Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL

GAMBARAN PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA PADA IBU HAMIL


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PRINGAPUS
KABUPATEN SEMARANG

OLEH :
PUTRI WIDYASTUTI
040113a022

PRODI D III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO
2016

i
HALAMAN PENGESAHAN

Artikel Karya Tulis Ilmiah dengan judul Gambaran perilaku pencegahan anemia pada

Ibu hamil di Wilayah kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang disusun oleh:

Nama : Putri Widyastuti

NIM : 040113a022

Program Studi : DIII Kebidanan

Telah disetujui oleh pembimbing Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Kebidanan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo, pada :

Ungaran, Agustus 2016

Luvi Dian Afriyani, S.SiT., M.Kes


NIDN. 0627048302

ii
Gambaran perilaku pencegahan anemia pada Ibu hamil di Wilayah kerja Puskesmas
Pringapus Kabupaten Semarang.
The Description of Preventive Behaviors of Anemia in Pregnant Women at the Region
of Pringapus Public Health Center Semarang Regency

Putri Widyastuti1, Luvi Dian Afriyani, S.SiT., M.Kes2,


Yulia Nur Khayati, S.SiT., M.P.H3
123
Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo

ABSTRAK

Perdarahan menjadi penyumbang tertinggi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Anemia
menjadi salah satu faktor penyebab perdarahan. Berdasarkan survei pendahuluan di Wilayah
Kerja Puskesmas Pringapus perilaku pencegahan anemia masih kurang baik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pencegahan anemia pada Ibu hamil.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester II dan trimester III pada bulan mei
2016 di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang sebanyak 52 orang.
Sampel diambil secara total sampling dimana semua populasi dijadikan sampel. Instrumen
yang dipakai menggunakan kuesioner. Analisa yang digunakan adalah distribusi frekuensi dan
presentase untuk menggambarkan perilaku pencegahan anemia pada ibu hamil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perilaku pencegahan anemia pada ibu hamil
sebagian besar kurang yaitu sejumlah 28 orang (53,8%), pencegahan anemia pada perilaku
pemeriksaan antenatal care sebagian besar baik yaitu sejumlah 35 orang (67,3%), Pencegahan
anemia pada perilaku melakukan deteksi dini pemeriksaan Hb sebagian besar kurang yaitu
sejumlah 33 orang (63,5%), Pencegahan anemia pada perilaku mengkonsumsi tablet Fe
sebagian besar kurang yaitu sejumlah 32 orang (61,5%), Pencegahan anemia pada perilaku
mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi sebagian besar kurang yaitu sejumlah 31
orang (59,6%).
Saran bagi ibu hamil diharapkan bagi ibu hamil agar berperilaku lebih baik lagi untuk
pencegahan anemia dan Bagi bidan diharapkan dapat melaksanakan pelayanan pemeriksaan
Hb di BPM dan memberikan konseling tentang pencegahan anemia agar perilaku pencegahan
anemia ibu hamil bisa menjadi lebih baik.

Kata kunci : Perilaku pencegahan anemia, ibu hamil

Program Studi D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran | 1
ABSTRACT

Bleeding is the highest contributor of Maternal Mortality Rate (MMR) and anemia
became one of the causes of bleeding. Based on the preliminary survey in Puskesmas
Pringapus, the preventive behaviors of anemia is still not good. This study aims to find the
description of preventive behaviors of anemia in pregnant women.
This was a descriptive study with cross sectional approach. The population in this study
was the pregnant women of second and third trimester in May 2016 at Puskesmas Pringapus
Semarang regency as many as 52 mothers. The samples were taken by total sampling
technique in which all population became samples. The data instrument used questionnaires.
The data analysis used frequency distributions and were presented in percentages to describe
the preventive behaviors of anemia in pregnant women.
The results of this study indicate that the preventive behaviors of anemia in pregnant
women are mostly in the category of poor as many as 28 respondents (53.8%), the preventive
behaviors of anemia during antenatal care are mostly in the category of good as many as 35
respondents (67.3%), the preventive behaviors of anemia done by early detecting of Hb
examination are mostly in the category of poor as many as 33 respondents (63.5%), the
preventive behaviors of anemia in Fe tablet consumption are mostly in the category of poor as
many as 32 respondents (61.5%), the preventive behavior of anemia in consumption of foods
containing iron are mostly in the category of poor as many as 31 respondents (59.6%).
The pregnant women are expected to better behave in preventing anemia, For midwives
and is expected to carry out inspection of Hb in BPM services and provide counseling on
prevention of anemia in order to conduct prevention anemia in pregnant mothers could be
better.

