Anda di halaman 1dari 3

PENCABUTAN GIGI

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

RSUD
KAIMANA
Tanggal Terbit Ditetapkan

SPO

Pengertian 1. Pencabutan gigi merupakan suatu prosedur pengeluaran gigi dari


Aveolus, dimana pada gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan
perawatan lagi.
2. Pencabutan gigi juga merupakan suatu tindakan pembedahan
yang melibatkan jaringan bergerak dan jaringan lunak pada
rongga mulut, akses yang dibatasi oleh bibir dan pipi, dan
selanjutnya dihubungkan atau disatukan oleh gerakan lidah dan
rahang.
Tujuan 1. Sebagai acuan bagi seluruh tenaga medis dan paramedis dalam
melaksanakan ketentuan tentang persetujuan tindakan medis
2. Agar pasien mengetahui prosedur penanganan penyakitnya bisa
membahayakan atau tidak
3. Agar pasien dan keluarga mendapatkan informasi tentang hal-hal
yang perlu dipersiapkan sebelum dilakukan tindakan medis
Kebijakan 1. Setiap tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien harus
diinformasikan kepada pasien dan harus mendapat persetujuan
dari pasien dan/atau keluarga
2. Persetujuan tindakan dari pasien dan/atau keluarga harus
dibuktikan dengan pengisian form persetujuan tindakan medis
(Informed consent)
Referensi 1. UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
2. Permenkes No. 290/menkes/per/2008
Prosedur Kegiatan I. Menyapa pasien dengan ramah
II. Anamnesa
1. Menayakan dan mencatat identitas penderita
2. Keluhan utama
2.1.Lokasi gigi yang sakit
2.2.Mulai kapan dirasakan
2.3.Sifat sakit
a. Terus menerus
b. Kadang-kadang : timbulnya rasa sakit, rasa sakit
menyebar/setempat, sudah diobati/belum.
3. Riwayat kesehatan umum
2.1.Apakah punya penyakit :
a. Jantung ; keluar keringat dingin, berdebar, sesak
nafas, nyeri dada.
b. Kencing manis ; keluhan 3P (sering kencing,
sering lapar, sering haus), bila ada luka tidak
sembuh-sembuh, bau mulut khas (Halitosis),
radang jaringan penyangga (menyebabkan gigi
goyang)
c. Darah tinggi.
d. Kehamilan pada khususnya wanita ; umur
kehamilan, berhubungan dengan pemberian obat
anaesthesi, alergi, asma.
e. TBC
f. Hepatisis ; gejala (rasa mual, munyah, icterus)
g. HIV/AIDS/Penyakit Kelamin.
III. Pemeriksaan
E.O : Pipi diraba : dengan empat jari dengan menekan pipi
secara lembut bila ada benjolan/pembengkakan
kekenyalannya :keras/lunak/ada fluktuasi/tidak.
Bibir dilihat : dengan cara, ditarik dengan 2 (dua) jari
(telunjuk dan jempol), untuk bibir bawah-ditarik ke bawah,
untuk bibir atas-diratik ke atas.
Diraba : bila ada perubahan warna/benjolan diraba dengan
cara ditekan secara lembut dengan 2 (dua) jari (bila ada
pembengkakan) : Keras/Lunak.
Kel. Lymphe : diraba ; ada pembengkakakan/tidak dengan
2 (dua) jari telunjuk dan jari tengah.
I.O :
1. Pemeriksaan pada gigi yang sakit dengan : v perkusi :
sama dengan prosedur perkusi , V Druk/ditekan : sama
dengan prosedur druk pada tumpatan.
2. pemeriksaan pada seluruh gigi dijaringan sekitar gigi.
Meliputi ; warna, posisi (malposisi) karies dan kelainan-
kelainan lainnya.
3. Mukosa pipi/jaringan periodontal.

IV. Dianosa
Ditegakkan berdasarkan bersarkan :
1. Anamnesa
2. Keluhan utama.
3. Pemeriksaan E.O.
4. Pemeriksaan I.O.
V. Rencana perawatan
Pencabutan gigi permanen
1. Diagnose
2. Bila masih infeksi akut maka pencabutan ditunda dan
menjelaskan kepaa pasiententang bahaya bila
pencabutan pada gigi yang masih dalam keadaan
infeksi.
3. Memberikan pengobatan dan menjadwalkan rencana
pencabutan.
4. Member tahu pasien bahwa gigi harus dicabut dan
member tahu setiap tahap yang akan dilakukan serta
menanyakan apakah pasien sudah makan atau belum.
Tahap yang dilakukan :
1. Membantu pasien tentang lokasi atau tempat yang akan
dilakukan ansthesi (disuntik).
2. Asepsis daerah yang akan dilakukan penyuntikan
dengan menggunakan antiseptic.
3. Setelah jarum disuntikkan, aspirasi untuk memastikan
tidak terjadi injeksi ekstra vaskuler.
4. Deponir bahan anasthesi secara perlahan apabila, terjadi
penumpukan cairan anesthesia, lakukan massage di
tempat yang di anesthesia.
5. Observasi pasien sambil menunggu efek anesthesia.
6. Jika sudah anesthesia bereaksi, baru dilakukan ekstaksi.
7. Apabila gigi sudah tercabut, periksa soket untuk
memastikan tidak ada sisa gigi/fragmen tulang.
8. Kompresi soket, lalu gigit tampon kurang lebih 30
menit s/d 1 jam.
Instruksi pasca pencabutan :
1. Memberikan instruksi kepada pasien untuk tidak makan
sebelum efek anesthesia hilang.
2. Untuk mengunyah makanan pada sisi yang tidak
dicabut.
3. Tidak memperkenankan pasien menghisap-hisap bekas
cabutan.
4. Minum obat yang diresepkan dokter.
5. Menjelaskan manfaat dari instruksi dan akibat bila
pasien tidak mematuhi instruksi.
6. Control pasca pencabutan.
Unit Terkait Poli Gigi

Anda mungkin juga menyukai