Anda di halaman 1dari 11

Gangguan Pada Bagian Ekstremitas Superior Akibat Jatuh

dari Tangga
William Alexandro Hawula
102015133
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi : wiliam.2015fk133@civitas.ukrida.ac.id
Abstrak
Tulang adalah jaringan yang kuat dan tangguh yang member bentuk pada tubuh. Secara
makroskopik dan mikroskopik. Kalau makroskopik Secara garis besar tulang dikenal ada dua
tipe yaitu tulang korteks (kompak) dan tulang trabekular (berongga = spongy = cancelous).
Sedangkan mikroskopik Kontribusi unsur sel tulang terhadap masa total adalah sangat kecil.
Sebagian besar terdiri atas matriks tulang, substansi intestisial bermineral, yang dideposisikan
dalam lapisan atau lamel. Adapun tulang pembentuk regio ekstremitas superior yaitu: Scapula,
Clavicula, Humerus, Radius, Ulna, carpal, Metacarpal, Phalangs. Otot adalah sebuah jaringan
dalam tubuh dengan kontraksi sebagai tugas utama. Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu
otot lurik, otot polos dan otot jantung.

Kata Kunci : Osteologi atau Tulang, Makroskopik, Mikroskopik, Otot

Abstract

Bones is a strong network of formidable and member shapes on the body. In macroscopic and
microscopic. If the macroscopic broadly speaking there are two types known bone i.e. bone
cortex (compact) bone and trabekular (= hollow floor going spongy = cancelous). While the
microscopic bone cells to elements of the contribution of the total is very small. Most consist of a
matrix of bone, substance, bermineral intestisial dideposisikan in layers or lamellae. As for the
bone-forming regio superior extremity: Scapula, Clavicle, Humerus, Radius, Ulna, carpal,
Metacarpal, Phalangs. Muscle is a tissue in the body by the contractions as the main task.
Muscles are classified into three types namely muscle striated, smooth muscle and cardiac
muscle.

Keywords: Osteology or Bones, Macroscopic, Microscopic, Muscle

1
Pendahuluan

Dalam kegiatan sehari-hari, kita banyak melakukan aktifitas fisik yang cukup tinggi, ada
yang secara terus-menerus, maupun dalam waktu tertentu (saat olahraga). Kegiatan tersebut
melibatkan otot dan tulang. Tulang berfungsi untuk mempertahankan posisi dan memberi bentuk
bagi tubuh kita, tulang juga merupakan alat gerak pasif.1 Sedangkan otot merupakan alat gerak
aktif yang menggerakan tulang pada saat kontraksi dan relaksasi.2 Osteologi adalah Ilmu yang
mempelajari sistem pertulangan pada manusia, dan untuk sistem pertulangannya sendiri
dinamakan dengan skleti. Tulang adalah jaringan yang kuat dan tangguh yang memberi bentuk
pada tubuh, serta melindungi organ-organ vital manusia. Peranan yang penting ini merupakan
salah satu alasan mengapa tulang manusia harus dijaga. Tulang sendiri merupakan tempat
melekatnya otot rangka sehingga tubuh dapat digerakan dan dapat merespon berbagai macam
rangasangan yang ada si sekitar. dalam seluruh kegiatan manusia diperlukan peran penting dari
tulang dan otot. Apabila salah satu mengalami gangguan, maka aktivitas manusia itu sendiri
menjadi terganggu dan tidak maksimal karena satu sama lain saling berhubungan. dalam
makalah ini saya membahas terjadinya dislokasi pada sendi articulatio Glenohumeral (Bahu) dan
fraktur bagian 1/3 distal os radius.
Struktur tulang
Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada intra-seluler. Tulang berasal dari embrionic
hyaline cartilage yang mana melalui proses Osteogenesis menjadi tulang. Proses ini dilakukan
oleh sel-sel yang disebut Osteoblast. Proses mengerasnya tulang akibat penimbunan garam
kalsium. Tulang tersusun sedemikian rupa sehingga pada posisi berdiri di mana garis berat tubuh
dari vertex (puncak kepala) akan diteruskan ke sendi panggul terus ke sendi panggul terua ke
kaki. Pada keadaan ini tubuh dapat berdiri tanpa dibantu otot. Rangka manusia dilihat dari
anterior dan dari posterior. Os. Frontalis terutama membentuk dahi (tulang dahi), os. Parietalis
membentuk puncak kepala (tulang ubun-ubun), sedangkan os. Temporal merupakan tulang di
sisi kepla, dan os. Occipitalis adalah tulang belakang kepala. Os zygomaticus membentuk pipi
(tulang pipi), os maxilla adalah utlang rahang atas, sedangkan os mandibula (tulang rahang
bawah). Clavicula adalah tulang selangka, sedangkan os scapulaadalah tulang belikat. Bagian
utlang lengan atas (os humerus) yang membentuk persendian dengan tulang belikat dinamakan

2
caput humeri (caput = kepala). Tulang menubrium sterni, corpus sterni, dan processus
xyphoideus.

Tulang lengan bawah terdori atas os ulna yang membentuk tonjolan siku bagian
belakang, os radius yang membentuk sendi. Pergelangan tangan dibentuk oleh ossa carpalia yang
tersdiri dari 8 tulang kecil, telapak tangan dibentuk oleh os metacarpalia (5 buah) dan jari oleh os
phalanges (total 14 buah). Tulang pergelangan kaki dinamakan os tarsalia, telapak kaki
dinamakan os metatarsal, sedangkan tulang jari kaki sama dengan tulang jari tangan.

Tulang korteks merupakan bagian terbesar penyusun kerangka. Mempunyai fungsi


modulus elastisitas yang tinggi dan mampu menahan tekana mekanik berupa beban tekukan dan
puntiran yang berat. Tulang korteks terdiri dari lapisan padat kolangen yangmengalami
mineralisasi. Tersusun konsentris sejajar dengan permukaan tulang.2 Tulang korteks terdapat
pada tulang panjang ekstremitas dan vertebta. Tulang spongiosa atau canselous atau tubercular
mempunya elastisitas yang lebih kecil dari pada tulang korteks. Tulang spongiosa terdapat pada
daerah metafisis dan epifisis tulang panjang serta pada bagian dalam tulang pendek. 3

Kontribusi unsur sel tulang terhadap masa total adalah sangat kecil. Sebagian besar terdiri
atas matriks tulang, substansi intestisial bermineral, yang dideposisikan dalam lapisan atau lamel.
Tersebar agak merata dalam substansi intestisial tulang adalah rongga-rongga melintang.
Rekonstruksi osteon dari potongan seri menunjukan bahwa mereka tidak selalu berupa unit
silindris semata-mata, namun dapat bercabang dan beranastomosis dan memiliki konfigurasi tiga
dimensi agak rumit. Trabekel relative langsing dari tulang spons juga terdiri atas lamel namun
tidak ditembus pembulus darah dan karenannya tidak memiliki system havers. Mereka terdiri
atas potongan-potongan lamel tulang bersudut.4

Sel-sel tulang mendapat nutrisi melalui difusi sepanjang kanalikuli yang menghubungkan
lacuna dan meluas ke permukaan endosteum dari trabekel.4
Pembentukan tulang
Tulang berkembang dari tulang rawan maupun dari membrane yang tersusun dari serabut
jaringan ikat. Tulang pipih berkembang menjadi tulang dari membrane, dank arena itu dinamai
tulang membrane. Sedangkan tulang pipa berkembang dari tulang rawan, maka itu disebut tulang
kertilago.5

3
Pembentukan tulang dari membrane. Membrane jaringan ikat yang menjadi asal tulang
pipih, misalnya tulang tengkoran, mendapat persediaan darah yang sangat berlimpah. Osifikasi
atau pembentukan tulang mulai dari pusat-pusat tertentu dan berlangsung dengan cara
perlipatgandaan sel dalam membrane sampi terbentuk sebuah jalinan halus dari tulang. Dengan
demikian terbentuk tulang pipih terdiri atas dua lapisan jaringan tulang yang padat dan keras
berlapis periosteum yang terpisah satu dengan yang lainnya oleh sebuah lapisan tulang intersiil
yangmirip jaringan utlang kansellus (bentuk jala).5

Pembentukan tulang dari tulang rawan (osifikasi tulang rawan). Sewaktu embrio
berkembang semua tulang pipa adala mulanya berupa batang-batang tulang rawan yang
diselubungi oleh perikhondrium (membrane yang menutupi tulang rawan). Sebuah pusat
osifikasi pertama yang disebut diafisis tampak di tengah jaringan yang kelak akan menjadi
tulang-tulang pipa. Kalsium ditimbun dalam matriks dan sel-sel tulang berkembang.
Perikondrium menjadi periosteum dan dari sini sel tulang di tempatkan sedemikian sehingga
tulang dapat tumbuh, baik sirkumferes (melingkar) maupun memanjang. Kini tulang yang
sedang tumbuh itu terdiri atas batang (diafisis), dan dua ujung (epifisis).5

Anatomi ekstremitas superior

Tulang gelang bahu dan lengan atas yaitu terdiri dari clavicula dan scapula yang bersendi
satu sama lain. Calvicula adalah tulang panjang yang terletak horizontal di daerah pangkal leher.
Tulang ini bersendi dengan sternum dan cartilago costalis I disebelah medial dan dengan
acromion disebelah lateral. Clavicula bekerja sebagai sebuah penyanggah pada waktu lengan atas
bergerak menjauhi tubuh. Scapula adalah tulang pipih berbentuk segitiga yang terletak pada
dinding posterior thorax diantara iga II sampai IV.6 Pada permukaan posterior spina scapula
menonjol kebelakang, ujung lateral spina scapula bebas dan membentuk acromion, yang yang
bersendi dengan clavicula. Tulang lain yang membentuk ekstremitas superior adalah tulang
humerus. Tulang humerus bersendi dengan scapula pada articulation humeri dan bersendi dengan
radius ulna pada articulatio cubiti.8 Ujung atas hemerus memiliki sebuah caput, yang membentuk
sekitar sepertiga kepala sendi dan bersendi dengan cavitas gleinodalis scapulae. Tempat dibawah
caput humeri terdapat collum anatomicum.8

4
Tulang Ektremitas Superior
Adapun tulang pembentuk regio ekstremitas superior yaitu: Scapula, Clavicula, Humerus,
Radius, Ulna, carpal, Metacarpal, Phalangs.

1. Scapula (tulang belikat)


Dalam anatomi manusia, tulang belikat atau scapula adalah tulang yang
menghubungkan humerus (tulang lengan atas) dan clavicula (tulang selangka).

Gambar no. 1 Scapula.

2. Clavicula (tulang selangka)


Dalam anatomi manusia tulang selangka atau clavicula adalah tulang yang
membentuk bahu dan menghubungkan lengan atas pada batang tubuh.
Menghubungkan lengan atas pada batang tubuh. Ujung medial klavicula bersendi pada
manubrium sterni melalui artikulatio sternoclavicularis.

Gambar no. 2 Clavicula

5
Clavicula berguna :
sebagai pengganjal untuk menghubungkan ekstrimititas superior dari toraks
supaya lengan dapat bergerak sebebas-bebasnya.
untuk meneruskan goncangan dari ekstremitas superior ke kerangka aksial.
3. Humerus (Tulang Lengan Atas)

Gambar no. 3 Humerus.


Batang humerus terletak di antara batas atas pectoralis penyisipan besar proksimal dan
distal ridge supracondylar.Ini merupakan tengah tiga perlima dari seluruh
humerus.Bagian anterior tuberositas semakin besar meluas ke anterior punggungan
yang berakhir pada fosa coronoid distal.Aspek posterior yang lebih besar terus
tuberositas sebagai lateral distal ridge yang berakhir di supracondylar lateral
punggungan. Melds tuberositas yang lebih kecil menjadi medial terletak punggung
bukit yang membentuk punggungan supracondylar medial distal.
Deltoideus Tuberculum yang membentuk lateral keunggulan hanya proksimal ke
midshaft. Batang humerus memiliki posterior, sebuah anterolateral, dan anteromedial
permukaan.Kanal yang meduler berakhir humerus proksimal ke olecranon fosa.
Anatomi humerus memiliki implikasi yang penting untuk internal dan eksternal fiksasi
Lengan dibagi menjadi kompartemen anterior dan posterior oleh fasia septae.
Compartmentcontains posterior otot trisep, saraf radialis beteen panjang dan lateral
kepala trisep. Anterior atau flexorcompartment berisi fleksor dari siku, biceps brachii
6
dan brakialis, dan coracobrachialis. The brakialis telah mendapat pasokan dua saraf-
satu dari muskulokutaneus dan lain dari saraf radialis.
4. Radius (Tulang Pengumpil)
adalah tulang yang lebih pendek dan terletak lebih ke lateral antara kedua tulang
lengan bawah.

Gambar no. 4 radius dan ulna


5. Ulna (Tulang hasta)
antara kedua tulang lengan bawah ulna adalah yang lebih panjang dan lebih medial.
6. Carpal, Metacarpal dan Phalangs

Gambar no. 5 Carpal, Metacarpal, dan phalangs

7
Otot
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai tugas utama. Otot
diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot jantung. Otot
menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ dalam organisme
tersebut. Sel otot merupakan sel dengan banyak nuclei yang terjadi karena proses fusi dari sel
mioblas.

Prinsip dasar terjadinya suatu gerakan :

1. Otot harus kontraksi dan menyilangi sendi (kecuali yang melekat pada kulit atau
organtubuh)
2. Gerakan saat kontraksi otot: insersioorigo
3. Sendi: bisa satu aksis/lebih
4. Posisi persilangan otot thd aksisarah gerakan.
5. Otot dapat menyilangi lebih dari satu aksis sesuai dengan jumlah aksis pada sendi yang
disilanginya. Otot dapat menyilangi satu sendi (monoartikuler), dan menyilangi lebih dari
satu sendi(polyartikuler)
6. Bidang gerakan otot selalu tegak lurus dengan aksisnya.

Jenis-jenis otot yang ada dalam tubuh :

A. Otot lurik
Memiliki desain yang efektif untuk pergerakan yang spontan dan membutuhkan tenaga
besar.Pergerakannya diatur sinyal dari sel syaraf motorik.Otot ini menempel pada
kerangka dan digunakan untuk pergerakan.
B. Otot polos
Otot yang ditemukan dalam intestium dan pembuluh darah bekerja dengan pengaturan
dari sistem saraf tak sadar, yaitu saraf otonom. Otot polos dibangun oleh sel-sel otot yang
terbentuk gelondong dengan kedua ujung meruncing,serta mempunyai satu inti.
C. Otot jantung
Otot yang ditemukan dalam jantung ini bekerja secara terus-menerus tanpa henti.
Pergerakannya tidak dipengaruhi sinyal saraf pusat.

8
Otot Pada Ekstremitas Supeior
Otot-otot ventral bahu
1. Otot : M. Pectoralis major
Fungsi : Sendi bahu : Adduksi ( terutama dari posisi elevasi lengan ) rotasi kedalam .
Pars clavicularis anteversi
2. Otot : M. Pectoralis minor
Fungsi : Lingkar bahu : Mengangkat iga bagian atas pada saat lengan diangkat dan pada
saat fiksasi lingkar bahu
3. Otot : M. Subclavius
Fungsi : -Lin gkar bahu : Menarik tarikan kearah samping pada clavicula
4. Otot : M. Subscapularis
Fungsi : Sendi bahu (Rotasi kedalam)
Otot-otot Dorsal Bahu
1. Otot : M. Infraspinatus
Fungsi : Sendi bahu (Rotasi keluar)
2. Otot : M. Teres Minor
Fungsi : Sendi bahu (Rotasi keluar, adduksi pada bidang scapular)
3. Otot : M. Teres Major
Fungsi : Sendi bahu (Rotasi kedalam, adduksi pada bidang scapular)
4. Otot : M. Latissimus dorsi
Fungsi : Sendi bahu (Rotasi kedalam, adduksi, retroversi), Lingkar bahu (adduksi dan
penurunan scapula).
Mekanisme Gerak Sendi Bahu
Gerakan pada sendi bahu meliputi :

1. Pada gerakan endorotasi caput humeris roll searah dengan gerakan endorotasi dan
slidenya ke posterior.
2. Pada gerakan abduksi caput humeris roll searah dengan gerakan abduksi dan slidenya ke
caudal.
3. Pada gerakan eksorotasi caput humeris roll searah gerak eksorotasi dan slide ventral agak
medial.

9
Jenis Dislokasi Bahu
Terdapat 4 jenis dislokasi pada bahu yaitu :
1. Dislokasi anterior
2. Dislokasi posterior
3. Dislokasi inferior
4. Dislokasi superior

Fraktur 1/3 distal os radius


Fraktur pada lengan bawah yang sering terjadi pada os radius, fraktur colles yaitu fraktur
pada bagian 1/3 distal radius, fragmen tulang distal seringkali patah berkeping-keping dan
bergeser ke dorsal dan proksimal, sehingga radius lebih pendek. Pergeseran bagian distal radius
dapat mematahkan proc. Styloideus ulna.

Gambar no. 6 fraktur distal os radius

Klasifikasi fraktur :

a. Fraktur antebrachii, yaitu fraktur pada kedua tulang radius dan ulna
b. Fraktur ulna (nightstick fractur), yaitu fraktur hanya pada tulang ulna
c. Fraktur Montegia, yaitu fraktur ulna proksimal yang disertai dengan dislokasi sendi
radioulna proksimal
d. Fraktur radius, yaitu fraktur hanya pada tulang radius
e. Fraktur Galeazzi, yaitu fraktur radius distal disertai dengan dislokasi sendi radioulna
distal

10
Kesimpulan

Dislokasi sendi glenohumeral adalah suatu kerusakan yang terjadi saat bagian caput
humerus yang tidak menempel lagi dengan bagian cavitas glenoidale os scapula. Fraktur pada
lengan bawah yang sering terjadi pada os radius, fraktur colles yaitu fraktur pada bagian 1/3
distal radius.

Daftar Pustaka
1. Pearce E. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedic. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka, 2009.
2. Bahiyatun. Buku ajar asuhan kebidanan nifas normal. Jakarta: EGC, 2009.h. 84-5
3. Wibowo D. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Grafindo, 2005
4. Bloom, faweett. Bukui Ajar Histologi. Jakarta: EGC, 2002
5. Bloody J. Kesehatan Klinis. Jakarta: Erlangga, 2005
6. Canalis E. Regulation of Bone Remodeling. In: Favus MJ (ed). Primer on the Metabolic
Bone Diseases and Disorders of Mineral Metabolism. 3d edition. Lippincott-Raven Publ
1996:29-34.
7. Snell RS. Anatomi klinik. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC; 2006.h.422-98.
8. Frost HM. On the Estrogen-Bone Relationship and Postmenopausal Bone Loss: A New
Model. J Bone Miner Res 1999;14(9):1473-7.
9. Cameron JR, Skofronick JG, Grant RM. Fisika tubuh manusia, Ed.2. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC, 2006.h.36-45.

11

Anda mungkin juga menyukai