Anda di halaman 1dari 22

PANDUAN PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA

CARA PENGGUNAAN OBAT YANG BENAR


I. DEFINISI
Obat adalah sediaan atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi
atau menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnose,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi (PerMenKes
927/MenKes/Per/X/1993)
Secara umum obat merupakan bahan yang menyebabkan perubahan dalam fungsi
biologis melalui proses kimia. Bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk :
pengobatan, peredaan, pencegahan atau diagnose suatu penyakit, kelainan fisik atau gejala-
gejalanya pada manusia atau hewan. Dalam pemulihan, perbaikan atau pengubahan fungsi
organik pada manusia atau hewan. Obat dapat merupakan bahan sintesis di dalam tubuh atau
merupakan bahan-bahan kimia yang tidak disintesis di dalam tubuh
Penggunaan obat yang baik dan benar, gunakan obat hanya seperti petunjuk cara pakai,
pada waktu yang tepat dan penuh selama waktu pengobatan. Jika anda menggunakan obat yang
dijual bebas, ikutilah cara pakainya seperti petunjuk pada label kecuali ada petunjuk lain dari
dokter anda. Jangan pisahkan label obat dari obat,karena informasi mengenai cara pakai dan
informasi penting lainnya terdapat pada label tersebut. Untuk mencegah kesalahan,jangan
minum obat ditempat yang gelap. Selalu membaca label sebelum minum obat,terutama tanggal
kadaluarsa dan petunjuk pakai obat

II. BENTUK SEDIAAN OBAT DAN CARA PENGGUNAAN


1. Tablet adalah sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk pipih kedua
permukaannya rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih, dengan atau tanpa
zat tambahan. Beberapa jenis tablet antara lain :
a. Tablet bersalut adalah tablet yang bersalut/ berlapis dengan tujuan untuk:melindungi
zat aktif dari udara, kelembaban,dan cahaya, menutupi rasa dan bau,penampilan lebih
baik.
b. Tablet effervescent adalah tablet yang dilarutkan dalam air terlebih dahulu sebelum
diminum. Tablet ini mengeluarkan gas CO2.
c. Tablet kunyah adalah tablet yang penggunaannya dikunyah dengan tujuan memberikan
rasa enak dan mudah ditelan.
d. Tablet hisap adalah tablet yang penggunaannya dihisap, tidak langsung ditelan.
2. Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang
dapat larut dalam air, terbuat dari gelatin atau bahan lain yang sesuai .
Cara pakai obat oral (obat yang diminum melalui mulut) paling baik digunakan bila
meminum obat dengan satu gelas air penuh. Ikutilah petunjuk dokter atau apoteker. Ada
beberapa obat yang diminum bersama makanan atau sesudah makan, ada juga yang
diminum pada saat lambung kosong. Jika anda harus meminum obat dalam jangka lama,
minumlah semua obat sesuai dosisnya.
3. Sirup adalah sediaan cair yang digunakan sebagai obat dalam (diminum). Jika meminum
obat cairan, harus diperhatikan penggunaan sendok yang disebutkan pada obat. Sendok
makan pada obat perhitungannya 15 ml, Sendok teh pada takaran obat adalah 5 ml .
4. Salep (Obat kulit - skin drug). Untuk penggunaan obat kulit yang berbentuk sediaan
salep, oleskan salep pada daerah kulit yang bersih, kering dan sedikit. Usahakan kulit bebas
dari bulu, luka terbuka dan iritasi. Gunakan bagian salep baru untuk setiap tempat yang
berbeda
5. Inhaler (obat yang dihirup) adalah obat-obat inhaler biasanya mempunyai petunjuk
sendiri untuk pasien. Bacalah petunjuknya dengan teliti sebelum menggunakan obat. Jika
anda tidak mengerti cara penggunaannya, konsultasikan kepada dokter yang meresepkan
atau konsultasikan dengan apoteker. Ada beberapa tipe inhaler yang digunakan dengan cara
yang berbeda, sehingga adalah penting untuk mengikuti cara pakai yang diberikan.
6. Obat tetes mata (OTM) - Eyedrop drug. Dalam penggunaan obat tetes mata atau
Eyedrop drug, untuk mencegah kontiminasi, jangan dibiarkan ujung wadah tetes mata
bersinggungan dengan permukaan/bagian mata dan selalu dijaga tutup tetes mata selalu
rapat. Cara penggunaan : terlebih dahulu cuci tangan anda dengan sabun. Miringkan kepala
kebelakang dan jari telunjuk tarik kelopak mata bawah dari mata hingga membentuk
lekukan. Teteskan obat mata ke dalam lekukan mata dan pelan-pelan tutup. Jangan kedip-
kedipkan mata dan biarkan tertutup selama 1-2 menit.

