Anda di halaman 1dari 7

KEMAS 9 (1) (2013) 153-159

Jurnal Kesehatan Masyarakat


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas

EFEKTIVITAS PROGRAM P4GN TERHADAP PENCEGAHAN


PENYALAHGUNAAN NAPZA

Qomariyatus Sholihah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Penyalahgunaan
Diterima 2 September 2014 NAPZA tidak saja berbahaya dan merugikan keluarga, tetapi menimbulkan dampak
Disetujui 14 Oktober 2014 soasial yang luas. Program Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran
Dipublikasikan Januari 2015 Gelap Narkoba (P4GN) perlu dilakukan dengan berfokus pada kegiatan pencegahan
sebagai upaya menjadikan para tenaga kerja memiliki pola pikir, sikap, dan terampil
Keywords: menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Penelitian ini diharapkan dapat
P4GN;
menggambarkan efektivitas penyuluhan program P4GN terhadap pencegahan penya
Drugs;
Counseling; lahgunaan NAPZA pada pekerja. Penelitian pada tahun 2014 dan dilaksanakan pada
50 orang tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. Instrumen pe-
nelitian menggunakan kuesioner dan media penyuluhan. Sebelum dilaksanakan peny-
uluhan diberikan pre test dan post test setelah penyuluhan untuk menilai efektifitas pe-
nyuluhan P4GN. Hasil analisis dengan uji Wilcoxon menunjukkan bahwa ada terdapat
perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum penyuluhan dengan sesudah
dilakukan penyuluhan. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
tenaga kerja terhadap NAPZA sehingga dapat menghindari penyalahgunaan NAPZA.

EFFECTIVENESS P4GN PROGRAM FOR DRUG ABUSE PREVENTION

Abstract
Drug stands for narcotics, psychotropic, and addictive substances. Drug abuse is not only
dangerous and detrimental to the family, but soasial broad impact. Prevention, Combating
Abuses and Illicit Drugs (P4GN) program needed to focusing on prevention activities in
an effort to make the workforce have the mindset, attitudes, and skilled refusing abuse and
illicit drug trafficking. This research is expected to describe the effectiveness of counseling
programs P4GN on the prevention of drug abuse workers. The research was conducted in
2014 on 50 workers unloading at the Port of Trisakti Banjarmasin. The research instrument
used questionnaires and education media. Before implementation is given pre-test counseling
and post-test after counseling to assess the effectiveness of counseling P4GN. The results of
the analysis with the Wilcoxon test showed that there were significant differences between
the knowledge before and after of the counseling. This research is expected to increase the
knowledge workers of the drug so as to avoid drug abuse.

2015 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi: ISSN 1858-1196


Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat, Banjarbaru, Indonesia
E-mail: qoqom_kuncoro@yahoo.co.nz
Qomariyatus Sholihah / Efektivitas Program P4GN (Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba)

Pendahuluan narkoba yaitu menempati peringkat ke 6 pada


tahun 2012 dengan jumlah kasus 1.188 yang
NAPZA adalah kepanjangan dari awalnya peringkat ke 9 pada tahun 2011 dengan
narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif jumlah kasus 887. Ibukota Kalimantan Selatan
lainnya yang merupakan sekelompok obat, yaitu Banjarmasin menempati peringkat
yang berpengaruh pada kerja tubuh, terutama pertama dari 12 kabupaten yang ada. Hal
otak. Satu sisi narkoba merupakan obat atau tersebut dilihat dari rekapitulasi data narkoba
bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan, BNNP kalsel dan jajaran polda kalsel tahun
pelayanan kesehatan, dan pengembangan 2012 dan masih bertahan sampai tahun 2013
ilmu pengetahuan. Namun, di sisi lain (BNNP dan Polda Kalsel, 2013).
dapat menimbulkan ketergantungan apabila Ketergantungan zat merupakan dampak
dipergunakan tanpa adanya pengendalian. dari penyalahgunaan NAPZA yang parah,
NAPZA (Narkotika, Psikotropika, hal ini sering dianggap sebagai penyakit.
dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/ zat/ obat Ketergantungan seperti ketidakmampuan
yang bila masuk ke dalam tubuh manusia untuk mengendalikan atau menghentikan
akan mempengaruhi tubuh terutama otak/ pemakaian zat menimbulkan gangguan fisik
susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan yang hebat jika dihentikan akan berbahaya
gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi dan merugikan keluarga serta menimbulkan
sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan dampak sosial yang luas. Salah satu faktor
(adiksi) serta ketergantungan (dependensi) yang berpengaruh terhadap penyalahgunaan
terhadap NAPZA. Penyalahgunaan NAPZA NAPZA adalah pengetahuan, dimana dalam
adalah penggunaan salah satu atau beberapa suatu kondisi jika seseorang itu tahu bahwa
jenis NAPZA secara berkala atau teratur hal yang akan dilakukannya akan berakibat
diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan buruk terhadap dirinya maka orang tersebut
gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan kemungkinan tidak akan melakukan hal
fungsi sosial (Azmiyati, 2014). tersebut (Menthan, 2013). Peningkatan
Penyalahgunaan NAPZA di dunia terus pengetahuan dapat dilakukan dengan cara
mengalami kenaikan dimana hampir 12% penyuluhan. Hal ini sejalan dengan penelitian
(15,5 juta jiwa sampai dengan 36,6 juta jiwa) yang menyatakan bahwa ada peningkatan
dari pengguna adalah pecandu berat. Menurut pengetahuan yang signifikan setelah pemberian
World Drug Report tahun 2012, produksi penyuluhan (Badri M, 2013).
NAPZA meningkat salah satunya diperkiraan Program Pencegahan, Pemberantasan
produksi opium meningkat dari 4.700 ton di Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
tahun 2010 menjadi 7.000 ton di tahun 2011 Narkoba (P4GN) merupakan program
dan menurut penelitian yang sama dari sisi yang dicanangkan oleh pemerintah melalui
jenis narkotika, ganja menduduki peringkat BNN tahap tahun 2011-2015 dengan tujuan
pertama yang disalahgunakan di tingkat global mengendalikan penyalahgunaan NAPZA.
dengan angka pravalensi 2,3% dan 2,9% per P4GN ini dilaksanakan untuk menjadikan
tahun (Andriyani, 2011). 97,2% penduduk Indonesia imun terhadap
Kasus penyalahgunaan NAPZA di penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba
Indonesia dari tahun ke tahun juga terus dan 2,8% penduduk Indonesia (penyalahguna
mengalami kenaikan dimana pada tahun narkoba) secara bertahap mendapat layanan
2008 ada sebanyak 3.3 juta (3.362.527) dengan rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial).
pravalensi 1,99% menjadi pada tahun 2011 Berdasarkan instruksi preasiden tahun
menjadi 4 juta (4.071.016) dengan pravalensi 2011, salah satu fokus program P4GN adalah
2,32% dan diprediksikan angka tersebut akan upaya pengawasan ketat terhadap inpor,
terus mengalami kenaikan pada tahun 2015 produksi, distribusi, penggunaan (end user),
menjadi 5,1 juta (5.126.913) dengan pravalensi ekspor, dan re-ekspor bahan kimia prekusor
2,8%. Diketahui 5,3% di antaranya adalah dan penegakan hukum terhadap jaringan
kalangan pelajar dan mahasiswa. tersangka yang melakukan penyimpangan.
Kalimantan Selatan berdasarkan kasus Pekerjaan yang berhubungan dengan

154
KEMAS 10 (2) (2015) 153-159

pengawasan tersebut adalah pekerja bongkar yang dinamakan gejala putus obat (withdrawal
muat di pelabuhan Trisakti Banjarmasin. symptoms).
NAPZA adalah singkatan dari narkotika, Penyalahgunaan NAPZA biasa didasari
psikotropika, dan zat adiktif. Narkotika disebut atas beberapa hal yang menyebabkan seseorang
juga sebagai obat-obatan anastesi, penggunaan menjadi penyalahguna NAPZA. Pada dasarnya
narkotika dapat mengakibatkan kehilangan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
kesadaran karena pengaruh sistem susunan besar. Pertama, sebab-sebab yang berasal dari
saraf pusat. Narkotika merupakan obat yang faktor individu seperti pengetahuan, sikap,
berasal dari tanaman yang dapat menyebabkan kepribadian, jeins kelamin, usia, dorongan
hilang kesadaran dan dapat menimbulkan kenikmatan, perasaan ingin tahu, dan untuk
ketergantungan. Golongan I adalah narkotika memecahkan persoalan yang sedang dihadapi.
yang hanya dapat digunakan untuk tujuan Kelompok kedua berasal dari lingkungannya
ilmu pengetahuan dan tidak ditujukan untuk seperti pekerjaan, ketidakharmonisan keluarga,
terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi kelas sosial ekonomi, dan tekanan kelompok
menimbulkan ketergantungan, contohnya (Badri M, 2013).
heroin. Narkotika golongan II adalah narkotika P4GN merupakan program yang
yang memiliki khasiat pengobatan dan sering dicanangkan oleh pemerintah melalui BNN
digunakan sebagai obat alternatif tapi sebagai tahap tahun 2011-2015. Tujuan utama program
pilihan yang terakhir, contohnya morfin. P4GN adalah pemberdayaan segenap potensi
Berdasarkan Undang-Undang No.5 Tahun yang ada di seluruh lapisan masyarakat
1997, psikotropika adalah zat atau obat, baik agar secara sadar melakukan gerakan untuk
alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang menentang/menolak penyalahgunaan dan
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif peredaran gelap narkoba. Program P4GN
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan tidak hanya bersifat pencegahan bahaya
perubahan khas pada aktivitas mental dan penyalahgunaan narkoba, akan tetapi meliputi
perilaku. Zat adiktif adalah bahan yang kegiatan penegakkan hukum bagi penyalahguna
dapat menimbulkan kerugian bagi seseorang narkoba dan kegiatan rehabilitasi bagi korban
yang menggunakannya akibat timbulnya penyalahgunaan narkoba.
ketergantungan psikis seperti golongan alkohol, Penyuluhan NAPZA adalah semua upaya
nikotin dan sebagainya. Jenis-jenis NAPZA secara sadar dan berencana yang dilakukan
antara lain heroin, morfin, ganja, ekstasi, sabu- untuk memperbaiki perilaku manusia, sesuai
sabu, obat penenang, dan alkohol. prinsip-prinsip pendidikan, yakni pada tingkat
Penyalahgunaan NAPZA sangat sebelum seseorang menggunakan NAPZA, agar
memberikan efek yang tidak baik dimana mampu mengghindari dari penyalahgunaan.
bias mengakibatkan adiksi (ketagihan) yang Sasaran dari upaya ini adalah orang-orang
berakibat pada ketergantungan. Menurut dengan risiko tinggi yang memiliki masalah
Hawari, hal tersebut terjadi karena sifat-sifat yang tidak mampu dipecahkan sendiri,
narkoba yang menyebabkan (Azmiyati, SR, sehingga dalam kehidupannya sering mencari
2014): pemecahan keliru, seperti perilaku untuk
1) Keinginan yang tidak tertahankan (an over kepuasan sementara melalui penggunaan
powering desire) terhadap zat yang dimaksud NAPZA (Badri M, 2013).
dan kalau perlu dengan jalan apapun untuk Penyalahgunaan zat tidak saja berbahaya
memperolehnya. dan merugikan keluarga dan menimbulkan
2) Kecendrungan untuk menambahkan takaran dampak soasial yang luas, sehingga P4GN
atau dosis dengan toleransi tubuh. perlu dilakukan dalam dengan berfokus
3) Ketergantungan psikologis, yaitu apabila pada kegiatan pencegahan sebagai upaya
pemakaian zat dihentikan akan menimbulkan menjadikan para pekerja memiliki pola pikir,
gejala-gejala kejiwaan, seperti kegelisahan, sikap, dan terampil menolak penyalahgunaan
kecemasan, depresi, dan sejenisnya. dan peredaran gelap narkoba. Penelitian ini
4) Ketergantungan fisik yaitu apabila pemakaian diharapkan dapat menggambarkan efektivitas
zat dihentikan akan menimbulkan gejala fisik penyuluhan program P4GN terhadap

155
Qomariyatus Sholihah / Efektivitas Program P4GN (Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba)

pencegahan penyalahgunaan NAPZA pada Untuk mengetahui tingkat keberhasilan


pekerja. punyuluhan ini maka dilakukan pre test dan post
test, hasil dari penyuluhan didapatkan bahwa
Metode terjadi peningkatan pengetahuan responden.
Rata-rata terjadi peningkatan pengetahuan
Penelitian ini merupakan penelitian pada responden sebesar 30%. Peningkatan
observasional analitik dengan menggunakan pengetahuan yang terjadi pada responden
pendekatan cross sectional karena data meliputi pengertian dari NAPZA, kandungan-
yang diperoleh melalui pengamatan, tanpa kandungan yang terdapat dalam NAPZA
adanya perlakuan dalam waktu sesaat dengan dan dampak yang terjadi jika melakukan
tujuan untuk membandingkan perbedaan penyalahgunaan napza.
pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan Untuk mengetahui tingkat keberhasilan
P4GN dilakukan. punyuluhan ini maka dilakukan uji statistik
Populasi penelitian ini pekerja bongkar lebih lanjut.
muat di pelabuhan Trisakti Banjarmasin yang Hasil uji Wilcoxon, dengan uji tersebut
berjumlah 831 orang dan dibagi menjadi 16 diperoleh nilai significancy 0,0001 (p<0,05),
kelompok atau group dimana 1 kelompok atau dengan demikian dapat disimpulkan terdapat
group berjumlah rata-rata 50 orang. Sampel perbedaan pengetahuan yang bermakna
yang selanjutnya disebut responden pada antara sebelum penyuluhan dengan sesudah
penelitian ini adalah satu kelompok atau group dilakukan penyuluhan.
yang berjumlah 50 orang yang bekerja saat Kegiatan pengabdian kepada masyarakat
penyuluhan berlangsung dengan menggunakan tentang Upaya Penyelamatan Generasi Muda
totaly sampling atau diambil seluruh pekerja Melalui Penyuluhan Pengetahuan Bahaya
yang bekerja saat itu. dan Cara Penanggulangan Penyalahgunaan
Instrumen penelitian menggunakan Narkoba di Kabupaten Kulon Progo berhasil
kuesioner dan media penyuluhan. Variabel memberikan bekal tentang bahaya Narkoba bagi
bebas pada penelitian ini adalah penyuluhan kesehatan dan masa depan siswa SMP dan SMA
P4GN dan variabel terikat adalah pengetahuan di Kabupaten Kulon Progo dan memberikan
tentang program P4GN. Data primer pada pemahaman pentingnya kesadaran mereka
penelitian ini adalah data yang dikumpulkan dalam melakukan pencegahan diri terhadap
langsung berupa data dari pre-test dan post- pengaruh narkoba yang dapat datang dari
test tentang pengetahuan pekerja mengenai teman bergaul di sekolah dan di rumah,
P4GN. Data sekunder yang digunakan pada lingkungan masyarakat sekitar, dan media
penelitian adalah data jumlah pekerja bongkar massa yang dapat menghancurkan masa
muat di pelabuhan Trisakti Banjarmasin. depannya. Kegiatan ini sangat menarik dan
Teknik analisis data pada penelitian ini dengan tepat sasaran, hal ini tercermin dari antusiasme
uji t-test berpasangan. Uji ini digunakan untuk mereka dalam mengikuti penyuluhan dan
mengetahui efektivitas dari penyuluhan P4GN mengajukan pertanyaan tentang banyak hal
yang dilakukan sebagai upaya peningkatan dalam forum diskusi (tanya jawab).
pengetahuan mengenai P4GN. Kegiatan penyuluhan merupakan suatu
proses komunikasi dua arah, ada komunikator
Hasil dan Pembahasan dan komunikan yang selalu berhubungan dalam
suatu interaksi. Di satu pihak komunikator
Penyuluhan ini dilaksanakan di (penyuluh) beusaha mempengaruhi komunikan
Pelabuhan Trisakti (PT. Pelabuhan Indonesia agar terjadi perubahan pengetahuan dari tidak
III Cabang Banjarmasin) dengan jumlah tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti
karyawan pekerja bongkar muat di pelabuhan menjadi mengerti serta diharapkan terjadi
Trisakti Banjarmasin yang diberi penyuluhan perubahan tindakan dan perilaku. Komunikasi
yaitu 50 orang. Penyuluhan dilaksanakan dan penyuluhan sangat di tentukan oleh bentuk
dengan cara memberikan pre test dan post test hubungan antar penyuluh selaku komunikator
kepada obyek penyuluhan. dengan sasaran yaitu remaja atau masyarakat