Keywords : Preventive behaviors of anemia, pregnant women

PENDAHULUAN kematian ibu karena perdarahan di


Latar Belakang Kabupaten Semarang.
Pada tahun 2014, angka kematian ibu Penanggulangan anemia pada ibu hamil
(AKI) di Kabupaten Semarang mengalami dilaksanakan dengan memberikan 90 tablet
peningkatan yang cukup tinggi. Bila di Fe kepada ibu hamil selama periode
tahun 2013 AKI sebesar 120,22 per kehamilannya. Cakupan ibu hamil
100.000 kelahiran hidup (17 kasus), maka mendapat Fe di Provinsi Jawa Tengah pada
di tahun 2014 menjadi 144,31 per 100.000 Tahun 2014 yakni sebesar 92,5% lebih
kelahiran hidup (20 kasus) ada beberapa tinggi jika dibandingkan dengan cakupan
faktor yang menyebabkan meningkatnya pemberian tablet Fe 90 tablet di Indonesia
AKI di kabupaten Semarang tahun 2014 yaitu sebesar 85,1% (Kemenkes RI, 2015).
antara lain adalah terjadinya perdarahan Prevalensi anemia ibu hamil di
serta peningkatan penyakit penyerta dalam Indonesia berdasarkan Hasil Riset
kehamilan (Dinkes Kabupaten Semarang, Kesehatan Dasar 2013 sebanyak 37,1%.
2014). Survei anemia pada ibu hamil di 15
Perdarahan menjadi penyumbang kabupaten di Jawa Tengah tahun 2007
tertinggi Angka Kematian Ibu (AKI) di menunjukkan bahwa pravalensi anemia di
Kabupaten Semarang, faktor penyebab Jawa Tengah adalah 57,7%, angka ini lebih
perdarahan ada anemia dan kekurangan tinggi dari angka nasional yakni 50,9%
energi kronik (KEK). Anemia menjadi (Dinkes Prov Jateng, 2009).
salah satu faktor penyebab Angka kematian Anemia pada ibu hamil memberi
ibu karena perdarahan yaitu ada 8 kasus pengaruh kurang baik yaitu dapat
menyebabkan peningkatan angka kesakitan

