Anda di halaman 1dari 12

BAB III

PEMBAHASAN
A. Identifikasi Risiko Perusahaan
Risiko bisnis yang dihadapi oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Jenis risiko yang pertama adalah risiko murni.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk. mungkin saja menanggung risiko tersebut
apabila misalnya terjadi kebakaran atau pencurian asset seperti pencurian
persediaan. Sedangkan jenis risiko berikutnya adalah risiko spekulatif. Risiko
spekulatif ini dapat meliputi variabilitas dari biaya input, harga jual, dan
permintaan, kemudian dapat juga meliputi kemampuan menjual produk baru dan
mengembangkan produk yang sudah ada, dan tingkat nilai tukar rupiah terhadap
dolar. Risiko yang dihadapi perusahaan diantaranya:

1. Risiko keamanan pangan


Resiko itu sendiri adalah kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan dan
tingkat gangguan kesehatan akibat adanya bahaya dalam pangan. Sebagai
produsen makanan olahan dalam kemasan dan memiliki konsumen dari segala
usia, Perseroan menghadapi risiko yang berhubungan dengan keamanan
produk barang jadi yang dipasarkan.
Walaupun Perseroan telah memperhatikan faktor higienis makanan dan
memastikan bahwa bahan baku yang dipergunakan telah sesuai dengan yang
ditetapkan oleh instansi yang berwenang dan memenuhi persyaratan untuk
memperoleh sertifikat halal, namun tidak tertutup kemungkinan bahwa produk
makanan tersebut dapat tercemar ataupun terkena isu negatif lainnya. Apabila
terjadi, hal tersebut dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan
usaha dan operasional Perseroan.
Menurut peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004
tentang keamanan, mutu dan gizi pangan adalah kondisi dan upaya yang
diperlukan untuk mencegah pangan dari cemaran biologis, kimia, dan benda
lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan
manusia.
Resiko keamanan pangan ini termasuk dalam kategori resiko operasi dan
resiko bisnis. Resiko operasi adalah resiko yang diderita akibat kesalahan dan
kekeliruan yang terjadi pada sistem dan prosedur operasi yang menimbulkan
ketidakefisienan dan ketidakefektifan operasi. Ada beberapa komponen
penting yang perlu diperhatikan dalam penerapan keamanan pangan pada
bagian produksi perusahaan, salah satunya adalah Ruang Lingkup Higiene dan
Sanitasi.
Faktor penyebab terjadinya resiko keamanan pangan ini adalah faktor
manusia (man) yang meliputi kesalahan tenaga kerja bagian produksi yang
kurang memperhatikan kebersihan atau kehigenisan peralatan yang digunakan
dalam proses produksi serta tenaga kerja yang bekerja tidak sesuai dengan
prosedur.

2. Risiko fluktuasi harga bahan baku dan komoditas


Harga dan biaya produksi Perseroan dipengaruhi oleh harga bahan baku di
pasar internasional, terutama gandum yang digunakan untuk memproduksi
tepung terigu Grup Bogasari, dan bahan baku lainnya yang diimpor seperti
SMP dan resin (bahan baku untuk pembuatan kemasan).
Harga tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
a. Tingkat produksi bahan baku dunia.
b. Tingkat penawaran dan permintaan produk.
c. Tingkat konsumsi dunia atas produk-produk; dan
d. Perkembangan perekonomian dunia pada umumnya.

Fluktuasi harga bahan baku di pasar internasional dan depresiasi nilai


tukar Rupiah terhadap mata uang asing dapat memberikan dampak negatif
terhadap kegiatan operasional dan kondisi keuangan Perseroan. Walaupun
Perseroan dapat menaikkan harga jual produknya akan tetapi Perseroan tidak
dapat secara langsung meningkatkan harga jual produk sedemikian rupa
sejalan dengan kenaikan harga bahan baku di pasar internasional dan
depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing. Risiko fluktuasi harga
bahan baku dan komoditas ini masuk ke dalam resiko operasi dan risiko
keuangan

3. Risiko peningkatan kompetisi pada segmen usaha


Sebagian besar produk Perseroan menghadapi kompetisi baik dari
perusahaan lokal maupun internasional. Tidak dapat dipastikan bahwa
kompetitor tidak akan mengoptimalkan upayanya dalam berkompetisi untuk
meningkatkan pangsa pasarnya dan/atau tidak akan ada tambahan pesaing
domestik maupun asing yang memasuki pasar dimana Perseroan beroperasi.
Peningkatan kompetisi tersebut dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan
untuk mempertahankan atau menaikkan pendapatannya.
Resiko tersebut diatas jika dikategorikan dalam 4 manajemen risiko adalah
termasuk kedalam risiko bisnis. Jika dikaitan dengan faktor penyebab risiko
yang memiliki unsur 6M, maka risiko peningkatan kompetensi pada segmen
usaha adalah termasuk kedalam unsur market, karena berkaitan dengan
hubungan perusahaan dengan lingkungan eksternal-nya, khususnya dengan
kompetitor dan pelanggan. Perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan
dan memperluas segmentasi pasarnya. Oleh karena itu, segementasi pasar
yang semakin luas itu penting dengan tujuan untuk terus mengikuti selera
konsumen yang selalu berkembang. Namun, berkaitan dengan kompetitor,
perusahaan juga perlu memberi perhatian lebih, apakah kompetitor
menargetkan segmentasi pasar yang sama, dan kegiatan apa saja yang
dilakukan perusahaan-perusahaan kompetitor itu untuk merebut perhatian
pasar dalam usaha memenuhi segmen pasar tersebut.

4. Risiko suksesi dan ketrampilan tenaga kerja


Kesuksesan Perseroan tidak luput dari faktor ketersediaan tenaga kerja
yang handal untuk terus dapat melakukan yang terbaik serta mendukung
budaya untuk terus berinovasi agar memperoleh hasil yang unggul. Oleh
karena itu Perseroan menyadari risiko kegagalan pengembangan karyawan
atau mempertahankan tenaga kerja bertalenta dapat mempengaruhi kegiatan
bisnis, daya saing, dan pertumbuhan Perseroan secara nyata.
Risiko tersebut termasuk dalam kategori risiko operasional yang mana
risiko operasional adalah risiko kehilangan yang dihasilkan dari
ketidakmampuan atau kegagalan proses internal perusahaan, sumber daya
manusia, dan sistem atau bisa juga dari kejadian eksternal. Kegagalan proses
dapat mengakibatkan kemacetan informasi, proses transaksi, sistem settlement
atau secara lebih umum adalah permasalahan di bagian back-office, dimana
berurusan dengan pencatatan transaksi dan rekonsiliasi terhadap perdagangan
individual. Risiko operasional juga dapat mengarah pada risiko kredit atau
risiko pasar.
Faktor penyebab terjadinya risiko suksesi dan ketrampilan tenaga kerja
karena faktor manusia (man) yang meliputi kesalahan melaksanakan transaksi
dan prosedur, perselisihan ketenagakerjaan, kekurangan pekerja, perekrutan
pekerja dan pemutusan hubungan kerja, kecelakaan kerja dan lain-lain.

5. Risiko bencana alam, iklim dan cuaca ekstrim


Secara geografis, fasilitas Perseroan berupa kantor, pabrik, perkebunan
dan gudang distribusi, hampir seluruhnya berlokasi di Indonesia yang
berlokasi di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.
Letak Indonesia berada di zona pertemuan dari tiga lempengan bumi
utama yang berpotensi mengalami gempa bumi, tsunami, gelombang laut dan
letusan gunung berapi. Hal ini dapat terjadi di luar kendali Perseroan, dan
dapat membahayakan keselamatan karyawan, merusak fasilitas, dan
mengganggu jalur distribusi. Walaupun risiko ini tidak berdampak negatif
secara langsung terhadap kegiatan usaha Perseroan di masa lampau, tetapi
bencana tersebut dapat berdampak negatif terhadap keadaan ekonomi
Indonesia pada umumnya yang secara tidak langsung akan berdampak juga
terhadap Perseroan. Selain itu, beberapa kegiatan usaha dan hasil operasional
Perseroan juga tergantung pada iklim dan kondisi cuaca.
Risiko yang berhubungan dengan hal tersebut akhir-akhir ini meningkat
dengan adanya efek rumah kaca di atmosfer yang berdampak buruk terhadap
suhu global dan perubahan suhu secara ekstrim. Kondisi tersebut dapat
berdampak negatif terhadap produktivitas, kinerja dan prospek usaha
Perseroan.
Resiko tersebut termasuk kategori resiko bisnis karena berkaitan dengan
kelancaran proses produksi perusahaan. Ketika ketersediaan bahan baku
material terganggu maka akan menggangu jalannya proses produksi sehingga
perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar akibatnya pasar akan
dikuasai oleh kompetitor dalam suatu waktu tertentu.

B. Analisis pengaruh risiko


PT. Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki 5 kategori risiko yang
memerlukan perhatian lebih untuk penanganan manajemen yang pas. Menurut
penulis, risiko risiko tersebut diatas cenderung sama besar pengaruhnya
terhadap perusahaan dan sama pentingnya bagi perusahaan. sehingga penulis
tidak dapat merumuskan satu risiko mana yang paling berpengaruh terhadap
perusahaan. Misalnya (1) risiko keamanan pangan yang berkaitan dengan
kualitas bahan baku material, kualitas proses produksi, dan kualitas produk
yang dihasilkan. Risiko tersebut sangat penting untuk ditangani dengan baik
karena hasil akhirnya adalah tentang persepsi konsumen terhadap produk
secara keseluruhan. (2) Risiko fluktuasi harga bahan baku dan komoditas yang
berkaitan dengan naik turunnya harga bahan baku yang mempengaruhi harga
produk yang akan dipasarkan ke konsumen, risiko tersebut harus dikelola
dengan baik agar tidak merugikan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dalam
melakukan perhitungan harga pokok penjualan dengan benar karena
disebabkan oleh flukuasi harga bahan baku dan komoditas. (3) Risiko
peningkatan kompetisi pada segmen usaha yang berkaitan dengan hubungan
perusahaan pada lingkungan eksternal-nya, khususnya dengan kompetitor dan
pelanggan. Perusahaan harus segera menangani risiko tersebut untuk
meningkatkan dan memperluas segmentasi pasarnya guna untuk
mempertahankan atau menaikkan pendapatannya. (4) Risiko suksesi dan
ketrampilan tenaga kerja yang berkaitan dengan kegagalan pengembangan
karyawan atau mempertahankan tenaga kerja bertalenta dapat mempengaruhi
kegiatan bisnis, daya saing, dan pertumbuhan PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk secara nyata. Risiko tersebut sangat penting untuk segera ditangani karena
tanpa adanya tenaga kerja yang kompeten dibidangnya akan sangat
mempengaruhi hasil produksi dan kinerja perusahaan, karena tenaga kerja
yang tidak kompeten dapat menimbulkan risiko kecelakan kerja yang nantinya
akan merugikan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (5) Risiko bencana alam,
iklim dan cuaca ekstrim merupakan risiko yang tidak terduga karena dapat
terjadi sewaktu-waktu dan tidak dapat diprediksi oleh perusahaan. Risiko
tersebut sangat penting dan harus segera ditangani oleh perusahaan karena
ketika ketersediaan bahan baku material terganggu maka akan menggangu
jalannya proses produksi sehingga perusahaan tidak dapat memenuhi
kebutuhan pasar akibatnya pasar akan dikuasai oleh kompetitor dalam suatu
waktu tertentu.

C. Mengelola risiko
Perusahaan menyadari bahwa penerapan sistem manajemen risiko yang
memadai sangat penting untuk menghadapi beragamnya risiko kegiatan usaha
yang dihadapi sejalan dengan semakin berkembangnya usaha Perseroan. Untuk
itu, Perseroan menjalankan pengelolaan terhadap risiko dengan menerapkan
sistem ERM yang telah dijalankan secara konsisten dan berkesinambungan di
seluruh organisasi, termasuk anak perusahaan. Perseroan mengelola ERM
berdasarkan kerangka dasar COSO (Committee of Sponsoring Organization of
Treadway Commission) dan ISO 31000, yang disesuaikan dengan kegiatan usaha
dan budaya Perseroan.
Direksi bertanggung jawab dan memegang peranan penting dalam suksesnya
penanganan manajemen risiko dan pengendalian internal yang efektif. Untuk itu,
Perseroan membentuk tim manajemen risiko yang didedikasikan untuk
menjalankan proses ERM dan implementasinya. Setiap manajemen anak
perusahaan, berperan penting atas proses ERM, yaitu melakukan identifikasi
risiko, menganalisa kemungkinan exposure, menetapkan langkah-langkah
perbaikan dan pengendalian internal, dan memberikan laporan ERM kepada
manajemen terkait.
Komite Audit sebagai kepanjangan tangan dari Dewan Komisaris, melakukan
pengawasan terhadap program dan implementasi manajemen risiko. Laporan
konsolidasi ERM disampaikan setiap semester kepada Direksi dan Komite Audit.
Audit Internal melakukan penelaahan yang independen melalui audit yang
dilakukan secara rutin untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa risiko
yang signifikan dan kelemahan pengendalian internal teridentifikasi dan tindakan
perbaikan dijalankan. Laporan penelahaan tersebut disajikan dalam laporan audit
internal yang disampaikan secara rutin kepada Direksi dan Komite Audit.
Beberapa risiko-risiko utama yang dapat berpotensi memberikan dampak negatif
yang signifikan terhadap operasional Perseroan, dan langkah langkah Perseroan
dalam mengurangi risiko tersebut adalah sebagai berikut:
1. Risiko keamanan pangan
Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan melakukan proses kontrol yang
berkesinambungan, dimulai dari penggunaan bahan baku yang berkualitas,
pemilihan pemasok, proses penerimaan bahan baku dan proses produksi dan
distribusi yang sesuai dengan standard operating procedures.
Perseroan senantiasa menerapkan Good Manufacturing Practices untuk
memastikan produk dibuat dengan proses yang higienis dan menghasilkan
kualitas yang baik. Sebagian besar fasilitas produksi Perseroan telah
memperoleh sertifikasi ISO 9001 dan ISO 22000, dan/atau sertifikasi
HACCP (Hazard Analysis & Critical Control Points), serta beberapa fasilitas
produksi lainnya telah memperoleh sertifikasi ISO 14000. Di samping itu,
seluruh produk Perseroan telah mendapatkan sertifikat halal dari MUI.
Sebagian besar produk Perseroan juga telah memperoleh berbagai sertifikasi
lainnya, seperti sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) yang
dikeluarkan oleh lembaga pemerintahan yang berwenang. Untuk menanggapi
keluhan dan mendapatkan masukan yang berharga dari konsumen, Perseroan
menyediakan Layanan Konsumen Indofood.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.1096 Tahun 2011 tentang
Higiene Sanitasi Jasaboga adalah upaya untuk mengendalikan faktor risiko
terjadinya kontaminasi terhadap makanan, baik yang berasal dari bahan
makanan, orang, tempat dan peralatan agar aman dikonsumsi. Higiene dan
sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara kebersihan individu.
Misalnya mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring
untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak
untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan. Sanitasi makanan
adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan
tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dari segala bahaya yang
dapat mengganggu atau merusak kesehatan, mulai dari sebelum makanan
diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan,
sampai pada saat dimana makanan tersebut siap untuk dikonsumsikan
kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk
menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari
penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli,
mengurangi kerusakan makanan. Tujuan utama dari penerapan aspek higiene
sanitasi kantin di perusahaan adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan
produktif.

