Anda di halaman 1dari 2

Filsafat Ilmu pengetahuan adalah kajian secara mendalam tentang dasar-dasar

ilmu pengetahuan, sehingga filsafat ilmu pengetahuan dapat menjawab beberapa persoalan,
seperti:
a. Persoalan dalam landasan dimensi Ontologis:
Artinya: persoalan tentang Objek apa yang ditelaah ?, Bagaimana wujud yang hakiki dari objek
tersebut ?, Bagaimana korelasi antara objek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir,
merasa, dan mengindra) yang menghasilkan ilmu ? Dari landasan ontologis ini adalah dasar
untuk mengklasifikasi pengetahuan dan sekaligus bidang bidang ilmu.

b. Persoalan dalam landasan dimensi epistemologis


Artinya: persoalan bagaimana proses pengetahuan yang masih berserakan dan tidak teratur itu
menjadi ilmu ?. Bagaimana prosedur dan mekanismenya ?. Hal hal yang harus diperhatikan agar
dapat diperoleh pengetahuan yang benar ?. Apa yang disebut kebenaran itu sendiri ?. Apa
kriterianya ?. Cara/ teknik/ sarana apa yang membantu manusia dalam mendapatkan pengetahuan
yang berupa ilmu ?.

c. Persoalan dalam landasan dimensi aksiologis


Artinya: persoalan untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan ?. Bagaimana
kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah kaidah moral ?. Bagaimana penentuan
objek yang ditelaah berdasarkan pilihan pilihan moral ?. Bagaimana korelasi antara teknik
proseduran yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma norma moral ?.

Filsafat ilmu pengetahuan tujuannya, yakni:


a. mendalami unsure-unsur pokok ilmu pengetahuan, sehingga secara menyeluruh dapat
dipahami sumber-sumber, hakikat, dan tujuan ilmu pengetahuan.
b. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan ilmu di berbagai bidang,
sehingga didapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis.
c. Menjadi pedoman bagi para pendidik dan anak didik dalam mendalami studi di perguruan
tinggi, khususnya untuk membedakan persoalan ilmiah dan non ilmiah.
d. Mendorng para calon ilmuwan untuk konsentrasi dalam mendalami ilmu pengetahuan dan
mengembangkannya.
e. Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu pengetahuan dan agama
tidak ada pertentangan (Amsal Bakhtiar, 2004: 20).

Jadi dapat dilihat jika dengan kita mengetahui Filsafat ilmu pengetahuan kita dapat
mengembangkan penghargaan terhadap pluralitas, begitu juga dengan mengklasifikasi ilmu-ilmu
dan juga objek formal dan objek material.

Objek material antara ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu sosial juga berbada, sehingga
berbeda pula dalam metode dan cara memperoleh ilmunya. Dalam filsafat ilmu bisa dikatakan
bahwa, jika ontologinya berbeda, maka epistemologinya pasti berbeda. Objek material adalah
bahan yang dijadikan sasaran penyelidikan (misalnya: ilmu kedokteran, ilmu sastra, psikologi),
sedangkan objek formal adalah sudut pandang tertentu terhadap objek materialnya, misalnya
ilmu kedokteran, objek formalnya keadaan fisik manusia. Dengan perbedaan tersebut kita dapat
mengembangkan penghargaan terhadap pluralitas. Dimana semua ilmu itu berbeda
penerapannya, maka kita dapat mengembangkan pengetahuan kita.

Anda mungkin juga menyukai