Program Studi D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran | 2
dan kematian maternal, peningkatan angka Berdasarkan studi pendahuluan di
kesakitan dan kematian janin. Penyebab Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus pada
anemia dalam kehamilan salah satunya tanggal 21 januari 2016 dengan 10 ibu
kekurangan zat besi (Wiknjosastro, 2007). hamil di dapatkan hasil 5 ibu hamil
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatakan sudah di anjurkan bidan untuk
mencegah terjadinya anemia melalui periksa Hb tetapi ibu tidak periksa dengan
pelayanan antenatal care (ANC) secara alasan ibu tidak ada waktu karena bekerja, 4
teratur akan dapat mengeidentifikasi ibu hamil mengatakan periksa antenatal
kehamilan beresiko tinggi dan melakukan care (ANC) rutin dan meminum tablet Fe
pemeriksaan Hb sedini mungkin akan secara rutin, tidak ada efek samping dalam
membantu mengurangi resiko terhadap minum tablet Fe dan sering makan dengan
kejadian anemia. Pelayanan antenatal sayur, 3 ibu hamil mengatakan periksa
minimal 4 kali salama kehamilan, yaitu: 1 antenatal care (ANC) tidak teratur atau
kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II tidak sesuai jadwal yang di anjurkan bidan
dan 2 kali pada trimseter III untuk dan mengatakan mual saat minum tablet
mendapatkan pelayanan 10T (Depkes RI, Fe sehingga jarang meminum tablet Fe.
2014). Berdasarkan data dan latar belakang
Pelayanan antenatal care (ANC) yang diatas peneliti tertarik mengambil penelitian
dilakukan ibu secara teratur maka ibu akan dengan judul Gambaran perilaku
mendapatkan tablet Fe sesuai kebutuhan, pencegahan anemia pada ibu hamil di
dan mengkonsumsinya dari dosis rendah 30 Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus
mg pada trimester III ibu hamil non anemik Kabupaten Semarang.
Hb 11 gr/dl, sedangkan untuk hamil
dengan anemia defisiensi besi dapat Tujuan Penelitian
diberikan suplemen sulfat 325 mg 1-2 kali 1. Tujuan Umum
sehari, Selain dengan mengkonsumsi tablet Mengetahui gambaran perilaku
Fe ibu dapat mengatur pola makan dengan pencegahan anemia pada ibu hamil di
mengkombinasikan menu makanan serta Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus
mengkonsumsi buah dan sayur yang Kabupaten Semarang.
mengandung vitamin C pada waktu makan 2. Tujuan Khusus
bisa membuat tubuh terhindar dari anemia a. Mengetahui gambaran perilaku
(Budiarti, 2009). pencegahan anemia pada ibu hamil
Berdasarkan data laporan di Puskesmas dalam pemeriksaan antenatal care
Pringapus pada tahun 2015 terdapat 876 ibu (ANC) secara teratur di Wilayah
hamil dari 9 desa dan 390 ibu hamil yang Kerja Puskesmas Pringapus
periksa Hb pada Trimester I dengan Kabupaten Semarang.
hasilnya Hb <11 gram ada 39,74 %, Hb <8 b. Mengetahui gambaran perilaku
gram ada 1,79%. Dan pemeriksaan HB pencegahan anemia pada ibu hamil
pada trimester 3 sebanyak 340 ibu hamil dalam melakukan deteksi dini
dengan hasil Hb <11 gram 21,47 %, Hb <8 pemeriksaan Hb di Wilayah Kerja
gram 0,58 % . Berdasarkan data upaya Puskesmas Pringapus Kabupaten
penanggulangan yang dilakukan petugas Semarang.
kesehatan di Puskesmas Pringapus yaitu c. Mengetahui gambaran perilaku
memberikan 90 tablet Fe pada ibu hamil pencegahan anemia pada ibu hamil
selama periode kehamilannya, cakupan ibu dalam mengkonsumsi tablet Fe di
hamil mendapat Fe di Puskesmas Pringapus Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus
pada 2015 yaitu sebesar 50%, mengadakan Kabupaten Semarang.
deteksi dini pemeriksaan Hb 2x namun d. Mengetahui gambaran perilaku
pada kenyataannya masih banyak ibu hamil pencegahan anemia pada ibu hamil
yang tidak melakukan pemeriksaan Hb. dalam mengkonsumsi makanan yang

