Rahardjo Tirtoatmodjo
Dosen Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra
Abstrak
Angka oktan merupakan acuan untuk mengukur kualitas dari bensin yang digunakan sebagai
bahan bakar motor bensin. Makin tinggi angka oktan maka makin rendah kecenderungan bensin
untuk terjadi knocking.
Naphtalene merupakan suatu larutan kimia yang memberikan pengaruh positif untuk
meningkatkan angka oktan dari bensin. Besarnya angka oktan ini dapat diukur dengan mesin
CFR.
Dari hasil percobaan dengan motor Daihatsu CB-23 diperoleh bahwa dengan penambahan
naphtalene sebesar 1 butir (3,75 gram) untuk 3 liter bensin dan sudut pengapian 12 sebelum
TMA diperoleh daya yang dihasilkan motor paling optimal. Untuk perbandingan tersebut kadar
CO maupun CO2 yang terbentuk hampir sama dengan penggunaan bensin premium murni tetapi
terjadi penurunan HC dan O2 pada gas buangnya.
Abstract
Octane number is a reference to measure quality of gasoline as the fuel of gasoline engine.
Gasoline with higher octane number gives less tendency to knocking.
Naphtalene is a chemical solution that gives positive effect to rise the octane number. Octane
number of gasoline can be measured by CFR engine.
Using a motor Daihatsu CB-23, the best power obtained by using a grain of naphtalene (3,75
grams) for 3 litres of gasoline and ignition timing is 12 before TDC. Using this ratio, CO & CO 2
that are produced in the exhaust gas is nearly the ame with pure gasoline usge but less HC and O2
are produced.
Motor CFR
2. Alat-Alat Percobaan
CFR Engine F1, Research Method ASTM D-
Motor yang Diuji 2699
Bracketing Method, sedangkan untuk memper- dingan kompresi, kecepatan pembakaran, ben-
oleh harga sudut pengapian terbaik maka tuk ruang bakar dll.
digunakan timing light untuk mengetahui besar
sudut pengapian dan dynamometer untuk 50
mengukur torsi yang diperoleh. Adapun hasil-
nya adalah sebagai berikut: 45
Bensin murni = Angka Oktannya 87,5; sudut
pengapian 10
40
1 butir naphtalene untuk 4 liter bensin = Angka
Oktannya 87,5 ; sudut pengapian 10
35 Premium
1 butir naphtalene untuk 3 liter bensin = Angka
1 n : 4 l b
Oktannya 87,6 ; sudut pengapian 12 Torsi P ( N.m1 )n : 3 l b
30
1 butir naphtalene untuk 2 liter bensin = Angka 1 n : 2 l b
Oktannya 87,69 ; sudut pengapian 13 1 n : 1 l b
25
1 butir naphtalene untuk 1 liter bensin = Angka
1500 1750 2000 2250 2500
Oktannya 87,8 ; sudut pengapian 13
Putaran ( rpm )
Unjuk Kerja Motor
Gambar 3. Torsi Motor Fungsi Putaran
berikan s.f.c. yang terbaik. Dibandingan dengan terlihat bahwa gas CO yang diproduksi dari
penggunaan bensin premium terjadi penurunan pembakaran bensin premium adalah yang
s.f.c. sebesar 8,6 - 16 %. Secara umum dengan terendah. Makin pekat dicampuri naphtalene di
penambahan kepekatan naphtalene pada dalam bensin, maka terlihat gas CO yang
bensin maka penurunan s.f.c. makin berkurang, terbentuk juga makin meningkat.
bahkan pada putaran tinggi untuk 1 n : 1 l b
penggunaan bahan bakar lebih boros dibanding- 14
kan penggunaan bensin premium. Premium
13
1 n : 4 l b
1 n : 3 l b
28 1 n : 2 l b
Premium 12
1 n : 1 l b
26 11
CO2 (%)
10
24
9
22
1 n : 4 l b 8
20 1 n : 3 l b 14,0 14,5 15,0 15,5 16,0 16,5
1 n : 2 l b
effisiensi thermis
1 n : 1( l% b) AFR
18
1500 1750 2000 2250 2500 Gambar 7. Kadar CO2 (% ) Fungsi AFR
Putaran ( rpm )
Berbanding terbalik dengan CO, maka
Gambar 5 . th Fungsi Putaran secara umum dapat dikatakan bahwa peng-
gunaan bensin premium menghasilkan gas CO2
terbesar walaupun debanya hanya sedikit sekali
Pada grafik efisiensi termis fungsi putaran
dengan campuran yang lain.
terlihat juga bahwa penggunaan campuran
1 n : 3 l b memberikan grafik yang terbaik.
Peningkatan efisiensinya dibandingkan dengan 225
penggunaan bensin premium adalah 9,4 - 19 %, 200
sedangkan penggunaan 1 n : 4 l b hanya mem-
berikan peningkatan efisiensi termis sebesar 175
3,3-15 %, dan 1 n : 2 l b efisiensi termisnya 150
hanya 0,1 - 8,7% bahkan untuk 1 n : 1 l b justru
125
mengalami penurunan effisiensi. Premium
HC ( ppm )
100 1 n : 4 l b
Gas Buang 1 n : 3 l b
75 1 n : 2 l b
1 n : 1 l b
8 50
14,0 14,5 15,0 15,5 16,0 16,5
AFR
6
Gambar 8. Kadar HC (% ) Fungsi AFR
4
Dari grafik pada gambar 8 terlihat bahwa
CO ( % ) Premium
1 n : 4 l b dengan 1 n : 3 l b justru memberikan hasil
2 1 n : 3 l b terbaik, dimana polusi HC-nya terendah.
1 n : 2 l b Kemudian dengan makin pekatnya campuran
1 n : 1 l b juga tidak memberikan hasil pembakaran yang
0
baik, terbukti dengan tingginya HC yang
14,0 14,5 15,0 15,5 16,0 16,5
dihasilkan oleh perbandingan 1 n : 1 l b. Dengan
AFR demikian naphtalene dalam jumlah yang
optimal dapat memperbaiki proses pembakaran,
Gambar 6. Kadar CO (% ) Fungsi AFR
tetapi jika terlalu banyak justru menimbulkan
HC yang lebih besar.
Walaupun boleh dikata bahwa gas CO yang
dihasilkan tidak jauh berbeda tetapi masih
100 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
Pengaruh Naphatalene Terhadap Perubahan Angka Oktan Bensin, Unjuk Kerja Motor dan Gas Bungnya (Rahardjo Tirtoatmodjo)
5. Kesimpulan
Daftar Pustaka
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra 101
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/