Tugas Kelompok SKB
Tugas Kelompok SKB
Anggota :
1. Anna Effana (MA 150010)
2. Ema Rahmawati (MA150007)
3. Mayangsari Prima Sagit (MA 170100)
4. Andhika (MA 160022)
5. Fahri Maulana (MA 160039)
6. Agus Suherman (MA14010)
FC+Target laba
BEP setelah laba =
PVC
2.100.000.000 + 1.200.000.000 + (15%) 495.000.000 3.795.000.000
= =
1.200.000 600.000 600.000
= 6.325
Jadi jumlah kompor yang harus dibuat agar melewati BEP dan mendapat laba 15 %
sebanyak 6.325 unit
Soal 2 :
ASPEK HUKUM dalam Studi Kelayakan Bisnis
A. PENGERTIAN ASPEK HUKUM
Untuk memulai study kelayakan suatu usaha pada umumnya dimulai dari aspek
hukum, walaupun banyak pula yang melakukannya dari aspek lainnya. Tujuan dari aspek
hukum adalah untuk meneliti keabstahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-
dokumen yang dimiliki. Penelitian keabstahan dokumen dapat dilakukan sesuai dengan
lembaga yang mengeluarkan dan yang mengesahkan dokumen yang bersangkutan.
Penelitian ini sangat penting mengingat sebelum usaha itu dijalankan, maka perlu prosedur
yang berkaitan dengan izin-izin atau berbagai persyaratan harus terlebih dahulu sudah
diperlukan.
Bagi penilaian studi kelayakan bisnis, dokumen yang perlu diteliti keabsahan,
kesempurnaan dan keasliannya meliputi badan hukum, izin-izin yang dimiliki, sertifikat
tanah atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan usaha tersebut.kegagalan dalam
penelitian aspek ini akan berakibat tidak sempurnanya hasil penelitian, dengan kata lain
apabila ada dokumen yang tidak sah atau tidak sempurna pasti akan menimbulkan masalah
dikemudian hari.
Seperti kita ketahui bahwa banyak sekali usaha yang telah berjalan pada akhirnya
dikemudian pada akhirnya menimbulkan masalah. Masalah-masalah yang timbul kadang-
kadang sangat vital, sehingga yang semula kita nyatakan layak untuk semua aspek, ternyata
menjadi sebaliknya. Hal ini disebabkan karena kurang teliti dalam penilaian dibidang
hukum sebelum usaha tersebut dijalankan.
Oleh karna itu, hendaknya dalam melakukan analisis aspek hukum ini dilakukan
secara teliti dan cermat dengan mencari sumber-sumber informasi yang jelas sampai
ketangan yang memang berkompeten untuk mengeluarkan surat-surat yang hendak kita
teliti, demikian juga bagi mereka yang hendak menyiapkan suatu proyek atau usaha maka
perlu dilakukan berbagai persiapan yang berkaitan dengan dengan aspek hukum ini.
Jenis badan hukum yang ada diindonesia sangat beragam mulai dari perusahaan
perseorangan, firma sampai kepada bentuk koperasi. Masing-masing badan hukum
memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Kelebihan dan kekurangan dapat dilihat dari
luasnya bidang usaha yang akan dijalankan, modal yang dimiliki, batas tanggungjawab dan
kewajiban masing-masing pemilik, serta pembagian keuntungan masing-masing badan
usaha.
Dalam praktiknya jenis badan hukum yang ada diindonesia sebagai berikut:
Perseorangan
Perusahaan perseorangan merupakan perusahaan yang dimiliki oleh perseorangan
(hanya seorang).
Firma (Fa)
Firma adalah perusahaan yang didirikan oleh dua orang atau lebih dan menjalankan
perusahaan atas nama perusahaan.
Perseroan komanditer (CV)
Perseroan komanditer atau sering dikatakan CV,merupakan persekutuan yang
didirikan atas dasar kepercayaan.
Perseroan terbatas (PT)
Perseroan terbatas (PT) merupakan badan hukum perusahaan yang paling banyak
digunakan dan diminati oleh para pengusaha.
Perusahaan negara
Perusahaan negara (PN) adalah perusahaan yang didirikan berdasarkan undang-
undang.modal untuk mendirikan PN adalah atas kekayaan negara yang dipisahkan dan
tidak dipisahkan atas saham.
Perusahaan daerah
Perusahaan daerah merupakan perusahaan yang didirikan dengan suatu peraturan
daerah.
Yayasan
Yayasan adalah badan usaha yang tidak bertujuan untuk mencari keuntungan dan
lebih menekankan usahanya pada tujuan sosial.
Koperasi
Menurut undang-undang No.25 tahun 1995. koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi,sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
berdasarkan asas kekeluargaan.
C. JENIS-JENIS USAHA
Kegiatan usaha dimana pun selalu memerlukan berbagai dokumen penunjang usaha
beserta izin-izin yang diperlukan sebelum menjalankan kegiatannya.
Dalam praktiknya terdapat beragam izin, banyaknya izin dan jenis-jenis izin yang
dibutuhkan tergantung dari jenis usaha yang dijalankan.adapun izin dimaksud adalah:
Tanda daftar perusahaan (TDP)
Nomor pokok wajib pajak (NPWP)
Izin-izin usaha
Sertifikat tanah atau surat-surat berharga yang dimilikinya
Izin-izin perusahaan lainnya yang harus segera diurus bagi pemilik usaha dan yang
harus dinilai oleh penilai adalah yang sesuai dengan jenis bidang usaha perusahaan
tersebut, izin-izin tersebut adalah :
Surat izin usaha perdagangan (SIUP)
Surat izin usaha industri (SIUI)
Izin usaha tambang
Izin usaha perhotelan dan pariwisata
Izin usaha farmasi dan rumah sakit
Izin domisili,dimana perusahaan/lokasi proyek berada
Izin gangguan
Izin mendirikan bangunan (IMB)
izin tenaga kerja asing jika perusahaan menggunakan tenaga kerja asing.
Disamping keabsahan dokumen diatas yang tidak kalah pentingnya adalah
penelitian dokumen lainnya yaitu:
bukti diri (KTP atau SIM)
sertifikat tanah
bukti kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB)
serta surat-surat atau sertifikat lainnya yang kita anggap perlu.
b. Bukti diri
Yaitu kartu identitas dari para pemilik usaha yang dikeluarkan oleh kelurahan
setempat yang dikenal dengan nama kartu tanda penduduk (KTP).
e. Izi-izin perusahaan
Selanjutnya adalah meneliti izin-izin yang dimiliki sesuai dengan jenis bidang usaha
perusahaan tersebut. Izin-izin tersebut adalah:
o Surat izin usaha perdagangan (SIUP)
o Surat izin usaha industri (SIUI)
o Izin usaha tambang dari departemen pertambangan
o Izin usaha perhotelan dan pariwisata dari departemen pariwisata pos dan telekomunikasi
o Izin usaha farmasi dan rumah sakit dari departemen kesehatan
o Izin usaha pertenakan dan pertanian dari departemen pertanian
o Izin domisili dimana perusahaan/lokasi proyek dari pemda
o Izin mendirikan bangunan
o Izin tenaga kerja asing jika ada
b. Kendaraan bermotor
Keaslian surat-surat kendaraan yang akan digunakan untuk usaha-usaha tersebut
seperti usaha angkutan:
Bukti pemilikan kendaraan bermotor (BPKB)
Harga beli (faktur dan kuintasi)
Kondisi kendaraan
Izin trayek,jika usaha transportasi
c. Serta surat-surat atau sertifikat lainnya yang kita anggap perlu
KESIMPULAN