Program Studi D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran | 3
mengandung zat besi di Wilayah sampling artinya pengambilan sampel pada
Kerja Puskesmas Pringapus seluruh populasi. Data yang digunakan
Kabupaten Semarang. adalah data primer dan sekunder. Data
primer diperoleh dengan menyebar
Manfaat Penelitian kuesioner berisikan pertanyaan tentang
1. Bagi Peneliti perilaku pencegahan anemia pada ibu hamil
Merupakan sarana untuk di wilayah kerja Puskesmas Pringapus
mengaplikasikan ilmu yang telah di Kabupaten Semarang, dan data sekunder
dapat di bangku kuliah dengan dalam penelitian ini yaitu, data jumlah ibu
mendapatkan tambahan informasi, hamil, data pemeriksaan ANC, data
pengalaman nyata dalam melaksanakan pemeriksaan Hb di wilayah kerja
penelitian tentang gambaran perilaku Puskesmas Pringapus, Kabupaten
pencegahan anemia pada ibu hamil di Semarang. Penelitian ini menggunakan alat
wilayah kerja Puskesmas Pringapus pengumpulan data yaitu kuesioner dan buku
Kabupaten Semarang. KIA. Analisa yang digunakan adalah
2. Bagi Profesi analisis univariat dengan distribusi
Dapat dijadikan sebagai strategi frekuensi.
dalam upaya meningkatkan tindakan
promotif seperti penyuluhan dan HASIL PENELITIAN
pendidikan kesehatan serta melakukan Karakteristik Responden
tindakan preventif dalam rangka 1. Umur
meningkatkan upaya pencegahan anemia Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasar
sedini mungkin serta penurunan kan Umur Ibu Hamil di wilayah
prevalensi kejadian anemia. kerja Puskesmas Pringapus
3. Bagi Institusi Kabupaten Semarang, 2016
Hasil penelitian dapat dijadikan Umur Frekuensi
Persentase
sebagai bahan untuk mengetahui (%)
kemampuan mahasiswa dan untuk < 20 Tahun 3 5,8
menambah informasi ilmiah dibidang 20-35 Tahun 42 80,8
kesehatan khususnya tentang ibu hamil > 35 Tahun 7 13,4
dan anemia. Jumlah 52 100,0
4. Bagi Puskesmas Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
Hasil penelitian ini dapat digunakan bahwa dari 52 responden ibu hamil di
sebagai dasar untuk melakukan wilayah kerja Puskesmas Pringapus
penanganan masalah anemia pada ibu Kabupaten Semarang, sebagian besar
hamil serta meningkatkan pelayanan berumur 20-35 tahun, yaitu sejumlah 42
kesehatan kepada masyarakat di wilayah orang (80,8%).
kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten 2. Paritas
Semarang. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasar
kan Paritas Ibu Hamil di
METODE PENELITIAN wilayah kerja Puskesmas
Penelitian ini menggunakan rancangan Pringapus Kabupaten
penelitian deskriptif dengan pendekatan Semarang, 2016
cross sectional, dilakukan di Wilayah Kerja Persentase
Paritas Frekuensi
Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang (%)
pada 17-23 Juni 2016. Populasi dalam Primigravida 34 65,4
penelitian ini adalah Ibu hamil trimester II Multigravida 18 34,6
dan trimester III pada bulan Mei yaitu 52 Jumlah 52 100,0
ibu hamil, dengan sampel 52 ibu hamil. Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui
Teknik sampling yang digunakan ialah total bahwa dari 52 responden ibu hamil di

Program Studi D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran | 4
wilayah kerja Puskesmas Pringapus Kerja Puskesmas Pringapus
Kabupaten Semarang, sebagian besar Kabupaten Semarang, 2016
merupakan ibu primigravida (hamil
pertama), yaitu sejumlah 34 orang Perilaku Frekuensi Persentase
(65,4%). Pemeriksaan (%)
3. Pendidikan ANC
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasar Kurang 17 32,7
kan Pendidikan Ibu Hamil di Baik 35 67,3
wilayah kerja Puskesmas Jumlah 52 100,0
Pringapus Kabupaten Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui
Semarang, 2016 bahwa perilaku ibu hamil dalam
Persentase pemeriksaan antenatal care di wilayah
Pendidikan Frekuensi kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten
(%)
SD 4 7,7 Semarang, sebagian besar dalam
SMP 21 40,4 kategori baik, yaitu sejumlah 35 orang
SMA 25 48,1 (67,3%).
Perguruan Tinggi 2 3,8 2. Perilaku Melakukan Deteksi Dini
Jumlah 52 100,0 Pemeriksaan HB
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui Tabel 6 Distribusi Frekuensi Berdasar
bahwa dari 52 responden ibu hamil di kan Perilaku Melakukan
wilayah kerja Puskesmas Pringapus Deteksi Dini Pemeriksaan HB
Kabupaten Semarang, lebih banyak pada Ibu Hamil di Wilayah
berpendidikan SMA, yaitu sejumlah 25 Kerja Puskesmas Pringapus
orang (48,1%). Kabupaten Semarang, 2016
4. Pekerjaan Perilaku
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasar Melakukan
Persentase
kan Pekerjaan Ibu Hamil di Deteksi Dini Frekuensi
(%)
wilayah kerja Puskesmas Pemeriksaan
Pringapus Kabupaten HB
Semarang, 2016 Kurang 33 63,5
Pekerjaan Frekuensi Persentase Baik 19 36,5
(%) Jumlah 52 100,0
IRT 22 42,3 Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui
Buruh 24 46,2 bahwa perilaku ibu hamil dalam
Petani 1 1,9 melakukan deteksi dini pemeriksaan Hb
Wiraswasta 3 5,8 di wilayah kerja Puskesmas Pringapus
PNS 2 3,8 Kabupaten Semarang, sebagian besar
Jumlah 52 100,0 dalam kategori kurang, yaitu sejumlah
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui 33 orang (63,5%).
bahwa dari 52 responden ibu hamil di 3. Perilaku Konsumsi Tablet Fe
wilayah kerja Puskesmas Pringapus Tabel 7 Distribusi Frekuensi Berdasar
Kabupaten Semarang, lebih banyak yang kan Perilaku Konsumsi Tablet
bekerja sebagai buruh, yaitu sejumlah 24 Fe pada Ibu Hamil di Wilayah
orang (46,2%). Kerja Puskesmas Pringapus
Kabupaten Semarang, 2016
Analisis Univariat Perilaku Frekuensi Persentase
1. Perilaku Pemeriksaan Antenatal Care Konsumsi (%)
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Tablet Fe
Berdasarkan Perilaku Kurang 32 61,5
Pemeriksaan Antenatal Care Baik 20 38,5
pada Ibu Hamil di Wilayah Jumlah 52 100,0

