Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN WILAYAH KEGIATAN

2.1 Wilayah Administratif dan Keadaan Geografis


Kabupaten Kapuas Hulu secara astronomi terletak antara 05 LU - 14 LS dan antara
11140 - 11410 BT. Secara umum Kabupaten Kapuas Hulu memanjang dari arah Barat ke
Timur, dengan jarak tempuh terpanjang kurang lebih 240 km dan melebar dari Utara ke
Selatan kurang lebih 126,70 km serta merupakan Kabupaten paling timur di Provinsi
Kalimantan Barat. Jarak tempuh dari Ibu kota Propinsi kurang lebih 657 km melalui jalan
daratdankuranglebih 842 km melalui sungai Kapuas serta sekitar 1 jam penerbangan
menggunakan Pesawat Udara DAS atau Merpati dari jenis Fokker.

Secara administrasi batas-batas wilayah Kabupaten Kapuas Hulu adalah sebagai


berikut:

1. Sebelah Utara wilayah ini berbatasan dengan Negara Bagian Sarawak (Malaysia Timur)
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur
3. Sebelah Barat dengan Kabupaten Kabupaten Sintang
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sintang dan Provinsi Kalimantan
Tengah.

Gambar 2.1 Peta Kabupaten Kapuas Hulu

Laporan Pendahuluan II-1


Jasa Konsultansi Perencanaan Pengembangan Ekowisata dan Jasa
Lingkungan Skala
Kabupaten Kapuas Hulu yang merupakan salah satudari 12 (duabelas) kabupaten di
Propinsi Kalimantan Barat, memiliki luas wilayah sekitar 29.842 km yang secara
administratif sejak Januari 1997 terbagi menjadi 23 wilayah kecamatan dengan 148 desa
dan 4 kelurahan. Ini berarti Kabupaten Kapuas Hulu mencakup 20,33% luas wilayah
propinsi dan sekaligus merupakan kabupaten terluas kedua setelah Kabupaten Ketapang
yang luasnya sekitar 35.809 km. Dari total luas wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, seluas
390.000 Ha merupakan daerah perairan atau tergenang (13,7 % dari luas daerah tergenang
diseluruh Provinsi Kalimantan Barat) dan selebihnya seluas 2.594.200 berupa wilayah
daratan atau daerah tidak tergenang (21,9%) dari luasan daerah tidak tergenang Provinsi
Kalimantan Barat). Posisi geografis Kabupaten Kapuas Hulu ini merupakan posisi yang
penting terutama dikaitkan dengan pengendalian tata air di Propinsi Kalimantan Barat,
karena wilayah ini merupakan hulu dari sungai Kapuas yang alirannya melalui hamper
semua kabupaten di Kalimantan Barat (kecuali Kabupaten Ketapang) dan bermuara di
Pantai Barat Kalimantan Barat.

2.1.1 Topografi
Secara umum Kabupaten Kapuas Hulu merupakan daerah dataran rendah serta
daerah danau dan rawa yang berair. Kabupaten Kapuas Hulu terdapat beberapa aliran
sungai yang memanjang hingga ketimur Provinsi Kalimantan Barat seperti Sungai Kapuas
yang memiliki beberapa anak sungai yang berada di Kabupaten Kapuas Hulu diantaranya
seperti Sungai Embaloh, yang berhulu di bagian utara, Sungai Mandai, selain itu terdapat 8
anak sungai lainnya yang penting dimana peranannya sangat berpengaruh dalam
memenuhi kebutuhan akomodasi transportasi penumpang dan barang dari kabupaten
kekota dan kecamatan. Dataran-dataran di sekitar perbatasan DAS ini dianggap sebagai
suatu zona sumber batu bara dan minyak bumi. Pertanian yang agak menetap dilakukan
secara intensif di dataran-dataran sungai yang sempit, sedangkan peladang yang biasa
berpindah-pindah telah mempengaruhi banyak dataran pinggiran Daerah Aliran Sungai ini.
Kabupaten Kapuas Hulu merupakan daerah yang sering terjadi banjir musiman ketinggian
banjir dapat mencapai 2 meter bahkan lebih. Morfologi Kapuas Hulu umumnya berbentuk
wajan (kuali) yang terdiri dari daratan rendah atau cekungan yang terendam air serta daerah
dan rawa-rawa yang berair cukup dalam. Pada dataran rendah ini terdapat Ibu kota
Kecamatan yang penduduknya relatif ramai, dataran rendah ini berada pada ketinggian 31-
46 mdpl. Sedangkan pada dataran tinggi/miring

2.1.2 Hidrologi
Pola Drainase Kabupaten Kapuas Hulu didominasi oleh Sungai Kapuas yang
mengalir dari wilayah pegunungan Kapuas Hulu di bagian Tengah Provinsi Kalimantan
Laporan Pendahuluan II-2
Jasa Konsultansi Perencanaan Pengembangan Ekowisata dan Jasa
Lingkungan Skala
Barat. Sungai ini merupakan sungai yang terpanjang di Indonesia dan memiliki puluhan
anak sungai, diantarannya yang terpenting yang berada di Kabuapten Kapuas Hulu adalah
Sungai Embalohdenganpanjang 168 KM yang berhulu di Pegunungan Kapuas Hulu Bagian
Utara dekat dengan Gunung Lawit, Sungai Manday sepanjang 140 km yang mengalir dari
pegunungan Muller. Selain itu ada delapan anak sungai Kapuas lainnya yang juga sangat
penting peranannya dalam memenuhi kebutuhan transportasi barang dan penumpang dari
ibu kota Kabupaten ke kota-kota Kecamatan di pedalaman dan sebaliknya. Selainsungai,
pola perairan di Kabupaten Kapuas Hulu juga diwarnai dengan banyaknya dan audepresi di
daerah-daerah pelembahan (basin) dan danau oxbow di daerah-daerah sungai. Danau
danau ini terutama dan audepresi merupakan sumber penghasilan yang cukup potensial di
beberapa kecamatan seperti kecamatan Selimbau, Semitau, Batang Lupar dan Badau,
danau-danau ini menjadi tempat berusaha yang paling penting bagi penduduknya.

2.2 Infrastruktur
Secara umum, apabila dilihat dari system pengangkutan atau transportasi di
Kabupaten Kapuas Hulu, belum seluruh wilayah mendapat layanan jaringan transportasi
yang baik. Jalur pelayanan sungai yang saat ini dianggap sebagai jalur yang memiliki akses
paling tinggi dari dan kebagian lain wilayah kabupaten. Apalagi bila jalur jalan darat lintas
selatan dapat berfungsi baik maka wilayah jalur sungai Kapuas ini akan menjadi semakin
penting dan melebar ke arah selatan. Tetapi untuk kondisi saat ini wilayah sekitar ruas
selatan baru dapat digolongkan sebagai wilayah yang memiliki akses sedang karena
ketergantungan wilayah ini terhadap jalur pelayaran sungai Kapuas masih tinggi. Wilayah-
wilayah lain seperti sekitar jalur pelayaran sungai embaloh dan jalur jalan darat Putussibau
Tanjung kerja Benua Martinus Lanjak Badau - Nanga Kantuk sampai ke Perbatasan
Kabupaten Sintang juga digolongkan sebagai wilayah dengan aksesibilitas sedang.
Sedangkan wilayah lain merupakan wilayah dengan aksesibilitas rendah yang umumnya
sangat sulit dicapai baik melalui sungai maupun darat. Sistem pengangkutan yang terdapat
di Kabupaten Kapuas Hulu secara garis besar merupakan perpaduan antara sub system
perhubungan darat, sungai dan udara.

a. Jalur Sungai
Secara historis peranan pengangkutan sungai di Kabupaten Kapuas Hulu sangat
penting dalam mendukung sistem pengangkutan barang dan penumpang lokal.
Meskipun jaringan jalan raya sudah kian berkembang, peran anangkutan sungai masih
tetap penting terutama pada daerah-daerah pedalaman yang sulit dijangkau jaringan
jalan raya. Bahkan pada daerah dimana jalan raya melintas secara parallel dengan jalur
sungai, pengangkutan barang melalui sungai masih banyak dilakukan.

Laporan Pendahuluan II-3


Jasa Konsultansi Perencanaan Pengembangan Ekowisata dan Jasa
Lingkungan Skala
Tabel 2.1 JalurTransportasi Sungai di Kabupaten Kapuas Hulu

b. Jalan Darat
Pengembangan sistem perangkutan jalan darat saat ini sudah sangat tepat yaitu dengan
dikembangkannya jalan lintas selatan sebagai perpanjangan jalur arteri primer Pontianak
Sintang serta pengembangan jalan lintas utara dari Putussibau Badau-Sintang. Kedua jalur
regional ini melintasi kawasan pedalaman sebagai jawaban atas kelemahan sistem
perangkutan sungai. Konsekuensi logis dari pesatnya perkembangan sistem perangkutan
darat ini adalah perubahan terhadap struktur tata ruang Kapuas Hulu secara keseluruhan,
dimana perlahan namun pasti pada simpul-simpul strategis di sepanjang jalan lintas selatan
maupun utara mulai tumbuh embrio pusat-pusat permukiman yang hamper dapat dipastikan
akan tumbuh menjadi pusat-pusat pelayanan bahkan pusat pertumbuhan regional baru.

Tabel 2.2 Kondisi Jalan Kabupaten Kapuas Hulu

Laporan Pendahuluan II-4


Jasa Konsultansi Perencanaan Pengembangan Ekowisata dan Jasa
Lingkungan Skala
c. Jalan Udara
Perhubungan udara di Kabupaten Kapuas Hulu dilayani oleh perusahaan penerbangan
Merpati untuk jalur Pontianak Putussibau-Balikpapan. Pada tahun 2008 jumlah pesawat
yang berangkat dan dating melalui pelabuhan Pangsuma Putussibau tercatat sebanyak 148
penerbangan. Angka ini mengalami penurunan hampir 50,13% dibandingkan dengan tahun-
tahun sebelumnya. Keberangkatan, kedatangan dan transit melalui bandara Pangsuma
Putussibau masing-masing berhasil mengangkut sebanyak 5.473 dan 5.322 dan transit tidak
ada.

2.3 Sarana Air Bersih


Sistem pelayanan sarana air bersih di Kapuas Hulu hingga tahun 2004 tercatat baru
dilayani dan dikelola oleh 1 unit Perusahaan Air Minum (PDAM) dengan sumber air baku
dari aliran sungai yang baru menjangkau kota Putussibau dan beberapa kecamatan saja.
Penduduk lainnya di kota-kota kecamatan umumnya menggunakan air sungai Kapuas
sebagai sumber air utama untuk keperluan sehari-hari disamping juga mengandalkan air
hujan dan sebagian kecil saja menggunakan air tanah dengan membuat sumur-sumur
dangkal.

Sebagian besar penduduk di Kabupaten Kapuas Hulu mengandalkan sumber air


minum yang berasal dari air di sepanjang aliran sungai Kapuas, yakni hampir 70% dari
seluruh penduduk di Kapuas Hulu. Pemanfaatan sumber air ledeng yang dikelola oleh
PDAM hanya sebesar 19.37 dari seluruh jumlah pengguna atau penduduk yang
membutuhkan air minum. Kualitas air produksi PDAM yang disalurkan kerumah-rumah
pelanggan tidak melalui standar proses penyaringan yang memadai. Oleh karena itu kualitas
air sangat tergantung pada kondisi air di sungai Kapuas. Jika air pasang/banjir pada musim
hujan, maka air yang dialirkan tidak akan jernih, karena banyak mengandung endapan
lumpur.

Pada tahun 2009 tercatat sebanyak 7.633 pelanggan yang menggunakan jasa
PDAM. Hal ini berarti terjadi penurunan pelanggan jika dibandingkan dengan jumlah
pelanggan pada tahun 2008 yang mencapai 7.788 pelanggan. Penurunan jumlah pelanggan
yang menggunakan jasa PDAM menyebabkan menurunnya jumlah air di PDAM yang terjual,
yakni sebanyak 1.308.595 m3. Pada tahun 2008 produksi air yang disalurkan PDAM
sebesar 1.836.454 m3 jumlah ini meningkat dari tahun 2007 yang hanya mencapai
1.729.820 m3.

Laporan Pendahuluan II-5


Jasa Konsultansi Perencanaan Pengembangan Ekowisata dan Jasa
Lingkungan Skala
Tabel 2.3 JumlahPenyaluran Air Besih

Laporan Pendahuluan II-6


Jasa Konsultansi Perencanaan Pengembangan Ekowisata dan Jasa
Lingkungan Skala

Anda mungkin juga menyukai