Anda di halaman 1dari 9

Sistem Pemerintahan diberbagai Negara

1. Sistem Pemerintahan Amerika Serikat

Sistem pemerintahan Amerika Serikat yang telah berjalan sampai sekarang diusahakan
tetap menjadi sistem pemerintahan demokratis. Sistem pemerintahan yang dianut ialah
demokrasi dengan sistem presidensial. Sistem presidensial inilah yang selanjutnya dijadikan
contoh bagi sistem pemerintahan negara-negara lain, meskipun telah mengalami pembaharuan
sesuai dengan latar belakang negara yang bersangkutan. Amerika Serikat adalah negara republik
dengan bentuk federasi (federal) yang terdiri atas 50 negara bagian. Pusat pemerintahan (federal)
berada di Washington dan pemerintah negara bagian (state). Adanya pembagian kekuasaan untuk
pemerintah federal yang memiliki kekuasaan yang didelegasikan konstitusi. Pemerintah negara
bagian memiliki semua kekuasaan yang tidak didelegasikan kepada pemerintah federal.

Kekuasaan eksekutif dipegang oleh presiden. Presiden berkedudukan sebagai kepala


negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil presiden dipilih dalam satu paket
(ticket) oleh rakyat secara langsung. Dengan demikian, presiden tak bertanggung jawab kepada
kongres (parlemennya Amerika Serikat) tetapi pada rakyat. Kekuasaan legislatif berada pada
parlemen yang disebut kongres. Kongres terdiri atas 2 bagian, yaitu Senat dan Badan
Perwakilan (The House of Representative). Anggota Senat adalah perwakilan dari tiap negara
bagian yang dipilih melalui pemilu oleh rakyat di negara bagian yang bersangkutan. Badan
perwakilan merupakan perwakilan dari rakyat Amerika Serikat yang dipih langsung untuk masa
jabatan 2 tahun. Kekuasaan yudikatif berada pada Mahkamah Agung (Supreme Court) yang
bebas dari pengaruh dua badan lainnya. Mahkamah Agung menjamin tegaknya kebebasan dan
kemerdekaan individu, serta tegaknya hukum.

Sistem pemilu menganut sistem distrik. Pemilu sering dilakukan di Amerika Serikat.
Pemilu di tingkat federal, misalnya pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden, pemilu
untuk pemilihan anggota senat, pemilu untuk pemilihan anggota badan perwakilan. Di tingkat
negara bagian terdapat pemilu untuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur, serta pemilu untuk
anggota senat dan badan perwakilan negara bagian. Di samping itu, terdapat pemilu untuk
memilih walikota/dewan kota, serta jabatan publik lainnya. Sistem pemerintahan negara bagian
menganut prinsip yang sama dengan pemerintahan federal. Tiap negara bagian dipimpin oleh
gunernur dan wakil gubernur sebagai eksekutif. Ada parlemen yang terdiri atas 2 badan, yaitu
Senat mewakili daerah yang lebih rendah setingkat kabupaten dan badan perwakilan sebagai
perwakilan rakyat negara bagian.

Ada dua partai yang menentukan sistem politik dan pemerintahan Amerika Serikat,
yaitu Partai Demokrat dan Partai Republik. Dalam setiap pemilu, kedua partai ini saling
memperebutkan jabatan-jabatan politik.

2. Sistem Pemerintahan Inggris

Negara Inggris dikenal sebagai induk parlementaria (the mother of parliaments) dan
pelopor dari sistem parlementer. Inggrislah yang pertama kali menciptakan suatu
parlemen workable. Artinya, suatu parlemen yang dipilih oleh rakyat melalui pemilu yang
mampu bekerja memecahkan masalah sosial ekonomi kemasyarakatan. Melalui pemilihan yang
demokratis dan prosedur parlementaria, Inggris dapat mengatasi masalah sosial sehingga
menciptakan kesejahteraan negara (welfare state). Sistem pemerintahannya didasarkan
pada konstitusi yang tidak tertulis (konvensi). Konstitusi Inggris tidak terkodifikasi dalam satu
naskah tertulis, tapi tersebar dalam berbagai peraturan, hukum dan konvensi.

