Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat. Bencana dapat disebabkan oleh tiga
faktor yaitu faktor alam, non alam dan manusia. Banyak masalah yang berkaitan dengan
bencana alam. Berbagai usaha dilakukan untuk mencegat dan menanggulangi bencana
tetapi pada kenyataannya belum bisa diatasi secara maksimal.
Bencana alam terjadi karena pengaruh dari aktivitas alami dan aktivitas manusia.
Karena adanya suatu fenomena dapat menyebabkan terjadinya bencana alam. Bencana
menimbulkan risiko atau bahaya terhadap kebutuhan manusia, baik kerugian secara materil
ataupun non-materil. Oleh karena itu kesiapan menjadi tuntutan utama dalam pengurangan
risiko bencana. Paradigma penanggulangan bencana diarahkan untuk mengurangi risiko
bencana melalui pengembangan kapasitas lokal dengan melibatkan masyarakat.
Banjir Rob merupakan banjir yang airnya berasal dari air laut. Banjir rob disebabkan
oleh pasang air laut yang mengakibatkan tenggelamnya daratan didekat laut. Kota
semarang merupakan kota yang rawan akan banjir rob dilihat dari kondisi topografinya
yang datar dan rendah diwilayah utara. Banjir dan masalah lingkungan yang terus melanda
kota semarang berlangsung sepanjang tahun. Permasalahan yang terjadi di kota semarang
juga dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan penduduk. Sehingga sampai saat ini masalah
masalah yang terjadi belum bisa diselesaikan dengan sempurna.
Rob secara rutin hadir didaerah pesisir kota smearang bahkan sudah masuk ke wilayah
kota. Luas genangan rob semakin tahun semakin bertambah. Pada bulan mei 2009
mencapai 3000 hektar (Fauzi,2009). Rob masuk kekota semarang melalui 3 jalur sungai
yaitu sungai kali semarang, kali baru, dan kali banger. Berdasarkan data Badan Kesatuan
Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Kota Semarang, dari 177 kelurahan
di 16 kecamatan se-Kota Semarang, terdapat 42 kelurahan di 10 kecamatan yang masuk
kategori rawan banjir. Secara umum penyebab terjadinya banjir kota semarang antara lain
dataran rendah dibawah permukaan laut waktu pasang, peningkatan kepadatan penduduk
yang tidak diimbangi infrastruktur yang memadai, kesadaran masyarakat akan lingkungan
yang masih rendah. Pemerintah berupaya untuk mengatasi permasalahan yang ada, namun
semua juga harus berperan untuk mengurangi dampak yang akan terjadi tidak hanya
menyerahkan kepada pemerintah.

1
Selama ini kesiapsiagaan bencana pada masyarakat dirasakan belum berjalan dengan
baik. Menurut PMI (2007), belum ada sistem yang membuat masyarakat terlatih terhadap
bencana, sementara sistem deteksi dini terhadap bencana yang telah ada belum mampu
diakses dengan baik oleh masyarakat. Masyarakat sebenarnya telah memiliki mekanisme
pertahanan sendiri terhadap bencana. Mekanisme ini menentukan tingkat resiliensi
masyarakat terhadap bencana. Menurut Holing (1973) dan cit Mayunga (2007), tingkat
resiliensi masyarakat merupakan ukuran kemampuan masyarakat untuk menyerap
perubahan dan tetap bertahan pada suatu kondisi tertentu di lingkungannya. Dalam
pandangan normatif, kondisi tersebut merupakan implikasi dari upaya pembangunan
kesiapsiagaan yang kurang optimal dan tidak tepat sasaran sehingga belum menumbuhkan
kemandirian dan keberdayaan masyarakat dalam menanggulangi bencana. Upaya
kesiapsiagaan merupakan salah satu bentuk resiliensi masyarakat terhadao bencana. Pada
kondisi umunya representasi sosial dapat menciptakan kebutuhan yang berbeda beda
dalam upaya pembangunan kesiapsiagaan masyarakat. Pada prinsipnya, pemenuhan
kualitas kesehatan selama bencana mutlak dibutuhkan oleh setiap orang yang terkena
dampak bencana. Pemerintah kerap mengasumsikan bahwa masalah bencana merupakan
masalah jangka pendek yang hanya perlu ditangani pada satu waktu tertentu. Padahal jika
diperhatikan lebih lanjut, masalah pasca bencana menjadi hal utama yang perlu ditangani.
Berbagai macam masalah seperti masalah kesehatan, dampak lingkungan, dan dampak
sosial ekonomi akan mempengaruhi kondisi kehidupan masyarakat korban bencana.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana proses terjadinya rob?
2. Dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya rob?
3. Solusi apa yang dipakai untuk mengatasi rob?
4. Bagaimana langkah langkah dalam mitigasi banjir rob ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengevaluasi dan mengatasi rob dikota semarang melalui penelitian dan ulasan.
2. Untuk memberikan penanganan dini dan pencegahan agar tidak terjadi rob.
3. Mengetahui kebutuhan yang digunakan untuk merumuskan kesiapsiagaan masyarakat
dalam menghadapi bencana.
4. Menetapakan upaya pembangunan yang tepat pada masyarakat.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Untuk mengatasi banjir rob dikota semarang.
2. Mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat banjir rob.
2
3. Memberi informasi kepada masyarakat mengenai rob dan penanggulanganya.
4. Penanganan dini untuk mengatasi banjir rob.
5. Sebagai upaya penyadaran dan pengenalan pentingnya kesiapsiagaan bencana.

Anda mungkin juga menyukai