7. Salep mata. Dalam penggunaan obat salep mata untuk mencegah kontiminasi dari salep
mata diusahakan jangan sampai unujg "tube" menyentuh mata. Setelah penggunaan, lap
ujung tube dengan tisu yang bersih dan tutup rapat. Cara pakai : Cuci tangan dengan bersih.
Tarik kelopak mata bawah sehingga terbentuk lekukan. Oleskan lapisan tipis salep mata
pada lekukan kurang lebih 1 cm panjangnya. Pelan-pelan tutup mata, gerakan bola mata
selapa 1-2 menit.
8. Nosedrops - Obat tetes hidung. Untuk penggunaan obat tetes hidung atau
Nosedrops,tengadahkan kepala atau letakan kepala pada bantal miring. Teteskan pada
masing-masing lobang hidung dan diamkan bebrapa menit. Siram bitil dengan air panas
dan keringkan dengan tisu bersih. Tutup kembali obat. Untuk mencegah penularan infeksi,
jangan gunakan obat tetes mata dan hidung untuk orang lain selain anda.
9. Eardrops - Obat tetes telinga. Dalam penggunaan obat tetes telinga atau Eardrops, untuk
mencegah kontiminasi jangan sampai ujung obat tetes telinga menyentuh telinga. Botol
tidak boleh penuh untuk mencegah tetesan. Cara pakai : Tidur dan miringkan kepala
sehingga telinga yang diobati menghadap ke atas. Teteskan obat tetes telinga pada saluran
telinga. Jaga selama 5 menit sehingga obat mengalir.Untuk anak-anak yang susah diam,
diamkan paling tidak 1-2 menit. Jangan goyang-goyang penetes telinga sesudah dipakai.
Lap ujung penetes dengan tisu yang bersih dan tutup wadah dengan kencang (rapat).
10. Suppositoria. Untuk penggunaan suppositoria, cuci tangan sampai bersih. Pisahkan
pembungkus suppositoria dari badan supp dengan air bersih. Tidurlah dengan posisi miring
dan dorong Suppositoria ke dalam dubur (rectal) dengan jari kanan. Jika Suppositoria
terlalu lunak untuk dimasukan, simpan 30 menit di dalam lemari es atau siram dengan air
es sebelum dilepaskan dari pembungkusnya. Cucilah tangan anda setelah selesai
penggunaan dengan sabun.
11. Salep/krim untuk dubur (rektal). Untuk penggunaan obat ini, bersihkan dan keringkan
daerah sekitar dubur. Gosoklah dengan sedikit salep/krim tadi. Masukan aplikator pada
rektum (dubur) dan hati-hati pencet tube hingga salep/krim masuk ke dalam rektum.
Pisahkan ujung aplikator dari tube dan cuci dengan air panas, bersihkan dengan
sabun/deterjen. Lepaskan tube setelah dipakai. Kemudian cuci tangan sampai bersih.
12. Obat yang melalui vagina. Untuk penggunaan obat yang melalui vagina, cuci tangan anda
hingga bersih. Gunakan aplikator, masukan obat ke dalam vagina sejauh mungkin secara
pelan-pelan dan tak menimbulkan rasa sakit. Bebaskan obat dengan mendorong plunger.
Tunggu beberapa menit sebelum bangun, cuci aplikator dan tangan anda dengan sabun dan
air panas.

III. EFEK SAMPING OBAT


Pada saat dilakukan pengobatan dengan menggunakan dosis yang normal,sering timbul
efek samping yang tidak diinginkan. Efek samping ini terjadi setelah beberapa saat minum
obat. Efek samping ini dapat terjadi pada saluan pencernaan berupa rasa mual, diare, perut
sembelit, dapat juga terjadi pada kulit, berupa bercak merah, gatal, rasa panas pada kulit, selain
itu juga dapat menyebabkan wajah menjadi bengkak, sesak nafas dan sebagainya.
Efek samping obat adalah setiap respon obat yang merugikan akibat penggunaan obat
dengan dosis atau takaran normal.
Efek samping yang biasa terjadi :
1. Pada kulit, berupa rasa gatal, timbul bercak merah atau rasa panas. (semua golongan
Obat)
2. Mengantuk (Obat ati alergi sedative, spikotropika, narkotika, Obat syaraf, dan Obat
batuk)
3. Pada saluran pencernaan, lambung terasa perih (Obat analgetika), terasa mual, dan
muntah (Obat sitostatika)
4. Pada saluran pernafasan, terjadi sesak nafas. (salbutamol yang digunakan saat tidak
sesak nafas)
5. Batuk (pada obat captopril)
6. Urin berwarna merah sampai hitam. (Rifampicin dan Urogetik)

Hal yang harus dilakukan apabila timbul efek samping obat :


1. Hentikan minum obat.
2. Mencari pertolongan ke sarana kesehatan, puskesmas/ rumah sakit/dokter terdekat.

IV. INTERAKSI OBAT


Interaksi obat adalah situasi di mana suatu zat memengaruhi aktivitas obat, yaitu
meningkatkan atau menurunkan efeknya, atau menghasilkan efek baru yang tidak diinginkan
atau direncanakan. Interaksi dapat terjadi antar-obat atau antara obat dengan makanan serta
obat-obatan herbal.

