PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Praktikum uji instrumen diharapkan praktikan dapat mengerti dan
memahami tentang uji instrumen. Praktikan mampu menerapkan metode
perhitungan kadar air dan manfaat perhitungan kadar air pada biji-bijian. Serta
praktikan diharapkan mampu mengetahui faktor yang mempengaruhi kadar air
pada bahan pangan.
2.1 Pengertian Sifat Listrik
Sifat Listrik adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Sifat
listrik dalam bahan hasil pertanian/pangan antara lain meliputi konduktivitas dan
sifat dielektrik. Sifat dielektrik pangan meliputi konstanta dielektrik dan faktor
kehilangan dielektrik. Konstanta dielektrik adalah rasio kapasitas bahan terhadap
kapasitans udara atau vakum pada kondisi pengukuran. Faktor kehilangan
dielektrik adalah sejumlah energi yang hilang bila sebuah komponen diletakkan
pada area listrik arus bolak-balik (Astuti, 2017).
Subskrip i dan bd mengacu pada bobot awal dan bobot ulang. Kadar air
kesetimbangan (EMC) ditentukan dengan memperpanjang proses pengeringan
sampai tidak terjadi perubahan bobot lebih lanjut untuk mengetahui perlakuan
pada masing-masing perlakuan.
3.2 Diagram Alir Penentuan Kadar Air dan Pengukuran Sifat Listrik
3.2.1 Diagram Alir Penentuan Kadar Air
Hasil
Sampel
Hasil
BAB V
PEMBAHASAN
Kadar air biji kedelai bulat dihitung menggunakan berat cawan kosong (A),
berat cawan dengan biji kedelai sebelum dioven (B) dan berat cawan dengan biji
kedelai setelah dioven (C). Pada sampel tanpa perendaman digunakan dua
sampel yaitu sampel 1 dan sampel 2. Berat cawan kosong (A) yang digunakan
pada perlakuan sampel 1 tanpa perendaman yaitu 44 gram. Berat cawan dengan
biji kedelai sebelum dioven (B) pada perlakuan sampel 1 tanpa perendaman yaitu
61 gram. Berat cawan dengan biji kedelai setelah dioven (C) pada perlakuan
sampel 1 tanpa perendaman yaitu 59 gram, sehingga didapatkan kadar air
sebesar 75,41 %.
61(5944)
Kadar air = x 100% = 75,41 %
61
Pada sampel tanpa perendaman digunakan dua sampel yaitu sampel 1
dan sampel 2. Berat cawan kosong (A) yang digunakan pada perlakuan sampel 1
tanpa perendaman yaitu 46 gram. Berat cawan dengan biji kedelai sebelum dioven
(B) pada perlakuan sampel 1 tanpa perendaman yaitu 63 gram. Berat cawan
dengan biji kedelai setelah dioven (C) pada perlakuan sampel 1 tanpa
perendaman yaitu 62 gram, sehingga didapatkan kadar air sebesar 74,6 %.
Sehingga didapatkan rata-rata kadar air untuk biji kedelai tanpa perendaman
adalah sebesar 75,005 %.
63(6246)
Kadar air = x 100% = 74,6 %
63
5.1.2 Perendaman 3 Jam
Kadar air biji kedelai bulat dihitung menggunakan berat cawan kosong (A),
berat cawan dengan biji kedelai sebelum dioven (B) dan berat cawan dengan biji
kedelai setelah dioven (C). Pada sampel perendaman 3 jam digunakan dua
sampel yaitu sampel 1 dan sampel 2. Berat cawan kosong (A) yang digunakan
pada perlakuan sampel 1 perendaman 3 jam yaitu 45 gram. Berat cawan dengan
biji kedelai sebelum dioven (B) pada perlakuan sampel 1 perendaman 3 jam yaitu
80 gram. Berat cawan dengan biji kedelai setelah dioven (C) pada perlakuan
sampel 1 perendaman 3 jam yaitu 61 gram, sehingga didapatkan kadar air sebesar
80 %.
80(6145)
Kadar air = x 100% = 80 %
80
Pada sampel perendaman 3 jam digunakan dua sampel yaitu sampel 1 dan
sampel 2. Berat cawan kosong (A) yang digunakan pada perlakuan sampel 2
perendaman 3 jam yaitu 46 gram. Berat cawan dengan biji kedelai sebelum dioven
(B) pada perlakuan sampel 1 perendaman 3 jam yaitu 80 gram. Berat cawan
dengan biji kedelai setelah dioven (C) pada perlakuan sampel 1 perendaman 3
jam yaitu 60 gram, sehingga didapatkan kadar air sebesar 82,5 %. Sehingga
didapatkan rata-rata kadar air untuk biji kedelai perendaman 3 jam adalah sebesar
81,25 %.
80(6046)
Kadar air = x 100% = 82,5 %
80