Tension pneumothorax terjadi karena adanya gangguan pleura viseral, pleura
parietal, atau cabang trakeobronkial. Gangguan terjadi saat katup satu arah terbentuk, yang memungkinkan udara masuk ke ruang pleura, dan melarang udara keluar. Volume udara intrapleural yang tidak dapat diserap ini meningkat setiap inspirasi. Akibatnya, tekanan meningkat pada hemithorax. Dada ipsilateral kolaps dan menyebabkan hipoksia lebih lanjut Tekanan menyebabkan pergeseran mediastinum ke arah sisi kontralateral dan menekan keduanya, sehingga paru kontralateral dan vaskulatur memasuki atrium kanan jantung. Pada saat ekspirasi, udara juga tidak dipompakan balik secara maksimal karena elastic recoil dari kerja alveoli tidak bekerja sempurna. hipereksansi cavum pleura pada saat inspirasi menekan mediastinal ke sisi yang sehat dan saat ekspirasi udara terjebak pada paru dan cavum pleura karena luka yang bersifat katup tertutup terjadilah penekanan vena cava, shunting udara ke paru yang sehat, dan obstruksi jalan napas.. Hal ini memperburuk hipoksia dan mengganggu aliran balik vena. Kompresi vena cava superior dan inferior karena mediastinum menyimpang dan tekanan intrathoracic meningkat dapat terjadi hipoksia yang menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah paru melalui vasokonstriksi. Akibatnya dapat timbullah gejala pre-shock atau shock oleh karena penekanan vena cava. Jika tidak diobati, hipoksemia, asidosis metabolik, dan penurunan curah jantung menyebabkan henti jantung dan kematian.1,2
1. Harrison BP, Roberts JA. Evaluating and managing pneumothorax. Emerg Med 2005;37:18- 25. 2. Anita S, Parul J. Principles of diagnosis and management of traumatic pneumothorax. Journal of Emergencies, Trauma and Shock. 1(1): 2008, 34-41.