Anda di halaman 1dari 2

ABORSI

Suatu hari di ruang kelas, Rina yang sedang duduk di bangku SMA tampak pucat dan kebinggungan. Tak sepert
biasana ia sepanik itu. Pasalnya ia sangat terkejut setelah pagi tadi Rina melihat hasil tes uinenya menunjukan tanda
positf. Astaga, Aku hamil! begitu ungkapnya pada sahabatnya Susi. Ada perasaan takut, bingung, dan menyesal
berkecamuk di kepalanya. Kenapa ini harus terjadi, kenapa secepat itu aku bisa hamil, padahal aku hanya sekali
melakukannya dengan Adi. Bagaimana kalau orang tua dan keluargaku tahu, bagaimana dengan sekolahku??? Aduh
apa yang harus aku lakukan, bisa-bisa aku dibunuh oleh orang tuaku..
Sudah dua hari ia tak berani pulang ke rumah, ia tdak tahu apa yang harus dilakukannya, karena saat ini Adi
sang pacar telah memutuskan hubungan dengannya. Aku ingin bunuh diri saja, gumamnya Tapi apa harus kulakukan
dosa dua kali???
Akhirnya Susi membujuk Rina untuk member tahukan hal ini kepada orangtuanya, karena hanya mereka yang
bisa membantu Rina mencari solusi. Betapa kagetnya kedua orang tua itu ketka Rina berteus terang bahwa ia sedang
hamil dengan laki-laki yang sudah tdak jelas keberadaannya. Sang ayah hampir shock, sang ibu hnya bisa menangis,
mengapa hal itu terjadi pada anak semata wayangnya yang selama ini dibangga-banggakan.
Akhirnya dengan pembicaraan yang panjang, mereka memutuskan membawa Rina ke dukun pijat untuk
menggugurkan kandungannya. Karena keluarga Rina adalah keluarga terpandang di kota tempat tnggalnya, merek harus
menutupi aib ini.
Tapi apa yang terjadi akibat perilaku si Dukun pijat nyawa Rina hampir saja melayang, karena mengalami
perdarahan. Orang tuanya membawa Rina ke RS untuk menyelamatkan jiwanya.

Aborsi dipandang dari aspek biologis terdiri dari berbagai pendapat antara lain
1. Menurut Info Kit on Womens Helat oleh Insttute for Social, Studies and Acton, aborsi didefinisikan sebagai
penghentan kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia
janin (fetus) mencapai 20 minggu.
2. Aborsi ditnjau dari sudut pandang medis merupakan pengeluaran buah kehamilan dimana buah itu tdak
mempunyai kemungkinan hidup diluar kandungan.
3. Abosi ditnjau dari kedokteran merupakan bahwa janin yang lahir dengan berat badan yang sama atau kurang
dari 500 gram tdak mungkin hidup di luar kandungan. Meskipun ada laporan kedokteran yang menyatakan
bahwa ada janin di bawah 500 gram yang dapat hidup. Karena janin dengan berat badan 500 gram sama dengan
usia kehamilan 20 minggu, maka kelahiran janin dibawah 20 minggu tersebut sebagai aborsi.
Menurut pendapat kami aborsi merupakan suatu tndakan penghentan kehamilan baik yang disengaja maupun tdak
disengaja seelum janin siap untuk menjalani kehidupan di luar rahim (uterus)
Dampak positf dan negatf aborsi dilihat dari konteks di atas antara lain :
a. Dampak Positf
Dampak positf dilihat dari kesiapan rahim (uterus) Rina belum siap untuk menerima kehamilan. Karena selain
rongga panggul yang sempit, kematangan organ reproduksi belum mencapai kesempurnaan sehingga
memungkinkan komplikasi yang berat yang mengancam nyawa Rina dan janin.
b. Dampak negatf
1. Tindakan aborsi di atas mengandung resiko yang sangat tnggi antara lain:
a. Infeksi alat reproduksi karena kuretase yang tdak dilakukan secara steril. Hal tersebut dapat membuat
remaja mengalami kemandulan di kemudian hari setelah menikah.
b. Perdarahan hingga remaja tersebut dapat mengalami shock akibat perdarahan dan gangguan
neurologis/syaraf di kemudian hari, selain itu perdarahan tersebut dapat menyebabkan tngginya resiko
kematan ibu atau anak atau keduaduanya.
c. Karena keadaan rahim yang belum cukup kuat untuk menyangga kehamilan serta kemungkinan
persalinan yang sulit, resiko terjadinya rupture uterus (robek rahim) besar dan penipisan dinding rahim
akibat kuretase. Hal tersebut dapa menyebabkan resiko kemandulan karena rahim yang robek harus
diangkat seluruhnya, resiko infeksi, resiko shock hipovolemik sehingga menyebabkan resiko kematan
ibu, anak atau keduanya.
d. Terjadinya Fistula Genital Traumatis. Fistula genital adalah tmbul suatu saluran/hubungan yang secara
normal tdak ada, antara saluran genital dan saluran kencing atau saluran pencernaan.

Masalah aborsi tersebut dipandang dari aspek psikologis


Reni yang melakukan aborsi secara diam-diam, setelah proses aborsi biasanya akan mengalami Post Abortion Syndrome
(PAS) atau sering juga disebut Post Traumatic Stress Syndrom. Gejala-gejala yang kemungkinan ditampakkan oleh Rina
adalah depresi, kehilangan kepercayaan diri, merusak diri sendiri, bermasalah dalam berhubungan dengan kawan
(sosialisasi), perubahan kepribadian yang mencolok, serangan kecemasan, perasaan bersalah dan penesalan yang
teramat dalam. Sering juga menangis berkepanjangan, insomnia, sering bermimpi buruk, sulit konsentrasi, selalu
teringat masalalu, kehilangan ketertarikan untuk beraktfitas dan sulit merasa dekat dengan anak-anak yang lahir
kemudian.

Aborsi dipandang dari aspek sosiokultural


Paradigma masyarakat mengenai aborsi sulit dirubah atau diberi penjelasan sekali pun ada beerapa aborsi yang bisa
menguntungkan baik dari segi fisik maupun mental. Dari kasus di atas tndakan aborsi yang dilakukan oleh Rina tentu
akan mendapat pandangan yang jelek di kalangan masyarakat (stgmats). Hal ini dapat menyebabkan rusaknya interaksi
sosial di dalam bermasyarakat. Perlu untuk diketahui dalam kasus ini bukan hanya Rina sebagai tersangka atau pelaku
aborsi yang menanggung beban sosiokultul dalam bermasyarakat tetapi juga dari pihak keluarga atau orang-orang
terdekatnya akan mengalami suatu perubahan interaksi sosial karena mereka merasa dikucilkan atau mendapat
cemoohan dalam masyarakat sekitarnya. Apalagi dalam scenario di atas keluarga Rina adalah sebuah keluarga yang
sangat terpandang di desanya. Hal ini yang bisa menimbulkan beban moral bagi keluarga dan orang-orang terdekat Rina.

Saran kami dalam menghadapi fenomena di atas antara lain


1. Memberikan pendidikan moral sejak dini khususnya dalam bidang agama sehinga dapat menentukan mana yang
harus dilakukan dan ditnggalkan.
2. Peningkatan peran orang tua dalam hal komunikasi untuk mengantsipasi hal-hal yang tdak diinginkan sepert
mencoba untuk bunuh diri atau mencari jalan pintas lain yang dapat membahayakan nyawa Rina.
3. Melibatkan masyarakat setempat untuk memberikan dukungan mental atau moral kepada Rina dalam
menghadapi permasalahan dan bukan sebaliknya bukan memberi cemoohan ataupun hinaan yang dapat
menambah beban moril atau mmperburuk situasi.

Anda mungkin juga menyukai