2. Risiko fluktuasi harga bahan baku dan komoditas


Fluktuasi harga bahan baku di pasar internasional dan depresiasi nilai
tukar Rupiah terhadap mata uang asing dapat memberikan dampak negatif
terhadap kegiatan operasional dan kondisi keuangan Perseroan. Walaupun
Perseroan dapat menaikkan harga jual produknya akan tetapi Perseroan tidak
dapat secara langsung meningkatkan harga jual produk sedemikian rupa
sejalan dengan kenaikan harga bahan baku di pasar internasional dan
depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing.
Untuk memitigasi risiko tersebut, Perseroan melakukan kegiatan-kegiatan
strategis dengan membentuk pola hubungan kerja sama dan kemitraan
dengan petani dan pemasok, melakukan simulasi harga bahan baku terhadap
harga jual, melakukan kontrak kerja sama dengan beberapa perusahaan dalam
dan luar negeri, dan menggunakan bahan baku substitusi tanpa mengurangi
kualitas akhir dari produk barang jadi yang dipasarkan kepada konsumen.
Ketangguhan model bisnis Perseroan yang terdiri dari kegiatan usaha
komoditas dan non-komoditas juga memberikan manfaat dalam mengurangi
risiko tersebut dan dapat meredam dampak gejolak harga komoditas yang
pada akhirnya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan dan
keuntungan Perseroan.

3. Risiko peningkatan kompetisi pada segmen usaha


Untuk melanjutkan sukses dan mengurangi risiko tersebut, Perseroan
senantiasa mengikuti dinamika perkembangan pasar, meluncurkan produk
yang sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen, melakukan inovasi
secara berkelanjutan untuk menghasilkan produk unggulan baru,
mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk, melakukan kegiatan
pemasaran yang tepat sasaran dan menerapkan program-program efisiensi
biaya guna meningkatkan daya saing. Dalam iklim bisnis yang kompetitif ini,
Perseroan tetap menjalankan usahanya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku.

4. Risiko suksesi dan ketrampilan tenaga kerja


Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan melakukan kegiatan
pengembangan karyawan berkelanjutan serta program pelatihan profesional
baik internal atau eksternal. Dengan program tersebut, Perseroan dapat
mempertahankan tenaga kerja bertalenta yang sudah ada dan menarik tenaga
kerja bertalenta yang baru, demi meneruskan kelangsungan operasional dan
daya saing Perseroan di era globalisasi ini.
Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan melakukan kegiatan
pengembangan karyawan berkelanjutan serta program pelatihan profesional
baik internal atau eksternal. Dengan program tersebut, Perseroan dapat
mempertahankan tenaga kerja bertalenta yang sudah ada dan menarik tenaga
kerja bertalenta yang baru, demi meneruskan kelangsungan operasional dan
daya saing Perseroan di era globalisasi ini.
Solusi terhadap Risiko suksesi dan ketrampilan tenaga kerja :
a. Mendisiplinkan penggunaan anggaran yang ditetapkan sesuai RKAP serta
kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan.
b. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan bimbingan secara rutin terhadap
bisnis yang sedang berjalan, bisnis baru dan KSO, agar dapat mencapai
target dan sasaran yang ditetapkan.
c. Melaksanakan GCG secara benar dengan mentaati kepatuhan peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku untuk setiap aktifitas yang akan
dijalankan.
d. Melakukan penempatan SDM yang sesuai dengan kemampuan dan
keahliannya serta memberlakukan sistem renumerasi dan perencanaan
karir yang transparan.

5. Risiko bencana alam, iklim dan cuaca ekstrim


Untuk menangani risiko tersebut, Perseroan melakukan kajian terhadap
perlindungan bencana alam seperti kecukupan perlindungan asuransi dan
implementasi sistem penanggulangan krisis. Perseroan juga melakukan
kegiatan tanggung jawab sosial terkait dengan kejadian bencana alam sebagai
bentuk kepedulian terhadap masyarakat.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk mempunyai 5 (lima) risiko yaitu risiko
keamanan pangan, risiko fluktuasi harga bahan baku dan komoditas, risiko
peningkatan kompetisi pada segmen usaha, risiko suksesi dan ketrampilan
tenaga kerja, serta risiko bencana alam, iklim dan cuaca ekstrim. Dimana
risiko-risiko tersebut termasuk dalam kategori risiko bisnis dan risiko operasi
yang pada akhirnya jika tidak diatasi dengan baik dan benar akan berdampak
pada risiko keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Faktor dari penyebab
5 (lima) risiko tersebut terdiri dari faktor material, man dan market. Untuk
mengatasi 5 (lima) risiko tersebut yaitu dengan cara sebagai berikut:
1. Risiko keamanan pangan dapat diatasi dengan cara Perseroan melakukan
proses kontrol yang berkesinambungan, dimulai dari penggunaan bahan
baku yang berkualitas, pemilihan pemasok, proses penerimaan bahan baku
dan proses produksi dan distribusi yang sesuai dengan standard operating
procedures.
2. Risiko fluktuasi harga bahan baku dan komoditas dapat diatasi dengan
cara Perseroan melakukan kegiatan-kegiatan strategis dengan membentuk
pola hubungan kerja sama dan kemitraan dengan petani dan pemasok,
melakukan simulasi harga bahan baku terhadap harga jual, melakukan
kontrak kerja sama dengan beberapa perusahaan dalam dan luar negeri,
dan menggunakan bahan baku substitusi tanpa mengurangi kualitas akhir
dari produk barang jadi yang dipasarkan kepada konsumen.
3. Risiko peningkatan kompetisi pada segmen usaha dapat diatasi dengan
cara Perseroan senantiasa mengikuti dinamika perkembangan pasar,
meluncurkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen,
melakukan inovasi secara berkelanjutan untuk menghasilkan produk
unggulan baru, mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk,
melakukan kegiatan pemasaran yang tepat sasaran dan menerapkan
program-program efisiensi biaya guna meningkatkan daya saing, serta
Perseroan tetap menjalankan usahanya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku.
4. Risiko suksesi dan ketrampilan tenaga kerja dapat diatasi dengan cara
Mendisiplinkan penggunaan anggaran yang ditetapkan sesuai RKAP serta
kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan, melaksanakan
pemantauan, evaluasi dan bimbingan secara rutin terhadap bisnis yang
sedang berjalan, bisnis baru dan KSO, agar dapat mencapai target dan
sasaran yang ditetapkan, melaksanakan GCG secara benar dengan
mentaati kepatuhan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
untuk setiap aktifitas yang akan dijalankan, melakukan penempatan SDM
yang sesuai dengan kemampuan dan keahliannya serta memberlakukan
sistem renumerasi dan perencanaan karir yang transparan.
5. Risiko bencana alam, iklim dan cuaca ekstrim dapat diatasi dengan cara
Perseroan melakukan kajian terhadap perlindungan bencana alam seperti
kecukupan perlindungan asuransi dan implementasi sistem
penanggulangan krisis. Perseroan juga melakukan kegiatan tanggung
jawab sosial terkait dengan kejadian bencana alam sebagai bentuk
kepedulian terhadap masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai