Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berhadapan atau menjumpai
berbagai hal atau keadaan, objek-objek, benda-benda, peristiwa-peristiwa dan lain
sebagainya. Kita menyaksikan segala hal yang ada di sekitar kita sehingga kita
menjadi tahu dan mengetahui tentang seluk beluk hal tersebut. Segala hal ihwal
yang ada di sekitar kita menjadi informasi atau pengetahuan dan bahan menjadi
bagian dari pengalaman hidup kita. Begitupun dengan penelitian. Untuk mencari
dan menemukan jawaban yang tepat dan sesuai, maka kita perlu mencarikan
datanya. Data tersebut selanjutnya kita analisis, dan berdasarkan hasilnya analisis
data itulah kita uji hipotesis yang telah diajukan.
Penelitian pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk memprediksi,
menemukan, atau memverifikasi kebenaran. Agar tujuan tersebut dapat dicapai,
setiap penelitian harus menggunakan pendekatan yang tepat, karena pendekatan
yang digunakan dalam sebuah penelitian sangat menentukan keseluruhan langkah
penelitian tersebut. Sehubungan dengan itu, sejak awal pelaksanaannya
pendekatan setiap penelitian sudah harus ditentukan dengan jelas. Penentuan
pendekatan yang akan digunakan sangat tergantung pada paradigma yang dianut
peneliti. Makalah ini membahas konsep-konsep tentang paradigma penelitian
sebagai landasan untuk memahami dua jenis pendekatan penelitian: kuantitatif
dan kualitatif. Pembahasan diawali dengan mengetahui definisi penelitian, tujuan
penelitian, jenis-jenis penelitian, mengemukakan beberapa definisi paradigm, dan
menjelaskan tentang penelitian eksperimen.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi penelitian?
2. Apa yang dimaksud dengan paradigma penelitian?
3. Apa saja jenis penelitian?
4. Apa yang dimaksud dengan penelitian eksperimen?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini antara lain adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian penelitian
2. Untuk mengetahui apa saja jenis penelitian
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang paradigm penelitian
4. Untuk memahami penelitian eksperimen

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:2) penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian adalah upaya
pemecahan masalah yang dilakukan dengan metode ilmiah. Jadi tidak akan ada
penelitian tanpa adanya masalah. Banyak pakar penelitian mengatakan bahwa
"Jika ingin melakukan penelitian, temukan masalah terlebih dahulu. Karena
dengan masalah 50% penelitian tersebut telah selesai". Dari pernyataan tersebut
dapat diartikan masalah merupakan awal dari penelitian dan hal vital untuk
penelitian. Setelah ditemukan masalah, selanjutnya dengan metodologi penelitian,
masalah tersebut akan mudah diselesaikan.
Menurut Setyosari (2012 :14) penelitian merupakan suatu cara yang tepat
dan sangat berguna untuk memperoleh informasi yang sahih dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Menurut Soekanto (www.gurupendidikan.com) penelitian adalah suatu
kegitan ilmiah yang didasarkan kepada suatu analisis serta konstruksi yang
dilakukan dengan secara sistematis, metodologis, dan juga konsisten serta
bertujuan untuk dapat mengungkapkan kebenaran sebagai salah satu manifestasi
keinginan manusia untuk dapat mengetahui mengenai apa yang sdang
dihadapinya.
Sedangkan menurut Parson (www.gurupendidikan.com) penelitian adalah
sesuatu pencarian dari segala sesuatu yang dilakukan dengan sistematis, yang
dengan penekanan bahwa pencariannya itu dilakukan pada suatu masalah-masalah
yang bisa dipecahkan dengan penelitian.
Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulakan bahwa penelitian
adalah cara mendapatkan data yang dilakukan secara sistematis yang bertujuan
untuk mengungkapkan kebenaran.

3
B. Paradigma Penelitian
Penyelesaian masalah penelitian pada tahap awal ditentukan paradigma
dari peneliti. Paradigma merupakan suatu cara pandang, cara memahami, cara
menginterpretasi, suatu kerangka berfikir, dasar keyakinan yang memberikan
arahan pada tindakan. Dalam penyelesaian masalah, peneliti diharuskan melihat
dari sudut pandang yang mampu dilakukan oleh peneliti tersebut.
Menurut Harmon (dalam Moleong, 2004: 49), paradigma adalah cara
mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan
dengan sesuatu secara khusus tentang realitas. Bogdan & Biklen (dalam
Mackenzie & Knipe, 2006) menyatakan bahwa paradigma adalah kumpulan
longgar dari sejumlah asumsi, konsep, atau proposisi yang berhubungan secara
logis, yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Sedangkan Baker (dalam
Moleong, 2004: 49) mendefinisikan paradigma sebagai seperangkat aturan yang
(1) membangun atau mendefinisikan batas-batas; dan (2) menjelaskan bagaimana
sesuatu harus dilakukan dalam batas-batas itu agar berhasil. Cohenn & Manion
(dalam Mackenzie & Knipe, 2006) membatasi paradigma sebagai tujuan atau
motif filsofis pelaksanaan suatu penelitian. Berdasarkan definisi definisi tersebut,
dapat disimpulkan bahwa paradigma merupakan seperangkat konsep, keyakinan,
asumsi, nilai, metode, atau aturan yang membentuk kerangka kerja pelaksanaan
sebuah penelitian.
Menurut Tuckman (1988) karakteristik proses penelitian meliputi (Setyosari,
2012:15) :
a. Sistematis
b. Logis
c. Empiris
d. Reduksi, dan
e. Pengulangan
Berdasarkan paradigma yang dianutnya, seorang peneliti akan
menggunakan salah satu dari tiga pendekatan yang diajukan Creswell (dalam
Emzir, 2008: 9), yaitu: kuantitatif, kualitatif, dan metode gabungan. Menurut
Emzir (2008: 9) perbedaan perbedaan yang terdapat dalam ketiga pendekatan ini

4
dapat ditinjau melalui tiga elemen kerangka kerja, yaitu asumsi-asumsi psikologis
tentang pembentuk tuntutan pengetahuan (knowledge claim), prosedur umum
penelitian (strategies of inquiry) dan prosedur penjaringan dan analisis data serta
pelaporan (research method).
Paradigma penelitian ada 2 macam, yaitu paradigma positivistik (ilmu
didasarkan pada hukum-hukum & prosedur-prosedur yang baku) dan paradigma
interpretif (setiap gejala bisa jadi memiliki makna yang berbeda). Paradigma
positivistik akan melahirkan pendekatan kuantitatif (data berupa angka atau data
diangkakan), sedangkan paradigma interpretif akan melahirkan pendekatan
kualitatif (data berupa kata-kata).

C. Jenis Penelitian
Jenis-jenis penelitian secara umum terbagi atas dua, yakni penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif. Dimana kedua jenis penelitian tersebut dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.1

C.1. Penelitian Kualitatif


Menurut Setyosari (2010:37) penelitian kualitatif menganut pandangan
post-positivistik yang didasari dengan asumsi bahwa hal yang utama tentang
fenomena sosial dikonstruksi sebagai interpretasi oleh individu-individu dan
interpretasi tersebut cenderung bersifat tidak tetap dan situasional.

5
Penelitian kualitatif dilakukan untuk memahami suatu fenomena secara
mendalam dengan peneliti sebagai instrumen utama. Metode pengumpulan data
dengan menggunakan pengamatan (observasi) dan wawancara. Penelitian
kualitatif menuntut peneliti sebagai instrumen utama penelitian, hal ini bermakna
bahwa peneliti harus cerdas dalam menafsirkan, mengartikan, memaknai dan
menginterpretasikan data yang didapatkan menjadi sebuah jawaban penelitian
(penyelesaian masalah).

C.2. Penelitian Kuantitatif


Landasan berpikir pendekatan kuantitatif adalah filsafat positivisme yang
pertama kali diperkenalkan oleh Emile Durkhim (1964). Pandangan filsafat
positivisme adalah bahwa tindakan-tindakan manusia terwujud dalam gejala-
gejala sosial yang disebut fakta-fakta sosial. Fakta-fakta sosial tersebut harus
dipelajari secara objektif, yaitu dengan memandangnya sebagai benda, seperti
benda dalam ilmu pengetahuan alam. Caranya dengan melakukan observasi atau
mengamati fakta sosial untuk melihat kecenderungan-kecenderungannya,
menghubungkan dengan fakta-fakta sosial lainnya, dengan demikian
kecenderungan-kecenderungan suatu fakta sosial tersebut dapat diidentifikasi.
Penggunaan data kuantitatif diperlukan dalam analisis yang dapat
dipertanggungjawabkan kesahihannya demi tercapainya ketepatan data dan
ketepatan penggunaan model hubungan variabel bebas dan variabel tergantung
(Suparlan, 1997).
Penelitian kuantitatif terbagi dua yakni penelitian eksperimen dan non-
eksperimen. Dalam penelitian eksperimen, ada banyak jenis penelitian,
diantaranya adalah penelitian eksperimen murni, penelitian eksperimen semu, dan
penelitian tindak kaji (action research). Dikatakan penelitian eksperimen murni
(true experimental) karena dalam design ini, peneliti dapat mengontrol semau
variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian
validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi
tinggi, cirri utama true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk
eksperimen maupun sebagai kelompok control diambil secar random dari populasi

6
tertentu. Penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen didefinisikan sebagai
eskperimen yang memiliki perlakuan, pengukuran dampak, unit eksperimen
namun tidak menggunakan penugasan acak untuk menciptakan perbandingan
dalam rangka menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan (Cook &
Campbell, 1979). Pada penelitian lapangan biasanya menggunakan rancangan
eksperiment semu (kuasi eksperimen). Desain tidak mempunyai pembatasan yang
ketat terhadap randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-
ancaman validitas. Penelitian tindak kaji (action research) adalah penelitian yang
proses penelitiannya bersiklus dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran di kelas secara berkelanjutan. Yang dimaksud bersiklus adalah
penelitian tidak akan berhenti sampai terjadi perbaikan kualitas (tujuan penelitian
tercapai).
Eksperimen banyak ragamnya. Ada yang dinamakan eksperimen absolut,
dimana eksperimen digunakan untuk mengadakan estimasi terhadap suatu set
observasi dengan hasil yang mempunyai reliabilitas yang tinggi. Dengan
mengulang-ngulang eksperimen maka walaupun hasil pengamatan tidak sama,
tetapi dengan desain dan teknik yang sepadan. Di lain pihak ada eksperimen yang
dilakukan dengan mengadakan perbandingan. Ini dinamakan eksperimen
perbandingan (comparative experiment). Dalam hal ini, dilakukan suatu
eksperimen dengan membandingkan perlakuan-perlakuan dan membendingkan
pengaruh perlakuan-perlakuan tersebut terhadap satu populasi yang dipilih.
Penelitian non-eksperimen merupakan penelitian yang dalam proses
penelitiannya tidak ada perlakuan. Penelitian non-eksperimen terbagi menjadi
banyak jenis penelitian, akan tetapi yang paling sering dilakukan adalah jenis
penelitian deskriptif, jenis penelitian survei, jenis penelitian korelasi, dan jenis
penelitian komparasi. Jenis penelitian deskripsi adalah penelitian yang dilakukan
untuk menggambarkan gejala, fenomena atau peristiwa. Jenis penelitian survei
adalah penelitian yang mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan
kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Jenis penelitian korelasi adalah
penelitian yang menghubungkan satu/lebih variabel bebas dengan satu variabel
terikat tanpa ada upaya untuk mempengaruhi. Dan jenis penelitian komparasi

7
adalah penelitian yang membandingkan satu kelompok sampel dengan kelompok
sampel lainnya berdasarkan variabel/ukuran tertentu.

C.3. Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif


Perbedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif menurut Setyosari
(2013: 38) dapat dilihat dari tabel berikut:
Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif
Menganggap sebuah realitas sosial secara Menganggap sebuah realitas sosial
objektif dikonstruksi oleh partisipan yang terlibat
didalamnya
Menganggap realitas sosial itu relative Menganggap realitas sosial dapat berubah
tetap terhadap waktu dan tempat sewaktu-waktu
Memandang hubungan sebab akibat antar Menentukan manusia sebagai peran utama
fenomena sosial dari perspektif mekanistik dalam hubungan sebab akibat fenomena
social
Bertindak objektif Terlibat dalam kancah penelitian

Mengkaji populasi yang Mengkaji kasus-kasus


merepresentasikan populasi
Mengkaji perilaku dan fenomena yang Mengkaji makna dibalik perilaku dan
dapat diamati fenomena internal
Mengkaji perilaku manusia secara alami Mengkaji tidak manusia dalam situasi alami
atau dirancang
Menganalisis realita sosial dalam bentuk Melalukan pengamatan secara menyeluruh
variable
Menggunakan konsep dan teori yang Menemukan konsep dan teori setelah data
terbentuk sebelumnya dikumpulkan
Menghasilakan data numerical untuk Menghasilakan data verbal dan gambar
menyajikan lingkungan sosial untuk merepresentasikan lingkungan social
Menggunakan metode statistic Menggunakan induksi analitis untuk
menganalisis data
Menggunakan prosedur inferensial untuk Menggeneralisasi temuan-temuan kasus
menggeneralisasikan temuan-temuan dari dengan mencari kasus-kasus lain yang sama
satu sampel kepada populasi
Menyajikan laporan bersifat objektif Menyajikan laporan bersifat interpretative
tentang hasil penelitian yang dibangun dari pandangan peneliti
terhadap data dan sadar bahwa pembaca
akan membangun konstruksi mereka sendiri
dari hasil laporan tersebut
Tabel 2.1

8
D. Penelitian Eksperimen
D.1. Pengertian Eksperimen
Penelitian eksperimen pada prisipnya dapat didefinisikan sebagai metode
sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat
(causal-effect relationship) (Sukardi 2011:179). Selanjutnya, metode eksperimen
adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono 2011:72).
Berdasarkan definisi dari beberapa ahli tersebut, dapat dipahami bahwa
metode eksperimen ditujukan untuk meneliti hubungan sebab akibat dengan
memanipulasikan satu atau lebih variabel pada satu (atau lebih) kelompok
eksperimental, dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak
mengalami manipulasi. Manipulasi berarti mengubah secara sistematis sifat-sifat
(nilai-nilai) variabel bebas. Setelah dimanipulasikan, variabel bebas itu biasanya
disebut garapan (treatment).
Menurut Cohen Dkk (Setyosari. 2013: 41) dalam penelitian eksperimen
peneliti memberikan perlakuan kepada subjek, sekelompok subjek, atau partisipan
atau kondisi, alat dan bahan tertentu untuk menentukan apakah perlakuan tersebut
memiliki dampak atau pengaruh pada variabel atau faktor hasil tertentu. Dalam
dunia pendidikan, penelitian ekperimen murni dilakukan terhadap sekelompok
subjek yang dipilih secara acak. Pemikiran subjek secara acak merupakan salah
satu unsur penting dalam penelitian eksperimen.

D.2. Tujuan Penelitian Eksperimen


Tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk menyelidiki ada-
tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat
tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa
kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan. Penelitian
eksperimental dapat mengubah teori-teori yang telah usang. Percobaan-percobaan
dilakukan untuk menguji hipotesa serta untuk menemukan hubungan-hubungan
kausal yang baru. Tetapi, walaupun hipotesa telah diuji dengan metode percobaan,
tetapi penerimaan itu atau penolakan hipotesa bukanlah merupakan penemuan

9
suatu kebenaran yang mutlak. Eksperimentasi atau percobaan bukanlah
merupakan titik akhir atau tujuan yang diinginkan dalam penelitian. Eksperimen
hanya merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan. Karena itu, maka seringkali
ada kritik-kritik terhadap metode eksperimen karena interpretasi yang salah dari
hasil percobaan, atau karena salahnya asumsi yang digunakan ataupun karena
desain eksperimen yang kurang sempurna.

D.3. Langkah-langkah Eksperimen


Marguerite (2010:230) memberikan langkah-langkah dalam merencanakan
eksperimen sebagai berikut:
1. Menentukan topik
2. Meninjau referensi yang relevan
3. Menyusun hipotesis
4. Memilih dan menetapkan peserta dalam kelompok
5. Menentukan instrumen pengukuran
6. Menentukan variabel eksperimen & kontrol
7. Menyusun treatment atau tindakan
8. Mengumpulkan dan menganalisa data
9. Membuat keputusan tentang hipotesis (sesuai atau tidak sesuai)
10. Menyusun simpulan
Dari pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah yang
perlu diperhatikan dalam penelitian eksperimen diawali dengan menentukan
masalah yang akan dijadikan topik penelitian, selanjutnya mencari sampel dalam
populasi yang telah ditentukan, lalu mencari referensi sebagai dasar teoritis untuk
menyusun hipotesis, kemudian mengelompokkan variabel kontrol dan variabel
eksperimen serta menyusun instrumen, selanjutnya dilakukan tindakan/treatment
pada salah satu variabel atau kedua variabel dengan tindakan yang berbeda,
setelah selesai tindakan data yang didapat kemudian dianalisa sesuai atau tidak
dengan hipotesis yang disusun.

10
D.4. Desain Eksperimen
Desain eksperimen adalah step-step atau langkah yang utuh dan berurutan
yang dibuat lebih dahulu sehingga keterangan yang ingin diperoleh dari
eksperimen akan mempunyai hubungan yang nyata dengan masalah penelitian.
Dengan adanya desain eksperimen ,maka keyakinan akan diperoleh data yang
cocok serta dapat dianalisa secara objektif semakin bertambah, dan inferensi yang
vailid terhadap populasi yang diinginkan akan terjamin diperoleh. Karena desain
eksperimen diperlukan untuk sedapat mungkin memaksimumkan dan memperoleh
keterangan-keterangan yang berhubungan dengan masalah penelitian, maka
desain eksperimen harus sederhana, efesien, serta efektif, sesuai dengan waktu,
uang, tenaga kerja serta material yang digunakan dalam eksperimen tersebut.
Macam macam design eksperimen yakni :
a. Pre-eksperimental
Disebut Pre-eksperimental karena design ini belum merupakan
desain sebenarnya. Masih terdapat variabel luar yang ikut
berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat.
Dalam Pre-experimental design terdapat tiga alternatif desain sebagai
berikut :
- One-shot case studi
- One grop pretest-posttest
- Intec-group comparison
b. True-Eksperimental
Disebut sebagai True-experimental karena dalam desain ini peneliti
dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya
eksperimen. Jadi, validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan
penelitian) menjadi tinggi.
Adapun jenis-jenis penelitian tersebut dapat dielaborasi sebagai
berikut :
- Posttest only control design
- Pretest-control group design
c. Factorial Experimental

11
Factorial desain merupakan modifikasi dari design true experimental,
yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator
yang mempengaruhi perlakuan terhadap hasil. Semua grup dipilih
secara random kemudian diberi pretest. Grup yang akan digunakan
untuk penelitian dinyatakan baik jika setiap kelompok memperoleh
nilai pretest yang sama.
d. Quasi Experimental
Quasi experiments disebut juga dengan eksperimen pura-pura. Bentuk
desain ini merupakan pengembangan dari true experimental design
yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai variabel kontrol tetapi
tidak digunakan sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain digunakan jika
peneliti dapat melakukan kontrol atas berbagai variabel yang
berpengaruh, tetapi tidak cukup untuk melakukan eksperimen yang
sesungguhnya.
Bentuk-bentuk Quasi Experiments antara lain:
- Time-series design
- Nonequivalet group design
Ciri-ciri eksperimen yang baik adalah sebagai berikut:
1. Desain yang baik dapat memaksimisasikan variance dari variabel-variabel
yang berkaitan dengan hipotesa yang ingin di uji, serta dapat meminisasikan
variance dari variabel penggangu serta variabel yang berada di luar penelitian.
Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan adanya randomisasi terhadap
perlakuan serta replikasi.
2. Desain yang baik harus dapat menjawab dua pertanyaan pokok, yaitu validitas
internal, atau apakah manipulasi eksperimen memang benar-benar
menimbulkan perbedaan, dan kedua, validitas eksternal, atau sampai berapa
jauh penemuan-penemuan eksperimen cukup representatif untuk dibuat
generalisasi pada kondisi yang sejenis.
3. Desain yang baik, secara simultan dapat memberikan keterangan tentang efek
variabel perlakuan, variasi yang berkaitan dengan variabel yang digunakan
untuk membuat klasifikasi serta dapat diketahui interaksi antara kombinasi

12
variabel bebas dan/atau variabel-variabel yang digunakan untuk membuat
klasifikasi tertentu.
Dengan adanya desain yang baik, maka variabel-variabel yang relevan
dapat dikontrol. Tetapi dengan adanya manipulasi serta pengontrolan tersebut,
kondisi menjadi artifisial. Jika metode eksperimen ini dilakukan terhadap barang
hidup, lebih-lebih manusia, maka pembatasan-pembatasan artifisial ini merupakan
kelemahan dari metode eksperimen.

D.5 Kelebihan dan Kelemahan


Dalam setiap penelitian eksperimen yang berkaitan dengan validitas
internal mengandung beberapa kelemahan. Menurut Cambell dan Stanley dalam
Ross dan Morrison (2003 : 1024) ada beberapa kelemahan dalam validitas
internal, antara lain: history,maturation, testing, instrumentation, selection,
statistical regretion,experiment mortality, diffusion of treatments. Kelemahan-
kelemahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. History
Banyak kejadian di masa lampau yang dapat mempengaruhi validitas
penelitian eksperimental yang disebabkan oleh adanya interaksi antar
individu.
2. Maturation
Beberapa perubahan dapat terjadi pada dependent variable yang berfungsi
dalam kurun waktu dan bukannya kejadian yang spesifik ataupun kondisi
tertentu. Terutama berkaitan dnegan jangka waktu pengamatan yang
memakan waktu lama.
3. Testing
Proses pengujian juga dapat menimbulkan distorsi yang akan
mempengaruhi hasil-hasil eksperimen.
4. Instrumentation
Instrumen yang digunakan dalam penelitian eksperimen kadang kala sudah
tidak sesuai lagi dengan standar yang berlaku.

13
5. Selection
Peneliti kadang masih menggunakan unsur subjektifitas dalam memilih
orang yang akan dijadikan objek eksperimen yang baik.
6. Statistical regretion
Peneliti kadangkala dihadapkan pada kesulitan apabila hasil yang
diperoleh dalam penelitian menghasilkan skor yang ekstrim.
7. Experiment mortality
Dalam penelitian eksperimen seringkali terjadi perubahan komposisi
kelompok yang diobservasi. Ada anggota kelompok yang harus didrop
karena tidak sesuai dengan situasi pengetesan saat tertentu.
8. Diffusion of treatment
Implementasi dari perlakuan tertentu mempengaruhi subjek dalam
perbandingan perlakuan. Contoh Seorang peneliti tertarik meneliti
pengaruh pada sikap dan prestasi menulis siswa kelas lima ' untuk sahabat
pena melalui surat elektronik .
Dalam penelitian eksperimen terdapat keunggulan jika dibandingkan dengan
metode penelitian lainnya :
1. Ekperimen didesain untuk dapat mengendalikan secara ketat pada variabel-
variabel ekstra yang tidak beruhubungan dengan variabel yang sedang di
amati.
2. Penelitian eksperimen memiliki efisiensi yang tinggi. Penelitian eksperimen
dapat dilakukan pada populasi yang terbatas, sehingga tidak membutuhkan
banyak subyek untuk terlibat dalam proses eksperimen. Suatu eksperimen
yang diketahui memiliki pengaruh yang kuat membutuhkan partisipan yang
tidak terlalu besar, sehingga akan meringankan kerja eksperimen.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian adalah cara mendapatkan data yang dilakukan secara sistematis
yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran. Paradigma penelitian
merupakan seperangkat konsep, keyakinan, asumsi, nilai, metode, atau
aturan yang membentuk kerangka kerja pelaksanaan sebuah penelitian. Ada dua
jenis penelitian yakni penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. penelitian
kuantitatif terbagi lagi menjadi dua yakni penelitian eksperimen dan penelitian
non-ekseperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang meneliti
hubungan sebab akibat dengan memanipulasikan satu atau lebih variabel pada
satu (atau lebih) kelompok eksperimental, dan membandingkan hasilnya dengan
kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi.

B. Saran
Kami menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Kami tetap berharap makalah ini dapat memberikan manfaat yang positif bagi
pembaca. Kami juga menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

_______. 10 pengertian dan tujuan penelitian menurut para ahli. Diakses pada 21
Agustus di www.gurupendidikan.com

Kasmadi & Sunairah. 2013. Panduan modern penelitian kuantitatif. Bandung:


Alfabeta.

Kurnia, Akhmad. 2010. Penelitian eksperimen. Diakses pada 24 Agustus 2015.


http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2010/10/penelitian-
eksperimen.html
Setyosari, P. 2010. Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta:
Kencana.
Sugiyono. 2013. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. bandung:
Alfabeta

16

Anda mungkin juga menyukai