156
KEMAS 10 (2) (2015) 153-159

selaku komunikan. Jika diantara kedua belah terus membuktikan kemampuannya untuk
pihak telah terjadi penyesuaian, komunikasi memenangi perang tersebut. Sepanjang tahun
akan berjalan lancar (Kaddi SM, 2014). 2008, polisi berusaha menunjukkan prestasi
Penyalahgunaan narkotika, psikotropika, melalui berbagai tindakan pengungkapan kasus-
dan zat adiktif (NAPZA) merupakan suatu kasus penyalahgunaan serta pembongkaran
ancaman dan permasalahan yang komplek yang jaringan perdagangan narkoba (Ricardo, 2010).
dapat menghancurkan generasi muda. Sampai Peredaran narkoba yang dilakukan
saat ini belum semua masyarakat sadar dan dengan teknik canggih telah merambah seluruh
tahu tentang bahaya penyalahgunaan NAPZA. Indonesia. Dapat dikatakan terjadi perubahan
Penyalahgunaan NAPZA bisa mengakibatkan modus dari para sindikat, dimana khusus
kecanduan dan mengakibatkan ganguan jenis psikotropika tidak lagi diimpor namun
secara klinis atau fungsi sosial. Oleh karena pengedarnya lebih memilih membuat pabrik
itu, perlunya penyuluhan untuk menambah untuk memproduksi sendiri. Pengadaan bahan
pengetahuan seputar NAPZA (Ricardo, 2010). baku, peracikan, hingga perekrutan orang
Persoalan narkoba merupakan persoalan terkait pembagian tugas dalam memproduksi
yang harus ditangani secara sungguh-sungguh narkoba benar-benar direncanakan dengan
oleh seluruh komponen masyarakat. Bukan baik. Hal ini dapat dikatakan ketika melihat
saja penanganan bagi penggunanya, melainkan tren kasus pabrik-pabrik narkoba yang terus
juga perkembangan bisnis narkoba yang ada bermunculan (Ricardo, 2010).
di Indonesia sudah mulai menggelisahkan. Peran penting pihak kepolisian dalam
Bagaimana pemerintah dan aparat penegak tugasnya memberantas kasus kejahatan terkait
hukum melalui BNN juga memberantas narkoba harus didukung dengan baik,walaupun
pengedar dan produsennya. Kita tidak ingin angka-angka kasus tersebut tetap meningkat.
di kemudian hari negara kita dikuasai oleh Terungkapnya kasus-kasus di satu sisi memang
kartel-kartel narkoba seperti yang terjadi di dapat menjadi indikator meningkatnya kerja
negara Amerika Latin. Advokasi dan KIE polisi dalam memburu sindikat peredaran
juga merupakan bentuk komunikasi yang narkoba, namun di sisi lain dapat memberi
dilaksanakan sebagai salah satu bentuk petunjuk betapa kebijakan pemerintah saat ini
program pencegahan. Advokasi merupakan lemah dalam menghadapi peredaran tersebut
bentuk rangkaian komunikasi strategis yang (Ricardo, 2010).
dirancang secara sistematis dan dilaksanakan Penyalahgunaan NAPZA sangat
dalam kurun waktu tertentu, baik oleh individu memberikan efek tidak baik dimana bisa
maupun kelompok masayarakat. mengakibatkan adiksi yang berujung pada
Narkoba seringkali disalahgunakan oleh ketergantungan. Setelah ketergantungan
banyak kalangan masyarakat. Ketergantungan terjadi, maka hasrat akan menggunakannya
pengguna narkoba ini sulit untuk disembuhkan, lagi tak akan bisa tertahankan yang berakibat
tidak hanya karena zat nikotin yang terkandung menimbulkan gangguan psikologis dan
di dalamnya tetapi juga lingkungan yang tidak ketergantungan fisik dimana jika pemakaian
sehat dan keinginan pengguna narkoba itu NAPZA dihentikan akan menimbulkan
sendiri. Rehabilitasi narkoba menjadi sebuah perasaan gelisah, cemas, depresi, dan lain-lain.
wadah untuk memberikan pertolongan agar Pengetahuan merupakan faktor
pengguna narkoba dapat sembuh. Namun, penyalahgunaan NAPZA, dimana pengetahuan
banyak rehabilitasi narkoba di Indonesia yang akan mempengaruhi tindakan apa yang akan
belum memperhatikan lingkungan sebagai dia ambil. Dalam penelitian yang dilakukan
faktor penting dalam proses penyembuhan Wishesa didapatkan hasil bahwa terdapat
(Sinaga VM, 2011). hubungan yang signifikan antara tingkat
Tingginya angka penyalahgunaan pengetahuan dengan penyalahgunaan narkoba.
narkoba tersebut juga disumbang oleh ulah Selain itu sosialisasi tentang penyalahgunaan
pada sindikat narkoba. Kepolisian Republik narkoba yang masih kurang kurang selama ini
Indonesia (Polri) sebagai garda depan dalam juga disebabkan adanya keterbatasan tenaga
perang melawan narkoba di Indonesia penyuluh dan sumber-sumber pendukung