Inggris adalah negara kesatuan (unitary state) dengan sebutan United Kingdom yang
terdiri atas England, Scotland, Wales dan Irlandia Utara. Inggris berbentuk kerajaan (monarki).
Kekuasaan pemerintah terdapat pada kabinet (perdana menteri beserta para menteri),
sedangkan raja atau ratu hanya sebagai kepala negara. Dengan demikian, pelaksanaan
pemerintahan sehari-hari dijalankan oleh perdana menteri. Raja/ratu/mahkota memimpin tapi
tidak memerintah dan hanyalah tituler dengan tidak memiliki kekuasaan politik. Ia merupakan
simbol keagungan, kedaulatan dan persatuan Negara. Parlemen atau badan perwakilan terdiri
atas dua bagian (bikameral), yaitu House of Commonsdan House of Lord. House of
Commons atau Majelis Rendah adalah badan perwakilan rakyat yang anggota-anggotanya
dipilih oleh rakyat di antara calon-calon partai politik. House of Lord atau Mejelis Tinggi
adalah perwakilan yang berisi para bangsawan dengan berdasarkan warisan. House of
Commons memiliki keuasaan yang lebih besar daripadaHouse of Lord. Inggris
menganut Parliament Soverengnity, artinya kekuasaan yang sangat besar pada diri parlemen.
Adanya oposisi. Oposisi dilakukan oleh partai yang kalah dalam pemilihan. Para
pemimpin oposisisi membuat semacam kabinet tandingan. Jika sewaktu-waktu kabinet jatuh,
partai oposisi dapat mengambil alih penyelenggaraan pemerintah. Inggris menganut sistem
dwipartai. Di Inggris terdapat 2 partai yang saling bersaing dan memerintah. Partai tersebut
adalah Partai Konservatif dan Partai Buruh. Partai yang menang dalam pemilu dan mayoritas
di parlemen merupakan partai yang memerintah, sedangkan partai yang kalah menjadi partai
oposisi. Badan peradilan ditunjuk oleh kabinet sehingga tidak ada hakim yang dipilih. Meskipun
demikian, mereka menjalankan peradilan yang bebas dan tidak memihak, termasuk memutuskan
sengketa antara warga dengan pemerintah.

Inggris sebagai negara kesatuan menganut sistem desentralisasi. Kekuasaan pemerintah


daerah berada pada Council (dewan) yang dipilih oleh rakyat di daerah. Sekarang ini, Inggris
terbagi dalam tiga daerah, yaitu England, Wales dan Greater London.

3. Sistem Pemerintahan Republik Rakyat Cina

Cina dengan nama lengkap Republik Rakyat Cina (peoples Republic of Cina) merupakan
negara terbesar di daratan Asia yang masih bertahan dengan sistem komunis. Dalam bidang
politik, Cina menerapkan sistem komunis dengan kontrol yang ketat terhadap warganya. Dalam
bidang ekonomi, Cina menerapkan sistem ekonomi pasar. Produk-produk Cina sekarang ini
banyak yang membanjiri pasaran dunia. Bentuk negara adalah kesatuan yang terdiri atas 23
provinsi. Bentuk pemerintahan adalah republik dengan sistem demokrasi komunis.

Kepala negara adalah presiden, sedangkan kepala pemerintahan adalah perdana menteri.
Presiden dipilih oleh Kongres Rakyat Nasional untuk masa jabatan 5 tahun (biasanya merangkap
sebagai Ketua Partai). Sedangkan untuk jabatan Perdana menteri (Sekretaris Jenderal Partai)
diusulkan oleh presiden dengan persetujuan Kongres Rakyat Nasional. Menggunakan
sistem unikameral, yaitu Kongres Rakyat Nasional (National Peoples Congress or Quanguo
Renmin Daibiao Dahui) dengan jumlah 2.979 orang. Anggotanya merupakan perwakilan dari
wilayah, daerah, kota dan provinsi untuk masa jabatan 5 tahun. Badan ini memiliki kekuasaan
penting di Cina dengan anggotanya dari orang-orang partai komunis.
Lembaga negara tertinggi adalah Konggres Rakyat Nasional yang bertindak sebagai
badan legislatif (biasanya didominasi oleh Partai Komunis Cina). Kekuasaan yudikatif (Badan
kehakiman) terdiri atas Supreme Peoples Court, Local Peoples Courts dan Special Peoples
Courts. Kekuasaan yudikatif dijalankan secara bertingkat kaku oleh Pengadilan Rakyat di bawah
pimpinan Mahkamah Agung Cina.

