Anda di halaman 1dari 11

BAHAN AJAR

Alokasi Waktu: 2 x 7 x 45m

Kompetensi Dasar:
KD 3.1 Menerapkan konsep dasar konstruksi jaringan distribusi tenaga listrik
KD 4.1 Menggunakan konsep dasar konstruksi jaringan distribusi tenaga listrik

Indikator Pencapaian Kompetensi:


3.1.1 Menjelaskan jaringan distribusi tenaga listrik tegangan menengah
3.1.2 Menjelaskan jaringan distribusi tenaga listrik tegangan rendah
3.1.3 Menentukan jenis jaringan distribusi tenaga listrik
4.1.1 Mengidentifikasi jaringan distribusi tenaga listrik tegangan menengah
4.1.2 Mengidentifikasi jaringan distribusi tenaga listrik tegangan rendah
4.1.3 Menggambarkan konstruksi jaringan distribusi tenaga listrik

A. Jaringan Distribusi Tenaga Listrik

Gambar 1. Jaringan Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik

Suatu sistem tenaga ;istrik secara sederhana terdiri atas:


1. Sistem pembangkit
2. Sistem transmisi dan gardu induk
3. Sistem distribusi
4. Sistem sambungan pelayanan
Sistem-sistem ini saling berkaitan dan membentuk suatu sistem tenaga
listrik.
Sistem distribusi adalah sistem yang berfungsi mendistribusikan tenaga
listrik kepada para pemanfaat1
Sistem distribusi terbagi 2 bagian:
1. Sistem Distribusi Tegangan Menengah (1KV < V 35 KV)
2. Sistem Distribusi Tegangan Rendah (V 1KV)
Jaringan distribusi tegangan menengah berawal dari gardu induk/pusat
listrik pada sistem terpisah/isolated. Pada beberapa tempat berawal dari
pembangkit listrik. Bentuk jaringan dapat berbentuk radial atau tertutup (radial
open loop).
Jaringan distribusi tegangan rendah berbentuk radial murni.
Sambungan tenaga listrik adalah bagian paling hilir dari sistem distribusi
tenaga listrik. Pada sambungan tenaga listrik tersambung alat pembatas dan
pengukur (APP) yang selanjutnya menyalurkan tenaga listrik kepada pemanfaat.

1
Kelompok Kerja Standar Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik dan Pusat Penelitian Sains
dan Teknologi Universitas Indonesia, Buku I Kriteria Disain Enjinering Konstruksi Jaringan
Distribusi Tenaga Listrik PT PLN (Persero), Jakarta Selatan, 2010, hlm. 53.
B. Jaringan Distribusi Tegangan Menengah
Jaringan distribusi primer merupakan awal penyaluran tenaga listrik dari
Pusat Pembangkit Tenaga Listrik ke konsumen untuk sistem pendistribusian
langsung. Sedangkan untuk sistem pendistribusian tak langsung merupakan tahap
berikutnya dari jaringan transmisi dalam upaya menyalurkan tenaga listrik ke
konsumen. Jaringan distribusi primer atau jaringan distribusi tegangan tinggi
(JDTT) memiliki tegangan sistem sebesar 20 kV. Untuk wilayah kota tegangan
diatas 20 kV tidak diperkenankan, mengingat pada tegangan 30 kV akan terjadi
gejala-gejala korona yang dapat mengganggu frekuensi radio, TV,
telekomunikasi, dan telepon.

Gambar 2. Tiang Jaringan Distribusi Primer 20KV

C. Jaringan Distribusi Tegangan Rendah


Jaringan Distribusi Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari suatu sistem
tenaga listrik. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para
pemanfaat / pelanggan listrik.
Mengingat ruang lingkup konstruksi jaring distribusi ini langsung
berhubungan dan berada pada lingkungan daerah berpenghuni, maka selain harus
memenuhi persyaratan kualitas teknis pelayanan juga harus memenuhi
persyaratan aman terhadap pengguna dan akrab terhadap lingkungan.
Gambar 3. Tiang Jaringan Distribusi Sekunder 220V

Konfgurasi Saluran Udara Tegangan Rendah pada umumnya berbentuk


radial.
Jenis konstruksi Jaringan Tegangan Rendah terdiri dari :
Saluran Udara Tegangan Rendah Kabel pilin
Saluran Udara Tegangan Rendah Bare Conductor
Saluran Kabel tanah Tegangan Rendah

Saluran Udara Tegangan Rendah dengan Kabel pilin (twisted cable) ini
dapat dikonstruksikan pada :
1) Tiang yang berdiri sendiri dengan panjang tang 9 meter dan ditanam 1/6 kali
panjang tiang.
2) Di bawah jaringan saluran udara tegangan menengah
3) Pada dinding bangunan.
BAHAN AJAR

Mapel: Jaringan Distribusi Tenaga Listrik

Alokasi Waktu: 2 x 7 x 45m

Kompetensi Dasar:
KD 3.2 Menentukan peralatan dan bahan pemasangan alat pengukur dan
pembatas
KD 4.2 Menggunakan peralatan dan bahan pemasangan alat pengukur dan
pembatas

Indikator Pencapaian Kompetensi:


3.2.1 Menjelaskan tentang alat pengukur
3.2.2 Menjelaskan tentang alat pembatas
3.2.3 Menentukan peralatan dan bahan pemasangan APP
4.2.1 Mengidentifikasi alat pengukur
4.2.2 Mengidentifikasi alat pembatas
4.2.3 Menggunakan peralatan dan bahan pemasangan APP

Tujuan:
1. Melalui kegiatan menggali informasi serta diskusi, peserta didik dapat
menjelaskan tentang alat pengukur dengan 70% benar.
2. Melalui kegiatan menggali informasi serta diskusi, peserta didik dapat
menjelaskan tentang alat pembatas dengan 70% benar.
3. Melalui kegiatan menggali informasi serta diskusi, peserta didik dapat
menentukan peralatan dan bahan pemasangan APP dengan 70% benar.
4. Disediakan jobsheet, alat dan bahan praktik, peserta didik dapat
mengidentifikasi alat pengukur dengan 70% benar.
5. Disediakan jobsheet, alat dan bahan praktik, peserta didik dapat
mengidentifikasi alat pembatas dengan 70% benar.
6. Disediakan jobsheet, alat dan bahan praktik, peserta didik dapat
menggunakan peralatan dan bahan pemasangan APP dengan 70% benar.
Sumber Belajar:
Suhadi, dkk. 2008. Teknik Distribusi Tenaga Listrik, Jilid 1. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan : Jakarta. (hlm. 63)

A. Peralatan pemasangan APP


1. Alat pengukur
a. KWH meter

2. Alat pembatas
Satuan arus ialah Ampere, sedangkan satuan daya ialah VA. Karena itu
pembatas arus listrik menggunakan satuan Ampere. Penggunaan pembatas disebut
sebagai penentuan demand (kebutuhan) pengguna. Besar arus trip pelebur atau
pemutus yang digunakan sebagai pembatas maksimum ditetapkan sebesar 10% di
atas arus nominal trafo yang dilindungi.
Penggunaan pembatas sebagai salah satu interface antara PLN dengan
pelanggan, bila pelanggan memakai lebih pembatas akan bekerja, dan terjadi
pemadaman. Dari sudut pandang pelanggan kejadian ini berarti berkurangnya
keandalan suplai tenaga listrik.
Jenis-jenis alat pembatas yang paling banyak digunakan adalah jenis termis
dan elektromagnet. Beberapa jenis pembatas tersebut terdiri dari pembatas satu
kutub, dua kutub dan tiga kutub, seperti terlihat pada gambar berikut:

Beberapa contoh MCB sesua dengan peruntukannya dapat dilihat pada


Tabel berikut:
Tabel 1. Jenis Pembatas dan Penggunaannya

Tabel 2. Contoh Data Teknis Pemutus Tenaga (MCB)


B. Bahan Pemasangan APP

C. Prosedur pemasangan APP

D. Instalasi APP
BAHAN AJAR

Mapel: Jaringan Distribusi Tenaga Listrik

Alokasi Waktu: 3 x 7 x 45m

Kompetensi Dasar:
KD 3.3 Menerapkan cara memasang alat pengukur dan pembatas
KD 4.3 Memasang alat pengukur dan pembatas (APP)

Indikator Pencapaian Kompetensi:


3.3.1 Menjelaskan diagram pengawatan APP 1 fasa
3.3.2 Menjelaskan diagram pengawatan APP 3 fasa
3.3.3 Mengemukakan SOP pemasangan APP 1 fasa
3.3.4 Mengemukakan SOP pemasangan APP 3 fasa
4.3.1 Mengidentifikasi diagram pengawatan APP 1 fasa
4.3.2 Mengidentifikasi diagram pengawatan APP 3 fasa
4.3.3 Memasang APP 1 fasa sesuai SOP
4.3.4 Memasang APP 3 fasa sesuai SOP

Tujuan:
1. Melalui kegiatan menggali informasi serta diskusi, peserta didik dapat
menjelaskan diagram pengawatan APP 1 fasa dengan 70% benar.
2. Melalui kegiatan menggali informasi serta diskusi, peserta didik dapat
menjelaskan diagram pengawatan APP 3 fasa dengan 70% benar.
3. Melalui kegiatan menggali informasi serta diskusi, peserta didik dapat
mengemukakan SOP pemasangan APP 1 fasa dengan 70% benar.
4. Melalui kegiatan menggali informasi serta diskusi, peserta didik dapat
mengemukakan SOP pemasangan APP 3 fasa dengan 70% benar.
5. Disediakan jobsheet, alat dan bahan praktik, peserta didik dapat
mengidentifikasi diagram pengawatan APP 1 fasa dengan 70% benar.
6. Disediakan jobsheet, alat dan bahan praktik, peserta didik dapat
mengidentifikasi diagram pengawatan APP 3 fasa dengan 70% benar.
7. Disediakan jobsheet, alat dan bahan praktik, peserta didik dapat memasang
APP 1 fasa sesuai SOP dengan 70% benar.
8. Disediakan jobsheet, alat dan bahan praktik, peserta didik dapat memasang
APP 3 fasa sesuai SOP dengan 70% benar.
A. Diagram pengawatan APP 1 fasa

B. Diagram pengawatan APP 3 fasa


C. SOP pemasangan APP 1 fasa
D. SOP pemasangan APP 3 fasa

Anda mungkin juga menyukai