Program Studi D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran | 5
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui kategori kurang, yaitu sejumlah 28 orang
bahwa perilaku ibu hamil dalam (53,8%).
mengkonsumsi tablet Fe untuk
pencegahan anemia di wilayah kerja PEMBAHASAN
Puskesmas Pringapus Kabupaten Analisis Univariat
Semarang, sebagian besar dalam 1. Perilaku Pemeriksaan Antenatal Care
kategori kurang, yaitu sejumlah 32 orang Berdasarkan hasil penelitian dari
(61,5%). jumlah 52 responden yang diberikan
4. Perilaku Konsumsi Makanan yang kuesioner dalam bentuk 2 pertanyaan
Mengandung Zat Besi tentang pemeriksaan antenatal care
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Berdasar didapatkan hasil yang dikategorikan baik
kan Perilaku Konsumsi yaitu 35 orang (67,3%) lebih besar dari
Makanan yang Mengandung kategori yang kurang baik 17 orang
Zat Besi pada Ibu Hamil di (32,7%).
Wilayah Kerja Puskesmas Perilaku responden dalam
Pringapus Kabupaten melakukan kunjungan Antenatal Care
Semarang, 2016 (pemeriksaan kehamilan) di pengaruhi
Perilaku Frekuensi Persentase oleh faktor pendidikan responden yang
Konsumsi (%) tinggi yaitu perguruan tinggi 2 orang
Makanan yang (5,8%) dan mayoritas SMA 17 orang
Mengandung (48,6%) ataupun karena mayoritas
Zat Besi reponden hamil anak pertama 23
Kurang 31 59,6
(65,8%). Dengan kehamilan yang masih
Baik 21 40,4
pertama tersebut maka responden
Jumlah 52 100,0
mempunyai perilaku yang baik tentang
Berdasarkan tabel 10 dapat
pemeriksaan kehamilan karena
diketahui bahwa perilaku ibu hamil
responden merasa sangat penting
dalam mengkonsumsi makanan yang
melakukan pemeriksaan kehamilan dan
mengandung zat besi untuk pencegahan
masih perlu banyak penyuluhan tentang
anemia di wilayah kerja Puskesmas
kehamilan sehingga berusaha untuk
Pringapus Kabupaten Semarang,
mencari informasi tentang kehamilan
sebagian besar dalam kategori kurang,
dan juga karena tingkat pendidikan yang
yaitu sejumlah 31 orang (59,6%).
tinggi maka responden lebih mudah
5. Perilaku Pencegahan Anemia
dalam menerima informasi. Perilaku
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Berdasar
pemeriksaan kehamilan baik karena
kan Perilaku Pencegahan
responden menyadari bahwa dengan
Anemia pada Ibu Hamil di
melakukan pemeriksaan kehamilan akan
Wilayah Kerja Puskesmas
diketahui keadaan ibu dan janinnya,
Pringapus Kabupaten
selain itu juga bisa diatasi sedini
Semarang, 2016
mungkin apabila ada komplikasi dalam
Perilaku Frekuensi Persentase
Pencegahan (%) kehamilannya. Keadaan tersebut bisa
Anemia juga karena lokasi atau tempat
Kurang 28 53,8 pemeriksaan kehamilan yang tidak jauh
Baik 24 46,2 dari rumah karena disetiap desa ada
Jumlah 52 100,0 bidan desanya dan adanya transportasi
Berdasarkan tabel 12 dapat yang mudah untuk menuju ke tempat
diketahui bahwa perilaku ibu hamil pelayanan kesehatan.
dalam pencegahan anemia di wilayah Menurut Lawrence Green (1980)
kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten dalam Notoatmodjo (2007), faktor-faktor
Semarang, sebagian besar dalam yang mempengaruhi perilaku salah