4. Sistem Pemerintahan Brazil

Mengenai sistem pemerintahan di Brazil, saat ini Brazil menganut sistem pemerintahan
Republik. Sebuah sistem pemerintahan yang sama seperti Sistem pemerintahan di Indonesia.
Walaupun sebenarnya setelah mendapat kemerdekaan dari Portugis pada 7 September 1822
Brazil telah menganut sistem pemerintahan monarki, sebuah sistem pemerintahan yang
berdasarkan sistem pemerintahan kerajaan. Karena menganut sistem pemerintahan Republik,
maka kepala pemerintahan dan kepala negara ada di tangan Presiden. Berbeda dengan Indonesia
yang masa jabatan presiden selama 5th dalam satu periode, di Brazil masa jabatan presiden
hanya selama 4th dalam satu periode pemerintahan.

Mengenai parlemen yang berfungsi sebagai pengontrol kinerja pemerintah serta sebagai
perwakilan rakyat Brazil dalam pemerintahan, Brazil memiliki Kongres Nasional atau semacam
MPR-DPR di Indonesia. Kongres ini dibedakan menjadi 2 atau yang lebih populer dengan istilah
BIKAMERAL atau parlemen dua kamar, yang terdiri dari Senat Federal dengan 81 kursi dan
Cmara dos Deputados dengan 513 kursi. Masa jabatan anggota senat federal dan Cmara dos
Deputados berbeda-beda. Seperti halnya di Indonesia, Presiden Brazil mempunyai kekuasaan
eksekutif yang sangat besar. Selain memegang kekuasaan pemerintahan, Presiden Brazil juga
berhak untuk menunjuk dan membentuk kabinet yang akan membantu dan mendukung presiden
dalam menjalankan pemerintahannya
5. Sistem Pemerintahan Afrika Selatan

Afrika selatan menerapkan sistem politik demokrasi anti-apartheid. Bentuk


negara Afrika Selatan adalah kesatuan dan bentuk pemerintahan republik. Sistem pemerintahan
di Afrika Selatan adalah presidensial. Parlemen di Afrika Selatan terdiri dari dua bagian, yaitu
majelis nasional dan dewan nasional provinsi. Setiap Provinsi di Afrika Selatan mempunyai satu
penggubal undang-undang negeri dan Majelis Eksekutif yang diketuai oleh seorang Perdana
Menteri atau Premier. Presiden Afrika Selatan memegang dua jabatan yaitu sebagai Kepala
Negara dan juga Kepala Pemerintahan. Ia dipilih sewaktu Majelis Nasional (National Assembly)
dan Majelis Provinsi-provinsi Nasional (National Council of Provinces) bergabung. Lazimnya,
Presiden adalah pemimpin partai mayoritas di Parlemen.

Parlemen di Afrika Selatan terdiri dari dua bagian, yaitu majelis nasional dan dewan
nasional provinsi. Majelis Nasional adalah majelis rendah dari Parlemen Afrika Selatan, yang
terletak di Cape Town, Western Cape Propinsi. Ini terdiri dari tidak kurang dari 350 dan tidak
lebihy dari 400 anggota. Hal ini dipilih setiap lima tahun menggunakan daftar partai perwakilan
proporsional sistem, dimana setengah dari anggotanya dipilih secara proporsional dari 9 daftar
provinsi sisa separuh dari daftar nasional untuk memulihkan proporsionalitas. Majelis Nasional
dipimpin oleh seorang ketua, dibantu oleh wakil ketua. Dewan Nasional Provinsi adalah dewan
pemerintahan yang berada ditingkat provinsi.

Afrika Selatan menggunakan Kabinet Presidensial. Dimana Kabinet Presidensial adalah


suatu kabinet yang pertanggungjawaban atas kebijaksanaan pemerintah dipegang oleh Presiden.
Presiden merangkap jabatan sebagai kepala pemerintah, sehingga para menteri tidak
bertanggungjawab kepada parlemen/DPR, melainkan kepada Presiden.

