Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM KEPOLARAN SENYAWA

kimia , makalah , tugas

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

I. Tujuan Percobaan
Menentukan sifat polar atau non-polar dari suatu senyawa
II. Landasan Teori
Senyawa adalah zat yang tersusun oleh dua unsur atau lebih yang berbeda dan dapat diuraikan
menjadi zat yang lebih sederhana melalui suatu reaksi kimia. Ciri-ciri yang membedakan senyawa
adalah adanya rumus kimia yang memberikan perbandingan atom dalam zat dan jumlah atom
dalam molekul tunggalnya Senyawa kimia dapat dibagi menjadi 6 jenis sebagai berikut.
1. Asam
Asam adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH
lebih kecil dari 7. Menurut Svante Arrhenius, asam adalah suatu zat yang meningkatkan
konsentrasi ion hidronium ketika dilarutkan dalam air. Teori ini membatasi asam dan basa untuk
zat-zat yang dapat larut dalam air. Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah pemberi proton kepada
basa. Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat. Mencakup zat-
zat yang tak larut dalam air (tidak seperti pada definisi Arrhenius). Sementara menurut Gilbert N.
Lewis, asam adalah penerima pasangan elektron dari basa. Dapat mencakup asam yang tak
mengandung hidrogen atau proton yang dapat dipindahkan, seperti besi (III) klorida, dapat pula
dijelaskan dengan teori orbital molekul. Secara umum, suatu asam dapat menerima pasangan
elektron pada orbital kosongnya yang paling rendah dari orbital terisi yang tertinggi dari suatu
basa sehingga dapat bergabung membentuk orbital molekul ikatan. Secara umum, asam memiliki
sifat sebagai berikut.
Masam ketika dilarutkan dalam air.
Terasa menyengat bila disentuh dan dapat merusak kulit.
Bereaksi hebat dengan kebanyakan logam (korosif).
Walaupun tidak selalu ionik, asam merupakan cairan elektrolit.
Contoh : Asam asetat, Asam nitrat, Asam karbonat, Asam sitrat, Asam klorida, Asam laktat, dll.
2. Basa
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hidronium ketika dilarutkan dalam air. Basa adalah
lawan dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Secara
umum, basa memiliki sifat sebagai berikut.
Kaustik
Rasanya pahit
Licin seperti sabun
Nilai pH lebih dari 7
Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
Dapat menghantarkan arus listrik
Menetralkan asam
Menyebabkan pelapukan
Contoh : Aluminium hidroksida, Kalsium hidroksida, Magnesium hidroksida, Natrium hidroksida,
Kalium hidroksida, dll.
3. Garam
Garam dalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga
membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa.
Garam memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Terjadi dari reaksi antara asam dan basa
Bersifat asam jika terbentuk dari asam kuat dan basa lemah
Bersifat basa jika terbentuk dari asam lemah dan basa kuat
Bersifat netral jika terbentuk dari asam kuat dan basa kuat atau asam lemah dan basa lemah.
Contoh : Natrium klorida, Amonium klorida, Kalium karbonat, Kalium nitrat, dll.
4. Senyawa Ionik
Senyawa ionik adalah senyawa yang terjadi akibat adanya interaksi antara kation dan anion yang
membentuk suatu ikatan ionik. Senyawa ionik memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
Lelehannya atau larutannya menghantarkan arus listrik (elektrolit)
Titik didih dan titik leburnya tinggi
Dapat larut dalam pelarut polar
Kristalnya sangat keras
Contoh : Natrium klorida, Magnesium Fluorida, Kalium Bromida
5. Senyawa Organik
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon,
kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Senyawa organik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Titik didih dan titik cair rendah
Tidak tahan panas dan mudah terbakar
Berikatan kovalen
Umumnya non elektrolit
Reaksi berjalan lambat
Terurai pada suhu rendah
Lebih mudah larut dalam pelarut non polar
Apabila dibakar menghasilkan karbon, CO2, dan H2O
Hasil pembakaran mengeruhkan air kapur

6. Senyawa Anorganik
Senyawa anorganik adalah senyawa pada alam yang pada umumnya menyusun material atau
benda tak hidup. Senyawa anorganik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Reaksi berjalan cepat
Mudah larut dalam pelarut polar
Berikatan ion
Senyawanya tahan panas
Umumnya elektrolit
Tidak mudah terbakar
Jika dalam suatu senyawa terdapat lebih dari satu jenis unsur, maka akan terjadi perbedaan harga
keelektronegatifan sehingga menyebabkan terjadinya sifat kepolaran suatu senyawa. Senyawa
polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-
unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut mempunyai nilai
keelektronegatifitas yang berbeda, yakni salah satu unsurnya lebih negatif dari yang lain. Ciri-ciri
senyawa polar adalah sebagai berikut.
Dapat larut dalam air dan pelarut lain
Memiliki kutub positif (+) dan kutub negatif (-), akibat tidak meratanya distribusi elektron
Memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui dan bentuk tidak simetris)
atau memiliki perbedaan keelektronegatifan.
Contoh : Alkohol, HCl, PCl3, H2O, N2O5, HBr, NH3, dll.

Contoh senyawa polar

Sementara itu, senyawa non polar adalah senyawa yang terbentuk jika muatan negatif tersebar
secara homogen/ (jumlah resultan momendipol nol) dan juga akibat adanya suatu ikatan antar
elektron pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan
mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir sama. Ciri-ciri senyawa non polar :
Tidak larut dalam air dan pelarut polar lain
Tidak memiliki kutub positif (+) dan kutub negatif (), akibat meratanya distribusi elektron
Tidak memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui dan bentuk simetris)
atau keelektronegatifannya sama.
Contoh : Cl2, PCl5, H2, N2, F2, O2, Br2, XEF4, dll.

Contoh senyawa non polar

III. Langkah Kerja


a. Alat
1. Buret
2. Beaker glass
3. Kain flannel
4. Penggaris plastik panjang

b. Bahan
1. Air
2. Bensin
3. Etanol (Alkohol)
4. Aseton

c. Cara Kerja
1. Buret dipasang pada tempatnya.
2. Buret diisi dengan salah satu jenis zat cair.
3. Penggaris mika digosok searah dengan kain flannel.
4. Zat cair dialirkan dari buret ke dalam gelas kimia secara perlahan.
5. Penggaris mika yang telah digosok didekatkan pada aliran zat cair.
6. Diamati apa yang terjadi dengan arah aliran zat cair tersebut.
7. Percobaan diulangi dengan zat cair yang berbeda.

IV. Hasil & Pembahasan

No Zat yang diuji Membelokkan aliran/tidak Sifat Kepolaran


1. Air Ya, membelokkan aliran Polar
2. Aseton Ya, membelokkan aliran Polar
3. Etanol Ya, membelokkan aliran Polar
4. Bensin Ya,membelokkan aliran Polar

Dalam cara kerja praktikum, kain flannel harus digosokkan terlebih dahulu karena jika penggaris
plastik digosokkan pada kain flannel, penggaris akan bermuatan negatif. Pengosokkan pun hanya
dapat dilakukan secara menggosokkannya searah. Jika terdapat muatan negatif pada penggaris,
penggaris membelokkan aliran zat cair, tidak hanya itu saja, penggaris juga dapat mengangkat
sepihan kertas, dll. Zat cair dapat dibelokkan karena sebagian diantaranya merupakan senyawa
polar. Dengan kata lain, zat cair tersebut memiliki pasangan elektron bebas.
Dari percobaan yang kami lakukan, didapati bahwa keempat senyawa yang kami uji (air, bensin,
etanol, dan aseton) bersifat polar karena keempat zat cair ini dapat dibelokkan oleh penggaris mika
yang telah digosokkan pada kain flannel. Namun, seharusnya bensin dan etanol merupakan
senyawa non polar karena tidak dapat larut dalam air sehingga tidak dapat dibelokkan. Kami
memperkirakan adanya kesalahan saat kami melakukan praktikum pada bensin dan etanol karena
hasilnya berbeda dengan yang seharusnya. Menurut perkiraan kami, hal tersebut disebabkan oleh
tiupan angin.
Secara teori, senyawa kovalen polar dan non polar sangatlah berbeda. Senyawa polar adalah
senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya, ini terjadi
karena unsur yang berikatan tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda.
Sedangkan senyawa non polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar
elektron pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan
mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama atau hampir sama. Yang kedua, senyawa polar dapat
larut dalam air dan pelarut polar lain, sedangkan senyawa non polar tidak dapat larut dalam air.
Ketiga, senyawa polar memiliki kutub positif dan kutub negatif sedangkan senyawa non polar
tidak memiliki kutub positif maupun negatif. Yang terakhir adalah senyawa polar memiliki
perbedaan elektronegatifan sedangkan senyawa non polar keelektronegatifannya sama.

V. Kesimpulan
Dari praktikum menentukan sifat kepolaran senyawa, dapat disimpulkan bahwa air dan aseton
merupakan senyawa polar, sedangkan etanol dan bensin merupakan senyawa non polar.

Anda mungkin juga menyukai