, maka dana yang dimasukan dapat diambil
kembali, kecuali sebagian dana kecil yang telah diniatkan untuk tabarru.

- Pembayaran klaim pada asuransi syariah diambil dari dana tabarru (dana kebajikan) seluruh
peserta yang sejak awal telah diikhlaskan bahwa ada penyisihan dana yang akan dipakai sebagai dana
tolong menolong di antara peserta bila terjadi musibah. Sedangkan pada asuransi konvensional
pembayaran klaim diambilkan dari rekening dana perusahaan.

- Pembagian keuntungan pada asuransi syariah dibagi antara perusahaan dengan peserta sesuai
prinsip bagi hasil dengan proporsi yang telah ditentukan. SedangkSS pada asuransi konvensional seluruh
keuntungan menjadi hak milik perusahaan.

F. Produk dan Mekanisme Operasional

Produk unggulan Asuransi Syariah agak berbeda dengan Asuransi Konvensional, produk UnitLink
(gabungan Asuransi dan Investasi) menjadi trend sementara pada Asuransi Syariah Takaful pada setiap
perusahaan memiliki produk unggulan yang berbeda sesuai dengan permintaan nasabah. Di dalam
pengelolaaan dana Asuransi Syariah, yang sebenarnya terjadi adalah Takaful Umum
- Takaful Umum

Fokus utamanya memberikan layanan dan bantuan menyangkut asuransi di bidang kerugian seperti
perlindungan dari kebakaran, pengangkutan, niaga, dan kendaraan bermotor, dengan harapan bisa
tercapainya masyarakat Indonesia yang sejahtera dengan perlindungan asuransi yang sesuai Muamalah
Syariah Islam.h saling bertanggung jawab, bantu-membantu dan melindungi para peserta Asuransi.

- Takaful Keluarga

Fokus utamanya memberikan layanan dan bantuan menyangkut asuransi jiwa dan keluarga, dengan
harapan bisa tercapainya masyarakat Indonesia yang sejahtera dengan perlindungan asuransi yang
sesuai Muamalah Syariah Islam.

- Takaful lainnya

1. .Fulnad (Asuransi Pendidikan)

Adalah program asuransi perorangan yang bermaksud menyediakan dana pendidikan, dalam mata uang
Rupiah dan US Dolar untuk putra-putrinya sampai sarjana. Dana Tunai Harian

Pemberian Dana Tunai Harian selama Peserta menjalani rawat inap di rumah sakit. Karena sakit atau
kecelakaan

2. Santunan Kematian

Pemberian santunan bila Peserta meninggal karena sakit atau kecelakaan

3. Santunan Cacat Tetap Total

Pemberian santunan bila Peserta mengalami Cacat Tetap Total karena sakit atau kecelakaan sehingga
tidak dapat melaksanakan pekerjaan, memegang jabatan atau profesi apapun untuk memperoleh
penghasilan.

Perusahaan Asuransi diberi kepercayaan (amanah) oleh para peserta untuk mengelola premi,
mengembangkan dengan jalan yang halal, memberikan santunan kepada yang mengalami musibah
sesuai hasil kesepakatan berdasarkan perjanjian jenis akad.

Kumpulan dana peserta yang diinvestasikan sesuai dengan prinsip syariah. Selain itu tiap keuntungan
dari investasi setelah dikurangi dengan beban Asuransi (klaim dan premi reasuransi) akan dibagikan
menurut sistem bagi hasil (mudharabah), misalnya 60% peserta dan 40% perusahaan.

G. Peraturan Hukum Yang Terkait Dengan Asuransi

Adapun landasan hukum yang telah dikeluarkan oleh pemerintah yang berkaitan Asuransi Syariah yaitu :

- Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.426/KMK.06/2003 tentang perizinan usaha


dan kelembagaan perusahaan Asuransi dan perusahan Reasuransi.
- Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan
Keuangan perusahan Asuransi dan perusahan Reasuransi.

- Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan No.Kep 4499/LK/2000 tentang jenis penilaian dan
pembatasan investasi perusahaan Asuransi dan perusahaan Reasuransi dengan sistim Syariah.

H. Perkembangan Dan Pertumbuhan Asuransi Syariah Di Indonesia

Keuntungan perusahaan Asuransi Syariah diperoleh dari berbagai keuntungan dana dari peserta, yang
dikembangkan dengan prinsip sistem bagi hasil (mudharabah). Keuntungan yang diperoleh dari
pengembangan dana itu dibagi antara para peserta dan perusahaan sesuai ketentuan yang telah
disepakati oleh nasabah dengan perusahaan Asuransi.