6. Sistem Pemerintahan Perancis

Republik Perancis atau yang memiliki nama The Fifth Republic memiliki bentuk dual
pemerintahan yakni gabungan sistem parlementer dengan sistem presidensiil. Baik Perdana
Menteri maupun Presiden sama sama memiliki peran aktif dalam menjalankan roda
pemerintahan. Model pemerintahan ini berbeda dengan model parlementer umumnya dimana
jabatan Presiden dipilih melalui pemilu disamping juga berbeda dengan model pemerintahan
presidensil umumnya. Institusi-institusi yang ada saat ini adalah bentukan konstitusi Republik
Kelima yang merupakan hasil referendum nasional di tahun 1958. Konstitusi ini secara
signifikan memperkuat kekuatan kewenangan yang dipegang oleh Eksekutif (Pemerintah dan
Presiden) dan di satu sisi juga membatasi atau mengurangi kewenangan yang dimiliki oleh
lembaga legislatif.

Lembaga Eksekutif

Seperti yang telah disebutkan di atas, Konstitusi Perancis saat ini memberikan kekuasaan
lebih pada badan eksekutif yang terdiri dari Presiden dan Perdana Menteri. Presiden memiliki
jabatan resmi sebagai Kepala Negara dan merupakan Komandan Tertinggi di Angkatan
Bersenjata Nasional. Presiden dipilih langsung oleh rakyat dengan masa jabatan 5 tahun.
Sedangkan Perdana Menteri dipilih oleh Majelis Nasional. Perdana Menteri disini merupakan
kepala atas Dewan Menteri atau Kabinet dimana kabinet-kabinet ini sendiri ditunjuk oleh
Presiden dengan rekomendasi dari Perdana Menteri. Berdasarkan divisi kekuasaan yang ada,
yang dalam hal ini telah berubah menjadi konvensi politik, Presiden semata-mata
bertanggungjawab atas kebijakan luar negeri dan pertahanan nasional. Sedangkan Perdana
Menteri bertanggungjawab atas kebijakan domestik. Adakalanya proses pemerintahan bisa
berlangsung rumit jika terjadi periode atau masa kohabitasi. Artinya, Perdana Menteri dan
Presiden yang terpilih secara resmi berasal dari partai yang saling bersaing.

Satu dari kekuasaan paling penting yang dimiliki Presiden adalah kewenangannya untuk
membubarkan Majelis Nasional dan mengadakan pemilihan baru atas badan legislatif. Presiden
juga diberi kewenangan untuk mengajukan beberapa permasalahan kebijakan tertentu seperti
perjanjian-perjanjian di Uni Eropa ke dalam referendum nasional. Sedangkan Perdana Menteri
menguasai otoritas signifikan sebagai pemimpin partai mayoritas atau koalisi di dalam Majelis
Nasional. Balance of Power (BoP) antara Presiden dan Perdana Menteri tergantung pada Partai
yang berpengaruh dalam badan legislatif. Dalam artian, ketika Presiden memiliki dukungan kuat
dari mayoritas parlementer, maka ada tendensi dimana Perdana Menteri akan berperan sebagai
deputi dari Presiden. Sebaliknya, jika partai yang menaungi Presiden merupakan salah satu partai
minoritas maka Presiden harus menunjuk Perdana Menteri yang berasal dari salah satu partai
dari koalisi (partai mayoritas). Jika situasi ini terjadi maka akan tercipta suatu power-sharing
arrangement (kohabitasi) dimana Presiden dan Perdana Menteri memiliki kecenderungan untuk
mengawasi pengaruh yang dimiliki satu sama lain.

Lembaga Legislatif

Perancis memiliki sistem legislatif bikameral yang terdiri dari Majelis Nasional dan Senat.
Anggota Majelis Nasional terdiri dari 577 anggota. Sedangkan dalam Senat terdiri dari
setidaknnya 321 anggota yang masing-masing sebanyak 296 ditempatkan di Perancis
Metropolitan, 13 lainnya ditempatkan di daerah-daerah dan departemen yang berada di luar
Perancis, sisanya sebanyak 12 anggota ditujukan untuk warga negara Perancis yang berada di
luar negeri. Anggota dari Majelis Nasional (badan legislatif utama) dipilih secara langsung setiap
5 tahun sekali. Sedangkan senator dipilih secara tidak langsung melalui satu mekanisme dimana
pada setiap departemen di dirikan seperti semacam kantor pemilihan umum.

Kewenangan Senatpun juga dibatasi. Dalam artian, ketika terjadi ketidaksepahaman antara
dua lembaga legislatif ini, maka keputusan final tetaplah menjadi kewenangan Majelis Nasional.
Di bawah konstitusi Republik Kelima, kewenangan badan legislatif secara praktis mengalami
pengurangan jika dibandingkan pada masa Fourth Republic. Agenda dari badan ini secara kuat
dipengaruhi oleh pemerintah (Presiden dan Perdana Menteri) yang bahkan bisa memenangkan
pengadopsian sebuah RUU tanpa melakukan pemungutan suara secara aktual. Di atas telah
dijelaskan pula bahwasannya Presiden (dalam situasi tertentu) bisa membubarkan Majelis
Nasional bahkan sebelum masa fungsi dari Majelis ini berakhir namun terlepas dari kekuasaan
Presiden tersebut, Majelis Nasional juga memiliki otoritas untuk menjatuhkan pemerintahan
legal jika suara mayoritas absolut dari total anggota Majelis memutuskan untuk bertindak
demikian.
Lembaga Yudikatif

Sistem Yudikatif Perancis terdiri dari dua cabang, dimana pada masing-masing cabang
terdapat semacam hierarki mahkamah agung. Cabang yang pertama (pengadilan Administratif)
mengurusi masalah yang berkaitan dengan peraturan pemerintah atau sengketa antar lembaga-
lembaga publik. Cabang yang kedua (pengadilan umum) mengurusi kasus-kasus sipil dan
kriminalitas warga Perancis. Dalam pengadilan umum atau pengadilan yudisial terdapat dua jenis
pengadilan. Yaitu pengadilan sipil dan pengadilan kasus kriminalitas. Pengadilan sipil bertugas
untuk menangani kasus antar perseorangan atau perseorangan dengan korporasi. Sedangkan
pengadilan kriminal menangani kasus pelanggaran ringan dan atau kasus pembunuhan.

7. Sistem Pemerintahan Jepang

Bentuk negara Jepang sendiri adalah sebuah negara yang monarki konstitusional yang
sangat membatasi kekuasaan Kaisar Jepang. Mengenai sistem pemerintahan, Jepang
menjalankan sistem pemerintahan parlementer, sama seperti yang dijalankan di Negara Inggris
dan Kanada. Sejak tahun 1947 di Jepang mulai berlaku sebuah konstitusi atau Udang-Undang
Dasar yang didasarkan pada tiga prinsip, yaitu : kedaulatan rakyat, hormat terhadap hak - hak
asasi manusia, dan penolakan perang. Di dalam konstitusi ini juga menetapkan tentang tiga
kemandirian badan pemerintah yang terdiri dari :
* Badan Legislatif
biasa disebut Diet atau parlemen
* Badan Eksekutif
terdiri dari anggota kabinet
* Badan Yudikatif
berfungsi sebagai pengadilan hokum

Di Jepang, jabatan kepala negara ada di tangan Kaisar. Walaupun demikian, fungsi Kaisar
sebagai kepala negara hanyalah sebagai seremonial belaka. Karena kedudukan Kaisar sendiri
diatur dalam Undang-Undang Dasar sebagai simbol dan pemersatu rakyat. Sehingga Kaisar
Jepang hanya bertindak sebagai kepala negara yang mengurusi segala urusan yang berhubungan
dengan diplomatik. Sedangkan untuk jabatan kepala pemerintahan ada di tangan perdana
menteri.

Diet sebagai badan tertinggi dari kekuasaan negara juga berfungsi sebagai pembuat undang-
undang. Anggota Diet terdiri dari Majelis Rendah dengan 480 anggota dan Majelis Tinggi
dengan 242 anggota. Para anggota Diet akan memilih Perdana Menteri dari kalangan mereka
sendiri. Kemudian Perdana Menteri terpilih akan membentuk kabinet. Kabinet akan bertugas
dibawah kepemimpinan Perdana Menteri, tetapi kabinet dalam mejalankan tugasnya akan
bertanggung-jawab kepada Diet.

Kewenangan Yudikatif ada di tangan Mahkamah Agung serta pengadilan-pengadilan yang lebih
rendah. Di Jepang, pengadilan-pengadilan yang mengurusi masalah hukum terdiri dari:
Pengadilan Tinggi, Pengadilan Distrik, dan Pengadilan Sumir (menangani kasus ringan, seperti
pelanggaran lalu lintas). Mahkamah Agusng sendiri terdiri dari Ketua Mahkamah Agung dan 14
hakim lainnya. Ketua Mahkamah Agung dan semua anggotanya ditunjuk oleh cabinet.

Anda mungkin juga menyukai