157
Qomariyatus Sholihah / Efektivitas Program P4GN (Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba)

lainnya berupa sarana dan prasarana seperti tentang narkotika, psikotropika, dan zat adiktif
ketersediaan buku-buku tentang bahaya lainnya, penyalahgunaan NAPZA, bahaya
narkoba maupun video-video tentang penyalahgunaan NAPZA, cara-cara penyebaran
bahaya penyalahgunaan narkoba serta media dan penghindaran penyalahgunaan NAPZA.
elektronik lainnya, sehingga berdampak dari Dengan pengetahuan tentang NAPZA yang
kurang optimalnya pelaksanaan program cukup masyarakat dapat berargumentasi untuk
pencegahan penyalahgunaan narkoba (Udana dapat menghindari diri dar penyalahgunaan
M, 2013). NAPZA (Afiatin T, 2004).
Pengetahuan merupakan aspek kognitif Program P4GN bidang pencegahan
yang diidentifikasi berperan penting dalam mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
penyalahgunaan NAPZA adalah rendahnya teknis P4GN di bidang pencegahan dalam
pengetahuan tentang NAPZA. Strategi wilayah kerja dengan fungsi pelaksanaan
prevensi penyalahgunaan NAPZA dilakukan desiminasi informasi P4GN di bidang
dengan pendekatan kognitif behavioral, pencegahan, pelaksanaan advokasi P4GN di
yaitu dengan memberikan program yang bidang pencegahan dan pelaksanaan bimbingan
berisi pengetahuan tentang NAPZA serta teknis P4GN di bidang pencegahan dengan
mengajarkan dan melatihkan keterampilan arah kegiatan yaitu mendekatkan layanan
sosial yang berhubungan dengan kemampuan informasi program P4GN bidang pencegahan
untuk menolak bujukan penyalahguna NAPZA kepada masyarakat dengan melakukan tugas
(Afiatin T, 2004). seperti wahana diseminasi, sosialisasi dan
Di Indonesia, program pencegahan pembentukan kader.
penyalahgunaan NAPZA pada remaja telah Rendahnya tingkat pendidikan
dilakukan dengan aktivitas yang bertujuan masyarakat mempengaruhi pengetahuan
untuk meningkatkan pengetahuan anggota masyarakat tentang NAPZA , hal ini terlihat
masyarakat tentang penggunaan dan dari hasil post-test yang diberikan sangat
penyalahgunaan obat. Kegiatan dilakukan baik dibandingkan dengan pre-test. Selain itu
dengan memberikan penyuluhan melalui juga dikarenakan tidak efektifnya program
ceramah, pemutaran film, dan diskusi tentang pemantauan resep obat serta kurangnya dana
penyalahgunaan NAPZA khususnya bagi program monitoring NASPER (National All
generasi muda (Afiatin T, 2004). Schedules Prescription Electronic Reporting),
Soeweno menyatakan bahwa dan pendekatan reaktif oleh lembaga.
sesungguhnya aktivitas tersebut belum cukup Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
memadai untuk pencegahan penyalahgunaan oleh Givaudan, bahwa untuk melakukan
NAPZA di kalangan generasi muda, sehingga pencegahan penyalahgunaan dan peredaran
perlu direncanakan aktivitas lain berkaitan gelap narkoba di Mexico, maka dilakukan
dengan program pengembangan ketrampilan melalui program Yo quero, yo puedo (Saya
personal dan interpersonal pada generasi ingin, Saya bisa). Dengan dukungan Mentor
muda. Mereka perlu diberikan ketrampilan Faundation, untuk melakukan penyuluhan,
komunikasi, pengambilan keputusan, komunikasi, negoisasi, dan pemecahan masalah
dan peningkatan harga diri sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
peningkatan kompetensi pribadi dan sosial. sehingga memungkinkan semua kalangan baik
Program prevensi penyalahgunaan NAPZA anak-anak, guru dan orang tua untuk menolak
pada remaja harus meliputi pemberian penggunaan narkoba. Intervensi integral
informasi atau pengetahuan yang tepat tentang melalui jaringan dukungan dari sekolah,
NAPZA, serta memberikan ketrampilan sosial rumah dan masyarakat tentang pencegahan
bagi remaja untuk meningkatkan kompetensi penyalahgunaan narkotika (Hery, 2008).
personal dan sosialnya (Afiatin T, 2004).
Adapun pengetahuan yang harus dimiliki Penutup
seseorang untuk menghindari penyalahgunaan
NAPZA adalah tingkat ketepatan subjek Berdasarkan hasil penelitian
merespon informasi yang membahas pengertian menggunakan uji Wilcoxon dengan nilai

158
KEMAS 10 (2) (2015) 153-159

significancy 0,000 (p<0,05) terdapat perbedaan Jurnal Kesehatan Masyarakat (KEMAS), 9


pengetahuan yang bermakna antara sebelum (2): 137-143.
penyuluhan dengan sesudah dilakukan Badri M. Implementasi Undang-Undang No. 35
penyuluhan. Tahun 2009 Tentang Narkotika Dalam
Pelaksanaan Wajib Lapor Bagi Pecandu
Narkotika. Jurnal Ilmiah Universitas
Ucapan Terima Kasih Batanghari Jambi, 13 (3): 7-12.
BNNP dan Polda Kalsel. 2013. Data Rekapitulasi
Dalam kegiatan penelitian ini peneliti Data Narkoba.
mengucapkan terima kasih kepada pertama Kaddi SM. Strategi Penyuluhan Kesehatan
koperasi pekerja bongkar muat di pelabuhan Masyarakat Dalam Menanggulangi Bahaya
Trisakti Banjarmasin telah memberikan izin Narkoba di Kabupaten Bone. Jurnal
kepada peneliti untuk melakukan penelitian, Academica Fisip Untad, 6 (1): 1178-1185.
kedua kepada seluruh pekerja yang telah Menthan, Fadrian. 2013. Peranan Badan
membantu dan bekerja sama dengan baik Narkotika Nasional Kota Samarinda dalam
Penanggulangan Masalah Narkoba di
selama kegiatan penelitian khusunya pekerja
Kalangan Remaja Kota Samarinda. Ejournal
bongkar muat, ketiga kepada BNNP kalsel Administrasi Negara, 1 (2): 544-557.
dan jajaran polda kalsel yang telah membantu Ricardo P. 2010. Upaya Penaggulangan
memberikan data studi pendahuluan. Penyalahgunaan Narkoba Oleh Kepolisian
(Studi Kasus Satuan Narkoba Polres Metro
Daftar Pustaka Bekasi). Jurnal Kriminologi Indonesia, 6 (3) :
232-245.
Afiatin T. 2004. Pengaruh Program Kelompok Aji Sinaga VM dan Wardono P. Citespong House OF
Dalam Peningkatan Harga Diri, Assertivitas, Drug Rehabilitation Center 2011. Program
dan Pengetauan Mengenai Napza untuk Studi Sajana Desain Interior Fakultas
Prevensi Penyalahgunaan Napza pada Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi
Remaja. Jurnal Psikologi, 1: 28-54. Bandung. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa
Andriyani, T. 2011. Upaya Pencegahan Tindak dan Desain: 1-6.
Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Udana M. 2013. Implementasi Program Pencegahan
Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya. Penyalahgunaan Narkoba Oleh BNN
Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis, (4) : 113-121. Kota Pontianak pada Siswa SMAN 2 Kota
Azmiyati, SR, dkk. 2014. Gambaran penggunaan Pontianak. Jurnal S1 Ilmu Administrasi
NAPZA pada anak jalanan di Kota Semarang. Negara 2 (2): 1-9.

159

Anda mungkin juga menyukai