1. Interksi Obat dengan Obat


Interaksi obat dengan obat seringkali terjadi pada penggunaan obat diare (attapulgite
dan carbo absorben) dengan obat lain. Cara kerja Attapulgite dan carbo absorben mempunyai
daya absorpsi untuk menyerap racun, bakteri dan entero virus yang menyebabkan diare. Dapat
mengurangi frekuensi buang air besar dan membantu memperbaiki konsistensi feses. Karena
bekerja menyerap racun jika diminum bersamaan dengan obat lain sehingga obat lain tidak
berefek. Pada saat menggunakan obat diare (attapulgite dan carbo absorben) dengan obat lain,
minumlah berselang 2 jam, sehingga kedua obat dapat berefek dengan baik.
2. Interaksi Obat dengan Makanan
Makanan yang berinteraksi dengan obat sehingga menurunkan atau memperkuat efek
obat. Teh mengandung senyawa tannin, senyawa ini dapat mengikat berbagai zat aktif obat
sehingga sukar diabsorbsi. Jika obat kurang diabsorbsi berarti daya khasiatnya berkurang.
Sebaiknya diberi jarak 2 jam setelah atau sebelum minum obat dapat minum teh.
Susu memiliki sifat yang dapat menghambat absorbsi zat aktif antibiotik ( ampisilin,
amoksilin, kloramfenikol, tetrasiklin). Jika obat kurang diabsorbsi berarti daya khasiatnya
berkurang. Sebaiknya tunggu sampai 2 jam setelah atau sebelum minum antibiotic. Agar
penyerapan obat antibiotika tersebut di saluran pencernaan tidak terganggu. Namun tidak
semua obat tidak baik diminum bersamaan dengan susu. Terutama obat-obat yang mengiritasi
lambung. Walaupun susu dan makanan dapat sedikit mengurangi daya obat tersebut, namun
efek perlindungan terhadap iritasi lambung lebih bermanfaat dibandingkan dengan efek
penurunan daya kerja obat yang sangan sedikit. Obat tersebut antara lain anti inflamasi non
steroid (asetosal dan ibuprofen) dan kotikosteroid (prednisone, prednisolon,
methylprednisolon)
Kafein yang terdapat pada kopi, teh, coklat atau minuman berenergi bekerja
merangsang susunan syaraf pusat sehingga memberikan efek berlebih jika digunakan
bersamaan dengan obat yang bekerja merangsang susunan syaraf (obat asma yaitu theofilin
dan epinerfrin). Sebaiknya saat menggunakan obat tersebut menghindari makanan yang
mengandung kafein
Alkohol mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap fisiologi tubuh sehingga dapat
menggagu atau bahkan mengubah respon tubuh tehadap obat yang diberikan. Obat anti alergi
atau anti histamine jika digunakan bersamaan dengan alcohol akan menambah rasa kantuk dan
memperlambat performa mental dan motorik. Obat parasetamol jika digunakan bersamaan
dengan alcohol dapat menyebabkan meningkatnya resiko perdarahan lambung. Obat penurun
tekanan darah tinggi golongan betabloker (propanolol) dapat menurunkan tekanan darah secara
drastis dan membahayakan jiwa pasien. Alkohol yang terdapat pada makanan tape juga dapat
berinteraksi dengan obat.

V. CARA MENYIMPAN OBAT


Cara penyimpanan obat di rumah tangga sebagai berikut :
Umum :
1. Jauhkan dari jangkauan anak anak.
2. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
3. Simpan obat ditempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung atau ikuti
aturan yang tertera pada kemasan.
4. Jangan tinggalkan obat di dalam mobil dalam jangka waktu lama karena
5. suhu yang tidak stabil dalam mobil dapat merusak sediaan obat.
6. Jangan simpan obat yang telah kadaluarsa.
Khusus :
1. Tablet dan kapsul .Jangan menyimpan tablet atau kapsul ditempat panas dan atau
lembab.
2. Sediaan obat cair Obat dalam bentuk cair jangan disimpan dalam lemari pendingin
(freezer) agar tidak beku kecuali disebutkan pada etiket atau kemasan obat.
3. Sediaan obat vagina dan ovula Sediaan obat untuk vagina dan anus (ovula dan
suppositoria) disimpan di lemari es karena dalam suhu kamar akan mencair.
4. Sediaan Aerosol / Spray Sediaan obat jangan disimpan di tempat yang mempunyai suhu
tinggi karena dapat menyebabkan ledakan.
PENGGUNAAN PERALATAN MEDIS YANG AMAN

A. PENGERTIAN

Peralatan medis adalah alat/asesori yang dipasang ditubuh pasien

B. TUJUAN
Umum
Agar pasien mendapatkan edukasi sesuai kebutuhan dan tidak mengalami komplikasi
akibat penatalaksanaan yang kurang tepat pada pasien yang melanjutkan perawatan
dirumah yang masih menggunakan peralatan medis

Khusus
1. Perawat dapat memberikan edukasi pada pasien yang dipasang kateter urine
2. Perawat dapat memberikan edukasi pada pasien dengan pemberian nutrisi via
Nasogastric tube
3. Perawat dapat memberikan edukasi pada pasien yang dipasang infuse
4. Perawat dapat memberikan edukasi pada pasien dengan pemberian terapi oksigen

C. SASARAN
Seluruh SDM keperawatan

D. TATA LAKSANA
1. Edukasi pada pasien dengan pemasangan kateter

Perawat menjelaskan pada pasien dan atau keluarga :

a. Melakukan fiksasi selang kateter dengan menggunakan plester pada pasien


wanita kearah paha, sedangkan pada pasien pria kearah perut
b. Gantungkan kantong urine lebih rendah dari tubuh pasien
c. Buang urine yang berada dalam kantong apabila sudah berisi 500ml
d. Setelah membuang urine, sebelum ujung port dimasukkan dalam lubangnya
lakukan desinfeksi terlebih dahulu dengan alcohol 70%
e. Gunakan sarug tangan bersih saat membuang urine, sebelum dan
sesudahnya cuci tangan dengan sabun
f. Lakukan bladder training atau melatih reflek otot untuk menahan berkemih
dengan menutup slang urine (bukan pada slang kteter) dengan
menggunakan klem dengan periode waktu 2 jam diklem 2 jam dialirkan.
g. Lakukan kebersihan kemaluan dengan cebok 2x/hari
h. Lakukan penggantian kateter tiap 7-10 hari

2. Edukasi pada pasien dengan pemberian nutrisi via Nasogastric Tube


Perawat menjelaskan pada pasien dan atau keluarga :
a. Selalu menjaga kepatenan slang NGT dengan fiksasi yang baik
b. Atur posisi tidur pasien setengah duduk dengan kepala dimiringkan saat nutrisi
dimasukan
c. Berikan cairan nutrisi dalam kondisi hangat
d. Pastikan cairan yang masuk betul-betul cair agar slang tidak tersumbat
e. Sebelum memasukkan nutrisi pastikan kepatenan pipa lambung dengan
melakukan test dengan cara : masukkan 20cc udara dalam spuit, melalui pipa
lambung dan mendengarkan desirannya dengan meletakan stetoskop pada ulu
hati pasien
f. Lakukan pengecekan residu untuk mengetahui penyerapan lambung pasien
dengan cara menghisap cairan lambung melalui NGT, apabila :
Volume cairan residu 50% dari volume cairan nutrisi yang akan
dimasukkan dan warna cairan identik dengan warna cairan nutrisinya, maka
ciran residu dapat dimasukkan kembali dan cairan nutrisi yang akan
dimasukkan volumenya dikurangi sejumlah volume cairan residu tersebut
Volume cairan residu > 50% dari volume cairan nutrisi yang akan
dimasukkan dan warna cairan identik dengan warna cairan nutrisinya, maka
cairan residu dapat dimasukkan kembali dan cairan nutrisi yang akan
diberikan ditunda 1 jam
Cairan residu warna merah atau tidak sesuai dengan warna cairan nutrisi
yang akan dimasukkan, maka cairan residu dibuang dan cairan nutrisi yang
akan diberikan ditunda dilanjutkan dengan melapor pada dokter atau
menilpon ke RS
g. Setelah dipastikan kepatenan pipa lambung, masukkan air putih 30 ml dengan
menggunakan spuit, tuangkan cairan nutrisi ke dalam nutriset bag, sambungkan
selang nutrisi bag dengan NGT, kemudian letakkan nutriset bag dengan
ketinggian 30 inchi dari hidung
h. Atur kecepatan tetesan cairan nutrisi 80 tts/menit
i. Awasi kondisi pasien saat nutrisi masuk terhadap : mual, muntah, dsb
j. Setelah pemberian nutrisi ataupun obat selalu bilas slang dengan air putih
sebanyak 30ml melalui nutriset bag
k. Lepaskan nutriset bag dari sambungan NGT kemudian tutup NGT
l. Posisi pasien boleh ditidurkan kembali setelah 30 menit setelah pemberian
cairan trisi
m. Sebelum dan sesudah memberikan makanan keluarga mencuci tangan dengan
sabun
n. Lakukan pengecekan apakah cairan dan nutrisi yang diberikan telah memenuhi
kebutuhan pasien dengan cara melihat kondisi pasien apakah pasien terlihat
segar, kulit tidak kering dan berkeriput, kalau dicubit tidak mudah kembali atau
dengan menghitung cairan yang keluar masuk (harus seimbang)
o. Ganti pipa lambung setiap 7-10 hari dengan menghubungi petugas medis
terdekat atau hubungi rumah sakit

3. Edukasi pada pasien dengan pemasangan infuse


a. Perawat menjelaskan pada pasien dan atau keluarga untuk :
b. Melakukan pemantauan terhadap kepatenan jarum dan tetesan infuse
c. Penggantian botol infuse dilakukan apabila cairan dalam botol tinggal tersisa
100ml
d. Saat mengganti botol infuse perhatikan kesterilan (kanul tidak boleh menyentuh
benda lain)
e. Tidak boleh ada udara dalam slang infuse
f. Perhatikan area insersi terutama daerah atas penusukan, apabila didapatkan
kemerahan segera hentikan infuse dan melaporkan dokter atau menilpon rumah
sakit
g. Jaga personal hygiene pasien
h. Penggantian insersi jarum dilakukan setiap 3 hari sekali dengan meminta
bantuan tenaga medis
i. Sebelum dan sesudah mengganti cairan infuse keluarga mencuci tangan dengan
sabun

4. Edukasi pada pasien dengan pemberian terapi oksigen


Perawat menjelaskan pada pasien dan atau keluarga :
a. Cara memberikan oksigen pada pasien yaitu dengan cara :
Menghubungkan slang oksigen ke sumber oksigen
Buka flow meter dan atur kecepatan aliran oksigen dengan melihat apakah
air pada humidifier bergelembung
b. Selalu menjaga kepatenan slang oksigen yaitu dengan cara memastikan bahwa
salang/kanul masuk kedalam kedua hidung pasien
c. Perhatikan humidifier terisi aqua sesuai batas yang tertera pada botol agar
kelembaban udara yang masuk ke pasien terjaga
d. Perhatikan kecepatan aliran oksigen sesuai dengan anjuran dokter
e. Periksa kecepatan aliran oksigen setiap 6 jam
f. Periksa kondisi pasien setiap 1 jam apakah sesak berkurang atau bertambah, jika
sesak bertambah segera hubungi dokter atau menilpon rumah sakit
g. Lakukan cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah memasang oksigen

E. METODE
1. Diskusi
2. Demonstrasi
3. Praktek langsung

F. EVALUASI
Setelah petugas memberikan edukasi dengan materi diatas maka dilakukan evaluasi
pada pasien dan atau keluarga apakah materi edukasi telah dimengerti atau dipahaminya
dengan cara memverifikasi/menanyakan kembali poin-poin materi yang telah diberikan
dan member kesempatan pada pasien dan atau keluarga untuk menanyakan hal yang
belum dimengerti/dipahami
G. DOKUMENTASI
a. Asesmen kebutuhan edukasi penggunaan peralatan medis didokumentasikan pada
RM 7A1 dan RM 5 grafik
b. Diagnosa keperawatan kebutuhan edukasi penggunaan peralatan medis
disokumentasikan pada RM 7A1
c. Intervensi edukasi penggunaan peralatan medis didokumentasikan pada RM 7B
1 dan 7B 2
d. Implementasi edukasi penggunaan peralatan medis didokumentasikan pada RM
7B
e. Evaluasi edukasi penggunaan peralatan medis didokumentasikan pada RM
terintegrasi
f. Edukasi penggunaan peralatan medis didokumentasikan pada RM 21 pada kolom
perawat/bidan
g. Semua edukasi yang dilakukan didokumentasikan pada Form.NSD.043 (Buku
Registrasi Edukasi Pasien)

MANAJEMEN NYERI
H. PENGERTIAN
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional akibat adanya kerusakan jaringan
yang sedang atau akan terjadi, atau pengalaman sensorik dan emosional yang
merasakan seolah-olah terjadi kerusakan jaringan
Berdasarkan onsetnya, nyeri dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
Nyeri akut : nyeri dengan onset segera dan durasi terbatas
Nyeri kronis : nyeri yang bertahan untuk periode waktu yang lama, lebih dari 6
minggu
Berdasarkan derajatnya, nyeri dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
Nyeri ringan : sedikit mengganggu aktifitas sehari-hari (sistem skala 1-3)
Nyeri sedang : gangguan nyata pada aktifitas sehari-hari (sistem skala 4-6)
Nyeri berat : tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari (sistem skala 7-10)
Catatan skala 0 : tidak ada nyeri

Manajemen nyeri adalah penatalaksanaan pasien dengan keluhan nyeri pada pasien
rawat inap maupun rawat jalan dengan melakukan assesmen sampai dengan pemberian
terapi sehingga keluhan nyeri pasien berkurang/hilang.

I. TUJUAN
Umum :

Dengan dilakukannya manajemen nyeri pasien dapat berkurang/hilang sehingga dapat


meningkatkan kualitas pelayanan

Khusus :
a. Petugas dapat melakukan assesmen nyeri
b. Petugas dapat memberikan intervensi sesuai kewenangannya
c. Petugas dapat melakukan evaluasi pada pasien yang sudah mendapatkan
pengelolaan nyeri.
d. Manajemen nyeri terdokumentasi sesuai ketentuan

J. CARA PENGKAJIAN/ASESMEN
Semua pasien yang masuk di RS xxx petugas harus melakukan anamnesa dan dinilai
skala nyerinya.
1. ANAMNESIS
Anamnesa yang dilakukan terhadap pasien dengan cara menanyakan kepada pasien
meliputi :
P (Provokes / Point ) : Faktor yang mempengaruhi gawat atau
ringannya nyeri
Q (Quality) : Bagaimana rasa nyerinya
R (Radiation / Relief) : Melacak daerah nyeri dari titik yang paling nyeri

S ( Severity ) : Keparahan atau intensitas nyeri


T (Time / On set) : Waktu atau lama serangan atau frekuensi
Nyeri
2. ASESMEN/PENILAIAN SKALA NYERI
Asesmen nyeri yang dilakukan di RS xxx menggunakan 3 cara yaitu :
a. Numeric Scale digunakan untuk pasien dewasa dan anak yang usianya lebih 8
tahun. Cara mengukur skala nyeri dengan numeric scale adalah dengan menyakan
pada pasien mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan dilambangkan dengan
angka antara 0 10. Setelah mendapatkan hasil numeriknya dikategorikan :
0 = tidak nyeri
1 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
4 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
7 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari

b. Wong baker faces pain scale digunakan untuk pasien (dewasa dan anak
lebih 3 tahun) yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan
angka. Cara mengukur nyerinya adalah dengan mencocokan ekspresi wajah
pasien dengan gambar yang ada dipanduan (seperti dibawah ini)
Kemudian dari gambar yang cocok tentukan numeriknya.
Dari hasil numeric bias didapatkan keterangan atau kondisi pasien yaitu :
0 = Expresi rilek, tidak merasa nyeri sama sekali
2 = sedikit nyeri
4 = cukup nyeri
6 = lumayan nyeri
8 = sangat nyeri
10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan)

c. FLACC Behavioral pain scale digunakan pada bayi dan pasien tidak
sadar yang tidak dapat dinilai dengan Numeric Scale dan Wong baker
faces pain scale.
Cara penilaian adalah petugas mencocokan kondisi pasien dengan
standar pada table berikut :

Kategori Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2

Smile/ceria(tidak ada Perubahan Expresi wajah


expresi sedih) expresi/sedih,sesekali stess,dagu
Face
menyeringai/meringis mengatup
rapat,gemeretat

Legs Normal posisi/rilexs Sulit, tegang, kaku Menendang-


nendang,tidak
kooperatif

Activity Tiduran normal,posisi Posisi tidak Tidak kooperatif


nyaman, pindah posisi nyaman,(menggeliat,geser,
kebelakang dan
kedepan,kaku)

Cry Tidak menangis saat Merengek,sesekali Melenguh,series


bangun tidur/sadar menannngis/nampak tidak menangis,komplain
nyaman, merintih ,suara tidak jelas
berteriak
Consolabilit Perasaan nyaman dan nampak rilexs bila disentuh Sangat sulit untuk
y(emosional) relaksasi / nyeri berkurang dengan menjadi nyaman
sentuhan / masage

Setelah mendapatkan nilai dari ke lima skor diatas kemudian dijumlahkan, apabila :

Nilai 1-3 termasuk nyeri ringan


Nilai 4-6 termasuk nyeri sedang
Nilai 7-10 termasuk nyeri berat

K. PENATALAKSANAAN
Setelah petugas mengetahui skala nyeri pasien maka akan dilakukan intervensi sesuai
dengan skala nyeri pasien. Tindakan yang dilakukan adalah :
a. Pasien yang mengalami nyeri derajat ringan (skala 1-3) dilakukan edukasi
untuk relaksasi dan distraksi
b. Apabila dengan tehnik relaksasi dan distraksi, keluhan nyeri tidak berkurang
dilakukan kolaborasi medis untuk pemberian therapy jenis NSAID
c. Pasien yang mengalami nyeri derajat sedang (skala 4-6) dilakukan kolaborasi
medis untuk pemberian therapy jenis NSAID / opioid dosis ringan
d. Pasien yang mengalami nyeri derajat berat (skala 7- 10) dilakukan kolaborasi
medis untuk pemberian therapy jenis opioid
e. Apabila dengan pemberian therapy farmaka jenis opioid, tetapi keluhan nyeri
belum teratasi maka, bila diperlukan Dokter DPJP akan merujuk kepada Tim
nyeri intervensi

L. EVALUASI
Evaluasi atau reasesmen dilakukan sesuai dengan derajad nyeri pasien yaitu :
a. Semua pasien dirawat inap dilakukan reasesmen terhadap nyeri minimal tiap 8 jam
(saat pergantian shift
b. Perawat ) dan bila diperlukan
c. Satu jam setelah dilakukan tindakan keperawatan distraksi / relaksasi
d. 15- 30 menit setelah pasien mendapatkan therapi analgetik oral dan injeksi
analgetik.
e. 5 menit setelah pemberian nitrat dan obat intra vena pada pasien nyeri jantung
/cardiac
f. Lima menit setelah pasien yang mendapatkan therapi injeksi opioid

M. DOKUMENTASI
h. Asesmen nyeri didokumentasikan pada RM 7A1 dan RM 5 grafik
i. Diagnosa keperawatan nyeri disokumentasikan pada RM 7A1
j. Intervensi nyeri didokumentasikan pada RM 7B 1 dan 7B 2
k. Implementasi nyeri didokumentasikan pada RM 7B
l. Evaluasi nyeri didokumentasikan pada RM terintegrasi
m. Edukasi nyeri pada derajad ringan (1-3) yaitu dilakukan edukasi dengan relaksasi
dan distraksi didokumentasikan pada RM 21 pada kolom perawat/bidan
n. Edukasi nyeri dengan derajad sedang sampai berat dilakukan edukasi oleh dokter
dan didokumentasikan pada RM 21 kolom dokter spesialis/RMO
o. Edukasi nyeri dengan derajad berat dilakukan edukasi oleh tim nyeri intervensi
didokumentasikan pada kolom manajemen nyeri
p. Semua edukasi yang dilakukan didokumentasikan pada Form.NSD.043 (Buku
Registrasi Edukasi Pasien)

GIZI SEIMBANG

Pendahuan

Pedoman pola menu seimbang yang dikembangkan sejak tahun 1950 dan telah mengakar di kalangan
masyarakat luas adalah Pedoman 4 Sehat 5 Sempurna. Pedoman ini pada tahun 1995 telah
dikembangkan menjadi Pedoman Umum Gizi Seimbang yang memuat 13 % dasar gizi seimbang.

Menu adalah susunan makanan yang dimakan oleh seseorang untuk sekali makan atau untuk sehari.
Kata menu bisa diartikan hidangan. Misalnya menu / hidangan makan pagi berupa roti isi mentega
dan pindakas, sari jeruk dan kopi susu. Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam
makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna
pemeliharaan dan perbaikan sel -sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan
perkembangan.

Kehadiran atau ketidakhadiran suatu zat gizi esensial dapat mempengaruhi ketersediaan, absorpsi,
metabolisme, atau kebutuhan zat gizi lain. Adanya saling keterkaitan antar zat zat gizi ini
menekankan keanekaragaman makanan dalam menu sehari hari.

Pola Menu 4 Sehat 5 Sempurna

Pola menu 4 sehat 5 sempurna adalah pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik
mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Pola menu ini diperkenalkan kepada
masyarakat pada tahu 1950 oleh Bapak Ilmu Gizi Prof.DR.dr. Poerwo Soedarmo melalui Lembaga
Makanan Rakyat Depkes dalam rangka melancarkan gerakan Sadar Gizi

Pola Menu 4 Sehat 5 Sempurna digali dari pola menu pada umumnya sejak dahulu telah dikenal
masyarakat di seluruh tanah air. Pada umumnya menu di Indonesia terdiri atas makanan sbb :

(1) Makanan pokok untuk memberi rasa kenyang : nasi, jagung, ubi jalar, singkong, talas, sagu,
serta hasil olah, seperti mie, bihun, makaroni dan sebagai.
(2) Lauk untuk memberi rasa nikmat sehingga makanan pokok yang pada umumnya mempunyai
rasa netral lebih terasa enak. Lauk hewani : daging sapi, ayam, ikan, kerang, telur dan
sebagainya. Lauk nabati : kacang kacangan dan hasil olahannya seperti kacang kedelai,
kacang hijau, kacang merah, tahu tempe dan oncom.
(3) Sayur untuk memberi rasa segar dan melancarkan proses menelan makanan karena biasanya
dihidangkan dalam bentuk berkuah: sayur daun daunan, umbi umbian, kacang kacangan,
dan sebagainya.
(4) Buah untuk mencuci mulut : pepaya, nenas, pisang, jeruk dan sebagainya
Susunan menu yang terdiri atas empat macam golongan makanan ini yaitu makanan pokok, lauk, sayur
dan buah, bila dianalisis secara ilmu gizi, maka susunan makanan ini dengan kombinasi dan jumlah
yang cocok dapat memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk mencapai derajat
kesehatan optimal.

Makanan pokok berperan sebagai sumber utama energi berasal dari karbohidrat, lauk sebagai sumber
protein, sayur dan buah sebagai sumber mineral dan vitamin. Karena susu mengandung protein
bernilai biologi tinggi dan zat zat gizi esensial lain dalam bentuk yang mudah dicernakan dan diserap,
maka susu terutama dianjurkan sebagai unsur kelima bagi golongan manusia yang membutuhkan
relatif lebih banyak protein, yaitu balita, ibu hamil dan ibu menyusui.

Golongan Makanan Pokok

Diantara makanan pokok, jenis padi padian seperti beras, jagung, dan gandum mempunyai kadar
protein lebih tinggi ( 7 11 % ) daripada umbi umbian dan sagu ( 1-2 % ). Bila menggunakan umbi
umbian sebagai makanan pokok harus disertai makanan lauk dalam jumlah lebih besar daripada bila
menggunakan padi padian. Makan beras tumbuk dan roti yang dibuat dari tepung gandum yang
tidak digiling halus/ warna cokelat lebih baik daripada makan beras atau gandum putih, karena dalam
keadaan tumbuk atau tidak digiling sempurna kedua bahan tersebut mengandung lebih banyak tiamin
atau vitamin B1 dan vitamin B kompleks.

Padi padian merupakan sumber karbohidrat kompleks, tiamin, riboflavin, niacin, protein, zat besi,
magnesium dan serat. Umbi umbian merupakan sumber karbohidrat kompleks, magnesium, dan
serat. Porsi makanan pokok yang dianjurkan sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 300 500
gram atau sebanyak 300 500 gram beras atau sebanyak 3 5 piring nasi sehari.

Golongan lauk

Lauk sebaiknya terdiri dari campuran lauk hewani dan nabati. Lauk hewani seperti daging, ayam, ikan,
udang, dan telur mengandung protein dengan nilai biologi tinggi daripada lauk nabati. Daging merah,
hati, limpa, kuning telur dan ginjal merupakan zat besi yang mudah diabsorpsi. Ikan terutama bila
dimakan dengan tulangnya merupakan sumber kalsium. Secara keseluruhan lauk hewani merupakan
sumber protein, fosfor, tiamin, niasin, vitamin B6, vitamin B12, zat besi, seng, magnesium dan
selenium.

Kacang kacangan dalam bentuk kering dan atau hasil olahannya, walaupun mengandung protein
dengan nilai biologi sedikit lebih rendah daripada lauk hewani karena mengandung lebih sedikit asam
amino esensial. Di samping itu kacang kacangan kaya akan vitamin B, kalsium, fosfor, zat besi,
mangan, seng, tembaga, dan kalium terutama bila diperhitungan bahwa harganya lebih murah.
Kandungan serat yang tinggi dalam kacangan kacangan dihubungkan dengan pencegahan penyakit
penyakit jantung koroner, divertikuler, apendisitis, hemoroid, kankerusus besar, batu empedu dan
diabetes mellitus. Disamping itu, penurunan kadar kolesterol darah dihubungkan dengan kehadiran
saponin, susunan asam amino, jenis karbohidrat dan sterol tumbuh tumbuhan yang ada dalam
kacang kacangan.
Pengolahan kacang kacangan menjadi tempe, tahu, susu kedelai dan oncom tidak saja meningkatkan
cita rasa, tetapi juga meningkatkan kecernaan dan ketersediaan zat zat gizi bagi tubuh. Suhu panas
mengurangi bahan toksik yang ada dalam kacang kacangan dalam kacang kacangan seperti zat
penghambat tripsin, sehingga meningkatkan daya cerna protien. Proses fermentasi seperti yang
dilakukan pada pembuatan tempe memberi banyak keuntungan. Protein lebih mudah dicerna dan
diserap, karena sebagian protein terurai menjadi asam asam amino. Kadar tiamin, riboflavin, niasin,
vitamin B6, dan asam pantotenatmeningkat, serta terbentuk vitamin B12 oleh bakteri bakteri yang
terbawa oleh lingkungan dalam proses fermentasi. Asam fitat penghambat absorpsi kalsium dan zat
besi yang ada dalam kacang kacangan dirusak oleh proses fermentasi, sehingga mineral mineral
ini dapat diserap. Keuntungan lain tempe adalah mengandung antioksidan serta dapat mencegah /
menyembuhkan diare.

Porsi lauk hewani yang dianjurkan sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 100 150 gram atau
4 6 potong tempe sehari. Tempe dapat diagantika tahu atau kacang kacangan kering lainnya.

Golongan sayuran

Sayuran merupakan sumber vitamin A, vitamin C, asam folat, magnesium, kalium, dan serat serta tidak
mengandung lemak dan kolesterol. Sayuran daun berwarna hijau dan sayuran berwarna jingga /
orange seperti wortel dan tomat mengandung lebih banyakprovitamin A berupa beta karoten
daripada sayuran tidak berwarna. Sayuran yang berwarna hijau adalah bayam, kangkung, daun
singkong, daun kacang, daun katuk, dan daun pepaya; semakin hijau warna daun sayur semakin kaya
akan zat zat gizi. Dianjurkan sayuran dimakan tiap hari terdiri dari campuran sayuran daun, kacang
kacangan dan sayuran berwarna jingga. Porsi sayuran dalam bentuk tercampur yang dianjurkan
sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 150 200 gram atau 1 sampai 2 mangkuk sehari.

Golongan buah

Buah berwarna kuning seperti mangga, pepaya dan pisang raja kaya akan provitamin A, sedangkan
buah yang asam seperti jeruk, gandaria, jambu biji, dan rambutan kaya vitamin C. Secara keseluruhan
buah merupakan sumber vitamin A, vitamin C, kalium dan dan serat. Buah tidak mengandung natrium,
lemak ( kecuali alpokat ) dan kolesterol. Porsi buah yang dianjurkan sehari untuk orang dewasa adalah
sebanyak 200 300 gram atau 2 3 potong sehari berupa pepaya atau buah lainnya.
Susu dan Hasil Olah Susu

Susu merupakan makanan alami yang hampir sempurna. Sebagian besar zat gizi esensial ada dalam
susu, yaitu protein bernilai biologi tinggi, kalsium, fosfor, vitamin A, dan tiamin ( vitamin B1 ). Susu
merupakan sumber kalsium paling baik, karena disamping kadar kalsium yang tinggi, laktosa di dalam
susu membantu absorpsi susu di dalam saluran cerna. Akan tetapi susu sedikit sekali mengandung zat
besi dan vitamin C.

Balita, ibu hamil, dan ibu menyusui dianjurkan paling sedikit minum satu gelas susu sehari, atau hasil
olahnya berupa yogurt, yakult dan keju dalam jumlah yang ekivalen. Yogurt dan yakult merupakan
hasil olah susu yang diasamkan dengan kultur bakteri Streptococcus coconus thermophillus dan
Lactobacillus bulgaricus. Pengasaman ini membuatnya lebih mudah dicernakan. Porsi susu yang
dianjurkan untuk anak anak, ibu hamil dan menyusui adalah 1 2 gelas sehari.

Lain lain

Disamping kelima golongan bahan makanan tersebut di atas menu sehari hari biasanya mengandung
gula dan minyak / kelapa, sebagai penyedap dan memberi rasa gurih. Gula dan minyak/ kelapa
merupakan sumber energi. Gula rata rata dimakan sebanyak 25 35 gram sehari dalam minuman
dan kue kue, sedangkan minyak sebanyak 25 50 gram untuk menggoreng atau dalam kue kue
atau sebagai santan dan kelapa parut.

Pedoman Umum Gizi Seimbang

Sebagai alat memberikan penyuluhan pangan dan gizi kepada masyarakat luas dalam rangka
memasyarakatkan gizi seimbang, pada tahun 1995 Direktorat Gizi Depkes telah mengeluarkan
Pedoman Umum Gizi Seimbang ( PUGS ). Pedoman ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu
rekomendasi Konferensi Gizi International di Roma pada tahun 1992 untuk mencapai dan memelihara
kesehatan dan kesejahteraan gizi ( nutritional well being ) semua penduduk yang merupakan
prasyarat untuk pembangunan suberdaya manusia. PUGS merupakan penjabaran lebih lanjut dari
pedoman 4 Sehat 5 Sempurna yang memuat pesan pesan yang berkaitan dengan pencegahan baik
masalah gizi kurang maupun masalah gizi lebih yang selama 20 tahun terakhir telah mulai ada di
Indonesia.
Dalam PUGS susunan makanan yang dianjurkan adalah yang menjamin keseimbangan zat zat gizi.
Hal ini dapat dicapai dengan mengkonsumsi beraneka ragam makanan setiap hari. Tiap makanan
dapat saling melengkapi dalam zat zat gizi yang dikandungnya. Pengelompokan bahan makanan
disederhanakan yaitu didasarkan pada tiga fungsi utama zat zat gizi yaitu sebagai ( 1 ) sumber
energi / tenaga ( 2 ) sumber zat pembangunan dan ( 3 ) sumber zat pengatur. Untuk mencapai gizi
seimbang hendaknya susunan makanan sehari terdiri dari campuran ketiga kelompok bahan
makanan tersebut. Dari tiap kelompok dipilih satu atau lebih jenis bahan makanan sesuai dengan
ketersediaan bahan makanan tersebut di pasar, keadaan sosial ekonomi, nilai gizi, dan kebiasaan
makan.

Ketiga golongan bahan makanan tersebut digambarkan dalam bentuk kerucut dengan urut urutan
menurut banyaknya digunakan dalam hidangan sehari hari. Dasar kerucut menggambarkan
sumber energi / tenaga, yaitu golongan bahan makanan yang paling banyak dimakan, bagian tengah
menggambarkan sumber zat pengatur sedangkan bagian paling atas menggambarkan sumber zat
pembangunan yang secara relatif paling sedikit dimakan tiap hari. Bahan makanan yang terdapat di
dalam tiap kelompok bahan makanan adalah sebagai berikut :

(1 ) Sumber zat energi / tenaga : padi padian, tepung tepungan, umbi umbian, sagu, dan pisang
yang di beberapa bagian di Indonesia juga dimakan sebagai makanan pokok.

( 2 ) Sumber zat pengatur : sayuran dan buah buahan

( 3 ) Sumber zat pembangun : ikan, ayam, telur, daging, susu, kacang kacangan, dan hasil
olahannya seperti tahu, tempe, dan oncom.

PUGS memuat tiga belas pesan dasar yang diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman praktis
untuk mengatur makanan sehari hari yang seimbang dan aman guna mencapai dan
mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal. Ketiga belas pesan dasar tersebut adalah
sebagai berikut :

1. Makanlah aneka ragam makanan.


2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energi.
5. Gunakan garam beriodium.
6. Makanlah makanan sumber zat besi.
7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur enam bulan.
8. Biasakan makan pagi.
9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya.
10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur.
11. Hindari minum minuman beralkohol.
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.
DAFTAR PUSAKA

Soedarmo Poerwo, Prof,1974, Ilmu Gizi, Jakarta, PT Dian Rakyat.


Sedia Oetama Achmad Djaeni, DR, 1987, Ilmu Gizi, Jakarta, PT Dian Rakyat.
Suhardjo Clara M. Kusharto, 1992, Prinsip-prinsip Ilmu Gizi, Yogyakarta, Kanisius.
Sunita Almatsier, DR, MSc, 2002, Ilmu Gizi, Jakarta, Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai