Anda di halaman 1dari 2

EFFECT OF TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP TOWARDS EMPLOYEES

PERFORMANCE TROUGH SATIFACION AND MODERATED BY CULTURE

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dampak menyeluruh dari gaya kepemimpinan
transformasional terhadap kinerja karyawan baik secara langsung maupun mediasi oleh kepuasan kerja
dan dimoderasi oleh budaya organisasi. Lebih lanjut, penelitian ini diadakan untuk menemukan adanya
pengaruh antara gaya kepemimpnan transforasional, kepuasana kerja dan budaya organisasi terhadap
kinerja karyawan didalam institusi pendidikan di Indonesia.

Latar Belakang

Performa kerja karyawan dapat direalisasikan jika faktor-faktor yang memiliki pengaruh seperti
kepuasan kerja, gaya kepemimpinan yang baik dan budaya organisasi dapat diakomodasi secara
propetel dan diterima oleh semua karyawan di perusahaan. Perusahaan harus bergantung pada tujuan
organisasi dan perspektif karyawan yang efektidf dalam gaya kepemimpinan yang baik agar dapat
mencapai tujuan perusahaan secara umum.

Sastra Meninjau Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia adalah kemampuan manusia sendiri untuk mencapai kesejahteraan.
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam sebuah perusahaan
disamping faktor modal lainnya (Gibson, 2006). Oleh karena itu, sumber daya manusia harus dikelola
dengan baik untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi, harus diintegrasikan sebagai fungsi
dalam perusahaan yang disebut manajemen sumber daya manusia (HRM) (Dessler, 2003).

Kepemimpinan Transformasional

Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda. Gaya kepemimpinan yang tepat di
perusahaan akan membawa kontribusi positif bagi peningkatan produktivitas karyawan (Bass dan
RIggio, 2005). Menurut Bass dan Riggio (2005). Perkenalkan konsep karisma dalam kepemimpinan. Ini
menyatakan bahwa pemimpin karismatik memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap
bawahannya. Bass dan Riggio (2005) menjelaskan bahwa pemimpin transformasional adalah seoarang
yang menciptkan kepemimpinan karismatik, kepemimpinan inspirasional, stimulasi intelektual dan
penebangan sehingga semua bawahan harus dimasukan ke dalam suatu tim dan satu tujuan.

Budaya Organisasi

Denison (1990) mengemukakan bahwa budaya organisasi sebagai konsep yang mengukur
kesesuaian tujuan, strategi dan tugas organisasi organisasi, serta dampak yang ditimbulkannya. Tanpa
ukuran kritis dan kritis dari aspek kritis budaya organisasi, pernyataan tentang dampak budaya terhadap
performance akan dilakukan pada spektoskopi, pengamatan pribadi dan studi kasus.
Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja didefinisikan oleh bagaimana individu merasa positif atau negatif tergantung
berbagai faktor atau dimensi di lingkungan kerja (smith, kendall, dan hulin, 2004). Kepuasan kerja adalah
dispotisme emosional yang menyenangkan dan cinta dalam pekerjaannya. Sikap ini tercermin dari harga
diri (hasibuan,2009). Kepuasan kerja berdasarkan perbandingan apa yang diharapokan, diinginkan dan
dipikirkan sebagai hal yang tepat atau berhak atas karyawan.

Kinerja Karyawan

Setiap manusia memiliki potensi untuk bertindak dalam berbagai bentuk aktivitas, kemampuan
tindakan manusia dapat diperoleh secara alami (hadir saat lahir) atau dipelajari,. Meskipun manusia
memiliki potensi untuk berperilaku dengan cara tertentu disebut kemampuan, sedangkan ekspresi
potensi ini dikenal dengan performance (mathis dan jackson, 2001)

Hipotesis

Secara umum, kepuasan kerja bisa ditentukan atau tidak yang dipimpin oleh seorarang
pemimpin. Pemimpin yang baik akan memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan kerja dan memiliki
kontrol dalam aktivitas bisnis pada umumnya. Karyawan yang merasa puas dalam pekerjaan, lebih
memilih pekerjaan daripada remunerasi, walaupun remunerasi itu penting, maka akan mendorong
kesuksesan kegiatan usaha,

Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa, kepemimpinan transformasional memiliki kepuasan


kerja yang positif terhadap kepuasan kerja memiliki efek mediasi positif antara hubungan dan kinerja
karyawan, dan yang terakhir adalah budaya organisasi memiliki dampak signifikan terhadap hubungan
antara kepemimpinan transformasional dan kinerja karyawan.

Keterbatasan dalam penelitian ini hanya berfokus pada pengambilan sampel dalam satu pondasi
pendidikan dan belum dapat mewakili semua variable dalam mengukur dan mengevaluasi wilayah
Indonesia. Saran pengembangan yang bisa diberikan adalah penelitian selanjutnya harus
mengembangkan cakupan penelitian yang lebih luas mengenai peondasi pendidikan yang serupa
sehingga bisa mewakili temuan yang lebih luas secara nasional.

Anda mungkin juga menyukai