Data Departemen Keuangan menunjukkan market share asuransi syariah pada tahun 2001 baru
mencapai 0.3% dari total premi asuransi nasional. Dibidang aturan hukum saat ini sedang digodog aturan
khusus mengenai asuransi syariah yang diharapkan dapat memberi dampak yang signifikan sebagaimana
dampak dari UU Perbankan tahun 1998.

Alternatif pilihan proteksi bagi pemeluk agama Islam yang menginginkan produk yang sesuai dengan
hukum Islam. Perkembangan Perbankan Islam menuntut peranan asuransi syariah untuk pengamanan
aset dan transaksi perbankan. Perkembangan bisnis asuransi syariah yang saat ini berkembang di
Indonesia, dimulai sejak awal 1990-an. Sampai saat ini berkembang dengan sangat menjanjikan. Dari sisi
populasi kita tahu, jumlah penduduk Indonesia itu kelima terbesar di dunia.

Selain itu, penduduk muslimnya sekitar 88 persen dari lebih dari 220 juta penduduk yang ada. Jadi secara
keseluruhan Indonesia memiliki potensi pengembangan bisnis asuransi syariah cukup menjanjikan.
Potensi pengembangan bisnis asuransi syariah masih sangat besar, meskipun pasarnya belum matang.
Kalaupun sudah matang, memang masih harus menggali lagi. Apalagi, sekarang ini belum banyak juga ya
ng mengakses layanan asuransi secara nasional.

I. Dampak Perkembangan Dan Pertumbuhan Asuransi Syariah Di Indonesia

Keuntungan perusahaan Asuransi Syariah diperoleh dari berbagai keuntungan dana dari peserta, yang
dikembangkan dengan prinsip sistem bagi hasil (mudharabah). Keuntungan yang diperoleh dari
pengembangan dana itu dibagi antara para peserta dan perusahaan sesuai ketentuan yang telah
disepakati oleh nasabah dengan perusahaan Asuransi.

J. Prospek Dan Strategi Pembangunan

Di Indonesia sudah ada 3 perusahaan yang full asuransi syariah, 32 cabang asuransi syariah, dan 3
cabang reasuransi syariah. Ini pertumbuhan premi industri bisa menembus Rp 1 trilun tahun ini.
Rencana masuknya asuransi raksasa di pasar asuransi syariah diharapkan mendukung pencapaian target
itu. Premi industri asuransi syariah tanah air diperkirakan kembali mengulang prestasi tahun lalu dengan
tumbuh sebesar 60%-70%. pada 2006, industri asuransi syariah membukukan pertumbuhan premi
sebesar 73% dengan nilai total Rp 475 miliar. Hingga akhir 2007,mencapai Rp 700 miliar. Kalau tahun
depan tumbuh 50% saja, sampai melebihi Rp 1 triliun.

Pada 2003, hanya ada 11 pemain dalam industri syariah. Jumlah itu meningkat menjadi 30 pemain
pada 2006. Per juli 2007, terdapat 38 pemain asuransi syariah dengan rincian 2 perusahaan asuransi
syariah, 1 asuransi umum, 12 asuransi jiwa syariah, 20 asuransi umum syariah, dan 3 asuransi syariah.
Sistem asuransi syariah menjanjikan sistem yang lebih adil, transparan dan terhindar dari unsur
perjudian. Oleh karena itu orang merasa lebih aman dengan asuransi syariah.

Data dari Asosiasi Asuransi Syariah di Indonesia menyebutkan, tingkat pertumbuhan ekonomi syariah
selama 5 tahun terakhir mencapai 40 persen, sementara asuransi konvensional hanya 22,7 persen.
Perbankan dan asuransi, hanya salah satu dari industri keuangan syariah yang kini sedang berkembang
pesat. Pada akhirnya, sistem ekonomi syariah akan membawa dampak lahirnya pelaku-pelaku bisnis yang
bukan hanya berjiwa wirausaha tapi juga berperilaku Islami, bersikap jujur, menetapkan upah yang adil
dan menjaga keharmonisan hubungan antara atasan dan bawahan.

KESIMPULAN

Takaful dapat digambarkan sebagai asuransi yang prinsip operasionalnya didasarkan pada syariat Islam
dengan mengacu kepada Al-Quran dan As-Sunah. perkembangan asuransi syariah juga cenderung positif
dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(BapepamLK), hingga bulan November 2007, telah ada setidaknya 38 perusahaan asuransi yang
beroperasi sesuai dengan ketentuan syariah. Dengan itu marilah kita bersama- sama ikut berperan aktif
dalam menggalakkan perkembangan lembaga non bank yang berbasis nasional.

Anda mungkin juga menyukai