Program Studi D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran | 6
satunya ada faktor pendukung (enabling Dari data penelitian kategori
factors) yaitu faktor yang terwujud Konsumsi Tablet Fe yang paling
dalam lingkungan fisik (seperti lokasi, menonjol adalah tidak menghabiskan
jarak), tersedia atau tidak tersedianya tablet Fe yang diberikan oleh petugas
fasilitas (seperti alat transportasi) atau kesehatan yaitu sebesar 36 orang
sarana-sarana kesehatan, misalnya (69,2%) dari 52 responden dan 26 orang
puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril, (50%) tidak meminum tablet Fe minimal
dan sebagainya. 1x setiap hari. Adapun ibu yang tidak
2. Perilaku Melakukan Deteksi Dini patuh mengkonsumsi tablet Fe
Pemeriksaan HB jumlahnya cukup banyak. Hal tersebut
Berdasarkan hasil penelitian dari disebabkan faktor lupa, kesadaran yang
jumlah 52 responden yang diberikan kurang mengenai pentingnya tablet besi
kuesioner dalam bentuk 1 pertanyaan dan ancaman bahaya anemia bagi ibu
tentang Deteksi Dini Pemeriksaan HB hamil dan bayi, serta adanya efek
didapatkan hasil yang dikategorikan samping yang kurang nyaman dirasakan
kurang yaitu 33 orang (63,5%) lebih oleh ibu ketika mengkonsumsi tablet Fe,
besar dari kategori yang baik 19 seperti mual, muntah, dan nyeri ulu hati.
(36,5%). Menurut Lawrence Green (1980)
Rendahnya kepatuhan ibu untuk dalam Notoatmodjo (2007), faktor-faktor
melakukan deteksi dini pemeriksaan Hb yang mempengaruhi perilaku salah
disebabkan oleh tidak adanya waktu bagi satunya ada faktor predisposisi
ibu hamil untuk pergi kepuskesmas (predisposing factors) yaitu faktor yang
karena mayoritas ibu hamil bekerja terwujud dalam sikap, pengetahuan,
sebagai buruh yaitu sejumlah 24 orang kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan
(46,2%) yang tidak melakukan deteksi sebagainya. Hal ini dapat dapat dilihat
dini pemeriksaan Hb 16 orang (48,4%), dari perilaku ibu yang tidak
hasil penelitian ini senada dengan menghabiskan tablet Fe karena
penelitian yang telah dilakukan oleh kesadaran yang kurang mengenai
Damanik (2009), Terdapat 19 orang pentingnya tablet besi dan ancaman
(46,3%) ibu hamil yang mempunyai bahaya anemia bagi ibu hamil dan bayi,
tingkat pendidikan yang tinggi tidak serta adanya efek samping yang kurang
pernah melakukan pemeriksaan nyaman dirasakan ketika mengkonsumsi
haemoglobin. Hal ini disebabkan adanya tablet Fe, jika pengetahuan ibu baik pasti
kesibukan dan pengetahuan yang tinggi pasti ibu tetap akan meminumnya karena
belum tentu mempunyai perilaku dan ibu tahu pentingnya tablet Fe untuk
sikap yang baik. Selain tidak adanya kehamilannya meskipun ada efek
waktu untuk pergi kepuskesmas juga samping yang kurang nyaman dirasakan
karena jarak rumah ke puskesmas yang ketika mengkonsumsi tablet Fe.
lumayan jauh menyebabkan ibu hamil Hasil penelitian cara mengkonsumsi
tidak patuh untuk melakukan deteksi dini tablet Fe menunjukkan sebagian besar
pemeriksaan Hb. responden memiliki kebiasaan
3. Perilaku Konsumsi Tablet Fe mengkonsumsi tablet Fe menggunakan
Berdasarkan hasil penelitian dari air teh sebanyak 26 orang (50%). Ibu
jumlah 52 responden yang diberikan mengkonsumsi tablet Fe dengan teh
kuesioner dalam bentuk 6 pertanyaan karena ibu setiap harinya sudah terbiasa
tentang Konsumsi Tablet Fe didapatkan minum teh dan dengan minum teh dapat
hasil yang dikategorikan kurang yaitu menghilangkan rasa pahit dan tidak
sejumlah 32 orang (61,5%) lebih besar merasa mual saat meminum tablet Fe
dari kategori yang baik 20 (38,5%). karena jika memakai air putih ibu
merasa mual.

Program Studi D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran | 7
Hasil penelitian ini senada dengan sampai berubah warna menjadi hijau tua
penelitian yang telah dilakukan oleh bisa menyebabkan kandungan zat besi
razfi (2014), Pola kebiasaan cara minum yang ada didalamnya hilang.
tablet Fe yang tidak sesuai sebanyak Perilaku yang masih kurang
43,6%. Adapun responden yang selanjutnya ada 24 orang (46,2%) tidak
dikatakan tidak sesuai yaitu cara minum mengkonsumsi makanan yang
tablet Fe yang menggunakan air teh dan mengandung zat besi (sayuran yang
air susu. Dari hasil penelitian, ibu hamil berwarna hijau, kacang-kacangan dan
anemia memiliki kebiasaan cara minum tempe) karena sebagian ibu tidak
tablet Fe yang tidak sesuai sehingga menyukai sayur-sayuran karena sayuran
dapat mengganggu absorpsi zat besi rasanya lembek-lembek tidak enak, ada
dalam tubuh. Ibu hamil anemia ada yang juga yang beranggapan kalau makan
mengetahui cara minum tablet Fe dengan sayur bisa bikin kembung dan 16 orang
benar tetapi ada yang mengabaikan (30,8%) selama hamil melakukan
sehingga terkadang ibu hamil meminum pantangan makan seperti telur, daging
tablet dengan air teh tidak dengan air atau ikan, sebagian besar ibu yang
putih ataupun air jeruk. Berdasarkan melakukan pantangan makan adalah ibu
gambaran tersebut menunjukkan bahwa yang hamil anak pertama yaitu sebanyak
cara kebiasaan mengkonsumsi tablet Fe 12 orang (75%) karena hamil anak
responden sebagian besar adalah kurang pertama ibu belum ada pengalaman
tepat. Walaupun teh mempunyai banyak sehingga ibu nurut apa yang dikatakan
manfaat kesehatan, namun ternyata teh orang tua.
juga diketahui menghambat penyerapan Menurut Lawrence Green (1980)
zat besi yang bersumber dari bukan hem dalam Notoatmodjo (2007), faktor-faktor
(non-heme iron). yang mempengaruhi perilaku salah
4. Perilaku Konsumsi Makanan yang satunya ada faktor predisposisi
Mengandung Zat Besi (predisposing factors) yaitu faktor yang
Berdasarkan hasil penelitian dari terwujud dalam sikap, pengetahuan,
jumlah 52 responden yang diberikan kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan
kuesioner dalam bentuk 6 pertanyaan sebagainya.
tentang Konsumsi Makanan yang 5. Perilaku Pencegahan Anemia
Mengandung Zat Besi didapatkan hasil Hasil penelitian perilaku
yang dikategorikan kurang yaitu pencegahan anemia secara keseluruhan
sejumlah 31 orang (59,6%) lebih besar dari uraian di atas dapat disimpulkan
dari kategori yang baik 21 orang mayoritas dari mereka berperilaku
(40,4%). kurang 28 orang (53,8%) dan yang
Dari data penelitian kategori kategori baik 24 (46,2%). Dimana untuk
Konsumsi Makanan yang Mengandung perilaku ibu hamil yang kurang baik
Zat Besi yang paling menonjol adalah akan mempengaruhi angka kajadian
memasak sayuran hijau sampai berubah anemia dan naiknya angka kesakitan dan
warna menjadi hijau tua yaitu sebanyak kematian di wilayah tersebut.
31 orang (59,7%) dari 52 responden. Hal
tersebut karena ibu beranggapan bahwa PENUTUP
memasak sayuran harus betul-betul Kesimpulan
matang ditandai dengan perubahan 1. Perilaku pencegahan anemia pada ibu
warna pada sayuran tersebut karena jika hamil sebagian besar kurang, yaitu
tidak sampai matang sayurnya masih sejumlah 28 orang (53,8%).
keras dan rasanya tidak enak dan 2. Pencegahan anemia pada perilaku
sebagian ibu hamil tidak mengetahui jika pemeriksaan antenatal care sebagian
memasak sayuran hijau terlalu lama dan

Program Studi D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran | 8
besar baik, yaitu sejumlah 35 orang DAFTAR PUSTAKA
(67,3%). Budiarti, Milani. 2009. Hubungan
3. Pencegahan anemia pada perilaku Pengetahuan Ibu hamil Trimester III
melakukan deteksi dini pemeriksaan Hb Tentang Zat Besi Dengan Kejadian
sebagian besar kurang, yaitu sejumlah 33 Anemia di Puskesmas Mangkang Kota
orang (63,5%). Semarang : Karya Tulis Ilmiah.
4. Pencegahan anemia pada perilaku Universitas Muhammadiyah Semarang.
mengkonsumsi tablet Fe sebagian besar
kurang, yaitu sejumlah 32 orang Damanik, Ruth E.L. 2009. Hubungan
(61,5%). Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap
5. Pencegahan anemia pada perilaku Ibu Hamil Dengan Pemeriksaan
mengkonsumsi makanan yang Hemoglobin Sewaktu Hamil Di
mengandung zat besi sebagian besar Puskesmas Darussalam Kecamatan
kurang, yaitu sejumlah 31 orang Medan Petisah Tahun 2008,2009.
(59,6%).
Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang .
2014. Profil Kesehatan Kabupaten
Saran
Semarang. Semarang : Dinas
1. Bagi Puskesmas
Kesehatan Kabupaten Semarang.
Meningkatkan kualitas pelayanan
antenatal care dengan melaksanakan Fitrina M, Razfi. 2014. Gambaran Pola
pelayanan pemeriksaan Hb di polindes Kebiasaan Cara Minum Tablet Fe
atau bidan desa yang bisa melakukan Pada Ibu Hamil Anemia Di Wilayah
pelayanan 24 jam serta Memantau dan Kerja Puskesmas Kartasura. Fakultas
memotivasi ibu untuk rutin minum tablet Ilmu Kesehatan Universitas
Fe setiap hari dengan cara yang benar. Muhammadiyah Surakarta.
2. Bagi bidan
Diharapkan dapat melaksanakan Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan
pelayanan pemeriksaan Hb di BPM dan Indonesia 2014.
memberikan konseling tentang http://www.depkes.go.id.
pencegahan anemia agar perilaku
pencegahan anemia ibu hamil bisa Notoadmojo, Soekidjo. 2007. Pendidikan
menjadi lebih baik. Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :
3. Bagi ibu hamil Rineka Medika.
Diharapkan bagi ibu hamil agar Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu
berperilaku lebih baik lagi untuk Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
pencegahan anemia, seperti halnya patuh Pustaka.
dalam mengkonsumsi tablet zat besi,
meluangkan waktu untuk memeriksakan
Hb 2x pada trimester I dan trimester III,
dan meningkatkan konsumsi makanan
yang mengandung zat besi serta
memasak sayuran hijau dengan benar
agar zat besi yang terkandung tidak
hilang.
4. Bagi peneliti
Diharapkan meneliti pelaksanaan
antenatal care yang berhubungan dengan
perilaku pencegahan anemia pada ibu
hamil.

Program Studi D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran | 9

Anda mungkin juga menyukai