Anda di halaman 1dari 4

KEPUTUSAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA


NOMOR 441/ /2016

TENTANG

PEMBERLAKUAN ALUR PELAYANAN PASIEN GAWAT DARURAT


DI IRD PADA RSU CUT MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan, perlu


dibuat pedoman alur pelayanan pasien gawat darurat di
IRD Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh
Utara;

b. bahwa untuk maksud sebagaimanan tersebut pada huruf


a, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan;


2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
159B/MENKES/SK/PER/1988 tentang Rumah Sakit;
4. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Dasar
Nomor 202/SK/IV/2004 tentang Pedoman Standar
Pelayanan Instalasi Rawat Darurat;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERTAMA : Memberlakukan pedoman alur pelayanan pasien gawat darurat
di Instalasi Rawat Darurat(IRD) Rumah Sakit Umum Cut Meutia
Kabupaten Aceh Utara sebagaimana tercantum dalam lampiran
keputusan ini.

KEDUA : Pedoman alur pelayanan pasien gawat darurat di IRD Rumah


Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara harap
dilengkapi dengan SOP dan Cinical Pathway penyakit dari
masing-masing SMF yang dikoordinasikan oleh Komite Medik.

KETIGA : Pedoman yang dilengkapi dengan SOP dan Cinical Pathway


sebagaimana tersebut dalam diktum kedua dipakai sebagai
acuan kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh semua petugas
yang terkait dengan pelayanan pasien gawat darurat di IRD
Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara.

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam
Keputusan ini, maka akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Lhokseumawe
Pada Tanggal 12 Januari 2016
Direktur Rumah Sakit Umum CUT MEUTIA
Kabupaten Aceh Utara

Drg. NURHAIDA, MPH


Pembina Utama Muda
Nip. 19610325 198812 2 001
URAIAN ALUR PELAYANAN PASIEN GAWAT DARUARAT DI IRD

I. Instalasi Rawat Darurat (IRD) adalah tempat dilakukan pelayanan medic untuk
semua pasien gawat (life threatening/gangguan berat pada Airway, Breathing,
Carculation) dan darurat (tidak stabil), dengan tujuan kegawatan hilang atau
berkurang dan kondisi menjadi stabil sehinggatehindar dari kematian dan
kecatatan lebih lanjut.setelah target tercapai, maka pasien dikirim untuk
mendapatkan perawatan lanjutan atau definitive oleh profesi dari disiplin ilmu
terkait.

II. IRD adalah Instalasi milik Rumah Sakit yang mengorganisasi dan memenuhi
sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh semua profesi yang berhubungan
dengan kegiatan pelayanan medik gawat darurat di IRD.

III. Pelayanan medik terhadap pasien gawat darurat dilakukan secara bersama-
sama (team work) antara berbagai profesi yang terkait dengan kasus gawat
darurat.

IV. Tiap disiplin ilmu yang mempunyai kegawat daruratan harus menempatkan
tenaga dokter atau PPDS yang stasc di IRD, untuk bekerja bersama sebagai
team work, dengan hak dan kewajiban sama dengan dokter atau PPDS dari
disiplin ilmu lain.

V. Dokter atau PPDS dari berbagai disiplin ilmu sebagaimana poin IV yang akan
bekerja di IRD akan dibekali pengetahuan tentang tata kerja dan organisasi di
IRD, BCLS, ACLS, BTLS, ATLS, tergantung kebutuhan atau kompetensi profesi
masing-masing.

VI. Pelayanan gawat darurat terhadap pasien di luar Rumah Sakit (pre hospital),
evakuasi ke Rumah Sakit, dikoordinir dan dilakukan oleh dokter dari EM. Bila
dipandang perlu melibatkan profesi terkait lainnya.

VII. Petugas (perawat khusus) yang bekerja di TRIAGE akan melakukan Penilaian
Kegawatan terhadap pasien yang datang ke IRD, sehingga ditentukan status :
- P1 : pasien unstable disertai penyulit Airway, Breathing, Circulation (ABC).
Status/pasien diberi label merah
- P2 : pasien unstable tetapi tanpa penyulit ABC. Status /pasien diberi label
kuning
- P3 : pasien stabil dantanpa penyulit ABC. Status /pasien diberi label hijau.

VIII. Pasien dengan P1 akan dikirim oleh petugas triage ke area resusitasi. Dokter
dari EM akan melakukan stabilisasi terhadap masalah ABC yang dihadapi,
langsung bersama-sama dokter dari disiplin ilmu yang terkait kasus tersebut.
Apabila problem ABC sudah stabil maka penanganan lanjutan terhadap pasien
tersebut dilakukan oleh dokter dari disiplin ilmu yang terkait kasus tersebut.
Pasien dependen resusitasi akan dimasukkan ke ICU/CVCU untuk
penanganan lanjutan oleh dokter disiplin ilmu terkait kasus tersebut.

IX. Pasien dengan P2 akan dikirim oleh petugas triageke dokter dari EM untuk
dilakukan initial assessment secara klinis, untuk menentukan disiplin ilmu
manakah yang terkait dengan masalah utama pasien tersebut. Bila diperlukan,
dokter dari EM akan melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana (bukan
laboratorium lengkap) yang terkait terapi emergensi (seperti : cek gula darah
acak untuk memastikan kasus hipoglikemi, fungsi diagnostik memastikan
adanya pneumuthorak atau pleural effusi). Selama initial assessment tidak ada
tindakan terapi, kecuali terdapat problem life threatening. Lama initial
assessment diharapkan maksimal 30 menit. Setelah masalah utama
ditemukan, maka pengelolaan pasien diserahkan ke dokter yang terkait kasus
tersebut untuk mendapatkan pemeriksaan atau terapi lanjutan. Untuk kasus
P2, dokter dari EM boleh mengikuti, mengusulkan tindakan diagnostik atau
terapi dengan persetujuan dokter dari disiplin ilmu yang berwenang dengan
kasus tersebut.
X. Pasien dengan P3 akan diserahkan langsung oleh petugas triage kepada dokter
yang bertugas di P3 (dokter dari EM atau dokter dari disiplin ilmu yang terkait
kasus tersebut). Terhadap kasus-kasus yang tidak gawat darurat dan cukup
perawatan poliklinis, maka petugas di P3 menangani pasien tersebut dan
memulangkan atau merujuk ke poliklinik terkait. Pasien yang akan
dipulangkan atau dimasukkan untuk rawat inap harus mendapat disposisi dari
dokter yang terkait / berwenang dengan kasus tersebut.

XI. Setiap dokter yang melakukan tindakan atau pemeriksaan (diagnostik maupun
terapi), konsultasi, disposisi, harus menulis apa yang dilakukan dalam status,
lengkap dengan nama, tanggal dan jam.

XII. Setiap SMF menempatkan supervisornya di IRD. SMF bertanggung jawab


terhadap tindakan yang dilakukan dokter atau PPDS nya yang bekerja di IRD.
ALUR PELAYANAN PASIEN GAWAT DARURAT DI IRD

PASIEN GAWAT DARURAT


PRE HOSPITAL

EM

TRIAGE : menilai derajat kegawatan


IRD
P1 P2 P3

- UNSTABLE - UNSTABLE - STABIL


- PENYULIT ABC - ABC baik - ABC baik

AREA RESUSITASI CLINICAL INITIAL


EM bersama-sama DOKTER ASSESMENT OLEH EM
DISIPLIN ILMU TERKAIT

DOKTER DISIPLIN ILMU TERKAIT

DEPENDEN RESUSITASI

ABC STABIL KRS


ICU/CVCU

WRSDS/ICU DISIPLIN ILMU


TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai