Pada Diabetes
Pada Diabetes
1 Definisi
2.4.Patofisiologi
1
Ketoasidois terjadi bila tubuh sangat kekurangan insulin. Karena
dipakainya jaringan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi, maka akan
terbentuk keton. Bila hal ini dibiarkan terakumulasi, darah akan menjadi asam
sehingga jaringan tubuh akan rusak dan bisa menderita koma. Hal ini biasanya
terjadi karena tidak mematuhi perencanaan makan, menghentikan sendiri
suntikan insulin, tidak tahu bahwa dirinya sakit diabetes mellitus, mendapat
infeksi atau penyakit berat lainnya seperti kematian otot jantung, stroke, dan
sebagainya.
2
Apabila jumlah insulin berkurang, jumlah glukosa yang memasuki sel
akan berkurang juga . Disamping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak
terkendali. Kedua faktor ini akan menimbulkan hiperglikemi. Dalam upaya
untuk menghilangkan glukosa yang berlebihan dari dalam tubuh, ginjal akan
mengekskresikan glukosa bersama-sama air dan elektrolit (seperti natrium dan
kalium). Diuresis osmotik yang ditandai oleh urinasi yang berlebihan (poliuri)
akan menyebabkan dehidrasi dan kehilangna elektrolit. Penderita ketoasidosis
diabetik yang berat dapat kehilangan kira-kira 6,5 L air dan sampai 400 hingga
500 mEq natrium, kalium serta klorida selama periode waktu 24 jam.
1. Hiperglikemi
3
6. Penurunan volume dapat menimbulkan hipotensi yang nyata disertai denyut
nadi lemah dan cepat.
7. Anoreksia, mual, muntah dan nyeri abdomen.
8. Pernapasan Kussmaul ini menggambarkan upaya tubuh untuk mengurangi
asidosis guna melawan efek dari pembentukan badan keton.
9. Mengantuk (letargi) atau koma.
10. Glukosuria berat.
11. Asidosis metabolik.
12. Diuresis osmotik, dengan hasil akhir dehidrasi dan penurunan elektrolit.
13. Hipotensi dan syok.
14. Koma atau penurunan kesadaran.
a. Glukosa.
b. Natrium.
c. Kalium.
d. Bikarbonat.
g. Keton.
5
Diagnosis memadai ketonuria memerlukan fungsi ginjal. Selain
itu, ketonuria dapat berlangsung lebih lama dari asidosis jaringan yang
mendasarinya.
h. -hidroksibutirat.
i. Urinalisis (UA)
j. Osmolalitas
k. Fosfor
m. Kadar kreatinin
6
Kenaikan kadar kreatinin, urea nitrogen darah (BUN) dan Hb
juga dapat terjadi pada dehirasi. Setelah terapi rehidrasi dilakukan,
kenaikan kadar kreatinin dan BUN serum yang terus berlanjut akan
dijumpai pada pasien yang mengalami insufisiensi renal.
2.7 Penatalaksanaan
1. Cairan.
2. Insulin.
7
Insulin intravena paling umum dipergunakan. Insulin
intramuskular adalah alterantif bila pompa infusi tidak tersedia atau bila
akses vena mengalami kesulitan, misalnya pada anak anak kecil. Asidosis
yang terjadi dapat diatasi melalui pemberian insulin yang akn menghambat
pemecahan lemak sehingga menghentikan pembentukan senyawa-
senyawa yang bersifat asam. Insulin diberikan melalui infus dengan
kecaptan lambat tapi kontinu ( misal 5 unti /jam). Kadar glukosa harus
diukur tiap jam. Dektrosa ditambahkan kedalam cairan infus bila kadar
glukosa darah mencpai 250 300 mg/dl untuk menghindari penurunan
kadar glukosa darah yang terlalu cepat.
3. Potassium.
Input saline fisiologis awal yang tinggi yakni 0.9% akan pulih
kembali selama defisit cairan dan elektrolite pasien semakin baik. Insulin
intravena diberikan melalui infusi kontinu dengan menggunakan pompa
otomatis, dan suplemen potasium ditambahkan kedalam regimen cairan.
Bentuk penanganan yang baik atas seorang pasien penderita KAD
(ketoasidosis diabetikum) adalah melalui monitoring klinis dan biokimia
yang cermat.
2.8 Komplikasi
8
disertai naiknya tekanan darah. Pada kurun waktu yang lama penderita
nefropati diabetik akan berakhir dengan gagal ginjal dan harus melakukan
cuci darah. Selain itu nefropati diabetik bisa menimbulkan gagal jantung
kongesif.
4. Kelainan Jantung.
5. Hipoglikemia.
9
Hipoglikemia terjadi bila kadar gula darah sangat rendah. Bila
penurunan kadar glukosa darah terjadi sangat cepat, harus diatasi dengan
segera. Keterlambatan dapat menyebabkan kematian. Gejala yang timbul
mulai dari rasa gelisah sampai berupa koma dan kejang-kejang.
6. Impotensi.
7. Hipertensi.
10
kekentalan darah pada diabetisi juga lebih tinggi. Ditambah dengan
kerusakan-kerusakan pembuluh kapiler serta penyempitan yang terjadi,
secara otomatis syaraf akan mengirimkan signal ke otak untuk menambah
takanan darah.
8. Komplikasi lainnya.
2.9 Prognosis
11
kurang saat ini. Pada anak-anak muda dari 10 tahun, ketoasidosis
diabetikum menyebabkan 70% kematian terkait diabetes.
12
Pada Diabetes Tipe 1 (IDDM)
Berkaitan dengan ketidaksanggupan, kerusakan, atau gangguan fungsi pankreas
untuk memproduksi insulin sehingga tidak dapat menghasilkan cukup insulin. Beberapa
penyebab pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin pada penderita diabetes tipe
1 ini adalah sebagai berikut (Fauzi, 2014 : 73-74) :
1) Keturunan atau genetik
Jika salah satu atau kedua orangtua dari seorang anak menderita diabetes, maka anak
tersebut akan beresiko terkena diabetes.
2) Autoimunitas
Autoimunitas adalah tubuh mengalami alergi terhadap salah satu jaringan atau jenis selnya
sendiri. Dalam kasus ini alergi yang ada dalam pankreas. Oleh sebab itu, tubuh kehilangan
kemampuan untuk membentuk insulin karena sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel-
sel yang memproduksi insulin.
3) Virus atau zat kimia
Virus atau zat kimia yang menyebabkan kerusakan pada pulau sel atau kelompok sel
dalam pankreas tempat insulin dibuat. Semakin banyak peulau sel yang rusak, semakin
besar kemungkinan seseorang menderita diabetes.
a. Menurut Fauzi ( 2014) pada permulaan gejala Diabetes Melitus yang ditunjukan meliputi:
Rasa haus dan ingin minum terus. Kadang hal ini sering ditafsirkan karena udara yang
panas dan banyak kerja berat, padahal tanda-tanda ini muncul sebagai awal gejala
penyakit DM
Penderita sering makan (banyak makan) ini terjadi akibat kadar gula yang tinggi namun
tidak dapat masuk kedalam seluntuk digunakan dalam proses metabolisme. Ketika kadar
gula darah tidak dapat masuk kedalam sel, tubuh berpikir belum mendapatkan asupan
makanan sehingga mengirim sinyal lapar untuk mendapatkan glukosa lebih banyak agar
Gejala yang sering dirasakan penderita adalah sering kencing dengan volume urine yang
banyak kencing yang sering pada malam hari terkadang sangat mengganggu penderita.
Pada kondisi ini ginjal bekerja sangat aktif untuk menyingkirkan kelebihan glukosa didalam
darah.
14
4) Penurunan berat badan (BB) dan rasa lemah
Penurunan berat badan dalam waktu relatif singkat, merupakan gejala awal yang sering
dijumpai, selain itu rasa lemah dan cepat capek kerap di rasakan.
a. Kesemutan
d. Kram
f. Mudah ngantuk
g. Mata kabur
i. Seksual menurun
j. Pada ibu hamil mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau dengan
6. Pemeriksaan Diagnostik
Ukuran kadar gula didalam darah harus disesuaikan. Berikut ini kadar gula dalam darah
setelah puasa.
2. Kadar gula darah pradiabetes adalah antara 100 sampai 126 mg/dl.
3. Kadar gula darah orang yang menderita diabetes adalah lebih dari 126 mg/dl.
4. Kadar glukosa darah 2 jam setelah makan (postpranndial) juga dapat mengindikasikan orang
terkena diabetes atau tidak. Berikut ini ukuran kadar gula dalam darah setelah makan 2 jam.
15
5. Kadar gula darah normal adalah kurang dari 140 mg/dl.
6. Kadar gula darah pradiabetes adalah antara 140 sampai 200 mg/dl
7. Kadar gula darah bagi penderita diabetes adalah lebih dari 200 mg/dl (Fauzi, 2014 : 77-78).
8.
Menunjang (lebih besar dari 200mg/21), biasanya tes ini dianjurkan utuk pasien yang
Adanya glukosa dalam urine dapat diperiksa dengan cara benedict (reduksi), yang
Persiapan Pasien: Sama dengan persiapan pasien pada tes glukosa darah puasa.
darah yang penting untuk mengevaluasi pengendalian gula darah. Hasil pemeriksaan A1C
memberikan gambaran rata-rata gula darah selama priode waktu 6-12 minggu dan hasil
16
ini dipergunakan bersama dengan hasil pemeriksaan gula darah mandiri sebagai dasar
Hemoglobin adalah salah satu substansi sel darah merah yang berfungsi untuk
mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Ketika gula darah tidak terkontrol (yang berarti
kadar gula darah tinggi) maka gula darah akan berkaitan dengan hemoglobin (terglikasi).
Oleh karena itu, rata-rata kadar gula darah dapat ditentukan dengan cara mengukur kadar
HbA1C. Bila kadar gula darah tinggi dalam satu beberapa minggu, maka kadar HbA1C
akan tinggi pula. Ikatan HbA1C yang terbentuk bersifat stabil dan dapat bertahan hingga
2-3 bulan (sesuai dengan usia sel darah merah). Kadar HbA1C akan mencerminkan rata-
rata kadar gula darah dalam jangka waktu 2-3 bulan sebelum pemeriksaan. sebaliknya
17