Sap 4
Sap 4
1 Nilai Saham
Saham adalah bentuk penyertaan modal dalam sebuah perusahaan. Ketika seorang
memiliki saham sebuah perusahaan, bisa dikatakan kita memiliki perusahaan tersebut sebesar
persentase tertentu sesuai dengan jumlah lembar saham yang kita miliki.
Pada umumnya, perusahaan-perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat luas
adalah perusahaan yang telah berdiri selama rentang waktu tertentu dan mendapatkan
keuntungan dari waktu ke waktu. Dengan demikian diharapkan pada masa yang akan datang
keuntungan tersebut bisa tetap dipertahankan atau ditingkatkan sehingga pemilik perusahaan bisa
mendapatkan keuntungan. Dengan kata lain, ketika seorang membeli saham sebuah perusahaan,
sebenarnya bukanlah membeli perusahaan pada masa kini, akan tetapi yang dibeli adalah masa
depan perusahaan.
Suatu perusahan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Jika
perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut dengan saham biasa
(commen stock). Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu perusahaan mungkin juga
mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang disebut dengan dengan saham preferen
(preferred stock). Saham preferren mempunyai hak-hak prioritas lebih dari saham biasa. Hak-
hak prioritas dari saham preferren yaitu hak atas deviden yang tetap dan hak terhdap aktiva jika
terjadi likuiditas. Akan tetapi, saham preferen umumnya tidak mempunyai hak veto seperti
seperti yang dimiliki oleh saham biasa.
Nilai suatu saham dapat dipandang dalam empat konsep yang memberikan makna yang berbeda.
Yaitu:
1. Suatu saham memiliki nilai nominal yaitu nilai perlembar saham yang berkaitan dengan
kepentingan akuntansi dan hukum. Nilai nominal tidak mengukur nilai riil suatu saham,
akan tetapi hanya digunakan untuk menentukan besarnya modal disetor penuh dalam
neraca.
2. Nilai buku perlembar saham, yaitu total ekuitas dibagi jumlah saham beredar. Nilai buku
perlembar saham menunjukkan nilai aktiva bersih perlembar saham yang dimiliki oleh
pemegangnya.
3. Nilai pasar, yaitu nilai suatu saham yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran
saham di bursa saham. Harga pasar saham inilah yang menentukan indeks harga saham
gabungan ( IHSG ).
4. Nilai fundamental atau nilai intrinsik saham, yaitu menentukan harga wajar suatu saham
agar harga saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya sehingga tidak
terlalu mahal.
Ada dua pendekatan untuk melakukan analisis investasi yang berkaitan dengan harga saham
(Husnan, 1996: 315) yaitu:
Analisis Fundamental - Analisis ini beranggapan bahwa setiap investor adalah makhluk
rasional, karena itu analisis ini mencoba mempelajari hubungan antara harga saham
dengankondisi perubahaan yang tercermin pada nilai kekayaan bersih perusahaan itu.
Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang
digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang pada
umumnya dinyatakan secara numeric, baik dalam presentase atau kali. Hasil perhitungan rasio
ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank pada periode tertentu, dan dapat
dijadikan tolak ukur untuk menilai tingkat kesehatan bank selama periode keuangan tersebut.
RASIO PROFITABILITAS
Rasio Profitibilitas adalah perbandingan laba (setelah pajak) dengan Modal (Modal inti) atau
(sebelum pajak) dengan total Assets yang dimiliki bank pada periode tertentu. Agar nilai hasil
perhitungan rasio mendekati pada kondisi yang sebenarnya (real), maka posisi modal atau Assets
dihitung secara rata-rata selama periode tersebut.
Adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak)
dengan total aset bank, rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang
dilakukan oleh bank yang bersangkutan.
Laba posisi sampai bulan Maret (berdasarkan Laporan Keuangan Bank Umum) sebelum
pajak sebesar Rp 6.600 juta dan setelah Pajak sebesar Rp 6000 juta.
Modal inti atas dasar perhitungan CAR sampai bulan Maret sebagai berikut:
Laba selama 3 bulan sebesar Rp. 6000 juata dibuat 1 tahun, jadi dibagi 3 dan dikalikan dengan
12 bulan (1 tahun= 12 bulan)
Dengan cara yang sama yaitu laba pajak selama 3 bulan sebesar Rp. 6.600 juga dijadikan satu
tahun, jadi dibagi 3 lebih dulu kemudian dikalikan dengan 12 (1 tahun= 12 bulan), dihitung ROA
sebgai berikut:
(6.000 : 3) x 12
ROA = x 100% = 0,63%
4.200.000
1. Perencanaan Kredit, jika suatu kredit yang akan diberikan telah direncanakan dengan
baik, maka resiko kredit yang akan dihadapi bank akan semakin kecil, begitu pula
sebaliknya.
2. Persetujuan kredit, jika bank dalam memberikan persetujuan kredit telah
mempertimbangkan unsur-unsur 5C seperti yang telah dijelaskan sebelumnya maka
resiko kredit yang dihadapi bank tersebut akan dapat ditekan.
3. Pengkajian ulang kredit, tujuan dari pengkajian ini adalah untuk mengetahui kredit-
kredit yang bermasalah kemudian dicari permasalahannya untuk menemukan solusi
atas kredit tersebut. Jika hal ini dilakukan secara berkala maka bank akan dapat
menguragi tingkat kredit macet yang mungkin akan terjadi.
4. Pengadministrasian file kredit, buruknya pengadministrasian file kredit pada suatu
bank akan menyebabkan bank kesulitan untuk mengetahui secara dini terhadap
kredit-kredit yang bermasalah, sehingga tingkat resiko kredit yang dihadapi oleh bank
tersebut akan semakin tinggi dan begitu juga sebaliknya.