BAB 3 Metodologi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODOLOGI

3.1 Lokasi Perencanaan


Dalam melakukan penelitian diperlukan data-data yang akurat agar dapat
memperoleh hasil yang benar dan sesuai. Dalam melakukan pengumpulan data
ini penulis melakukan penelitian pada Proyek Jalan Akses Pelabuhan Socah,
Bangkalan. Berikut ini merupakan gambar atau denah lokasi proyek :

Lokasi Perencanaan
Jalan

Gambar 3.1 Lokasi Perencanaan


Sumber : Google Map

39
40

Lokasi

Gambar 3.2 Lokasi Proyek Jalan Akses Pelabuhan Socah


Sumber : Data Proyek PT Perentjana Djaja

3.2 Bagan Alir Perencanaan


Dalam melakukan tugas penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan bagan
alir yang meliputi dibawah ini :
41

3.2.1 Bagan Alir Perencanaan Geometrik


Mulai

Data :
1. Kecepatan Rencana (VR)
2. Jarak Pandang (Jh)
3. Trase Jalan
4. Peta kontur dan situasi

Alinyemen Horizontal Alinyemen Vertikal

1. Coba Tikungankonturjj
FC 1. Kelandaian
Tidak 2. Coba Tikungan S-C-S 2. Panjang Lengkung
3. Coba Tikungan SS Vertikal
Lengkung Cembung
Lengkung Cekung
Syarat Keluwesan
Ya Syarat Drainase
Syarat kenyaman
Mengemudi
1. Perhitungan tikungan 3. Pergeseran Vertikal dari
2. Perhitungan Pelebaran PVI ke lengkung (Ev)
Perkerasan
Ya
3. Perhitungan Daerah
Kebebasan Samping

Gambar Perencanaan
Potongan memanjang
Potongan Melintang

Selesai

Gambar 3.3 Bagan Alir Perencanaan Geometrik Jalan


42

3.2.2 Bagan Alir Perkerasan Lentur

Mulai

Data :
1. Data Lalu Lintas (LHR)
2. Data CBR
3. Data Curah Hujan

LHR awal Koefisien Angka Daya


dan akhir Distribusi Ekivalen Dukung
umur Kendaraan Kendaraan Tanah
rencana (C) (E) (DDT)

Lintas Ekivalen Lintas Ekivalen Akhir


Permulaan (LEP) (LEA)

Lintas Ekivalen Tengah


(LET)

Indeks Lintas Ekivalen Rencana Faktor Regional


Permukaan (IP) (LER) (FR)

Indeks Tebal Perkerasan Koefisien Kekuatan Relatif


(ITP) Bahan (a)

Tebal Perkerasan

Gambar 3.4 Bagan Alir Perencanaan Perkerasan Lentur


43

3.2.3 Bagan Alir Rencana Anggaran Biaya

Mulai

Gambar Rencana Harga Satuan Bahan


dan Upah

Perhitungan Volume Pekerjaan Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan

Rencana Anggaran Biaya

Selesai

Gambar 3.5 Bagan Alir Perhitungan RAB

3.3 Metode Pengumpulan data


3.3.1 Data Sekunder
Dalam setiap perencanaan pada proyek konstruksi diperlukan data-data
penunjang yang didapat sebelum merencanakan sebuah proyek. Begitu pula
dengan perencanaan jalan akses ini dibutuhkan beberapa data, antara lain :
1. Peta Topografi / Kontur
Didapat dari Bakosurtanal cabang Institut Teknologi Nasional Malang dan
Google Earth.
44

2. Peta Kondisi Kebebasan Lahan/situasi


Didapat dari aplikasi Google Earth dan selanjutnya di olah di aplikasi
Autocad Civil 3D.
3. Data Lalu Lintas
Didapat dari PT. Perendjana Djaja Cabang Surabaya
4. Data Tanah
Didapat dari penelitian di laboratorium yang dilakukan oleh PT. Virama
Karya selaku Konsultan Proyek Jalan Akses Socah. Data ini nantinya akan
digunakan untuk menentukan tebal perkerasan.

3.4 Survey Pendahuluan


Dilakukan dengan melihat kondisi eksisting di lokasi yang akan
direncanakan geometrik dan perkerasan jalan.

3.5 Metode Perencanaan geometrik Jalan


Dalam menentukan perencanaan geometrik jalan, terlebih dahulu mengetahui
urutan-urutan yang harus dilakukan, antara lain :

3.5.1 Trase Jalan


Trase jalan merupakan pekerjaan paling awal dalam geometrik jalan, karena
harus diketahui bagaimana kondisi permukaan tanah asli, kondisi lingkungan dan
medan pada lokasi perencanaan Jalan akses Pelabuhan Socah. Menurut Afdhal,
(2014) ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan trase jalan
Antara lain
1. Faktor Topografi
Faktor ini merupakan yang paling penting dalam menentukan trase karena
dapat diketahui kondisi kelandaian, jarak pandang, dll.
2. Faktor Geologi
Kondisi geologi suatu daerah dapat mempengaruhi pemilihan suatu trase
jalan. Adanya daerah-daerah rawan secara geologis seperti daerah patahan
45

atau daerah bergerak baik vertikal maupun horizontal akan mempengaruhi


kondisi tanah dasar.

3.5.2 Penentuan STA awal dan Akhir


Setelah dilakukan penentuan trase jalan, maka selanjutnya yaitu melakukan
pemilihan rute untuk menentukan STA awal dan akhir. Penentuan STA ini
bertujuan agar diketahui mana titik awal perencanaan sampai terakhir.

3.5.3 Desain Alinyemen Horizontal


Pada perencanaan alinyemen horisontal, umumnya akan ditemui beberapa
perhitungan yang dilakukan yaitu menentukan kemiringan melintang jalan
(superelevasi), lengkung peralihan (Ls), dan Bentuk lengkung horizontal. Pada
dua bagian jalan, yaitu : bagian lurus dan bagian lengkung atau umum disebut
tikungan yang terdiri dari 3 jenis tikungan yang digunakan, yaitu :
1. Lingkaran ( Full Circle = F-C )
2. Spiral-Lingkaran-Spiral ( Spiral- Circle- Spiral = S-C-S )
3. Spiral-Spiral ( S-S )

3.5.4 Desain Alinyemen Vertikal


Alinyemen Vertikal adalah bidang tegak yang melalui sumbu jalan atau
proyeksi tegak lurus bidang gambar. Profil ini menggambarkan tinggi rendahnya
jalan terhadap muka tanah asli. Alinyemen Vertikal adalah perencanaan elevasi
sumbu jalan pada setiap titik yang ditinjau, berupa profil memanjang. Pada
perencanaan alinyemen vertikal terdapat kelandaian positif (Tanjakan) dan
kelandaian negatif (Turunan), sehingga kombinasinya berupa lengkung cembung
dan lengkung cekung. Disamping kedua lengkung tersebut terdapat pula
kelandaian. Pekerjaan ini meliputi
1. Penentuan lokasi jalan
Dilakukan dengan menetapkan Sta.awal dan Sta. akhir. Kemudian
menghitung Elevasi eksisting dan menentukan elevasi rencana.
46

2. Penetapan parameter rencana


Dengan menghitung kecepatan rencana.
3. Perencanaan lengkung vertikal
Digunakan untuk menentukan kelandaian maksimum, penentuan jarak
pandang, kelandaian rencana, parameter lengkung vertikal dan perhitungan
elevasi.

