Anda di halaman 1dari 2

Kesimpilan

jurnal ini menceritakan tentang pengembangan gula kristal putih yang menggunakan model
persediaan periodic review untuk menentukan kebijakan inventori dan model transhipmant untuk
transportasi. Model persedian periodic review digunakan untuk memperoleh waktu siklus yang
seragam yang besarnya konstan antara satu siklus pengeriman dangan siklus pengiriman yang lain,
sehingga fungsi distribusi barang dari eselon yang lebih tinggi dapat terlaksana secara efisien dengan
mengunjungi beberapa retailer secara sekaligus. Model transhipment digunakan untuk
mendapatkan biaya minimum dari rute yang bersangkutan.
Model yang akan dikembangkan merupakan pengembangan model yang telah dibangun
oleh Nur Bahagia dan Sofitra (2001) sehingga pendekatan model yang diusulkan menggunakan
pendekatan dengan konsep dasar yang sama yaitu dengan menggunakan model periodik.

Dalam pengembangan model ini asumsi secara umum yang digunakan adalah:
- Waktu mulai produksi mulai dari titik nol dan kecepatan produksi tetap.
- Kedatangan tebu di pabrik bersifat kontinu.
- Produksi gula kristal putih sesuai dengan kapasitas yang tersedia pada produsen.
- Gula kristal putih milik pedagang antar pulau dan distributor lokal yang tersedia di gudang
produsen selalu habis sebelum waktu yang ditentukan.
- Jumlah gula kristal putih yang didistribusikan sesuai dengan jumlah permintaan gula kristal putih di
suatu daerah.
- Kekurangan suplai gula kristal putih akan dipenuhi oleh produsen swasta atau import.
- Permintaan gula kristal putih dari konsumen hanya akan dilayani melalui retailer.
- Permintaan gula kristal putih yang tidak dapat dipenuhi, akan hilang (lost sales case)
- Kapasitas gudang di suatu daerah dapat menjamin ketersediaan gula kristal putih di daerah
tersebut, maka kapasitas gudang tidak dipertimbangkan sebagai pembatas.
- Ongkos produksi per unit, ongkos simpan per unit dan ongkos transportasi per unit konstan.

Kriteria performansi yang digunakan adalah total biaya logistik tahunan (C ), total biaya
logistik ini terdiri dari biaya tahunan pada produsen (Cp), biaya tahunan pada pedagang besar (Cb),
biaya tahunan pada pedagang antar pulau (Cm), biaya tahunan pada distributor (Cd), biaya tahunan
pada sub distributor (Cs), dan biaya tahunan pada retailer (Cret). Adapun variabel-varibel keputusan
yang ditetapkan pada model ini adalah:
1. Pada produsen yaitu interval waktu pelelangan ke-i (tbi).
2. Pada pedagang antar pulau yaitu panjang interval waktu pengiriman (Tm) dan tingkat inventori
maksimum(Rm).
3. Pada distributor yaitu panjang interval waktu pengiriman (Td) dan tingkat inventori maksimum
(Rd).
4. Pada sub distributor yaitu panjang interval waktu pengiriman (Ts) dan tingkat inventori
maksimum (Rs).
5. Pada retailer yaitu interval panjang waktu pengiriman (Tr) dan tingkat inventori maksimum (Rr).

Formulasi Model yang dikembangkan merupakan model matematik dengan fungsi tujuan
dari formulasi model terintegrasi sistem logistik multi-echelon.
Model matematik integrasi sistem logistik gula kristal putih merupakan model dengan
klasifikasi kompleksitas tinggi sebab mempunyai fungsi yang implisit. Karenanya solusi optimal tidak
dapat diperoleh secara analitik, maka dikembangkan algoritma heuristik untuk memperoleh solusi.
Berikut ini prosedur yang diusulkan dalam penyelesaian model.
Langkah 0
Langkah awal berupa inisialisasi untuk masuknya input semua parameter yang diperlukan, yang
meliputi parameter pada produsen, pedagang besar, pedagang antar pulau, distributor, sub
distributor dan retailer. Selain itu juga parameter transportasi yaitu matrik jarak dan biaya
transportasi.
Langkah 1
Langkah ini dimasukan untuk mencari waktu siklus terbaik pada eselon produsen. Horison
perencanaan pada produsen sebesar Tp. Panjang interval waktu siklus lelang gula kristal putih pada
produsen sebesar ts
ts=tb1+tb2+tb3
Langkah 2
Tentukan nilai Cb
Langkah 3
Tentukan interval waktu di pedagang antar pulau Tm,
Langkah 4
Tentukan interval waktu di distributor lokal Td, tentukan tingkat inventori maksimum Rd Kemudian
tentukan nilai Cd
Langkah 5
Tentukan interval waktu di sub distributor Ts, tentukan tingkat inventori maksimum Rs, kemudian
nilai Cs.
Langkah 6
Tentukan interval waktu di retailer lokal Tr, tentukan tingkat inventori maksimum Rr dan nilai Cr
Langkah 7
Langkah ini dimaksudkan untuk menghitung biaya total sistem yang terjadi, setelah diperoleh dari
langkah 6. Hitung nilai
C=Cp+Cb+Cm+Cd+Cs+Cr
Langkah 8
Solusi diperoleh dari nilai variabel keputusan yang menghasilkan C minimum yang telah disimpan
pada langkah 7

Okta dimas kurniawan (41155010140026)


Teknik industri A

Anda mungkin juga menyukai