Disusun oleh :
Fandi Ahmad
15503003
PRODI FISIKA
2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2. Rumusan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pada sumur potensial yang dalam, daerah I dan III adalah daerah dimana
kemungkinan berada elektron bisa dianggap nol, 1(x) = 0 dan 2(x) = 0.
Sedangkan pada daerah dua kita dapat memberi spesifikasi pada gerak partikel
dengan mengatakan bahwa gerak itu terbatas pada gerak sepanjang sumbu-x
antara x = 0 dan x = L disebabkan oleh dinding keras tak berhingga. Sebuah
partikel tidak akan kehilangan energinya jika bertumbukan dengan dinding, energi
totalnya tetap konstan.
Dari pernyataan tersebut maka energi potensial V dari partikel itu menjadi
tak hingga di kedua sisi sumur, sedangkan V konstan di dalam sumur, dapat
4
dikatakan V = 0 seperti yang terlihat pada gambar di atas, karena partikel tidak
bisa memiliki energi tak hingga, maka partikel tidak mungkin ditemukan di luar
sumur, sehingga fungsi gelombang = 0 untuk 0 x L. Maka yang perlu dicari
adalah nilai di dalam sumur, yaitu antara x = 0 dan x = L . Persamaan
Schrodinger bebas waktu adalah :
2 2
=
2 2
Dengan
2
2
= 2
Dimana
2
=
Sesuai dengan persamaan gelombang, (x) = A sin kx + B cos kx .
Pemecahan ini belum lengkap, karena belum ditentukan nilai A dan B, juga
belum menghitung nilai energi E yang diperkenankan. Untuk menghitungnya,
akan diterapkan persyaratan bahwa (x) harus kontinu pada setiap batas dua
bagian ruang. Dalam hal ini, akan dibuat syarat bahwa pemecahan untuk x < 0 dan
x > 0 bernilai sama di x = 0. Begitu pula pemecahan untuk x > L dan x < L
haruslah bernilai sama di x = L. Jika x = 0, Untuk x < 0 Jadi harus mengambil
(x) = 0 pada x = 0.
(0) = 0 + B.1 = 0
A sin kL = 0
5
Disini ada dua pemecahan yaitu A = 0, yang memberikan (x) = 0 dan
2(x) = 0, yang berarti bahwa dalam sumur tidak terdapat partikel atau sin kL = 0,
maka yang benar jika:
kL = , 2, 3, n=1,2,3 .
Dengan
2
= =
Dari persamaan tersebut diperoleh bahwa energi partikel mempunyai
harga tertentu yaitu harga eigen. Harga eigen ini membentuk tingkat energisitas
yaitu:
2 2 2
=
22
Energi yang kita tinjau disini berbeda dengan energi Born, dimana pada
energi Born menyatakan energi tingkat atomic, sedangkan tingkat energi pada
persamaan Schrodinger menyatakan tingkat energi untuk elektron.
Fungsi gelombang sebuah partikel didalam sumur yang berenergi En ialah:
2
= sin
2 2
Untuk memudahkan 1 = 22 yang mana tampak bahwa unit energi ini
ditentukan oleh massa partikel dan lebar sumur. Maka E = n2E1 dan demikian
partikelnya hanya dapat ditemukan dengan energi E1, 4E1, 9E1, 16E1 dan
seterusnya. Karena dalam kasus ini energi yang diperoleh hanya pada laju tertentu
yang diperkenankan dimiliki partikel. Ini sangat berbeda dengan kasus klasik,
misalnya manik-manik (yang meluncur tanpa gesekan sepanjang kawat dan
menumbuk kedua dinding secara secara elastik) dapat diberi sembarang kecepatan
awal dan akan bergerak selamanya, bolak-balik, dengan laju tersebut.
Dalam kasus kuantum hal ini tidaklah mungkin, karena hanya laju awal
tertentu yang dapat memberikan keadaan gerak tetap, keadaan gerak khusus ini
disebut keadaan stasioner (disebut keadaan stasioner karena ketergantungan
pada waktu yang dilibatkan untuk membuat (x,t),|(x,t)|2 tidak bergantung
waktu). Hasil pengukuran energi sebuah partikel dalam sebuah sumur potensial
6
harus berada pada salah satu keadaan stasioner, hasil yang lain tidaklah mungkin.
Pemecahan bagi (x) belum lengkap, karena belum ditentukan tetapan A. Untuk
menentukannya, ditinjau kembali persyaratan normalisasi, yaitu |()2 =
1 Karena (x)=0, kecuali untuk 0 x L sehingga berlaku:
2
| | 2 () = 1
0
2
Maka diperoleh A = . Dengan demikian, Pemecahan lengkap bagi
7
Kita lihat di sini bahwa energi elektron mempunyai nilai-nilai tertentu
yang diskrit, yang ditentukan oleh bilangan bulat n. Nilai diskrit ini terjadi karena
pembatasan yang harus dialami oleh 2, yaitu bahwa ia harus berada dalam sumur
potensial. Ia harus bernilai nol di batas-batas dinding potensial dan hal itu akan
terjadi bila lebar sumur potensial L sama dengan bilangan bulat kali setengah
panjang gelombang. Jika tingkat energi untuk n = 1 kita sebut tingkat energi yang
pertama, maka tingkat energi yang kedua pada n = 2, tingkat energi yang ketiga
pada n = 3 dan seterusnya. Jika kita kaitkan dengan bentuk gelombangnya, dapat
kita katakan bahwa tingkat-tingkat energi tersebut sesuai dengan jumlah titik
simpul gelombang. Dengan demikian maka diskritisasi energi elektron terjadi
secara wajar melalui pemecahan persamaan Schdinger.
2 2 2
Persamaan = memperlihatkan bahwa selisih energi antara satu
22
8
Jadi makin besar L maka perbedaan nilai tingkat-tingkat energi akan
semakin kecil dan untuk L semakin lebar maka tingkat-tingkat energi tersebut
akan semakin rapat sehingga mendekati kontinu.
9
DAFTAR PUSTAKA
10