3.6 Metode Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur


Perencanaan konstruksi dalam menentukan tebal perkerasan ini mempunyai
tujuan untuk mendapatkan nilai indeks tebal perkerasan jalan yang sesuai dengan
umur rencana jalan. Pada perencanaan tebal perkerasan ini meliputi beberapa
bagian Antara lain :

3.6.1 Pengolahan Data Tanah


Dilakukan dengan menentukan Daya Dukung Tanah Dasar (DDT).
Perhitungan DDT meliputi :
1. Penentuan harga CBR yang mewakili
2. Penentuan nilai daya dukung tanah (DDT)

3.6.2 Pengolahan Data Lalu Lintas


Pengolahan data lalu lintas diperlukan untuk menentukan tebal lapisan
perkerasan lentur agar sesuai dengan umur rencana. Analisa Lalu Lintas Rencana
antara lain :
1. Menentukan LHR pada awal dan akhir umur rencana
2. Menentukan beban sumbu kendaraan
3. Perhitungan angka ekivalen kendaraan (E)
4. Perhitungan Lintas Ekivalen yang terdiri atas
a. Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)
b. Lintas Ekivalen Akhir (LEA)
c. Lintas Ekivalen Tengah (LET)
d. Lintas Ekivalen Rencana (LER)
47

3.6.3 Penentuan Tebal Perkerasan


Untuk menentukan tebal perkerasan yang direncanakan sesuai dengan
Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode
Analisis Komponen Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga 1987 yaitu sebagai
berikut :
1. Menentukan Faktor Regional (FR)
2. Menentukan Indeks Permukaan yang terdiri dari Indeks Permukaan Awal
(IPo) dan Indeks Permukaan Akhir (IPt)
3. Penentuan harga Indeks Tebal Perkerasan (ITP)
4. Penentuan Tebal tipis Lapisan Perkerasan.

3.7 Metode Perhitungan Rencana Anggaran Biaya


Metode ini digunakan untuk menentukan biaya dengan memperkirakan harga
berbagai jenis pekerjaan yang disesuaikan dengan harga satuan pekerjaan (HSP)
Kabupaten Bangkalan tahun 2016. Langkah- langkah yang dilakukan Antara lain :

3.7.1 Perhitungan Volume Pekerjaan (BOQ)


Perhitungan Bill of Quantities atau volume pekerjaan diawali dengan
perhitungan volume galian dan timbunan jalan yang didapat dari potongan
memanjang jalan hasil dari perencanaan geometrik dan dilanjutkan dengan
volume pekerjaan masing masing kegiatan perencanaan jalan yang ada. Selain itu
juga penentuan BOQ juga disesuaikan dengan kebutuhan fasilitas pelengkap yang
dapat dilihat pada perencanaan penampang melintang jalan.

3.7.2 Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan


Perhitungan ini disesuaikan dengan volume masing-masing pekerjaan yang
sudah direkap pada perhitungan volume pekerjaan atau BOQ. Kemudian dikalikan
dengan harga satuan pekerjaan baik itu alat, bahan, dan pekerja agar dapat
ditentukan harga perencanaan.
48

3.7.3 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya


Setelah volume pekerjaan dan harga satuan pekerjaan didapat maka biaya
konstruksi dengan mudah didapat yaitu dengan mengalikan volume pekerjaan tiap
tiap jenis pekerjaan dengan harga satuannya masing-masing. Biaya pelaksanaan
total merupakan jumlah total dari biaya-biaya: biaya konstruksi, biaya overhead &
fee, biaya supevisi, dan lain-lain.

3.8 Hasil Akhir Perencanaan


Setelah dilakukan perencanaan mulai tahap awal sampai akhir, maka didapat
hasil perencanaan yang meliputi :
1. Pada perencanaan geometrik jalan akan didapat hasil berupa alinyemen
horizontal, alinyemen vertikal, potongan memanjang, dan potongan
melintang jalan.
2. Pada perencanaan perkerasan akan didapat umur rencana jalan, Tebal lapis
pondasi bawah, lapis pondasi atas, dan lapis pekerasan.
3. Didapat anggaran biaya yang diperlukan jika perencanaan jalan tersebut
dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai